• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4 Manfaat Penelitian

2.1.6 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial

baik, berperilaku sesama manusia, menghargai sesama, dan berinteraksi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Hal ini diajarkan kepada siswa dengan harapan setelah mempelajari IPS anak dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan tidak merasa asing di masyarakat.(3) Ranah psikomotoris, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan, dan kemampuan bertindak. Ranah psikomotorik ini lebih mengarah pada hasil dari teori ranah kognitif dan afektif yang telah diajarkan. Di ranah psikomotorik ini anak dapat menerapkan materi yang telah diterima kedalah kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diaharapkan dengan mempelajari mata pelajaran IPS ini anak tidak hanya pandai dalam segi pengetahuan saja namun juga sikap dan tindakan di masyarakat.

Ketiga ranah diatas dinilai guru selama proses pembelajaran IPS, namun dalam aplikasinya guru paling banyak memunculkan nilai kognitif karena ranah kognitif dapat dinilai dari hasil ulangan yang telah dilaksanakan, sedangkan untuk ranah afektif dan psikomotoris guru harus ada pengamatan khusus untuk memberikan nilai mengingat ranah tersebut tidak dapat diamati hanya sekali dua kali saja. Dalam penelitian ini variabel hasil belajar IPS menggunakan hasil belajar pada ranah kognitif, karena mencakup aspek pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Data yang digunakan adalah nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPS kelas V tahun ajaran 2015/2016.

29

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar. Mata pelajaran IPS mempunyai cakupan materi yang luas. Penjelasan tentang IPS diuraikan sebagai berikut:

2.1.6.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran, salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Sapriya, dkk (2006:3) IPS merupakan perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antopologi budaya dan sebagainya yang diperuntukan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan. Selain itu A. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, dkk, 2006:7) mengatakan ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu pengatahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.

Bersumber pendapat para ahli bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan konsep-konsep ilmu sosial dan ilmu lainya berdasarkan prinsip pendidikan yang diajarkan sebagai pembelajaran di sekolahan.

2.1.6.2

Hakikat IPS

Dalam kehidupan ini kita tidak lepas dari hubungan antara makhluk satu dengan yang lainnya. Setiap individu membutuhkan adaptasi terhadap lingkungan sosial sehingga dapat bertahan hidup dalam masyarakat. Daerah satu dengan lainnya tentu memiliki keadaan sosial yang berbeda-beda. Untuk itu pemahaman terhadap lingkungan sosial harus diajarkan sedini mungkin melalui ilmu khusus yang tidah hanya mengajarkan teori namun juga implikasinya di masyarakat, salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan salah satu ilmu yang

30

tidak hanya membina generasi muda untuk belajar namun juga menanamkan nilai serta prinsip-prinsip yang ada di masyarakat sehingga dapat berguna untuk masa depannya. Selain itu IPS juga dapat digunakan untuk menghadapi dunia modern yang menuntut generasi muda untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif untuk melaksanakan pembangunan di masyarakat. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat ahli.

Menurut Taneo (2010: 19) “Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari anak didik adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda belajar ke arah positif yakni megadakan perubahan-perubahan sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta prinsip-prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak diwariskan kepada turunannya secara lebih baik”.

Bersumber pendapat ahli di atas Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknai sebagai ilmu yang pengetahuan yang membina generasi muda untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dan melakukan perubahan sosial yang diinginkan masyarakat. 2.1.6.3Tujuan IPS

Setiap pembelajaran yang diberikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar. Dengan adanya tujuan, pembelajaran dapat terarah dan sesuai dengan yang diinginkan.

Kurikulum 2006 menjelaskan bahwa IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

31

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosialdan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global.

Selain itu Taneo (2010: 26).mengatakan Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan di Indonesia untuk memberikan pengetahuan yang merupakan kemampuan mengingat kembali atau mengenal kembali atau mengenal ide-ide atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau dialami sebelumnya

Selain itu Fenton dalam Taneo (2010: 26) mengungkapkan bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mempersiapkan siswa menjadi Negara yang baik, mengajar anak didik agar mempunyai kemampuan berfikir dan dapat melanjutkan kebudayaan bangsa.

Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknaisebagai salah satu mata pelajaran untuk mempersiapkan siswa mendapatkan pengetahuan, mengembangkan kemampuan berfikir kritis, keterampilan, penanaman nilai dan sikap sosial untuk mempersiapkan diri menjadi warga negara yang baik dan dapat melanjutkan kebudayaan bangsa serta mempersiapkan siswa untuk menjadi masyarakat yang demokratis dan membaur di masyarakat.

32

2.1.6.4Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (sisdiknas, 2011: 5)

Menurut Hamalik (2014: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiwi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur, dan audio visual), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan belajar.

Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, dkk., 2006:7) mengatakan ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu pengatahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.

Pendapat ahli di atas dapat dimaknai pembelajran IPS sebagai interaksi antara peserta didik dan pendidik yang mempelajari tentang ilmu sosial yang didukung dengan material, fasilitas dan proses yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar IPS.

2.1.6.5Kurikulum IPS SD

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (sisdiknas, 2011: 5).

Menurut Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Suprayogi (2011:19) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

33

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Bersumber pendapat ahli di atas, kurikulum merupakan suatu perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan tujuan, isi dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2006. Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sekolah dasar tahun 2006 ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Dasar Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada:

1. Standart isi 2. Standart proses

3. Standart kompetensi lulusan

4. Standart pendidik dam tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pembiayaan

7. Standar pengelolaan standar pembiayaan 8. Standar penilaian.

Standar isi yang digunakan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah (2006: 11) disebutkan bahwa struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata

34

pelajaran dengan ketentuan yaitu kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Struktur Kurikulum SD/MI

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, VI A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 3 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 5 4. Matematika 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

7. Seni Budaya dan Keterampilan 4

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan 4

B. Muatan Lokal 2

C. Pengembangan Diri 2

Jumlah 26 27 28 32

Sumber: Permendiknas, 2016

Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap

35

muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit (BSNP, 2006: 41). Berikut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang pada kelas V semester genap:

Tabel 2.2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2.Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

2.1Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

2.2Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.3Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 2.4Menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan Indoneisa Sumber: Permendiknas, 2016

2.1.6.6Evaluasi Pembelajaran IPS

Menurut Ground dalam Gunawan (2013: 79) mengatakan evaluasi adalah proses sistematik dalam pengumpulan, analisis dan penafsiran informasi untuk menentukan jangkauan pencapaian tujuan pembelajaran.

Suprayogi (2011: 82) juga meyebutkan evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek.

36

Dewanto dalam Suprayogi (2011:82) proses evaluasi ada dua langkah utama yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah kegiatan untuk membandingkan kriteria objektif yang telah ditentukan dengan yang telah dikuasai peserta didik (siswa). Kriteria harus objektif dan ditentuakn sebelum proses belajar mengajar dilakukan. Penilaian merupakan proses untuk menentukan siswa dalam kelompoknya, baik dalam metode dan proses, tetapi satu hal yang perlu diingat adalah pengukuran merupakan proses awal evaluasi. Proses ini tidak dibalik.

Bersunber pendapat para ahli di atas, evaluasi dimaknai sebagai sebuah proses yang sistematik untuk mengukur dan menilai suatu objek (siswa) untuk menentukan pencapaian tujuan belajar yang ditetapkan.

Menurut Gronlound dalam Suprayogi (2011:83) guru dapat membuat keputusan yang berkaitan dengan proses penilaian yaitu; (1) keputusan pada permulaan pengajaran, (2) keputusan pada saat pengajaran berlangsung dan (3) keputusan pada akhir pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh siswa membantu siswa untukmemperkuat motivasi belajar, memperdaya daya ingat dan transfer belajar, memperbesar pemahaman siswa terhadap keberadaan dirinya dan memberikan bahan umpan balik tentang keefektifan belajar (Suprayogi, 2011:83).

