• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang sektor basis pernah dilakukan oleh Azhar, Syarifah Lies Fuaidah dan M. Nassir Abdussamad dengan judul penelitian Analisis Sektor Basis dan Non Basis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan tahun analisis dari tahun 1992-2001. Penelitian ini memakai data PNB (Produk Nasional Bruto) dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan variabel yang dikaji total produksi yang dihasilkan dari tiap sektor dalam jutaan rupiah. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ). Hasil dari penelitian tersebut, bahwa terdapat tiga sektor basis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Sementara enam sektor yang lainnya menjadi sektor non basis.

Ida Nuraini (2005) dalam jurnal yang berjudul Analisis potensi sektor manufaktur di Kabupaten Malang, dengan variabel analisis subsektor-subsektor industri pengolahan non migas dasn menggunakan alat analisis LQ, Shift Share,

25 dan Tipology Klassen, diperoleh hasil bahwa Kabupaten Malang mempunyai keunggulan komparatif untuk jenis industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki, industri semen dan barang galian bukan logam, industri alat angkutan, mesin, dan peralatan. Jenis industri yang potensi untuk dikembangkan adalah industri makanan, minuman, dan tembakau.

Bernadette Robiani (2007) dengan judul Kinerja Pembangunan Ekonomi Sumatera Selatan, yang menjelaskan kinerja pembangunan ekonomi di Sumatera Selatan pada periode 2002-2006. Dengan menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi, kontribusi sektor sektor kompetitif, dan aktivitas perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Dengan menggunakan alat analisis LQ (Location Quatient) Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkkan peningkatan dengan laju pertumbuhan tertinggi ada di sektor transportasi dan komunikasi. Kontribusi sektor terhadap PDRB yang terbesar dari sektor pertambangandan penggalian, meskipun laju pertumbuhannya terendah. Sektor yang kompetitif adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian serta sektor transportasi dan komunikasi. Laju pertumbuhan ekonomi di Sumsel masih didominasi oleh sektor perdagangan dan ritel dengan jumlah perusahaan terbesar ada di skala usaha mikro dengan dominasi lokasi di Kabupaten OKU dan Palembang dengan penyerapan tenaga kerja terbesar di kota Palembang.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Ade Indah Sari (2008) dengan judul Identifikasi Sektor Basis Dalam Perencanaan Pembangunan Ekonomi Untuk Mendorong Pengembangan Wilayah Kota Tebing Tinggi. Data yang digunakan

26 adalah jenis data sekunder. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif. Variabel yang diteliti adalah PDRB, Jumlah tenaga kerja, potensi wilayah, dan lain-lain. Alat analisis yang digunakan adalah LQ (Location Quotient) dan untuk melihat peran sektor industri dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja pada kota tebing digunakan analisa surplus pendapatan dan tenaga kerja. Untuk menganalisa angka pengganda pendapatan dan angka pengganda tenaga kerja digunakan analisa angka pengganda.

Hasil yang didapat dari penghitungan LQ (Location Quotient) berdasarkan indikator PDRB dengan indikator LQ<1, maka industri (besar/sedang) merupakan sektor non basis, sedangkan nilai LQ sektor industri di kota Tebing berdasarkan indikator tenaga kerja (angkatan kerja) dengan indikator LQ>1, artinya sektor industri (besar/sedang) merupakan sektor basis. Sektor industri (besar/sedang) memberikan peranan yang cukup besar dalam peningkatan pendapatan masyarakat jika dilihat dari analisa surplus pendapatan dan angka pengganda pendapatan, sangat disayangkan peranan ini efeknya jatuh pada daerah asal import. Sektor industri (besar/sedang) memberikan peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja jika dilihat dari analisa surplus tenaga kerja dan angka pengganda pendapatan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mohammad Mukhyi (2008) dengan judul Analisis Peranan Subsektor Pertanian dan Sektor Unggulan terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Provinsi Jawa Barat : Pendekatan Analisis IRIO. Dalam penelitian ini analisis shift share digunakan untuk mencari sektor yang mempunyai konstribusi pada wilayah analisis serta untuk mengetahui

27 apakah sektor pertanian mempunyai konstribusi terhadap perekonomian serta memiliki keterkaitan dan Analisis I-O interregional bertujuan untuk mengetahui keterkaitan perekonomian wilayah analisis dengan wilayah sekitar baik keterkaitan kedepan maupun keterkaitan kebelakang. Sedangkan dengan location quotientdalam penelitian ini digunakan untuk mencari keunggulan kompetitif.

