• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

BAB II LANDASAN TEORI

2.7. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

Berdasarkan penelitian Sari (2014) yang menunjukkan bahwa variabel komunikasi interpersonal, reward, dan punishment berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap motivasi karyawan. Penelitian Putra (2015) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara reward dan punishment terhadap kinerja karyawan. Namun berdasarkan

Komunikasi Interpersonal

(X1)

Reward (X2)

Punishment (X3)

Motivasi (Y)

H

1

H

2

H

3

H

4

interpersonal tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan sementara motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Jadi, berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan di atas maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Reward, dan Punishment Terhadap Motivasi Karyawan yang diajukan dalam hipotesis berikut:

𝐻1 : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap motivasi karyawan”

𝐻2 : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara reward terhadap motivasi karyawan”

𝐻3 : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara punishment terhadap motivasi karyawan”

𝐻4 : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal, reward, punishment terhadap motivasi karyawan”

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal, reward dan punishment terhadap motivasi karyawan baik secara parsial maupun simultan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi, maka peneliti menggunakan metode explanatory survey dengan jenis penelitian asosiatif dan pendekatan kuantitatif. Tipe data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, Supardi (2013:15).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi yang beralamat di Jln. Setia Budi Tanjung Rejo No.94J, Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi.

3.3.2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah Non-Probability Sampling.

Sementara metode sampling yang digunakan adalah Sampling Jenuh (Sensus) yakni teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2012:122). Alasan peneliti memilih metode sampling jenuh

karena populasi dalam penelitian ini yakni karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi hanya berjumlah 30 orang karyawan dan mampu untuk diteliti semuanya sebagai responden.

3.4 Sumber Data 1. Data primer

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara langsung dengan cara membagikan kuesioner kepada karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi.

2. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur atau studi kepustakaan dengan cara mempelajari, mengkaji, meneliti dan menelaah literatur-literatur, serta arsip perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik yaitu Field Research (Penelitian Lapangan) melalui penyebaran kuesioner dan Library Research (Penelitian Kepustakaan).

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 orang responden, dengan meminta para responden untuk menjawab pernyataan-pernyataan dalam draft kuesioner. Pernyataan yang berjumlah 27 buah semuanya dibuat dalam bentuk pernyataan tertutup, yaitu pernyataan yang

sudah diberi alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Perolehan data dengan cara studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal, dan artikel internet yang dapat dijadikan sebagai landasan teori.

3.6 Definisi Konsep dan Operasional Variabel 3.6.1 Definisi Konsep

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen yakni komunikasi interpersonal (X1), reward (X2), Punishment (X3) serta satu variabel dependen yaitu motivasi karyawan (Y). Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi Interpersonal (X1)

Komunikasi interpersonal menurut Ivancevich et,al (Sunyoto, 2013:60) adalah komunikasi antara individu dengan individu lainnya mulai dari bentuk tatap muka dan dalam susunan kelompok sampai ke bentuk pesan instan dan konferensi video.

2. Reward (X2)

Menurut Kompri (2015:290) reward adalah sebuah bentuk apresiasi suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik dari perseorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk material ataupun ucapan.

3. Punishment (X3)

Menurut Suwarto (Kompri, 2015:291) punishment adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.

4. Motivasi (Y)

Menurut Robbins et, al (Wibowo, 2016:110) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang memperhitungkan intensitas, arah dan ketekunan usaha individual terhadap pencapaian tujuan.

3.6.2. Definisi Operasional Variabel

Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala Ukur Variabel X1

Tabel 3.1 (Lanjutan) Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala Ukur

Variabel X1

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

3.7. Uji Instrumen

Sugiyono (2012: 173) menyatakan bahwa dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Berikut akan dijelaskan teori dan langkah-langkah pengujian validitas dan reliabilitas.

3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur, Sugiyono (2012:172). Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang telah disiapkan dapat mengukur variabel yang diinginkan. Untuk menguji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item dengan menguji karakteristik masing-masing item yang menjadi bagian tes yang bersangkutan.

