• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi

8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya

Industri alat angkutan, mesin dan peralatannya mempunyai peran besar terlihat pada konstribusi industri alat angkutan, mesin dan peralatannya terhadap PDRB Sektor Industri Pengolahan non migas di Provinsi Jawa Barat. Besarnya kontribusi Industri alat angkutan, mesin dan peralatannya pada tahun 2009 sebesar 51,08 persen menempati urutan pertama dalam kontribusi terhadap PDRB Jawa Barat dalam Sektor Industri pengolahan non migas. Permasalahan yang biasanya muncul dari industri ini adalah industri bahan baku dan komponen lokal masih lemah, lemahnya kemampuan design dan engineering industri komponen/kendaraan bermotor, pendanaan dalam negeri yang masih terbatas. Untuk industri mesin peralatan listrik adalah produk rotary equipment masih dalam tahap pengembangan. (Departemen Perindustrian 2009).

Tabel 4.17 Analisis Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di Nasional

3 Dj Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding Nasional 4 Tipologi I Istimewa

91 Gambar 4.8 Perkembangan LQ Industri Alat Angkutan, Mesin dan

Peralatannya

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa selama tahun 2005-2009 industri alat angkutan, mesin dan peralatannya yang fluktuatif, walaupun begitu industri alat angkutan, mesin dan peralatannya ini selalu menunjukkan nilai LQ yang lebih dari satu (>1) dan memiliki nilai rata-rata 1,42. Hal ini menunjukkan selama lima tahun (2005-2009) industri ini merupakan sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta industri ini perlu atau berpotensi ekspor ke daerah lain.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2005-2009) untuk subsektor industri alat angkutan, mesin dan peralatannya, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 645,00 yang menunjukan bahwa pertumbuhan

sektor ini cepat di Nasional. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, subsektor ini pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan di Nasional dan memiliki daya saing yang meningkat. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang positif, yaitu sebesar 2253,81. Sementara hasil LQ > 1, Pj positif (>0) dan Dj positif (>0) termasuk kedalam tipologi I sehingga

subsektor industri alat angkutan, mesin dan peralatannya menunjukan kepotensialanya yang istimewa untuk dikembangkan.

1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2005 2006 2007 2008 2009 Hasil LQ LQ rata-rata

92 9. Industri Barang Lainnya

Industri barang lainnya di Provinsi Jawa Barat, memiliki kontribusi sebesar 2,32 pesen terhadap pembentukan PDRB sektor industri pengolahan non migas di Jawa Barat. Yang dimaksud industri barang lainnya di Jawa Barat adalah industri kreatif. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifivitas, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut (Departemen Perindustrian, 2009).

Yang termasuk dalam industri kreatif antara lain video, film, dan jasa fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film dan jasa fotografi serta distribusi rekaman video dan film, termasuk didalamnya penulisan skrip, sinematografi, sinetron dan lain-lain. Kedua, kerajinan yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan produksi, kreasi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal hingga selesai produknya antara lain meliputi barang kerajinan dari tanah liat, kain, kaca dan lain-lain. Selanjutnya Fesyen yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, alas kaki dan aksesoris lainnya. Dan industri lainnya. (Departemen Perindustrian, 2009).

Potensi Jawa Barat untuk industri kreatif misalnya karena generasi muda di Jawa Barat dikenal khususnya kota Bandung dan sekitarnya gemar mengikuti mode dan turut aktif sebagai pengguna produk-produk kreatif yang dihasilkan warga Jawa Barat, maka industri kreatif fesyen maju di Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan tujuan wisata penduduk dari Jakarta dan

93 daerah lainnya. Jawa Barat merupakan pusat promosi budaya termasuk perintis perfilman nasional (misalnya lutung kasarung), memiliki sumberdaya pendukung industri kreatif yang tersedia dengan baik.

Tantangan yang dihadapi oleh industri kreatif antara lain tidak ada penanganan yang sistematik untuk meningkatkan peluang bisnis kreatif di Jawa Barat, tidak ada kebijakan yang mendukung iklim kreatif misalnya perijinan, investasi dan perlindungan hak cipta. Arah kebijakannya menciptakan iklim yang mendorong kreatifitas, misalnya dengan adanya pusat informasi industri kreatif, pengakuan kepeloporan dan prestasi dalam industri kreatif, perlindungan hasil karya kreatif (Hak cipta dan perijinan). Mengembangkan kemampuan penciptaan nilai kreatif dengan cara integrasi kegiatan kreatif, bisnis, dan teknologi, relevansi lembaga pendidikan dengan bisnis kreatif, dan lain-lain. Meningkatkan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif, misalnya kawasan/pasar kreatif, duta Bandung kreatif di Manca negara, dan cinta budaya bangsa. (Togar M Simatupang, 2007).

Tabel 4.18 Analisis Industri Barang Lainnya

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Nasional

3 Dj Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding Nasional 4 Tipologi II Baik sekali

94 Gambar 4.9 Perkembangan LQ Industri Barang Lainnya

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2005-2009) industri barang lainnya menunjukkan nilai LQ yang fluktuatif. Namun, industri barang lainnya ini selama tahun 2005-2009 selalu menunjukkan nilai lebih dari satu (>1) dan memiliki nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 2,32, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta industri ini perlu atau berpotensi ekspor ke daerah lain. Dan industri barang lainnya ini, merupakan sektor basis utama yang ada di Jawa Barat selama tahun 2005-2009.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2005-2009) untuk industri barang lainnya, nilai rata-rata komponen Pjnya adalah sebesar

-89,97 yang menunjukan bahwa pertumbuhan sektor ini lebih lambat pertumbuhannya terhadap kontribusi industri yang sejenis ditingkat provinsi karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor

ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih cepat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang positif, yaitu sebesar 134,65.

Sementara hasil LQ > 1, Pj positif (<0) dan Dj positif (>0) termasuk ke dalam

tipologi II sehingga industri alat angkutan, mesin dan peralatannya menunjukan kepotensialanya yang baik sekali untuk dikembangkan.

2.4 2.6 2.8 3 3.2 2005 2006 2007 2008 2009 Hasil LQ LQ rata-rata

95 BAB V