Penelitian menggunakan data PDRB dan PDB serta Tabel I-O Interregional wilayah analisis. Pada Provinsi Jawa Barat yang mempunyai konstribusi terbesar adalah sektor perdagangan, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Sementara yang memiliki nilai multiplier besar terhadap perekonomian secara nasional sesuai dengan sektor unggulan diprovinsi Jawa Barat adalah subsektor perternakan, sedangkan hasil dari analisis IRIO sektor dan subsektor unggulan Provinsi Jawa Barat adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ropingi (2004) dalam Jurnalnya yang berjudul Aplikasi Analisis Shift Share Esteban-Marquillas Pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali. Jurnal ini berisi Efek alokasi adalah komponen dalam shift share yang menunjukkan apakah suatu daerah terspesialisasi dengan sektor perekonomian yang ada dimana akan diperoleh keunggulan kompetitif. Semakin besar nilai efek alokasi semakin baik pendapatan atau kesempatan kerja didistribusikan diantara sektor perekonomian dengan keunggulan masing-masing Berdasarkan efek alokasi tersebut terlihat bahwa sektor perekonomian di Kabupaten Boyolali mempunyai alokasi PDRB yang baik untuk setiap sektor perekonomian yang ada. Hal ini bisa dilihat dari nilai total efek alokasi yang

28 bernilai positif yang berarti semakin baik PDRB didistribusikan di antara sektor-sektor yang berbeda sesuai dengan kelebihan masing-masing sektor-sektor tersebut. Dilihat dari distribusi per sektor ternyata sektor industri pengolahan mendapatkan keuntungan yang paling tinggi yaitu sebesar Rp 12925941.97 ribu disusul sektor penggalian dan pertambangan sebesar Rp 1916219.28 ribu, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp 1679104.66 ribu dan sektor pertanian sebesar Rp 1404329.40 ribu. Ternyata sektor petanian di Kabupaten Boyolali berdarkan nilai efek alokasi yang positif berarti sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai potensi sebagai penyumbang pendapatan daerah Kabupaten Boyolali. Spesialisasi sektor pertanian yang terjadi di Kabupaten Boyolali ini disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah daerah yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor prioritas/unggulan untuk menopang pembangunan wilayah bersangkutan. Hal ini diperkuat dengan relatif masih tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Boyolali selama lima tahun terakhir dengan rata-rata 32.10 persen.

Selanjutnya ada jurnal dari Stanislav Ivanov dan Craig Webster (2010) dengan judul Decomposition of Economic growth in Bulgaria by Industry. Data yang digunakan adalah nilai tambah bruto oleh industri dalam harga berlaku dan harga konstan dari tahun sebelumnya (ukurandi Bulgaria per 31 Desember dari tahun yang bersangkutan) yang diperoleh dari Statistical of Bulgarian National Statistics Institute.Metode yang dipakai adalah decomposition methodology (metodologi dekomposisi) yang dikembangkan oleh Ivanov. Dalam jurnalnya Ivanov dan Webster mengeneralisasikan metode dekomposisi ini untuk setiap

29 jenis industri dan penggunaannya untuk perbandingan. Hasilnya industri yang paling efektif menurut analisis tersebut adalah industri manufaktur yang menempati urutan pertama di setiap tahunnya kecuali tahun 2004, dan perdagangan yang kedua. Sektor yang efektif adalah sektor perdaganan. Kontruksi atau bangunan adalah contoh yang sektor yang pertumbuhannya membaik atau maju. Alasan untuk ini adalah perkembangan konstruksi di kota-kota besar di Bulgaria. Di sisi yang lain, pertanian, pemburuan, perhutanan, perikanan dan penggalian berada di tiga peringkat terbawah.

Perbedaan penelitian ini dari jurnal dengan judul Analisis Sektor Basis dan Non Basis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan tahun analisis dari tahun 1992-2001, oleh Azhar, Syarifah Lies Fuaidah dan M. Nassir Abdussamad adalah dari tahun analisis dan daerah analisis. Persamaannya dengan penelitian ini adalah variabel yang dipakai yaitu GNP dan PDRB dan alat analisis LQ (Location Quotient). Dari jurnal Kinerja Pembangunan Sumatera Selatan (2007) adalah dari variabel yang dipakai dalam jurnal Kinerja Pembangunan Sumatera Selatan ini adalah Kontribusi sektor, Sektor Kompetitif, Aktivitas Perusahaan, daerah analisis dan tahun analisis. Persamaannya dengan penelitian ini adalah alat analisis yaitu dengan menggunakan LQ (Location Quotient) dan data yang dipakai yaitu PDRB.

Perbedaan dari penelitian terdahulu adalah dari beberapa jurnal ada tahun penelitian, daerah penelitian, dan data yang digunakan.Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, adalah alat analisis yang sama-sama menggunakan LQ, Shift Share, dan Tipologi.

