• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJARIPS PADA SISWA KELAS V SDNDIGUGUS KI HAJAR DEWANTARA KABUPATEN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJARIPS PADA SISWA KELAS V SDNDIGUGUS KI HAJAR DEWANTARA KABUPATEN SEMARANG"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA

DENGAN HASIL BELAJARIPS

PADA SISWA KELAS V

SDNDIGUGUS KI HAJAR DEWANTARA

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Eliyana Koyimah

1401412295

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:

“Dan beribadahlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu

mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada dua orang tua, karib-kerabat,

anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh

dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong dan suka membangga-banggakan diri (QS

an-Nisa/ 4:36)”.

“Manusia berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi yang canggih, tetapi

sampai saat ini manusia belum mampu menciptakan sesuatu yang bisa membalas

jasa-jasa orang tua mereka”. (Anonim)

Persembahan Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua tercinta Ibu Sarniyati dan

Bapak Kasmu’iyang senantiasa mendoakan, mendukung serta memotivasi.

(6)

vi

PRAKATA

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Hasil Belajar IPS Pada

Siswa Kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten Semarang”, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Fathur Rahman, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang

atas kesempatannya yang telah diberikan kepada peneliti untuk

menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan

pelaksanaan penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd. Ketua Jurusan PGSDUNNES yang telah

memberikankemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan

penelitian.

4. Dra. Sri Susilaningsih, S.Pd, M.Pd. Dosen pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi yang bermanfaat

(7)

vii

5. Drs. H.A. Zaenal Abidin. M.Pd. Dosen pembimbing pendamping yang

telah memberikan bimbingan, arahan,saran dan motivasi yang bermanfaat

kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Susilo, M.Pd. Dosen Penguji Utama yang telah memberikan kritikan

dan saran kepada peneliti.

7. Rusdiharto, S.Pd, M.Pd. Kepala SDN Kalongan 01 yang telah memberikan

izin penelitian.

8. Sutarjo, S.Pd. Kepala SDN Kalongan 02 yang telah memberikan izin

penelitian.

9. Shodik, S.Pd. SD. Kepala SDN Kalongan 03 yang telah memberikan izin

penelitian.

10.Chibtiyah, S.Pd., M.Pd. Kepala SDN Gogik 01 yang telah memberikan ijin

penelitian.

11.Bapak dan Ibu dosen pengajar Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

telah membekali ilmu dan motivasi yang bermanfat kepada peneliti.

12.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi

mahasiswa pendidikan pada khususnya.

Semarang, Agustus 2016

(8)

viii

ABSTRAK

Koyimah, Eliyana. 2016. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar IPS Pada Siswa kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten Semarang.Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Sri Susilaningsih, S.Pd., M.Pd.

Pembelajaran IPS tidak hanya mengajarkan teori namun juga praktek yang dapat berguna bagi masa depan anak. Bidang kajian mata pelajaran IPS yang luas memerlukan konsentrasi dan perhatian khusus untuk memahami materi yang diajarkan. Orang tua siswa mempunyai kesibukan yang berbeda-beda sehingga perhatian yang diterima setiap anak juga berbeda. Kesibukan orang tua terkadang menjadikan anak kurang mendapatkan perhatian khusus untuk menunjang proses pembelajaran anak sehingga prestasi anak kurang maksimal.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: adakah hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten Semarang?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Ki Hajar Dewantara.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN di Gugus

Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 149. Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling untuk menentukan sampel penelitian. Sampel yang diambil

sebanyak 89 siswa. Perhitungan pengujian hipotesis menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Teknik pengujian Hipotesis menggunakan rumus korelasi product moment.Sebelum dilakukan uji analisis, dilakukan uji prasyarat analisis

yaitu uji normalitas dan uji linearitas.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar 0,72> r tabel 0,213 dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 dengan ingkat hubungan kuat. Koefisieni (r2) sebesar 56,6%, hal ini menunjukan perhatian orang tua berpengaruh 56,6% pada hasil belajar siswa sedangkan 43,3% dipengaruhi faktor-faktor lain seperti gaya belajar, motivasi belajar, kesulitan belajar, dan lain-lain.

Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian oang tua dengan hasil belajar IPS. Saran bagi siswa, agarterus belajar untuk mencapai hasil belajar yang maskimal. Bagi guru, hendaknya lebih meingkatkan hubungan dengan orang tua siswa untuk mengetahui keadaan anak. Bagi orang tua, hendaknya dapat meningkatkan perhatiannya terhadap kegiatan belajar anak.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Pendidikan Keluarga ... 10

2.1.1.1 Pendidikan ... 10

2..1.1.2 Keluarga ... 12

2.1.2Perhatian orang tua ... 13

2.1.2.1Pengertian perhatian orang tua ... 13

2.1.2.1 Macam-macam perhatian orang tua ... 14

2.1.3Indikator Perhatian Orang Tua ... 17

2.1.4 Belajar ... 23

2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 23

(10)

x

2.1.6Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 28

2.1.6.1 Pengertian IPS ... 28

2.1.6.2 Hakikat IPS ... 29

2.1.6.3 Tujuan IPS ... 30

2.1.6.4 Pembelajaran IPS ... 31

2.1.6.5 Kurikulum IPS ... 32

2.1.6.6 Evaluasi Pembelajaran IPS ... 35

2.1.7 Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar ... 39

2.2 Kajian Empiris ... 40

2.3 Kerangka Berfikir... 45

2.4 Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis dan Desain Penelitian ... 48

3.1.1 Jenis Penelitian ... 48

3.1.2 Desain Penelitian ... 49

3.2Prosedur Penelitian... 49

3.3Subjek , lokasi, dan waktu penelitian ... 50

3.3.1 SubjekPenelitian ... 50

3.3.2 Lokasi Penelitian ... 51

3.3.3 Waktu Penelitian ... 51

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

3.4.1 Populasi ... 51

3.4.2 Sampel ... 52

3.5Variabel Penelitian ... 53

3.5.1 Variabel Bebas ... 53

3.5.2 Variabel Terikat ... 54

3.6Definisi Operasional... 54

3.7Hubungan antar variabel ... 55

3.8Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.8.1 Angket (kuisioner) ... 56

