Pascasarjana Prodi Konservasi Sumberdaya Lahan Unsyiah 2)Dosen Fakultas pertanian Jurusan
Agroteknologi Unsyiah 3)Mahasiswa Pascasarjana Prodi Konservasi Sumberdaya Lahan Unsyiah E-mail:
karim.abubakar@gmail.com; hifnalisa@gmail.com Abstrak Indikasi Geografis (IG) merupakan pengakuan
atas satu kesatuan wilayah yang diberikan dalam bentuk perlindungan atas hak kekayaan intelektual suatu
ciri khas produk berdasarkan kearifan lokal masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kesesuaian antara wilayah IG Kopi Gayo dan Rencana Tataruang Wilayah (RTRW) Dataran Tinggi Gayo
(DTG) untuk pembangunan pertanian berwawasan lingkungan. Tahap pertama, analisis kecocokan antara
peta IG Kopi Gayo dan ketinggian tempat. Tahap kedua, analisis kecocokan antara peta IG Kopi Gayo dan
peta RTRWDTG. Tahap ketiga, analisis kecocokan antara peta IG Kopi Gayo hasil analisis tahap pertama
dan peta RTRWDTG. Tahap keempat, cek lapang pada wilayah-wilayah yang tidak sesuai berdasarkan IG
Kopi Gayo. Digitasi peta, pemisahan dan peng-gabungan poligon, akurasi analisis, tumpangtindih (overlay)
peta, dan perbaikan poligon hasil cek lapang menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan software
ArcGIS versi 9.3. Luas wilayah DTG adalah 1.223.978 ha (22,65% dari luas Provinsi Aceh) dan luas wilayah
IG kopi Gayo adalah 379.410 ha (31,00% dari luas DTG). Hasil penelitian menunjukkan ada 67.008 ha
(17,66%) dari luas IG Kopi Gayo tidak sesuai dengan ketinggian tempat untuk kopi Arabika, ada 24.090 ha
(1,97 % dari luas DTG) berdasarkan ketinggian tempat lahan sesuai untuk budidaya kopi Arabika tetapi
tidak berada di dalam wilayah IG Kopi Gayo. Luas wilayah IG Kopi Gayo hasil penyesuaian ini adalah
336.493 ha (27,49 % dari luas DTG). Hasil analisis kesesuaian antara peta IG Kopi Gayo dan peta
RTRWDTG menunjukkan ada seluas 15.529 ha (4.61% dari IG Kopi Gayo) berada di dalam kawasan
1
1
lindung (hutan lindung dan kawasan konservasi). Untuk menjamin pembangunan pertanian (kopi Gayo di
DTG) berwawasan lingkungan hanya ada seluas 320.964 ha (26.22 % dari luas DTG) yang dapat
digunakan sebagai IG Kopi Gayo. Dari luas tersebut ada sekitar 98.000 ha (30.53 % dari luas IG Kopi Gayo)
telah ditanami kopi Arabika rakyat. Kata kunci : IG Kopi Gayo, RTRW, Dataran Tinggi Gayo. 118
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Menyambut Hari
Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2011
PENDAHULUAN Dataran Tinggi Gayo (DTG) adalah suatu wilayah yang terletak di ujung Pulau Sumatera,
tepatnya di bagian tengah Provinsi Aceh. Secara adminstratif DTG meliputi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten
Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Ketiga kabupaten ini dikenal sebagai produsen kopi Arabika
terbesar di Indonesia. Luas kopi Arabika rakyat di DTG sekitar 98.000 ha (Darusman dan Karim, 2008). Kopi
Arabika Gayo telah lama memasuki pasar ekspor, seperti Eropah, Amerika, Jepang, dll. Sejak tahun
1990-an perminta1990-an atas produk kopi Arabika rakyat dari DTG terus mengalami peningkat1990-an jumlah d1990-an
pergeseran. Pergeseran tersebut meliputi perbaikan kualitas fisik biji kopi dan citarasa (taste) yang khas
(unic). Belakangan permintaan pasar tersebut bergeser lagi bahwa biji kopi yang diproduksi dari kawasan
yang dikelola secara organik harus terjamin tidak merusak lingkungan. Oleh karena itu, para produsen
(petani) yang tergabung di dalam organisasi Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) mengajukan hak
kekayaan intelektual untuk diakui sebagai suatu produk berciri khas yang tumbuh dan berkembang dari
kearifan lokal masyarakatnya dan berwawasan lingkungan. Maka sejak tahun 2009 lalu, produk kopi
Arabika Gayo yang ditanam dan dikelola di wilayah DTG diakui dan dilindungi sebagai suatu hak kekayaan
intelektual yang mempunyai ciri khas; jenis kopi Arabika, diproduksi dari ketinggian tempat 1.000 – 1.600 m
dpl, dikelola oleh masyarakat/petani dengan kearifan lokalnya, kebun dikelola secara organik, pengolahan