8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Judul Peneliti Variabel Metode Analisis Hasil

Analisis Sektor Basis dan Non Basis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan tahun analisis dari tahun 1992-2001

Azhar, Syarifah Lies Fuaidah dan M. Nassir Abdussamad

PNB, PDRB Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (dilihat dari total produksi yang dihasilkan tiap sektor dalam juta rupiah)

LQ (Location Quotient )

Hasil dari penelitian tersebut, bahwa terdapat tiga sektor basis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Sementara enam sektor yang lainnya menjadi sektor non basis Kinerja

Pembangunan Sumatera Selatan 2007

Bernadette Robiani Pertumbuhan Ekonomi, Kontribusi sektor, Sektor Kompetitif, Aktivitas Perusahaan Location Quatient( LQ) Pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan dengan laju tertinggi ada di sektor transportasi dan

komunikasi. Kontribusi sektor terhadap PDRB yang terbesar dari sektor pertambangan dan penggalian. Sektor yang kompetitif adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian serta sektor transportasi dan komunikasi..

9 Ade Indah Sari

(2008) Identifikasi Sektor Basis Dalam Perencanaan Pembangunan Ekonomi Untuk Mendorong Pengembangan Wilayah Kota Tebing Tinggi PDRB, Jumlah tenaga kerja, potensi wilayah, dan lain-lain.

LQ (Location Quotient), analisa surplus pendapatan dan tenaga kerja, analisa angka pengganda

Hasil LQ dari indikator PDRB, bahwa industri (besar/sedang) adalah sektor non basis. Hasil LQ dari indikator angkatan kerja bahwa industri

(besar/sedang) adalah sektor basis, sektor industri

(besar/sedang)memiliki peningkatan pendapatan masyarakat dilihat dari analisa surplus pendapatan dan angka pengganda pendapatan.dari analisa surplus tenaga kerja dan angka pengganda pendapatan sektor

industri(besar/sedang)memiliki peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja Ida Nuraini (2005) Analisis Potensi Sektor Manufaktur di Kabupaten Malang PDRB Kabupaten Malang subsektor industri manufaktur LQ, Shift Share, Tipology Klassen mempunyai keunggulan komparatif untuk jenis industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki, industri semen dan barang galian bukan logam, industri alat angkutan, mesin, dan peralatan. Jenis industri yang potensi dikembangkan adalah industri makanan, minuman, dan tembakau.

10 Analisis Peranan

Subsektor Pertanian dan Sektor Unggulan terhadap

Pembangunan Kawasan Ekonomi Provinsi Jawa Barat Pendekatan IRIO

DR. Mohammad Mukhti

PDRB dan PDB Analisis Shift Share, IRIO, LQ

(Location Quotient)

Sektor yang memiliki kontribusi besar untuk PDRB Jawa Barat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Sedangkan hasil dari analisis IRIO sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Aplikasi Analisis Shift

Share Esteban-Marquillas pada Sektor Pertanian di Kab. Boyolali 2004

Ropingi PDRB Shift Share Esteban

Marquillas

Berdasarkan nilai efek alokasi sektor

perekonomian di Boyolali memiliki dua sektor unggulan, keunggulan sektor kompetitif dan tidak terspesialisasi dan dua tidak memiliki keunggulan kompetitif dan tidak terspesialisasi kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian Kab. Boyolali memiliki dua sektordilihat dari pengganda pendapatan selama tahun

11 2002 cenderung meningkat. Decomposition of Economic Growth in Bulgaria by Industry 2010

Stanislav Ivanov dan Craig Webster

GDP (PDB) Metodologi

decomposition

Hasilnya industri yang paling efektif menurut analisis tersebut

adalah industri

manufaktur dan diikuti oleh sektor perdagangan, sementara sektor pertanian, perburuan, kehutana, perikanan dan pertambangan berada di peringkst tiga terbawah. 33

36 C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan serangkaian usaha kebijaksanaan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meratakan distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah di dalam region maupun antar region dan mengembangkan ekonomi secara sektoral maupun atar lintas sektoral yang lebih menguntungkan didukung dengan strategi peningkatan sumber daya manusia Indonesia.

Pertumbuhan suatu daerah terjadi sebagai akibat adanya permintaan barang dan jasa tertentu terhadap suatu daerah oleh daerah lainnya. Upaya memenuhi permintaan ekspor tersebut dengan menggerakkan potensi ekonomi dan sistem produksi lokal akan memberikan pertumbuhan ekonomi bagi daerah yang bersangkutan. Semakin tinggi permintaan luar daerah dapat dipenuhi berarti semakin tinggi pula aktivitas perekonomian lokal dan pertumbuhan ekonominya.

36 Gambar 2.1 Kerangka berpikir Analisis Potensi Ekonomi Sektor Industri

Pengolahan Non Migas Di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 -2009