Item-item yang tidak memenuhi persyaratan kualitas tidak boleh diikut sertakan menjadi bagian tes. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode koefisien korelasi Product Moment Pearson yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total sehingga menghasilkan item-item korelasi, dengan rumus sebagai berikut:



2

2 y

x ri xy

Dimana : X = Skor butir Y = Skor total

Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dilihat nilainya. Item-item yang memiliki korelasi negatif atau lebih kecil dari nilai kritis maka harus dibuang atau direvisi karena memiliki tingkat validitas yang rendah, Sugiyono (2012:178).

Standar dalam menentukan valid atau tidaknya suatu instrumen penelitian yaitu dengan membandingkan antara angka r hasil korelasi Pearson dengan nilai kritis yaitu 0,3 Sugiyono (2012 : 179). Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika rhasil positif, serta rhasil > nilai kristis, maka butir atau variabel tersebut valid.

2. Jika rhasil negatif, serta rhasil < nilai kristis, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3. Jika rhasil > nilai kristis, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012:173) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Untuk uji reliabilitas menggunakan metode (rumusan koefisien alpha cronbach’s). Koefisien alpha cronbach’s merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan karena alasan koefisien ini menggambarkan variansi dan item-item baik untuk format benar/salah atau bahkan seperti format skala ordinal, sehingga koefisien alpha cronbach’s merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi internal consistency, nilai reliabilitas dikatakan baik jika nilainya lebih besar dari 0.70,

Rumusnya:

Rxy = Nilai koefisien alpha cronbach’s k = Jumlah item pertanyaan

Sx² = Varians masing-masing item Sy² = Varians skor total

Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jika rAlpha positif, dan rAlpha > nilai kritis, maka butir atau variabel

Model persamaan regresi linear berganda yang baik harus memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu :

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data (Supardi, 2013:129). Uji normalitas dapat dilihat atau dicari melalui beberapa cara, yaitu dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov, dengan melihat penyebaran data (titik) pada kertas peluang normal dan dengan melihat diagram distribusi data berbentuk lonceng. Dengan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov, dapat ditentukan dengan kriteria:

a. Jika probabilitas > 0.05, maka data berdistribusi normal b. Jika probabilitas ≤ 0.05, maka data tidak berdistribusi normal

Sedangkan dengan penyebaran data (titik) pada garis diagonal, normalitas data dapat dideteksi seperti dibawah ini :

a. Jika data menyebar disekitar garis horizontal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data memenuhi asumsi normalitas

b. Jika data menyebar jauh dari garis horizontal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka data tidak memenuhi asumsi normalitas

Selanjutnya, distribusi normal juga dapat dideteksi melalui diagram berbentuk lonceng yang tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke kanan.

3.8.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dalam rangka menguji apakah dalam model ganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam analisis regresi yang baik disyaratkan tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebasnya (Supardi, 2013:157). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variante Inflation Factor (VIF), dengan kriteria jika nilai VIF berada diantara 0 – 10 maka tidak terdapat

multikolinearitas dan jika niali VIF < 0 atau > 10 maka terdapat multikolinearitas.

Selain itu multikolinearitas juga dapat dideteksi dengan melihat angka eigenvalues dan Condition Index (CI), dimana CI (k) dihitung dengan membagi antara nilai eigenvalue terbesar dengan nilai eigenvalue terkecil, nilai CI adalah akar kuadrat dari k. Batasan CI yang diberikan adalah :

a. Jika nilai CI < 10 tidak terdapat multikolinearitas

b. Jika nilai CI antara 10 – 30 terdapat multikolinearitas moderat c. Jika nilai CI > 30 terdapat multikolinearitas kuat

3.8.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Supardi (2013 :142), Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah kelompok data mempunyai varians yang sama diantara anggota kelompok tersebut. Artinya jika varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu, variabel independent disebut homoskedastisitas. Sedangkan heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5%

(0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3.9. Teknik Penyajian Data

Teknik penyajian data dari seluruh jawaban untuk setiap indikator dari variabel yang diteliti dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus :

(n)

Selanjutnya rata-rata tersebut akan dinilai menggunakan interval. Interval dari kriteria penilaian rata-rata yang digunakan menurut Supardi (2013:36) adalah sebagai berikut :

Pada penelitian ini komunikasi interpersonal (X1), reward (X2), punishment (X3), dan motivasi karyawan (Y) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi dikelompokkan menjadi 5 kriteria yaitu :

a. Sangat Tidak Baik / Sangat Rendah b. Tidak Baik / Rendah

c. Cukup Baik / Sedang d. Baik / Tinggi

e. Sangat Baik / Sangat Tinggi 3.10 Teknik Analisis Data

Untuk menjawab masalah dan mengungkap tujuan penelitian, maka teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.10.1 Explanatory Survey

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi interpersonal (X1), reward (X2), punishment (X3), terhadap motivasi karyawan (Y) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi, teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis statistic parametric. Menurut Sugiyono (2012:208) statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.

Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis statistic parametric adalah data yang digunakan minimal berskala interval. Untuk

interval kelas

Banyak

Rentang interval

kelas

Panjang 

peneliti menggunakan instrument kuesioner yang menghasilkan data berskala interval dengan teknik berupa skala semantic defferensial. Skala semantic defferensial adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap yang tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya.

Responden dapat memberi jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai. Sugiyono (2012:138-139).

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun metode analisis statistic parametric yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression Analysis). Analisis regresi linier berganda ini dipilih karena variabel terikat dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat jika variabel lainnya konstan dengan menggunakan koefisien korelasi parsial, dan dapat digunakan untuk meramal variabel terikat jika diperlukan apabila semua variabel bebas sudah diketahui. Regresi linier berganda menggunakan model persamaan sebagai berikut:

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ e

Keterangan : Y = Motivasi

X1 = Komunikasi interpersonal X2 = Reward

X3 = Punishment

b1 = Koefisien Regresi Variabel Komunikasi Interpersonal b2 = Koefisien Regresi Variabel Reward

b3 = Koefisien Regresi Variabel Punishment a = Konstanta

3.10.3 Koefisien Korelasi

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel bebas yaitu komunikasi interpersonal (X1), Reward (X2), dan Punishment (X3) dengan variabel terikat yaitu motivasi karyawan (Y) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi digunakan analisis product moment, atau dikenal dengan rumus Pearson dengan rumus sebagai berikut :

𝑟 = 𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 ( 𝑌)

𝑛( 𝑋

2

) − ( 𝑋)

2

𝑛( 𝑌

2

) − ( 𝑌)

2

Dimana :

r = Koefisien korelasi pearson n = Banyaknya sampel

X = Variabel independent Y = Variabel dependent

Nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai 0 hingga +1, yang dapat diartikan sebagai berikut:

r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali

r = +1 atau mendekati 1 maka hubungan antara kedua variabel tersebut diketahui positif dan sangat kuat sekali

r = -1 atau mendekati -1 maka hubungan antara kedua variabel tersebut negatif dan sangat kuat (Supardi, 2013:167)

Menurut Sugiyono (2012:250) yang mengacu pada pendapat Gilford, untuk korelasi berangka positif dapat ditaksirkan sebagai berikut

Tabel 3.2

Korelasi Berangka Positif

Derajat Hubungan Arti

Kurang dari 0,2 Hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 Hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 Hubungan tinggi / kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan sangat tinggi / kuat sekali

3.10.4 Koefisien Determinasi

Kemudian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi interpersonal (X1), Reward (X2), dan Punishment (X3) terhadap motivasi karyawan (Y) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi Medan, digunakan analisis Koefisien Determinasi (Kd) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kd = r

2

× 100 %

Dimana

Kd = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

3.11 Uji Hipotesis

Untuk menguji signifikansi ketergantungan antara variabel bebas dengan variabel terikat maka perlu dilakukan pengujian hipotesis, baik secara parsial (sendiri-sendiri) maupun secara simultan (bersama-sama).

3.11.1 Uji Parsial (Uji t)

Menurut Sugiyono (2012 : 250) untuk menguji signifikan hubungan, maka perlu diuji signifikannya dengan menggunakan Uji t. Uji parsial (uji t) bertujuan

untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu komunikasi interpersonal (X1), reward (X2) dan punishment (X3) secara parsial terhadap variabel terikat yaitu motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi.

Pengujian hipotesis secara parsial dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari komunikasi interpersonal (X1) terhadap motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi secara parsial.

H1 : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari komunikasi interpersonal (X1) terhadap motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi secara parsial.

2. H0 : β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari reward (X2) terhadap motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi secara parsial.

