• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Paparan Implementasi Perangkat Pembelajaran

2) Indikator Karakteristik Penggunaan Model

a) Penggunaan strategi informal oleh siswa dalam pemecahan masalah

Strategi informal ini digunakan oleh siswa dalam menggali dan membangun pengetahuan awal mereka. Pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa tersebut diharapkan dapat digunakan oleh siswa dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi mereka. Penggunaan strategi informal ini digunakan oleh siswa dalam mempelajari materi jaring-jaring balok pada pertemuan yang ke lima. Penggunaan strategi informal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.8. Siswa sedang membongkar media balok

Gambar 4.9. Siswa mendapatkan rebahan balok (jaring-jaring) dari bangun ruang balok

Gambar 4.10. Siswa mendapatkan jaring-jaring balok yang berbeda

Hasil bongkaran balok yang diperoleh siswa bermacam-macam setelah siswa membongkar balok yang disediakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Siswa membongkar balok dengan cara yang sama tetapi siswa mendapatkan jaring-jaring balok yang berbeda-beda.

Dari hasil gambar dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi informal oleh siswa dalam pemecahan masalah telah muncul. Sehingga dukungan media pembelajaran dapat muncul secara maksimal pada indikator penggunaan strategi informal oleh siswa dalam pemecahan masalah.

b) Penggunaan strategi formal oleh siswa dalam pemecahan masalah

(1) Memodelkan masalah dalam kalimat matematika

Dalam proses pembelajaran matematika ini memodelkan masalah dalam kalimat matematika belum nampak. Dalam proses pembelajaran siswa masih mengikuti arahan dari guru. Ketika siswa tidak memahami dan tidak jelas siswa langsung

menanyakan kepada guru. Saat menjelaskan guru juga tidak menggunakan kalimat matematika.

(2) Menggunakan rumus matematika dalam pemecahan masalah

Pada indikator menggunakan rumus matematika dalam pemecahan masalah ini tidak muncul, karena yang dipelajari pada materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah mengenai sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang balok dan kubus. Pada materi ini menggunakan rumus matematika dalam pemecahan masalah tidak muncul, karena penggunaan rumus matematika itu hanya terdapat pada materi pemecahan masalah.

(3) Menggunakan langkah-langkah matematis dalam pemecahan masalah

Pada indikator penggunaan langkah-langkah matematis dalam pemecahan masalah dapat dilihat pada saat siswa membuat balok dan kubus dengan ukuran yang berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yaitu, siswa mengamati media yang berupa bangun ruang balok dan kubus yang telah dipersiapkan oleh guru, kemudian membongkar media tersebut dan mendapatkan sebuah rebahan yang dinamakan jaring-jaring.

Gambar 4.11. Siswa mengamati benda yang telah diberikan oleh guru

Gambar 4.12. Siswa membongkar kubus yang berasal dari kotak makanan

Setelah siswa mengamati dan membongkar bangun ruang, siswa menjiplak hasil bongkaran tersebut di atas kertas yang telah disediakan oleh guru.

Gambar 4.13. Siswa sedang menjiplak hasil bongkaran (rebahan) kubus

Langkah yang selanjutnya adalah menggambar jaring-jaring yang memiliki ukuran berbeda pada kertas yang telah disediakan oleh guru.

Gambar 4.14. Siswa sedang membuat jaring-jaring kubus dengan ukuran yang baru secara berkelompok

Langkah yang dilakukan setelah membuat gambar jaring-jaring kubus dengan ukuran yang baru yaitu, menggunting gambar jaring-jaring kubus dan membuatnya menjadi sebuah kubus yang baru.