buah secara basah (full wash processing), mutu fisik baik, dan citarasa (taste) khas. Indikasi geografis
adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis,
termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan
kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan (Pasal 1 PP No. 51 Tahun 2007). Oleh karena faktor geografis
(biofisik wilayah) kopi Arabika Gayo dan teknik budidaya dan pengolahan yang khas maka produknya
didaftarkan untuk dilindungi. Teknik budidaya dan pengolahan kopi Arabika organik di DTG yang didaftar di
dalam IG Kopi Gayo dan dijamin tidak merusak lingkungan. Jaminan ini berupa komitmen dari para petani
produsen kopi Arabika organik yang tergabung di dalam lembaga MPKG di DTG. Sehingga MPKG
mendapat sertifikat IG Kopi Gayo. Namun demikian, jaminan pengelolaan ramah lingkungan harus didahului
dari perencanaan yang benar; (1) kopi Arabika hanya mampu tumbuh dan produksi dengan baik pada
ketinggian 900 – 1.700 m dpl, (2) wilayah penanaman dan pengembangan kopi Arabika tersebut harus
sesuai dengan fungsi kawasan, dan (3) tidak menyimpang dari Rencana Tata Ruang Wilayah 119
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Menyambut Hari
Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2011
(RTRW) berbagai tingkatan; nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan Rencana Detil Tataruang Kecamatan.
Oleh karena itu IG merupakan perpaduan aktifitas sosial budaya untuk menghasilkan produk yang berbasis
lingkungan biofisik wilayah. IG kopi Gayo merupakan suatu pembangunan pertanian berbasis data spasial,
sementara itu RTRW juga merupakan data spasial yang harus diacu dalam pembangunan sesuai UU No.
26 Tahun 2007. Oleh karena itu, agar pembangunan pertanian tidak merusak lingkungan, maka
masing-masing data spasial tersebut harus serasi dan sesuai dalam alokasi ruangnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kesesuaian wilayah antara wilayah IG Kopi Gayo dan Rencana Tataruang Wilayah (RTRW)
DTG untuk pembangunan pertanian berwawasan lingkungan. BAHAN DAN METODE Penelitian
dilaksanakan di Dataran Tinggi Gayo, meliputi Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, dan
Kabupaten Gayo Lues (3 0 45’ 0” – 4 0 59’ 0” LU dan 96 0 16’ 10” – 97 0 55’ 10” BT). Sedangkan
pengolahan peta dilaksanakan di Laboratorium Pengginderaan Jauh dan Kartografi, Fakultas Pertanian,
1
1
Universitas Syiah Kuala. Bahan yang digunakan adalah : (1) peta administrasi masing- masing kabupaten
saal 1 : 100.000, (2) peta IG Kopi Gayo skala 1 : 250.000, (3) peta Ketinggian Tempat masing-masing
kabupaten skala 1 : 100.000, dan (4) peta Rencana Tata Tuang Wilayah Kabupaten masing-masing
kabupaten skala 1 : 100.000. Alat yang dipakai adalah seperangkat PC, digitizer, scanner, software ArcGIS
versi 9.3., printer, GPS, tustel, dan alat tulis menulis. Penelitian dilaksanakan secara deskriptif, yang dimulai
dari pengumulan peta-peta, pengolahan peta, penyesuaian peta, tumpangtindih (overlay) peta, cek lapang,
dan analisis kesesuaian dan penyimpangan (Gambar 1). 120
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Menyambut Hari
Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2011
Tahap pengumpulan data Mulai RTRWK - BM RTRWK - AT RTRWK - GL KT - BM KT - AT KT - GL IG Kopi
Tahap pengolahan peta Peta ADM Koreksi Geomatrik dan Administrasi Peta RBI Merge Peta Output - 1
Peta Kawasan BD dan non-BD DTG Peta Ketinggian Tempat DTG Peta Kawasan IG Kopi Tumpangtindih
(overlay) Output - 2 Tumpangtindih (overlay) Peta IG Kopi Berdasarkan Ketinggian Peta IG Kopi
Berdasarkan Ketinggian Tempat dan Kawasan Cek Lapang Penyimpangan dikeluarkan Output - 3 FINAL :
Peta IG Kopi Berdasarkan Ketinggian Tempat dan Kawasan Budidaya a. Penyimpangan IG terhadap
ketinggian tempat b. Penyimpangan IG terhadap kawasan budidaya c. Hitung luas dan pembahasan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Dataran Tinggi Gayo Wilayah
Dataran Tinggi Gayo (DTG) telah ditetapkan sebagai salah satu IG komoditas, yaitu komoditas kopi Arabika.
