• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4 Manfaat Penelitian

2.1.3 Indikator Perhatian Orang Tua

Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pengetahuan maupun pengalaman hidup yang akan berguna bagi masa depan anak. Hamalik (2013: 6) mengatakan orang tua menyadari bahwa anak-anak perlu memiliki pengetahuan yang tingkatnya melebihi pengetahuan dan pengalaman orang tuanya sendiri. Seiring berjalannya waktu orang tua mulai membuka wawasan tentang pendidikan melalui sebuah lembaga. Sekolah Dasar (SD) dipilih sebagai suatu lembaga yang akan memberikan pendidikan serta pengalaman belajar untuk membekali anak di masa depan. Selain sekolah orang tua perlu memberikan fasilitas yang memadahi untuk menunjang proses belajar. Orang tua semakin selektif dalam memberikan fasilitas belajar untuk anak. Namun tidak semua orang tua memberikan fasilitas yang

18

memadahi untuk menunjang belajar anak. Djamarah (2014: 267) mengatakan “Jika komunikasi yang harmonis antara orang tua dan anak telah terbangun dan implikasinya dapat menciptakan keluarga sejahtera...”. Orang tua dan anak membutuhkan komunikasi yang baik untuk memaksimalkan rasa perhatian orang tua terhadap anak. Orang tua dengan komunikasi yang baik akan selalu bertanya tentang proses belajar disekolah, interaksi bersama teman selama disekolah, interaksi dengan masyarakat, dll. Dengan adanya komunikasi antara orang tua dan anak maka orang tua akan mengetahui kegiatan anak dalam proses belajar selain itu anak juga dapat mengemukakan kesulitan yang dialami dalam proses belajar. Selain itu kasih sayang dan suasana belajar yang nyaman juga dibutuhkan untuk mendukung terciptanya proses belajar yang kondusif.

Orang tua diberikan amanah oleh Allah SWT untuk mendidik anak ke jalan yang benar. Djamarah (2014: 129) mengatakan “Mendidik anak berarti mempersiapkan untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang”. Dalam mendidik anak orang tua akan memperhatikan kegiatan dalam proses belajar anak. Orang tua mempunyai kewajiban untuk mengenalkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, hal yang pantas atau tidak dan sebagainya sejak usia dini. Hal ini akan membentuk karakter anak yang sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Dengan adanya pengetahuan yang luas didukung dengan karakter yang luhur akan menjadi modal bagi anak untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Memberikan pendidikan yang layak untuk masa depan anak merupakan salah satu tanggung jawab orang tua. Abdullah Nashih Ulwan dalam Djamarah (2014:

19

46) mengatakan “…tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak adalah tanggung jawab pada aspek pendidikan iman (akal), pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial dan pendidikan seksual”. Pendidikan yang dilakukan oleh orang tua di lingkungan keluarga menitik beratkan pada penanaman budi pekerti sehari-hari yang dapat digunakan untuk hidup di masyarakat. Budi pekerti merupakan suatu cerminan dari akhlak mulia. Tidak semua orang tua mengajarkan budi pekerti dengan maksimal. Menurut Djamarah (2014:16) “…pendidikan yang mulia itu adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak dalam keluarga. Namun sayangnya, tidak semua orang tua melakukannya. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk dan bekerja keras siang dan malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi anaknya, waktunya dihabiskan diluar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anak terabaikan”.

Indikator yang akan diteliti tentang perhatian orang tua ada 5 yaitu: (1) Pemberian bimbingan(2) memberikan nasihat, (3) memberikan motivasi dan penghargaan, (4) memenuhi kebutuhan anak (5) pengawasan terhadap anak. Penjelasannya sebagai berikut:

1) Pemberian Bimbingan.

Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan dapat dilakukan di masyarakat. Bimbingan belajar salah satunya dapat di laksanakan di dalam keluarga. Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak berkewajiban memberikan bimbingan belajar pada anak saat di rumah.

20

Seorang anak cenderung masih labil dalam menghadapi permasalahan belajar. Untuk itu orang tua wajib untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak. Bimbingan dan arahan ini dimaksudkan untuk membuat anak menjadi lebih jelas dan termotivasi untuk belajar. Dengan adanya peran serta orang tua dalam belajar anak, maka anak akan menjadi lebih terarah untuk mengetahui mana yang salah dan yang benar yang harus di lakukan anak dalam belajar. Mugiharso (2012:4) mengatakan “Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Bimbingan dalam hal ini orang tua memberikan tuntunan dan membantu anak untuk menghadapi masalah yang dialami dalam proses belajar selain itu mengajarkan tentang tanggung jawab terhadap pilihan yang telah dipilih. Dalam hal ini orang tua berperan untuk membimbing anak dalam proses belajar. Orang tua juga mengajarkan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak sehingga anak menjadi lebih berkembang dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Pemberian bimbingan, misalnya; membimbing anak ketika ada kesulitan, mendampingi mengerjakan tugas, dan menegur ketika tidak bersungguh-sungguh dalam belajar.

21

Nasihat digunakan orang tua untuk memberikan kritik, saran dan masukan terhadap apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Kritikan yang diberikan sebaiknya tidak menjatuhkan mental anak. kritikan juga harus disertai saran perbaikan sehingga anak tidak merasa di marahi atas hal yang telah dilakukan. Nasihat digunakan untuk membuat anak menjadi paham mana yang salah dan yang benar. Menasihati anak tidak berarti memarahi anak, nasihat dipandang sebagai pemberian saran untuk memecahkan masalah berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh orang tua. Memberikan nasihat, misalnya; memberikan nasihat untuk tidak melakukan kecurangan, memberikan nasihat untuk rajin belajar, dan menasihati pentingnya sekolah lanjut.