Tujuan dari evaluasi menurut Suprayogi (2011:83-84) antara lain: 1. Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar. 2. Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.

3. Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar mengajar.

37

4. Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya.

5. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Suprayogi (2011:83) adapun empat fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu:

1. Formatif yang merupakan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi siswa yang belum menguasai separuh materi yang dipelajari.

2. Sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, menetukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (Psikologis, fisik, dan lingkungan yang mengalami kesulitan belajar.

4. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkansiswa sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran IPS, memiliki beberapa fungsi yang bermakna, baik bagi kita selaku guru maupun bagi peserta didik yang sedang menjalani proses pembelajaran. Bagi kita guru IPS, evaluasi itu berfungsi mengungkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar yang meliputi bobot materi yang disajikan, metode yang diterapkan, media yang digunakan dan strategi yang dilaksanakan. Disini, hasil evaluasi dapat dijadikan dasar memperbaiki kelemahan proses kegiatan mengajar. Sedangkan di pihak siswa, evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran oleh mereka dan juga untuk mengungkapakan kemajuannya secara individual ataupun kelompok dalam mempelajari IPS.

38

Evaluasi pembelajarn IPS yang memenuhi syarat mencapai tujuan yang sebaik-baiknya, harus berlandaskan asas evaluasi yang meliputi (1) asas komprehensif atau asas keseluruhan, (2) asas kontinuitas atau asas kesinambungan, dan (3) asas objektif. Asas komprehensif pada evaluasi pembelajaran IPS, menentukan bahwa syarat evaluasi itu harus meliputi keseluruhan pribadi peserta didik yang dievaluasi, meliputi pengusaan materi (pengetahuan), kecakapan (kecerdasan), keterampilan, kesadaran,dan sikap mentalnya. Berpegang pada taksonomi Bloom, evaluasi itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Asas kontinuitas pada pembelajaran IPS mempersyaratkan bahwa evaluasi itu wajib dilakukan secara berkesinambungan mulai dari sebelum (pra) proses mengajar-membelajarkan IPS itu dilaksanakan, selama proses itu berjalan atau ditengah-tengah (mid) proses berlangsung, dan setelah (pasca) proses tersebut berakhir. Pengajuan pertanyaan oleh guru dilakukan sebagai upaya untuk mengecek keberhasilan proses. Sedangkan asas objektif pada evaluasi pembelajaran IPS mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai dan mengukur apa adanya.

Evaluasi pembelajaran IPS secara menyeluruh, meliputi bentuk-bentuk tes dan nontes. Bentuk tes, meliputi tes objektif, tes esai (uraian), dan tes lisan. Sedangkan ke dalam nontes, meliputi tugas dan penampilan. Dalam pelaksanaan pembelajaran evaluasi IPS guru dapat menentukan bentuk yang paling sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik yang dievaluasi.Evaluasi dalam pembelajaran IPS terdiri dari tiga bagian yaitu evaluasi pra pembelajaran, evaluasi selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran.

39

Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Dengan mengetahui kemampuan awal, guru dapat membandingkan kemampuan sebelum pembelajaran dengan kemampuan setelah pembelajaran. Dengan demikian guru dapat mengetahui perbahan perilaku dan kemampuan sebagai hasil pembelajaran IPS.

Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, terutama bukan untuk menilai kemampuan, melainkan untuk mengecek apakah proses pembelajaran yang sedang berlangsung itu dapat diserap atau tidak oleh peserta didik.padakesempatan ini sekaligus guru dapat memperbaiki tugas kerja guru, jika proses itu tidak memenuhi sasaran.

Evaluasi pada tahap pasca pembelajaran adalah evaluasi sesuai dengan fungsi dan tujuannya yang mengungkapakan keberhasilan pembelajaran IPS, baik dari pihak pemenuhan tugas sebagai guru IPS maupun dari pihak peserta didik yang menjadi subjek utama dalam pembelajaran IPS (Sumaatmaja, 2003: 1.44-1.48).

Dokumen terkait