(11)

xi

3.8.3 wawancara ... 57

3.9Instrumen Penelitian... 57

3.10.Uji Coba Instrumen ... 62

3.10.1 Validitas ... 62

3.10.1.1 Validitas Isi (Content Validity ... 62

3.10.1.2 Validitas Konstruk (Contruct Valisity) ... 64

3.10.2 Reliabilitas ... 65

3.11Teknik Analisis Data ... 67

3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 67

3.11.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 71

3.11.2.1 Deskripsi Data Perhatian Orang Tua... 71

3.11.2.2 Deskripsi Data Hasil Belajar ... 72

3.11.3 Analisis Data Awal ... 73

3.11.3.1 Uji Prasyarat ... 73

3.11.4 Analisis Data Akhir ... 76

3.11.4.1 Uji Hipotesis ... 76

3.11.4.2 Uji Signifikansi ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrisi Data Hasil Penelitian ... 78

4.1.1 Subjek Penelitian ... 78

4.1.2 Deskripsi Data Perhatian Orang Tua... 78

4.1.3 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS ... 86

4.1.4 Analisis Data Awal ... 89

4.1.4.1Uji Normalitas ... 89

4.1.4.2 Uji Linearitas ... 90

4.1.5 Analisis Data Akhir ... 92

4.1.5.1 Pengujian Hipotesis ... 92

4.1.5.2 Uji Regresi ... 93

4.2 Pembahasan ... 96

4.2.1 Pemaknaan Temuan ... 96

(12)

xii

4.2.3 Pembahasan Hasil Analisis Hasil Belajar IPS ... 96

4.2.4 Pembahasan Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar IPS 100 4.3 Implikasi Hasil Penelitian ... 102

4.3.1 Implikasi Teoritis ... 102

4.2.2Implikasi Praktis ... 102

4.2.3 Implikasi Pedagogis ... 103

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 104

5.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Struktur Kurikulum SD/MI ... 33

3.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2 ... 34

3.1 PopulasiSiswa Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara ... 52

3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 59

3.3 Kisi-kisi wawancara ... 61

3.4 Instrumen Dokumentasi ... 62

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 66

3.6 Pengkategorian Perhatian Orang Tua... 72

3.7 Hasil Uji Normalitas Data ... 73

3.8 Hasil Uji Linearitas ... 74

3.9 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ... 76

3.10 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 77

4.1 Subjek Penelitian ... 78

4.2 Analisis Deskriptif Perhatian Orang Tua ... 79

4.3 Distribusi Skor Perhatian Orang Tua ... 80

4.4 Distribusi Skor Pemberian Bimbingan... 82

4.5 Distribusi Skor Memberikan Nasihat ... 83

4.6Distribusi Skor Memberian Motivasi dan Nasihat ... 84

4.7Distribusi Skor Memenuhi Kebutuhan Anak ... 85

4.8 Distribusi Skor Pengawasan Terhadap Anak ... 86

4.9Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS ... 87

4.10Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS ... 88

4.11 Hasil Uji Normalitas Data ... 90

4.12 Hasil Uji Linearitas ... 91

4.13Hasil Uji Korelasi Product Moment ... 93

4.14 Hasil Uji Regresi ... 94

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka Berfikir... ...46

3.1 Hubungan Antar Variabel. ... ...55

4.1 Diagram Distribusi Skor Perhatian Orang Tua. ... ...81

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian ... 111

2. Instrumen Uji Coba ... 113

3. Hasil Uji Coba Instrumen ... 118

4. Uji Validitas ... 120

5. Uji Linearitas ... 121

6. Kisi- kisi Instrumen Penelitian ... 122

7. Instrumen Penelitian ... 124

8. Instrumen Wawancara ... 128

9. Hasil Wawancara ... 129

10. Rekapitulasi Skor Angket ... 132

11. Hasil Perhitungan Skor Angket Perhatian Orang Tua Berdasarkan Indikator ... 136

12. Uji Normalitas ... 156

13. Uji Linearitas ... 157

14. Rekapitulasi Nilai UTS ... 158

15. Hasil Uji Korelasi Product Moment ... 161

16. Hasil Uji Regresi ... 162

17. Surat Keputusan Pembimbing ... 163

18. Surat Ijin Penelitian ... 164

19. Surat Keterangan Penelitian ... 167

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pendidikan memberikan peran penting dalam pembentukan karakter

anak, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengajarkan berbagai keterampilan.

Pendidikan didapatkan melalui lembaga informal, formal dan nonformal. Melalui

pendidikan tersebut, generasi penerus dapat menjadi penerus yang berpotensi,

kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk masa depan. Setiap

warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk

belajar mengembangkan potensi yang ada dalam diri.Hal tersebut sesuai

denganpengertian pendidikan yang disebutkan pada Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara (Sisdiknas, 2011: 3).

Untuk mewujudkan pendidikan, orang tua mempunyai peran penting

dalam memilih pendidikan informal, formal dan nonformal untuk anak. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab IV Pasal 7 ayat 1 dan 2

menyatakan (1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan

(17)

2

(2) Orang tua dari anak usiawajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan

dasar kepada anaknya (Sisdiknas, 2011: 9). Setiap orang tua harus cermat dalam

memilih lembaga yang mempunyai jejang yang dapat memberikan informasi yang

berguna bagi masa depan anak. Sekolah merupakan salah satulembaga pendidikan

berperan penting untuk mengoptimalkan belajar. Untuk menuju jenjang

pendidikan yan lebih tinggi dibutuhkan pendidikan dasar yang akan melandasi

pendidikan anak. Salah satu pendidikan dasar yaitu berbentuk Sekolah Dasar (SD)

hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 Bab IV pasal 17 ayat 2

menyatakan pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Sisdiknas, 2011:

13).

Sekolah Dasar (SD)merupakan salah satu lembaga yang membekali siswa

dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melajutkan ke jenjang yang

lebih tinggi. Dengan kegiatan belajardi Sekolah Dasar (SD) tersebut diharapkan

dapat membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, inovatif dan kreatif.

Dalam proses belajar harus memperhatikan latar belakang siswa, kemampuan,

serta keadaan sosial siswa, sehingga dapat memahami karakteristik siswa agar

dapat memahami materi yang akan disampaikan oleh guru. Dibutuhkankerjasama

berbagai komponenuntuk memaksimalkan pembelajaran, diantaranya pihak

sekolah, guru, dan keluarga. Keluarga mempunyai peran penting dalam

(18)

3

dan pendidikan(Willis, 2013:6). Dalam keluarga perhatian orang tua sangat

dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran di rumah.

Orang tua adalah figur ayah dan ibu yang memberi contoh

kepadaanak.Perhatian orang tua berperan untuk mendidik anak di rumah sehingga

dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki anak. Perhatian adalah

pemusatan/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek (Soemanto, 2012: 34).

Pemusatan objek dalam penelitian ini adalah anak. Anak sebagai objek perhatian

karena pada usia mereka masih membutuhkan arahan dari orang yang lebih

dewasa dan mengetahui segala hal yang mereka belum ketahui. Perhatian yang

dilakukan orang tua adalah segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk

mendukung proses pembelajaran anak. Perhatian yang dilakukan orang tua dapat

berupa membimbing, memenuhi kebutuhan, pengawasan dan memberikan

perlindungan.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang

yang ahli kepada mereka yang belum memahami. Bimbingan yang diberikan

orang tua dapat berupa melatih kemandirian anak, mengarahkan dalam belajar,

mengajarkan norma-norma yang akan berguna bagi kehidupan di masyarakat serta

membantu mengembangkan gagasan anak sehingga anak menjadi berfikir kritis.

Perhatian orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam membimbing anak.

Orang tua menjadi guru pertama dalam kehidupan dan guru adalah pengganti

orang tua di sekolah. Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak harus

mampu memberikan perhatian khusus terhadap perkembangannya dalam segala

(19)

4

memberikan pengarahan kepada anak untuk lebih optimal dalam proses belajar di

rumah.Adanya perhatian orang tua terhadap anak maka orang tua tidak kesulitan

dalam mengarahkan keinginan anak, selain itu juga dapat menjalin ikatan batin

orang tua dan anak semakin erat.