3) Memberikan motivasi dan penghargaan.

Motivasi dan penghargaan dilakukan guru dan orang tua untuk memberikan semangat belajar bagi anak. Hamzah B Uno (2013:3) mengatakan “Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”. Motivasi dapat berasal dar diri siswa maupun dari luar. Lingkungan keluarga berperan penting untuk memotivasi atau memberikan dorongan dalam proses belajar. Selain memberikan motivasi yang akan memberikan semangat untuk belajar, orang tua memberikan penghargaan dapat berupa pujian ataupun berupa hadiah. Baik motivasi dan penghargaan dibutuhkan untuk memberikan semangat belajar anak. Memberikan motivasi dan penghargaan, misalnya memberikan penghargaan untuk memotivasi anak,

22

memberikan semangat belajar, memberikan hadiah ketika mendapatkan nilai yang baik.

4) Memenuhi kebutuhan anak.

Penyediaan fasilitas yang memadahi merupapakan salah satu penunjang belajar anak. Orang tua yang baik akan senantiasa memperhatikan fasilitas belajar yang akan menunjang belajar anak sehingga proses belajar berjalan secara optimal. Fasilitas belajar yang harus ada yaitu: alat tulis, buku penunjang IPS, suasana belajar yang nyaman, dan lain sebagainya. Apabila salah satu fasilitas tidak terpenuhi akan menghambat proses belajar anak dan mengurangi semangat belajar anak. Sebaliknya apabila fasilitas terpenuhi maka anak akan menjadi lebih semangat dalam belajar. Memenuhi kebutuhan anak, misalnya; menyediakan fasilitas pendukung kegiatan belajar, menyediakan peralatan sekolah anak, menyediakan ruangan khusus untuk belajar.

5) Pengawasan terhadap anak.

Pengawasan terhadap anak difokuskan pada proses belajar anak. Dengan adanya pengawasan orang tua akan mengetahui kesulitan yang dialami anak dalam belajar dan perkembangan belajar anak. dengan adanya pengawasan orang tua akan mengetahui kebutuhan apa saja yang akan dibutuhkan terkait dengan aktifitas belajar. Pengawasan bukan berarti mengekang anak. Pengawasan yang dilakukan oleh orang tua berguna untuk membuat anak menjadi lebih disiplin dalam belajar. Pengawasan terhadap anak, misalnya; mengawasi anak dalam proses belajar di rumah, mengatur jam belajar dan

23

membatasi jam bermain anak, mengawasi perkembangan anak baik di rumah dan di sekolah.

Indikator yang telah ditetapkan digunakan sebagai acuan untuk membuat instrumen tentang perhatian orang tua pada siswa kelas V SDN di gugus Ki Hajar Dewantara Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2.1.4 Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia dalam segala aspek kehidupan yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu tujuan. Seseorang akan belajar mengalami perubahan perilaku dan cara berfikir maupun tingkah laku dan akan semakin bertambah secara bertahap dan berkelanjutan. Hal ini dikuatkan oleh pendapat para ahli.

Soemanto (2012: 104) mengungkapkan bahwa belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Laura (2012: 390) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan muncul melalui pengalaman.

Belajar merupakan hal yang wajar yang telah dilakukan oleh semua makhluk dari usia dini dan akan berlangsung sampai meninggal. Secara tidak langsung kita belajar dari bangun tidur sampai tidur kembali. Belajar dapat dilakukan di rumah, sekolah, lembaga pendidikan formal, non formal dan informal. Pengalaman yang kita lewati semasa hidup merupakan proses belajar.

24

Berdasarkan pendapat para ahlidi atas, belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah laku manusia, antara yang satu dan lainnya mempunyai kemampuan berbeda dalam proses belajar. Berhasil atau tidak proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda pula. Faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri ataupun luar diri seseorang sebagaimana diungkapkan oleh para ahli.

Purwanto (2014: 102) mengatakan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor

individual, dan

2. faktor yang ada diluar individu kita disebut faktor sosial, yang termasuk faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Sedangkan Soemanto (2012: 113) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi 3 golongan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor stimulasi belajar; (a) Panjangnya bahan pelajaran, (b) Kesulitan bahan pelajaran, (c) Berartinya bahan pelajaran, (d) Berat-ringannya tugas, (e) Suasana lingkungan eksternal

25

2. Faktor-faktor metode belajar; (a) Kegiatan berlatih atau praktek, (b) Overlearning and drill, (c) Resitasi selama belajar, (d) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar, (e) Belajar dengan keseluruhan dengan bagian-bagian (f) Penggunaan modalitas indra (g) Penggunaan dalam belajar, (h) Bimbingan dalam belajar (i) Kondisi-kondisi insentif.

3. Faktor-faktor individual; (a) Kematangan, (b) Faktor usia kronologis, (c) Faktor perbedaan jenis kelamin, (d) Pengalaman sebelumnya, (e) Kapasitas mental, (f) Kondisi kesehatan jasmani, (g) Kondisi kesehatan rohani, (h) Motivasi

Djamarah (2011:175) menyebutkan faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: 1. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan alami.

b. Lingkungan social budaya. 2. Faktor instrumental a. Kurikulum.

b. Program

c. Sarana dan fasilitas d. Guru 3. Kondisi Fisiologis 4. Kondisi psikologis a. Minat b. Kecerdasan c. Bakat d. Motivasi e. Kemampuan kognitif

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat diketahui faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal (berasal dari diri siswa) meliputi: intelegensi, kesehatan, kondisi fisik, motivasi dan gaya belajar dan faktor eksternal(berasal dari luar diri siswa) meliputi: lingkungan keluarga,

Dokumen terkait