• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi

2. Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki mempunyai peran besar terlihat pada konstribusi industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki terhadap PDRB Sektor Industri Pengolahan non migas di Provinsi Jawa Barat. Besarnya kontribusi Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki pada tahun 2009 sebesar 20,36 persen menempati urutan kedua dalam kontribusi terhadap PDRB Jawa Barat dalam Sektor Industri pengolahan non migas.

Distribusi industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki selama tahun 2005-2009 pertumbuhannya menurun dari tahun ke tahun. Masalah-masalah yang terjadi pada industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki diantaranya, permesinan banyak yang sudah tua (80% berusia 20 tahun), PLN menetapkan daya /pemasangan baru (3x biaya normal), belum berkembangnya merk

77 sepatu lokal, kurangnya pasokan bahan dari kulit, keterbatasan kemampuan SDM bidang desain dan teknologi, ketergantungan yang tinggi pada buyer/principal luar negeri. (Departemen Perindustrian, 2009).

Langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah diantaranya melanjutkan program restrukturisasi permesinan dengan memberikan bantuan subsidi bunga kepada industri tekstil yang melakukan restrukturisasi, peningkatan pengaman pada pasar produk garmen dalam negeri melalui penekanan penyelundupan. Dengan insentif, insentif suku bunga pembelian mesin, pembebasan pajak (PPN dan PPh) bagi perusahaan penerima bantuan restrukturisasi, pembebasan bea masuk untuk mesin yang belum di produksi didalam negeri. (Departemen Perindustrian, 2009).

Tabel 4.11 Analisis Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Nasional

3 Dj Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding Nasional 4 Tipologi II Baik sekali

Sumber : Lampiran II, IX

Gambar 4.2 Perkembangan LQ Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2005-2009), industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki terlihat fluktuatif. Tetapi, hasil LQ

1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3 2005 2006 2007 2008 2009 Hasil LQ LQ rata-rata

78 selama lima tahun menunjukkan nilai yang besarnya lebih dari 1 (>1), dengan nilai rata-rata LQ yang besar yaitu sebesar 2,09 (>1), hal ini menunjukan bahwa industri ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih dari satu berarti industri ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta industri ini berpotensi untuk di ekspor ke daerah lain ataupun negara lain.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2005-2009) untuk industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, nilai rata-rata komponen Pj nya adalah sebesar -1542,98 yang berarti negatif, berarti Pertumbuhan industri ini tumbuh lambat di Nasional. Sedangkan nilai Dj nya positif, yaitu sebesar 727,93 yaitu berarti industri ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan di tingkat nasional dan industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki memiliki daya saing yang meningkat.

Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki dan hasilnya memiliki LQ > 1, Pj Negatif (<0) dan Dj Positif (>0) termasuk ke dalam tipologi II sehingga industri ini

merupakan industri yang memiliki tingkat kepotensialan yang baik sekali dan menunjukkan bahwa industri ini memiliki kinerja industri yang juga dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Industri Kayu dan Barang dari Kayu Lainnya

Industri kayu dan barang dari kayu di Jawa Barat memiliki peran yang kecil terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat, hal ini terlihat pada kontribusinya pada tahun 2009 sebesar 1,41 persen. Industri kayu dan barang dari kayu

79 cenderung fluktuatif selama tahun 2005-2009. Penurunan terjadi pada tahun 2007 menjadi 1,34 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,4 persen. Lalu pada tahun 2008 kembali menurun menjadi 1,21 persen dan pada tahun 2009 naik menjadi 1,41 persen.

Masalah-masalah yang terjadi pada industri kayu diantaranya kelangkaan pasokan bahan kayu dan rotan dan masih adanya ekspor produk kayu/rotan asalan dan setengah jadi, masih maraknya illegal loging dan illegal trade, ketergantungan teknologi design dan engineering mesin/peralatan mebel kayu dan rotan dari luar negeri, lemahnya kemampuan desain dan finishing furniture.

Langkah kebijakan yang diambil untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut diantaranya, percepatan perluasan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR), pengaturan ekspor produk hasil hutan, kewajiban verifikasi ekspor produk kayu/rotan. Insentif yang dilakukan diantaranya usulan pencabutan Permendag No. 12/2005 tentang ketentuan ekspor rotan untuk menjamin pasokan bahan baku dan mendorong investasi di industri rotan dalam negeri, penertiban hambatan-hambatan dalam pengangkutan bahan baku kayu/rotan legal, dan pembangunan terminal kayu. (Departemen Perindustrian 2009).

Tabel 4.12 Analisis Industri Kayu dan Barang dari Kayu

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor Non Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Nasional

3 Dj Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding Nasional 4 Tipologi VI Hampir dari Cukup

80 Gambar 4.3 Perkembangan LQ Industri Barang Kayu dan Barang

dari Kayu

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2005-2009), industri kayu dan barang dari kayu menunjukkan selama lima tahun menunjukkan bahwa industri ini cenderung fluktuatif, karena menurun pada tahun 2008 dan kembali naik pada tahun 2009, namun kenaikan dan penurunannya hanya sedikit. Nilai LQ subsektor industri barang kayu dan barang dari kayu ini, selama lima tahun menunjukkan nilai yang kurang dari satu (<1). Nilai rata-rata LQ yang kecil yaitu sebesar 0,32 (<1), menunjukan bahwa industri ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang kurang dari satu berarti industri ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta subsektor ini tidak berpotensi untuk di ekspor ke daerah lain ataupun negara lain.

Perhitungan hasil Shift Share selama tahun 2005-2009, untuk industri kayu dan barang lainnya dari kayu menunjukkan nilai rata-rata komponen Pj sebesar -67,28, karena menunjukkan nilai negatif maka industri ini merupakan industri yang tumbuh lambat di Nasional. Hasil perhitungan Dj menunjukkan angka positif yaitu sebesar 85,22. Yang berarti industri ini memiliki daya saing yang meningkat sehingga pertumbuhannya lebih cepat dari Nasional.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 2005 2006 2007 2008 2009 Hasil LQ LQ rata-rata

81 Perhitungan tipologi sektoral menunjukkan industri kayu dan barang dari kayu lainnya memiliki LQ < 1, Pj Negatif (<0) dan Dj Positif (>0) maka termasuk dalam tipologi VI, sehingga industri ini adalah industri yang kepotensialannya hampir dari cukup.