Pada era modern ini diperlukan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan

teori saja, tetapi juga praktek yang berguna di masyarakat. Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan

kemampuan berfikir dan sikap, hal ini sesuai dengan dimensi IPS yaitu

pengetahun (knowledge), keterampilan (skills), nilai dan sikap (values and attitudes), tindakan (action)(Sapriya 2015: 48). Dalam pembelajaran IPS

pengetahuan yang ada selalu dikaitkan dengan keterampilan, sikap dan

diwujudkan dalam bentuk tindakan. Dimensi-dimensi tersebut diajarkan kepada

anak untuk menjadikan anak menjadi lebih berpartisipasi aktif dalam kehidupan

yang demokratis. Dengan adanya pelajaran IPS ini diharapkan anak akan menjadi

generasi yang tidak hanya mempunyai pengetahuan tetapi juga dapat

mengembangkan keterampilan dan mampu menanamkan nilai-nilai pancasila serta

sikap yang baik serta melakukan tindakan yang tidak menyimpang dari aturan.

Pendidikan IPS diharapkan dapat menjadi landasan bagi anak untuk

mempersiapkan diri untuk mengahadapi tantangan yang ada di masa depan. Hal

ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS, salah satunya yaitu memiliki

kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat

yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global(Sapriya, 2015: 194). Tujuan

(20)

5

yang luas menyebabkan anak merasa kesulitan dalam memahami materi yang ada

apabila kurang konsentrasi dan memperhatikan. Selain guru yang menggunakan

model pembelajaran inovatif untuk menarik perhatian dan pemahaman anak,

orang tua juga mempunyai peran penting dalam pendidikan anak. Orang tua

mempunyai kewajiban sebagai guru di rumah dan memperhatikan perkembangan

akademik anak.

Observasi yang dilakukan di SD Kalongan 01 dan 03 diperoleh hasil nilai

Ulangan Akhir Semester gasal 2015/2016 memperoleh nilai yang kurang

memuaskan. Hal tersebut dikarena kan masih ada nilai yang kurang dari nilai 70

yang ditetapkan sebagai KKM. Dari data di SDN Kalongan 01, 19 siswa (59%)

tidak memenuhi KKM, 13 siswa (41%) memenuhi KKM. Sedangkan di SDN

Kalongan 03 15 siswa (56%) tidak memenuhi KKM,12 siswa (44%)memenuhi

KKM.Nilai akademik anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri siswa

(internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri misalnya;

keserdasan, motivasi, kemauan dan lain-lain, sedangkan faktor dari luar misalnya

lingkungan keluarga, lingkungan sosial. Berdasarkan observasi yang dilakukan

peneliti, menunjukan adanya perhatian orang tua yang kurang karena pekerjaan

siswa yang mempunyai kesibukan masing-masing dan rendahnya hasil belajar

anak. Rendahnya hasil belajar anak dapat dipengaruhi oleh berbagai hal misalnya,

kecerdasan, motivasi, perhatian orang tua dan lain-lain. Orang tua menjadi salah

satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar anak. Orang tua harus

secara aktif menuntun anak belajar ketika di rumah sehingga proses belajar

(21)

6

Perhatian orang tua yang diberikan kepasa anak mempunyai pengaruh

pada hasil belajar anak, hal ini dikuatkan dengan penelitian terdahulu.

Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh A. Y Soegeng dan Zahrotun

Nisa (2014) berjudul “Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dan Hasil

BelajarPada Pembelajaran Tematik Integratif Siswa Kelas IV SD Negeri

Kembangarum 2 Mranggen Demak” menunjukkan hasil uji perhatian orang tua

(variabel x) dan hasil belajar (variabel y) menunjukan hasil yang signifikan dan

positif yaitu 0,996784. Dari hubungan tersebut diperoleh besar hubungan antar

variabel sebesar 31,81%, hal ini berarti hasil belajar dipengaruhi oleh perhatian

orang tua, sedangkan 68,19% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kecerdasan

anak, pola asuh orang tua, tingkat ekonomi, dll. Hal ini menunjukan bahwa ada

pengaruh perhatian orang tua yang mempengaruhi proses belajar anak.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rani Febriany dan Yusri (2013)

berjudul “Hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas sekolah” menunjukan nilai Fhitung sebesar 0,544. Nilai

Fhitung apabila dibandingkan dengan Ftabel sebesar 0,284 pada tingkat kepercayaan

1%, artinya nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel sehingga dapat ditafsirkan

terdapat hubungan yang signifikasn antara perhatian orang tua dengan motivasi

belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Hubungan perhatian orang tua juga ditunjukan oleh jurnal yang berjudul

Parent Influence on Outcome for Children: HIPPY as a Cost Effective Option

(22)

7

“… HIPPY ( Home Interaction programme for Parents ang Youngters)

has been successfully operated in New Zeland and overseas. HIPPY is home based programme that trains parents to help school or later life.”

Pernyataan tersebut menunjukkan keberhasilan program HIPPY di New

Zeland bejalan dengan sukses. HIPPY merupakan sebuah program yang

diciptakan pemerintah untuk melatih orang tua berinteraksi dengan anak dengan

cara belajar bersama, interaksi dan membantu kesulitan ketika disekolah.

Interaksi antara anak dan orang tua sangat dibutuhkan dalam proses

belajar, dengan adanya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka

kesulitan yang ada dalam belajar dapat diminimalisir. Perhatian orang tua juga

berpengaruh pada proses belajar IPS anak. Materi IPS yang luas menjadikan anak

kesulitan dalam memahami setiap materi untuk itu butuh perhatian khusus untuk

membuat anak berkonsentrasi dalam belajar.

Penelitian terdahulumenunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara

perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa dengan perhatian orang tua yang

baik mempunyai nilai akademik yang bagus.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitiandengan judul “Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar

IPS Pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten

(23)

8

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang

dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah :

Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua

dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDNDi Gugus Ki Hajar

Dewantara Kabupaten Semarang?

1.3

Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui:

1. Perhatian orang tua yang diberikan pada siswa kelas V SDN Gugus Ki

Hajar Dewantara.

2. Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara perhatian orang tua

dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara.

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:

1.4.1 Manfaat Teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perhatian

orang tua terhadap hasil belajar IPS. Selain itu penelitian ini dapat juga digunakan

sebagai pijakan bagi peneliti lain mengenai perhatian orang tua dan hasil belajar

(24)

9

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada siswa agar

dapat lebih menghargai perhatian orang tua yang diberikan.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk mengetahui

perhatian orang tua terhadap anak yang akan mempengaruhi proses

pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Manfaat bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk

menyusunprogram-program sekolah dalam usaha meningkatkan

kegiatan belajar siswa perlumelibatkan peran orang tua, karena

pendidikan anak tidak hanya tugas guru dan pihak sekolah.

4. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan menambah informasi bagi orang tua untuk

dapat lebih memperhatikan anak sehingga memiliki hasil belajar yang

(25)

10

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1.

LANDASAN TEORI

2.1.1 Pendidikan Keluarga 2.1.1.2Pendidikan

Pendidikan merupakan proses bimbingan yang diberikan untuk siswa agar

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berlangsung seumur hidup. Hal ini

dengan pendapat Purwanto (2014: 19) mengatakan pendidikan adalah

bimbingan/pertolongan yang diberikan pada anak oleh orang dewasa secara

sengaja agar anak menjadi dewasa. Pertolongan yang dilakukan secara sadar

bertujuan untuk membentuk karakter anak sehingga mampu menghadapi masa

depan. Pendidikan dapat ditempuh dengan berbagai jalur sesuai dengan kebutuhan

anak.

Pemerintah telah menentukan jalur pendidikan sebagaimana dijelaskan

pada Bab I Pasal 1 ayat 7 Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui siswa

untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai

dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan ini digunakan oleh pemerintah

sebagai sarana untuk menfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi yang ada

dalam diri siswa. Jalur pendidikan yang ada di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu

informal, formal dan nonformal yang dijelaskan pada Bab VI Pasal 13 Ayat 1

yaitu jalur pendidikan terdiri atas pendidikan informal, formal dan nonformal.

(26)

11

pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. (12)

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang

dilaksanakan secara terstruktur. (13) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan

keluarga dan lingkungan. Ketiga jalur yang telah dijelaskan di atas dapat

ditempuh untuk menyalurkan siswa agar dapat berkembang sesuai dengan tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah.

Jalur pendidikan yang ditetapkan mempunyai peran tersendiri untuk

mencapai tujuan pendidikan. Jalur pendidikan formal ditempuh melalui sekolah

formal yang dimulai dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah menengah Pertama).

SMA (Sekolah Menengah Atas) dan PT (Perguruan Tinggi). Setiap jenjang

pendidikan mempunyai peran masing-masing untuk memberikan pelajaran yang

sesuai dengan kemampuan berfikirsiswa. Misalnya untuk SD (Sekolah Dasar)

guru mengajarkan anak untuk lebih banyak memahami pelajaran yang tidak

terlalu membebani dan dapat diterima anak. Pembelajaran yang diberikan dapat

dikaitkan dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa.

Materi yang diajarkan dapat disampaikan dengan bahasa sederhana sehingga

siswa mampu memahami materi lebih jelas. Jenjang pendidikan selanjutnya

mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda untuk semakin menambah ilmu siswa.

Jalur nonformal ini sebagai lembaga pendukungjalur pendidikan secara formal

misalnya les bimbel (bimbingan belajar), les bimbel dapat dilakukan perorangan

maupun sebuah lembaga resmi yang sudah diakui oleh pemerintah, baik

(27)

12

siswa. Jalur informal berupa pendidikan keluarga dan lingkungan. Keluarga dan

lingkungan menjadi tempat pertama kali siswa belajar untuk mengenal hal-hal

yang ada di sekitarnya. Keluarga dan lingkungan dapat membantu anak untuk

meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Dari ketiga jalur di atas keluarga dan

lingkungan menjadi dasar pendidikan siswa sebelum memulai pendidikan formal

dan nonformal. Adanya keluarga dan lingkungan sosial menjadikan anak lebih

siap menghadapi pendidikan formal dan nonformal.

2.1.1.2Keluarga

Proses belajar anak dimulai dari lingkungan kecil yaitu keluarga. Keluarga

adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri

anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (UUD:1992). Setiap

keluarga terdapat orang tua yang senantiasa memberikan pelajaran hidup dan

bimbingan untuk menghadapi dunia luar. Nasution (1986:1) mengatakan orang

tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah

tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak. Orang tua

mempunyai peran untuk membimbing anak dalam pengetahuan dan sikap sosial di

masyarakat. Orang tua menjadi guru pertama dalam kehidupan siswa. Orang tua

memiliki tanggung jawab yang besar untuk membentuk karakter, membimbing

dan mengarahkan siswa untuk bekal menuju pendidikan formal. Dalam

membimbing anak, orang tua harus memberikan perhatian khusus untuk

mengawasi perkembangan belajar siswa. Banyak atau sedikitnya perhatian yang

diberikan kepada siswa mempengaruhi proses belajar siswa dirumah. Semakin

(28)

13

diterima, sebaliknya jika sedikit perhatian yang diberikan kepada siswa maka hasil

belajarnya akan rendah. Hal ini yang mendasari peneliti memilih faktor perhatian

orang tua mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.1.2 Perhatian Orang Tua

2.1.2.1Pengertian Perhatian Orang Tua

Dalam keluarga terdapat orang tua yang bertanggung jawab dalam

pendidikan anak.Orang tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu

keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut

ibu bapak (Nasution, 1986: 1).Orang tua sangat berperan pada proses belajar anak

senantiasa memperhatikan perkembangan belajar siswa. Orang tua sejak dini

mengajarkan kepada anak untuk mengenal ayah, ibu, dan orang disekitarnya,

mengenalkan nilai-nilai yang akan berguna bagi siswa untuk bersosialisasi di

masyarakat. Hal-hal tersebut menunjukan menunjukkan perhatian orang tua

sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar anak. Perhatian orang tua adalah

pemusatan/kekuatan yang ditujukan ayah dan ibu kepada siswa dalam

memperhatikan tingkah laku serta aktifitas siswa dengan sadar. Perhatian orang

tua dalam proses belajar dapat berupa bimbingan, pemenuhan kebutuhan,

pengawasan dan motivasi. Dalam keluarga, siswa untuk pertama kali

mendapatkan bimbingan, pemenuhan kebutuhan, pengawasan dan motivasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, dikuatkan oleh pendapat Soemanto (2012:

34) mendefinisikan perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara

bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Selian itu

(29)

14

1) Perhatian adalah pemusatan/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek.

2) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu

aktifitas.

Sedangkan Sumadi Suryabrata (2014: 14) berpendapat bahwa perhatian

adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang

dilakukan.

Bersumber pendapat ahli di atas, perhatian orang tua adalah

pemusatan/kekuatan terhadap tingkah laku serta aktifitas siswa secara sadar yang

ditujukan untuk anak. Pemusatan disini ditekankan pada proses belajar anak,

seperti: pemberian bimbingan, memberikan nasihat, memberikan motivasi dan

penghargaan, memenuhi kebutuhan anak dan pengawasan terhadap anak. Ketika

orang tua memperhatikan siswa dalam belajar, maka siswa akan merasa

diperhatikan dan semangat untuk belajar lebih giat untuk mencapai hasil belajar

yang maksimal.

2.1.2.2Macam-macam perhatian orang tua

Perhatian orang tua yang diberikan antara satu sama lain berbeda. Ada

orang tua yang sangat memperhatikan anak ada pula yang acuh. perhatian

mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti yang di ungkapkan oleh

Soemanto (2012: 35) ada bermacam-macam perhatian, yang pada pokoknya

meliputi:

1. Macam-macam perhatian menurut cara kerjanya:

a. Perhatian spontan; yaitu perhatian yang tidak sengaja atau

(30)

15

b. Perhatian refleksif; yaitu perhatian yang disengaja atau

sekehendak subjek.