Peta IG Kopi Gayo telah dikeluarkan bersama dokumennya oleh Kementeraian Hukum dan HAM, Republik
Indonesia tahun 2009. DTG meliputi Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, dan Kabupaten
Gayo Lues. Luas kabupaten, luas ketinggian tempat (2 kelas), luas 121
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Menyambut Hari
Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2011
kawasan budidaya dan kawasan lindung dan luas IG Kopi Gayo masing- masing kabupaten disajikan pada
Tabel 1, Gambar 2. Tabel 1. Luas kabupaten, luas ketinggian tempat, luas kawasan budidaya dan kawasan
lindung, dan luas IG Kopi Gayo masing-masing kabupaten No. Kabupaten Luas Berdasarkan Luas
Berdasarkan Luas Luas IG kopi Ketinggian Tempat (ha) RTRWK (ha) (ha) Gayo (ha) 900-1700 m <900;
>1700 Budidaya Lindung 1. Bener Meriah 193.234 83.886 109.348 115.420 77.814 126.060 2. Aceh Tengah
458.786 260.688 198.098 288.685 170.101 197.930 3. Gayo Lues 571.958 294.253 277.705 193.107
378.851 55.420 Luas DTG 1.223.978 638.827 585.151 597.212 626.766 379.410 Sumber : Analisis
masing-masing peta (2011) Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan ketinggian tempat ada seluas 638.827 ha
(52,19% dari luas DTG) sesuai ditanam kopi Arabika, yaitu ketinggian 900 – 1.700 m dpl. Ketinggian dan
lereng merupakan variabel lahan penentu untuk budidaya kopi Arabika (Karim, 1993; 1996a, 1999). Lebih
lanjut disebutkan, ketinggian tempat berkorelasi dengan peubah-peubah iklim dan lereng berkorelasi
dengan peubah- peubah tanah, sehingga untuk mendapatkan gambaran umum kecocokan wilayah untuk
pembudidayaan kopi Arabika, dapat dijelaskan oleh kedua komponen peubah tersebut. Karim (1993; 1996b;
1999) menyebutkan bahwa, ketinggian tempat yang paling ideal untuk budidaya kopi Arabika adalah 1.200
– 1.400 m dpl. Bila dikaitkan antara luas areal dengan ketinggian tempat 900 – 1.700 m dpl dan wilayah IG
kopi Gayo, maka Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Gayo Lues telah sesuai, karena luas wilayah IG
kopi Gayo di kedua kabupaten ini lebih sempit di banding luas wilayah dengan ketinggian tenpat 900 –
1.700 m dpl tersebut. Sedangkan untuk Kabupaten Bener Meriah terlihat tidak sesuai, karena luas wilayah
dengan ketinggian tempat 900 – 1.700 m dpl hanya sebesar 83.886 ha, jauh lebih sedikit di banding luas
wilayah kopi Gayo di kabupaten tersebut, yaitu sebesar 126.060 ha. Ini bermakna bahwa ada seluas 42.174
ha yang termasuk wilayah IG kopi Gayo tidak sesuai. Oleh karena itu, agar IG kopi Gayo sesuai dengan
ketinggian tempat, maka luasan 42.174 ha tersebut harus dikeluarkan dari wilayah IG kopi Gayo. Bila
dihubungkan antara wilayah IG kopi Gayo dan kawasan budidaya, maka Kabupaten Aceh Tengah dan
1
1
1
Kabupaten Gayo Lues telah sesuai, karena luas wilayah IG kopi Gayo lebih kecil dibanding luas kawasan
budidaya di masing-masing kabupaten. Sedangkan untuk Kabupaten Bener Meriah tidak sesuai, karena
luas kawasan budidaya di kabupaten ini hanya 115.420 ha, lebih kecil dibanding luas wilayah IG kopi Gayo,
yaitu 126.060 ha. Ini bermakna ada seluas 10.640 ha 122
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Menyambut Hari
Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2011
wilayah IG kopi Gayo berada di luar kawasan budidaya. Oleh karena itu, ditinjau dari kawasan budidaya
maka luasan 10.640 ha tersebut harus dikeluarkan agar wilayah IG kopi Gayo sesuai dengan RTRW DTG.
Gambar 2. Peta : (a) Dataran Tinggi Gayo (DTG), (b) Ketinggian Tempat DTG, (c) Kawasan Budidaya dan
Kawasan lindung DTG, dan (d) IG Kopi Gayo. 123
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Menyambut Hari
Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2011
IG Kopi Gayo dan Ketinggian Tempat Ketinggian tempat di atas permukaan laut merupakan salah satu
Dalam dokumen
Pemetaan Tingkat Kekritisan Lahan Pada Kawasan Lindung di Sub Das Aek Raisan, DAS Batang Toru
(Halaman 80-83)