Gambar 4.15. Siswa sedang menggunting jaring-jaring kubus yang baru yang mempunyai ukuran berbeda dengan yang sebelumnya

Gambar 4.16. Siswa secara berkelompok membuat jaring-jaring kubus yang telah dipotong sebelumnya menjadi bangun kubus

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan oleh siswa di atas merupakan sebuah langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa saat membuat kubus. Langkah-langkah dalam membuat balok juga sama dengan langkah-langkah saat membuat kubus. Dari gambar-gambar dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran telah memunculkan indikator menggunakan langkah-langkah matematis dalam pemecahan masalah.

c) Pembimbingan oleh guru dalam menjembatani strategi informal peserta didik ke strategi formal

(1) Guru memberikan pertanyaan yang mengarah ke strategi formal

Pada saat kegiatan pembelajaran guru mengarahkannya ke strategi formal dengan pertanyaan-pertanyaan. Hal ini dapat terlihat pada transkripsi I2:263-264.

(263) G: “Iya, mengenal sifat-sifat balok, siapa yang tau sifat balok yang pertama, apa?”

(264) BS: “Mempunyai 4 sisi”

Transkripsi tersebut merupakan sebuah pertanyaan yang diberikan oleh guru mengenai sifat-sifat balok. Selain transkripsi tersebut, terdapat pada transkripsi II2: 111-127 guru memberikan pertanyaan mengenai sifat-sifat kubus berdasarkan hasil diskusi kelompoknya dan pada transkripsi IV2: 55 guru memberikan pertanyaan mengenai pengertian jaring-jaring.

Dari hasil transkripsi di atas indikator guru memberikan pertanyaan yang mengarah ke strategi formal belum muncul secara maksimal karena guru memberikan pertanyaan yang terkesan mendikte siswa dalam menjawab pertanyaannya tersebut.

(2) Guru memberikan soal dengan konteks lain yang mengarah ke strategi formal

Pada indikator guru memberikan soal dengan konteks lain yang mengarah ke strategi formal, guru memberikan jembatan kepada siswa dari strategi informal ke strategi formal dengan memberikan tugas supaya siswa membuat bangun ruang balok dan kubus baru yang mempunyai ukuran berbeda dari media yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat pada hasil transkripsi siswa pada IV2: 132-136.

(132) G: “Ini digambar sama yang didapat dari bongkaran tetapi di buat ukuran yang berbeda!” (133) Kelompok yang sudah menjiplak hasil bongkaran

kubus lalu membuat jaring-jaring dengan ukuran yang berbeda dari hasil jiplakannya.

(134) S4: “Sek iki 20 cm, sek saiki 21,5 cm” (135) S7: “Bu dipotong terus dilem to bu?” (136) G: “Iya”

Dari hasil transkripsi di atas guru telah memberikan konteks untuk menuju pada strategi formal, sehingga indikator guru memberikan soal dengan konteks lain yang mengarah ke strategi formal telah muncul dalam proses pembelajaran secara maksimal.

(3) Guru memberi contoh analogi yang mengarah ke strategi formal

Indikator ini diberikan oleh guru dengan contoh yang mengarahkan siswa menuju ke strategi formal. Kegiatan ini dapat terlihat pada transkripsi I2: 124-128.

(124) S7: “Sisi to bu?”

(125) S1: “Ini bu sisine” (sambil menunjukan sisi menggunakan balok yang didapatnya di dalam kelompok).

(126) S9: “La iyo sisine iki” (sambil menunjukan sisi menggunakan balok yang didapatnya di dalam kelompok).

(127) S1: “Ini bu sisine, bener to bu” (sambil menunjukan sisi menggunakan balok yang didapatnya di dalam kelompok).

(128) G: “Iya, sisi itu temboknya”

Dari hasil transkripsi di atas guru menganalogikakan bahwa sisi itu sama dengan tembok. Selain itu, terdapat juga pada transkripsi I2: 278 guru menganalogikakan bahwa rusuk itu tiangnya dan pada transkripsi II2: 124 pada transkripsi ini guru menganalogikan bahwa titik sudut itu merupakan pojakan.

Adanya analogi yang diberikan oleh guru kepada siswa tersebut memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya. Melalui analogi tersebut siswa dapat membayangkan jika sisi itu sama dengan tembok, rusuk itu sama dengan cagak, dan pojokan itu sama dengan titik sudut. Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa indikator guru memberi contoh analogi yang mengarah ke strategi

formal telah muncul dengan maksimal di dalam proses pembelajaran.

Dokumen terkait