2. Macam-macam perhatian menurut intensifnya:

a. Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak dikuatkan

oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai

kativitas atau pengalaman batin.

b. Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian ynag kurang

diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang

menyertai aktivitas atau pengalaman baru.

3. Macam-macam perhatian menurut luasnya:

a. Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju kepada

lingkup objek yang sangat terbatas.

b. Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat

tertuju kepada lingkup objek yang luas atau tertuju kepada

bermacam-macam objek.

Sumadi Suryabrata (2014: 14-15) menggolongkan perhatian menjadi 3, yaitu:

1. Atas dasar intensifnya:

a. Perhatian intensif, dan

b. Perhatian tidak intensif.

Makin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau

pengalaman batin berarti makin intensif perhatiannya.

2. Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan manjadi:

(31)

16

b. Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).

Perhatian jenis pertama timbul begitu saja, “seakan-akan” tanpa usaha,

tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis kedua timbul karena usaha,

dengan kehendak.

3. atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan

menjadi:

a. Perhatian terpencar (distributif),dan

b. Perhatian terpusat (konsentratif).

Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju pada

bermacam-macam objek. Perhatian yang terpusat pada suatu saat hanya dapat

tertuju kepada objek yang sangat terbatas.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa bermacam-macam

perhatian orang tua terhadap anak. Ditinjau dari intensifnya, ada perhatian intensif

dan tidak intensif. Perhatian intensif ini dilakukan secara rutin dan bertahap untuk

memberikan perhatian melalui perlakuan khusus melalui rangsangan. Misalnya

setiap malam orang tua selalu menemani anaknya belajar untuk membantu

memahami ketika ada pelajaran yang kurang dipahami. Sebaliknya perhatian tidak

intensif kurang diperkuat dengan rangsangan, misalnya orang tua yang hanya

menemani anak belajar tanpa campur tangan dalam belajar anak.

Ditinjau dari cara kerjanya pehatian spontan yaitu perhatian yang

dilakukan tanpa disadari. Misalnya melihat anaknya gelisah ketika mendapatkan

pekerjaan rumah (PR) dari guru namun setelah dicari pada buku pelajaran materi

(32)

17

mengarahkan mencari jawaban dari pertanyaan yang dimaksud. Sebaliknya

perhatian refleksi yaitu perhatian yang disengajakan untuk memperhatikan suatu

objek.

Ditinjau dari luasnya perhatian, ada yang terpusat dan terpencar. Perhatian

terpusat yaitu perhatian yang tertuju langsung pada satu objek dan tidak luas

sedangkan perhatian terpencar merupakan perhatian yang luas dan lebih dari satu

objek.

Perhatian khusus yang diberikan oleh orang tua dalam proses belajar

menjadikan siswa lebih terarah karena bimbingan yang diberikan selama proses

belajar dirumah.Adanya bimbingan,fasilitas dan suasana belajar yang kondusif

dapat memperlancar proses belajar.

2.1.3 Indikator Perhatian Orang Tua

Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan mempunyai tanggung

jawab untuk memberikan pengetahuan maupun pengalaman hidup yang akan

berguna bagi masa depan anak. Hamalik (2013: 6) mengatakan orang tua

menyadari bahwa anak-anak perlu memiliki pengetahuan yang tingkatnya

melebihi pengetahuan dan pengalaman orang tuanya sendiri. Seiring berjalannya

waktu orang tua mulai membuka wawasan tentang pendidikan melalui sebuah

lembaga. Sekolah Dasar (SD) dipilih sebagai suatu lembaga yang akan

memberikan pendidikan serta pengalaman belajar untuk membekali anak di masa

depan. Selain sekolah orang tua perlu memberikan fasilitas yang memadahi untuk

menunjang proses belajar. Orang tua semakin selektif dalam memberikan fasilitas

(33)

18

memadahi untuk menunjang belajar anak. Djamarah (2014: 267) mengatakan

“Jika komunikasi yang harmonis antara orang tua dan anak telah terbangun dan

implikasinya dapat menciptakan keluarga sejahtera...”. Orang tua dan anak

membutuhkan komunikasi yang baik untuk memaksimalkan rasa perhatian orang

tua terhadap anak. Orang tua dengan komunikasi yang baik akan selalu bertanya

tentang proses belajar disekolah, interaksi bersama teman selama disekolah,

interaksi dengan masyarakat, dll. Dengan adanya komunikasi antara orang tua dan

anak maka orang tua akan mengetahui kegiatan anak dalam proses belajar selain

itu anak juga dapat mengemukakan kesulitan yang dialami dalam proses belajar.

Selain itu kasih sayang dan suasana belajar yang nyaman juga dibutuhkan untuk

mendukung terciptanya proses belajar yang kondusif.

Orang tua diberikan amanah oleh Allah SWT untuk mendidik anak ke

jalan yang benar. Djamarah (2014: 129) mengatakan “Mendidik anak berarti

mempersiapkan untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang”. Dalam mendidik anak orang tua akan memperhatikan kegiatan dalam proses belajar anak.

Orang tua mempunyai kewajiban untuk mengenalkan nilai dan norma yang

berlaku di masyarakat, hal yang pantas atau tidak dan sebagainya sejak usia dini.

Hal ini akan membentuk karakter anak yang sesuai dengan yang diharapkan

masyarakat. Dengan adanya pengetahuan yang luas didukung dengan karakter

yang luhur akan menjadi modal bagi anak untuk menghadapi tantangan di masa

depan.

Memberikan pendidikan yang layak untuk masa depan anak merupakan salah

(34)

19

46) mengatakan “…tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak adalah

tanggung jawab pada aspek pendidikan iman (akal), pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial dan pendidikan seksual”. Pendidikan yang dilakukan oleh orang

tua di lingkungan keluarga menitik beratkan pada penanaman budi pekerti

sehari-hari yang dapat digunakan untuk hidup di masyarakat. Budi pekerti merupakan

suatu cerminan dari akhlak mulia. Tidak semua orang tua mengajarkan budi

pekerti dengan maksimal. Menurut Djamarah (2014:16) “…pendidikan yang

mulia itu adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak

dalam keluarga. Namun sayangnya, tidak semua orang tua melakukannya. Banyak

faktor yang menjadi penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk dan bekerja

keras siang dan malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi

anaknya, waktunya dihabiskan diluar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat

mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk

memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anak terabaikan”. Indikator yang akan diteliti tentang perhatian orang tua ada 5 yaitu: (1)

Pemberian bimbingan(2) memberikan nasihat, (3) memberikan motivasi dan

penghargaan, (4) memenuhi kebutuhan anak (5) pengawasan terhadap anak.

Penjelasannya sebagai berikut:

1) Pemberian Bimbingan.

Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan dapat dilakukan di

masyarakat. Bimbingan belajar salah satunya dapat di laksanakan di dalam

keluarga. Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak

(35)

20

Seorang anak cenderung masih labil dalam menghadapi permasalahan belajar.

Untuk itu orang tua wajib untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada anak. Bimbingan dan arahan ini dimaksudkan untuk membuat anak

menjadi lebih jelas dan termotivasi untuk belajar. Dengan adanya peran serta

orang tua dalam belajar anak, maka anak akan menjadi lebih terarah untuk

mengetahui mana yang salah dan yang benar yang harus di lakukan anak

dalam belajar. Mugiharso (2012:4) mengatakan “Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang

atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar

orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan

mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Bimbingan dalam hal ini orang tua memberikan tuntunan dan membantu anak untuk menghadapi

masalah yang dialami dalam proses belajar selain itu mengajarkan tentang

tanggung jawab terhadap pilihan yang telah dipilih. Dalam hal ini orang tua

berperan untuk membimbing anak dalam proses belajar. Orang tua juga

mengajarkan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak

sehingga anak menjadi lebih berkembang dan mencapai hasil belajar yang

maksimal. Pemberian bimbingan, misalnya; membimbing anak ketika ada

kesulitan, mendampingi mengerjakan tugas, dan menegur ketika tidak

bersungguh-sungguh dalam belajar.

(36)

21

Nasihat digunakan orang tua untuk memberikan kritik, saran dan masukan

terhadap apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Kritikan yang diberikan

sebaiknya tidak menjatuhkan mental anak. kritikan juga harus disertai saran

perbaikan sehingga anak tidak merasa di marahi atas hal yang telah dilakukan.

Nasihat digunakan untuk membuat anak menjadi paham mana yang salah dan

yang benar. Menasihati anak tidak berarti memarahi anak, nasihat dipandang

sebagai pemberian saran untuk memecahkan masalah berdasarkan pengalaman

yang telah dilakukan oleh orang tua. Memberikan nasihat, misalnya;

memberikan nasihat untuk tidak melakukan kecurangan, memberikan nasihat

untuk rajin belajar, dan menasihati pentingnya sekolah lanjut.

3) Memberikan motivasi dan penghargaan.

Motivasi dan penghargaan dilakukan guru dan orang tua untuk memberikan

semangat belajar bagi anak. Hamzah B Uno (2013:3) mengatakan “Motivasi

adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha

mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya”. Motivasi dapat berasal dar diri siswa maupun dari luar.

Lingkungan keluarga berperan penting untuk memotivasi atau memberikan

dorongan dalam proses belajar. Selain memberikan motivasi yang akan

memberikan semangat untuk belajar, orang tua memberikan penghargaan

dapat berupa pujian ataupun berupa hadiah. Baik motivasi dan penghargaan

dibutuhkan untuk memberikan semangat belajar anak. Memberikan motivasi

(37)

22

memberikan semangat belajar, memberikan hadiah ketika mendapatkan nilai

yang baik.

4) Memenuhi kebutuhan anak.

Penyediaan fasilitas yang memadahi merupapakan salah satu penunjang

belajar anak. Orang tua yang baik akan senantiasa memperhatikan fasilitas

belajar yang akan menunjang belajar anak sehingga proses belajar berjalan

secara optimal. Fasilitas belajar yang harus ada yaitu: alat tulis, buku

penunjang IPS, suasana belajar yang nyaman, dan lain sebagainya. Apabila

salah satu fasilitas tidak terpenuhi akan menghambat proses belajar anak dan

mengurangi semangat belajar anak. Sebaliknya apabila fasilitas terpenuhi

maka anak akan menjadi lebih semangat dalam belajar. Memenuhi kebutuhan

anak, misalnya; menyediakan fasilitas pendukung kegiatan belajar,

menyediakan peralatan sekolah anak, menyediakan ruangan khusus untuk

belajar.

5) Pengawasan terhadap anak.

Pengawasan terhadap anak difokuskan pada proses belajar anak. Dengan

adanya pengawasan orang tua akan mengetahui kesulitan yang dialami anak

dalam belajar dan perkembangan belajar anak. dengan adanya pengawasan

orang tua akan mengetahui kebutuhan apa saja yang akan dibutuhkan terkait

dengan aktifitas belajar. Pengawasan bukan berarti mengekang anak.

Pengawasan yang dilakukan oleh orang tua berguna untuk membuat anak

menjadi lebih disiplin dalam belajar. Pengawasan terhadap anak, misalnya;

(38)

23

membatasi jam bermain anak, mengawasi perkembangan anak baik di rumah

dan di sekolah.

Indikator yang telah ditetapkan digunakan sebagai acuan untuk membuat

instrumen tentang perhatian orang tua pada siswa kelas V SDN di gugus Ki Hajar

Dewantara Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2.1.4 Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia dalam segala

aspek kehidupan yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai

suatu tujuan. Seseorang akan belajar mengalami perubahan perilaku dan cara

berfikir maupun tingkah laku dan akan semakin bertambah secara bertahap dan

berkelanjutan. Hal ini dikuatkan oleh pendapat para ahli.

Soemanto (2012: 104) mengungkapkan bahwa belajar itu bukan sekedar

pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar

berlangsung secara aktif dan intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk

perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Laura (2012: 390) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku

yang relatif menetap dan muncul melalui pengalaman.

Belajar merupakan hal yang wajar yang telah dilakukan oleh semua

makhluk dari usia dini dan akan berlangsung sampai meninggal. Secara tidak

langsung kita belajar dari bangun tidur sampai tidur kembali. Belajar dapat

dilakukan di rumah, sekolah, lembaga pendidikan formal, non formal dan

(39)

24

Berdasarkan pendapat para ahlidi atas, belajar dimaknai sebagai proses perubahan

tingkah laku yang relatif tetap yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah laku manusia, antara yang

satu dan lainnya mempunyai kemampuan berbeda dalam proses belajar. Berhasil

atau tidak proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda pula. Faktor

tersebut ada yang berasal dari dalam diri ataupun luar diri seseorang sebagaimana

diungkapkan oleh para ahli.

Purwanto (2014: 102) mengatakan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor

individual, dan

2. faktor yang ada diluar individu kita disebut faktor sosial, yang termasuk

faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan,

kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang

termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga,

guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar

mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Sedangkan Soemanto (2012: 113) menggolongkan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar menjadi 3 golongan sebagai berikut:

(40)

25

2. Faktor-faktor metode belajar; (a) Kegiatan berlatih atau praktek, (b) Overlearning and drill, (c) Resitasi selama belajar, (d) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar, (e) Belajar dengan keseluruhan dengan bagian-bagian (f) Penggunaan modalitas indra (g) Penggunaan dalam belajar, (h) Bimbingan dalam belajar (i) Kondisi-kondisi insentif.

3. Faktor-faktor individual; (a) Kematangan, (b) Faktor usia kronologis, (c) Faktor perbedaan jenis kelamin, (d) Pengalaman sebelumnya, (e) Kapasitas mental, (f) Kondisi kesehatan jasmani, (g) Kondisi kesehatan rohani, (h) Motivasi

Djamarah (2011:175) menyebutkan faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

1. Faktor Lingkungan a. Lingkungan alami.

b. Lingkungan social budaya.