H1 : β2 ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari reward (X2) terhadap motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi secara parsial.

3. H0 : β3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari punishment (X3) terhadap motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi secara parsial.

H1 : β3 ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari punishment (X3) terhadap motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk KCP Setia Budi secara parsial.

Daerah kritis ditentukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, kemudian akan dicari nilai t dalam tabel, selanjutnya uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai t dengan menggunakan rumus :

1

p2

2

p

r n t r

 

Dimana :

rp= Koefisien korelasi pearson n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengambilan keputusan :

Jika : thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika : thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Gambar 3.1

Rancangan Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Hipotesis Parsial (Uji-t) Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

-t tabel t tabel t hitung

3.11.2 Uji Simultan (Uji F)

Menurut Sugiyono (2012:257) untuk menguji signifikansi koefisien korelasi berganda digunakan Uji F. Uji Simultan (uji F) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh signifikan dari variabel bebas yang terdiri dari komunikasi interpersonal (X1), reward (X2) dan punishment (X3) terhadap variabel terikat yaitu motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi. Pengujian hipotesis secara simultan dapat dijabarkan sebagai berikut :

H0 : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari komunikasi interpersonal (X1), reward (X2) dan punishment (X3) terhadap variabel terikat yaitu motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi secara simultan.

H1 : β ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari komunikasi interpersonal (X1), reward (X2) dan punishment (X3) terhadap variabel terikat yaitu motivasi karyawan (Y) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi secara simultan.

Daerah kritis ditentukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, kemudian akan dicari nilai Fhitung dengan menggunakan rumus :

1

2

/1

2

 

k n R

R k F

Dimana :

k : jumlah variable bebas dalam model n : jumlah data

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel, dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika : Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika : Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Gambar 3.2

Rancangan Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Hipotesis Simultan (Uji-F)

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

-Ftabel Ftabel Fhitung

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang – orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui Perpu No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).

Kemudian Berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara

Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor dan Impor (Exim). Berdasarkan Undang – Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang – Undang Pokok Perbankan dan Undang – Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang – Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural dan Ekspor Impor dipisahkan masing – masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.

Selanjutnya Berdasarkan Undang – Undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas – tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang – Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.

Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia.

Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan public dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

4.1.2 Logo PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Gambar 4.1

Logo PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

4.1.3 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

“Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah

Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen resiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak – pihak yang berkepentingan (stakeholders).

4.1.4 Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi Medan dapat digambarkan pada gambar 4.1

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi Medan

4.2 Karakteristik Responden

Salah satu cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner. Responden kuesioner ini adalah karyawan pada PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi Medan. Responden tersebut memiliki karakteristik berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan usia seperti yang akan diuraikan dalam tabel-tabel berikut ini:

Kepala Unit

Supervisor

Marketing

Costumer service

Teller Pelaksana

administrasi KUR

Satpam

Office Boy

Tabel 4.1

Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Pria 16 53,3%

Wanita 14 46,7%

Total 30 100%

Sumber : data kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan hasil olahan data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.1 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah berjenis kelamin pria yakni sebanyak 16 responden atau sebesar 53,3% dan responden berjenis kelamin wanita sebanyak 14 responden atau sebesar 46,7%.

Tabel 4.2

Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Persentase

SMA 4 13,4%

Diploma (DIII) 3 10%

Sarjana (S1) 23 76,6%

Total 30 100%

Sumber : data kuesioner yang telah diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir didominasi oleh responden dengan latar belakang pendidikan Sarjana (S1) yaitu sebanyak 23 orang responden atau sebesar 76,6%, kemudian pada urutan berikutnya responden dengan latar belakang pendidikan SMA yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 13,4%. Selanjutnya responden dengan latar belakang pendidikan Diploma (DIII) sebesar 10%

Tabel 4.3

Pengelompokan Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama

Sumber : data kuesioner yang telah diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan lama bekerja didominasi oleh responden dengan lama bekerja selama 1-5 tahun yaitu sebesar 53.3%. Kemudian diikuti responden dengan lama bekerja selama 6 – 10

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan lama bekerja didominasi oleh responden dengan lama bekerja selama 1-5 tahun yaitu sebesar 53.3%. Kemudian diikuti responden dengan lama bekerja selama 6 – 10

Dokumen terkait