2. Faktor instrumental a. Kurikulum.

b. Program

c. Sarana dan fasilitas d. Guru

3. Kondisi Fisiologis

4. Kondisi psikologis

a. Minat

b. Kecerdasan c. Bakat d. Motivasi

e. Kemampuan kognitif

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat diketahui faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal (berasal dari diri siswa)

meliputi: intelegensi, kesehatan, kondisi fisik, motivasi dan gaya belajar dan

(41)

26

lingkungan sekolah, gaya mengajar guru, metode pengajaran yang dilakukan guru,

lingkungan sosial dan sebagainya.

Lingkungan keluarga merupakan faktor belajar yang pertama dan utama bagi

kehidupan siswa. Sejak lahir siswa memulai proses belajar dalam keluarga. Orang

tua sangat berperan dalam proses belajar dalam keluarga. Orang tua senantiasa

memberikan kasih sayang dan perhatian untuk menunjang proses belajar anak.

Perhatian yang diberikan orang tua kepada siswa akan memberikan semangat bagi

anak untuk belajar. Bimbingan dan pengarahan orang tua sangat dibutuhkan

dalam membantu anak menyelesaikan kesulitan dalam belajar, selain orang tua

juga bertanggung jawab atas tersedianya fasilitas pendukung belajar seperti: alat

tulis, buku penunjang pembelajaran IPS, memperhatikan tumbuh kembang anak

dan memperhatikan kesehatan mental maupun fisik siswa. Jadi perhatian orang

tua yang termasuk faktor eksternal dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.1.5Hasil belajar

Pada kegiatan pembelajaran seorang siswa harus melalui proses

pembelajaran. Proses tersebut mempunyai beberapa tahapan yang nantinya akan

berakhir pada hasil belajar, pada tahap awal siswa akan diberikan informasi yang

terkait dengan materi yang dipelajari. Tahap selanjutnya adalah proses pengolahan

informasi materi yang diterima selanjutnya akan dilakukan pendalaman melalui

pemahaman materi dan latihan soal. Barulah tahap terakhir akan diperoleh hasil

belajar melalui evaluasi keseluruhan untuk mengukur sejauh mana sejauh mana

(42)

27

Suprijono (2012: 7) mengungkapkan hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

saja.

Dari pernyataan di atas hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah

laku melalui tahapan belajar untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

materi atau ketuntasan nilai dalam pembelajaran.

Menurut Bloom (dalam Sudjana,2010:22-23) membaginya menjadi tiga

ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (1) Ranah

kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek

yaitu pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi.Ranah kognitif pada materi IPS banyak yang diajarkan kepada anak.

Pada aspek pengetahuan dan ingatan, siswa diarahkan untuk menghafalkan dan

mengetahui fakta, konsep dan generalisasi pada mata pelajaran IPS. Pada aspek

pemahaman, siswa diarahkan untuk memahami atau mengerti yang telah diketahui

atau dihafalkan sebelumnya. Aspek aplikasi, siswa dapat menerapkan

konsep-konsep tentang IPS. Aspek analisis, siswa diarahkan untuk menguraikan suatu

keadaan menjadi lebih kecil dan memahami hubungan antar bagian. Aspek

sintesis, siswa mampu menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur secara

logis. Aspek evaluasi, kemampuan siswa dalam membuat pertimbangan terhadap

suatu kondisi. (2) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap yang terdiri dari

limaaspek yakni penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.Ranah afektif dalam mata pelajaran IPS ini diajarkan dalam materi

(43)

28

baik, berperilaku sesama manusia, menghargai sesama, dan berinteraksi antar

individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Hal ini

diajarkan kepada siswa dengan harapan setelah mempelajari IPS anak dapat

bersosialisasi dengan masyarakat dan tidak merasa asing di masyarakat.(3) Ranah

psikomotoris, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan, dan kemampuan

bertindak. Ranah psikomotorik ini lebih mengarah pada hasil dari teori ranah

kognitif dan afektif yang telah diajarkan. Di ranah psikomotorik ini anak dapat

menerapkan materi yang telah diterima kedalah kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian diaharapkan dengan mempelajari mata pelajaran IPS ini anak tidak

hanya pandai dalam segi pengetahuan saja namun juga sikap dan tindakan di

masyarakat.

Ketiga ranah diatas dinilai guru selama proses pembelajaran IPS, namun

dalam aplikasinya guru paling banyak memunculkan nilai kognitif karena ranah

kognitif dapat dinilai dari hasil ulangan yang telah dilaksanakan, sedangkan untuk

ranah afektif dan psikomotoris guru harus ada pengamatan khusus untuk

memberikan nilai mengingat ranah tersebut tidak dapat diamati hanya sekali dua

kali saja. Dalam penelitian ini variabel hasil belajar IPS menggunakan hasil

belajar pada ranah kognitif, karena mencakup aspek pengetahuan dan ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Data yang digunakan adalah

nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPS kelas V tahun ajaran

2015/2016.

(44)

29

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang ada di sekolah dasar. Mata pelajaran IPS mempunyai cakupan

materi yang luas. Penjelasan tentang IPS diuraikan sebagai berikut:

2.1.6.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran, salah

satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Sapriya, dkk

(2006:3) IPS merupakan perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti

sejarah, geografi, ekonomi, antopologi budaya dan sebagainya yang diperuntukan

sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan. Selain itu A. Kosasih Djahiri

(dalam Sapriya, dkk, 2006:7) mengatakan ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu

pengatahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu

sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.

Bersumber pendapat para ahli bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

perpaduan konsep-konsep ilmu sosial dan ilmu lainya berdasarkan prinsip

pendidikan yang diajarkan sebagai pembelajaran di sekolahan.

2.1.6.2

Hakikat IPS

Dalam kehidupan ini kita tidak lepas dari hubungan antara makhluk satu

dengan yang lainnya. Setiap individu membutuhkan adaptasi terhadap lingkungan

sosial sehingga dapat bertahan hidup dalam masyarakat. Daerah satu dengan

lainnya tentu memiliki keadaan sosial yang berbeda-beda. Untuk itu pemahaman

terhadap lingkungan sosial harus diajarkan sedini mungkin melalui ilmu khusus

yang tidah hanya mengajarkan teori namun juga implikasinya di masyarakat, salah

(45)

30

tidak hanya membina generasi muda untuk belajar namun juga menanamkan nilai

serta prinsip-prinsip yang ada di masyarakat sehingga dapat berguna untuk masa

depannya. Selain itu IPS juga dapat digunakan untuk menghadapi dunia modern

yang menuntut generasi muda untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif untuk

melaksanakan pembangunan di masyarakat. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat

ahli.

Menurut Taneo (2010: 19) “Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari

anak didik adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda

belajar ke arah positif yakni megadakan perubahan-perubahan sesuai kondisi yang

diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta

prinsip-prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan

masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak

diwariskan kepada turunannya secara lebih baik”.

Bersumber pendapat ahli di atas Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknai

sebagai ilmu yang pengetahuan yang membina generasi muda untuk lebih aktif,

kreatif dan inovatif dan melakukan perubahan sosial yang diinginkan masyarakat.

2.1.6.3Tujuan IPS

Setiap pembelajaran yang diberikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai

dalam kegiatan belajar. Dengan adanya tujuan, pembelajaran dapat terarah dan

sesuai dengan yang diinginkan.

Kurikulum 2006 menjelaskan bahwa IPS bertujuan agar siswa memiliki

(46)

31

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosialdan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global.

Selain itu Taneo (2010: 26).mengatakan Tujuan mempelajari ilmu

pengetahuan di Indonesia untuk memberikan pengetahuan yang merupakan

kemampuan mengingat kembali atau mengenal kembali atau mengenal ide-ide atau

penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau dialami sebelumnya

Selain itu Fenton dalam Taneo (2010: 26) mengungkapkan bahwa tujuan

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mempersiapkan siswa menjadi Negara yang baik,

mengajar anak didik agar mempunyai kemampuan berfikir dan dapat melanjutkan

kebudayaan bangsa.

Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimaknaisebagai salah satu mata

pelajaran untuk mempersiapkan siswa mendapatkan pengetahuan, mengembangkan

kemampuan berfikir kritis, keterampilan, penanaman nilai dan sikap sosial untuk

mempersiapkan diri menjadi warga negara yang baik dan dapat melanjutkan

kebudayaan bangsa serta mempersiapkan siswa untuk menjadi masyarakat yang

(47)

32

2.1.6.4Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (sisdiknas, 2011: 5)

Menurut Hamalik (2014: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiwi (siswa dan guru), material (buku, papan

tulis, kapur, dan audio visual), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan belajar.

Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, dkk., 2006:7) mengatakan

ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu pengatahuan yang memadukan sejumlah

konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah

berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan.

Pendapat ahli di atas dapat dimaknai pembelajran IPS sebagai interaksi

antara peserta didik dan pendidik yang mempelajari tentang ilmu sosial yang

didukung dengan material, fasilitas dan proses yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan belajar IPS.

2.1.6.5Kurikulum IPS SD

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

pasal 1 ayat 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (sisdiknas, 2011: 5).

Menurut Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(48)

33

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Bersumber pendapat ahli di atas, kurikulum merupakan suatu perangkat

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan tujuan, isi dan

bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2006. Kurikulum

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sekolah dasar tahun 2006 ditetapkan berdasarkan

keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005

bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Dasar Pendidikan pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah mengacu pada:

1. Standart isi 2. Standart proses

3. Standart kompetensi lulusan

4. Standart pendidik dam tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pembiayaan

7. Standar pengelolaan standar pembiayaan 8. Standar penilaian.

Standar isi yang digunakan untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah (2006: 11) disebutkan bahwa struktur kurikulum SD/MI meliputi

substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama

enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI

(49)

34

pelajaran dengan ketentuan yaitu kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran,

[image:49.595.110.502.222.448.2]

muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Struktur Kurikulum SD/MI

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, VI A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

3. Bahasa Indonesia 5

4. Matematika 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

7. Seni Budaya dan Keterampilan 4

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan 4

B. Muatan Lokal 2

C. Pengembangan Diri 2

Jumlah 26 27 28 32

Sumber: Permendiknas, 2016

Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan

dengan menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini

adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta

didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar

yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang

berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem

Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan

(50)

35

muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu

dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan

tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SD/MI/SDLB

berlangsung selama 35 menit (BSNP, 2006: 41). Berikut Standar Kompetensi dan

[image:50.595.105.508.356.585.2]

Kompetensi Dasar yang pada kelas V semester genap:

Tabel 2.2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2.Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

2.1Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

2.2Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.3Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 2.4Menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan Indoneisa Sumber: Permendiknas, 2016

2.1.6.6Evaluasi Pembelajaran IPS

Menurut Ground dalam Gunawan (2013: 79) mengatakan evaluasi adalah

proses sistematik dalam pengumpulan, analisis dan penafsiran informasi untuk

menentukan jangkauan pencapaian tujuan pembelajaran.

Suprayogi (2011: 82) juga meyebutkan evaluasi adalah penilaian yang

(51)

36

Dewanto dalam Suprayogi (2011:82) proses evaluasi ada dua langkah

utama yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah kegiatan untuk

membandingkan kriteria objektif yang telah ditentukan dengan yang telah

dikuasai peserta didik (siswa). Kriteria harus objektif dan ditentuakn sebelum

proses belajar mengajar dilakukan. Penilaian merupakan proses untuk menentukan

siswa dalam kelompoknya, baik dalam metode dan proses, tetapi satu hal yang

perlu diingat adalah pengukuran merupakan proses awal evaluasi. Proses ini tidak

dibalik.

Bersunber pendapat para ahli di atas, evaluasi dimaknai sebagai sebuah

proses yang sistematik untuk mengukur dan menilai suatu objek (siswa) untuk

menentukan pencapaian tujuan belajar yang ditetapkan.

Menurut Gronlound dalam Suprayogi (2011:83) guru dapat membuat

keputusan yang berkaitan dengan proses penilaian yaitu; (1) keputusan pada

permulaan pengajaran, (2) keputusan pada saat pengajaran berlangsung dan (3)

keputusan pada akhir pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh siswa

membantu siswa untukmemperkuat motivasi belajar, memperdaya daya ingat dan

transfer belajar, memperbesar pemahaman siswa terhadap keberadaan dirinya dan

memberikan bahan umpan balik tentang keefektifan belajar (Suprayogi, 2011:83).

Tujuan dari evaluasi menurut Suprayogi (2011:83-84) antara lain:

1. Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar.

2. Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.

3. Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar

(52)

37

4. Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi ol

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Data siswa di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum dilakukan eksperimen untuk mendapatkan suhu pengeringan yang optimum, dibuat sampel batako dengan menggunakan suhu pengeringan alami (36°C) yang akan

Apabila tidak terdapat wakil penawar yang hadir pada saat pembukaan, panitia menunda pembukaan kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran sampai dengan batas

(3) Dalam hal Pemimpin UPTD Balai Benih Tanaman Pangan Pertanian Non Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka yang menjadi pengguna anggaran

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, dengan tujuan untuk: (1) menciptakan kepedulian masyarakat

tersebut termasuk golongan unsur peralihan (2) konfigurasi elektron kulit terluarnya adalah 4s 2 4s 6 (3) unsur tersebut mempunyai valensi lebih dari satu (4) dalam sistem

Jadi hipotesis nihil ( Ho ) dalam penelitian ini adalah : “Tidak Ada Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Akhlak Peserta Didik Di SMP (SAIM) Sekolah Alam

Melakukan uji kestasioneran data dengan plot data, yakni dengan membuat plot runtun waktu pada variabel inflasi Kota Purwokerto, inflasi Kota Surakarta, inflasi

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008