• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inflasi Tahunan dan Triwulanan

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 34-37)

Meningkatnya konsumsi masyarakat sehubungan dengan perayaan Idul Fitri serta dampak lanjutan kenaikan BBM subsidi memberikan

2.2 Inflasi Tahunan dan Triwulanan

II. Perkembangan Inflasi Daerah

Meningkatnya konsumsi masyarakat sehubungan dengan perayaan

Idul Fitri serta dampak lanjutan kenaikan BBM subsidi memberikan

tekanan inflasi yang tinggi pada periode laporan...

2.1 Gambaran Umum Inflasi

Sejalan dengan proyeksi inflasi pada laporan periode sebelumnya yakni 9,67±1%, laju inflasi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan III-2013 dilaporkan sebesar 9,48%, lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi triwulan II-2013 yang tercatat 7,24% (yoy). Sama halnya dengan kondisi inflasi di wilayah Kalimantan lainnya dimana kenaikan tertinggi dialami oleh Provinsi Kalimantan Selatan, dari 4,74% menjadi 7,09% (yoy). Namun demikian level inflasi di provinsi tetangga tersebut tercatat sebagai yang terendah di wilayah Kalimantan. Sebaliknya, tingkat inflasi tertinggi masih dimiliki oleh provinsi ini yang didorong oleh kuatnya daya beli masyarakat (demand pull) masyarakat Kaltim. (Gambar 2.1)

Apabila dibandingkan dengan rata-rata inflasi historis selama 3 tahun terakhir, tingkat inflasi yang terjadi pada periode ini jauh lebih tinggi yang diakibatkan oleh sejumlah faktor antara lain tingginya dampak lanjutan kenaikan BBM bersubsidi pada akhir Juni lalu serta kenaikan konsumsi masyarakat sehubungan dengan perayaan Idul Fitri yang jatuh pada awal Agustus 2013. Secara eksternal, tren peningkatan inflasi juga tidak terlepas dari gejala naiknya harga komoditas primer khususnya minyak bumi yang diperdagangkan pada harga US$107,77 di posisi September 2013 (Grafik 2.1).

2.2 Inflasi Tahunan dan Triwulanan

Pergerakan inflasi tahunan (yoy) Kaltim sejak triwulan III-2012 hingga periode laporan masih berada dalam trend yang meningkat, searah dengan pola inflasi wilayah Kalimantan maupun Nasional. Meningkatnya tekanan inflasi di Kaltim searah dengan pergerakan inflasi nasional yang merangkak naik dari 5,90% menjadi 8,40%, maupun wilayah Kalimantan yang secara umum mencatat kenaikan dari 6,34% menjadi 8,40%. Tekanan inflasi mulai mereda memasuki bulan September dan diharapkan dapat berlanjut hingga akhir tahun. Tingkat inflasi IHK Kaltim di periode laporan yang tercatat 9,48% jauh melebihi rata-rata inflasi historis (2010-2013) untuk periode triwulan III, yakni sebesar 6,05% (grafik 2.2).

Dari realisasi inflasi Kaltim sebesar 9,48% tersebut, kota Samarinda yang mengalami inflasi 10,17% memberikan andil inflasi sebesar 4,79%, sedangkan kota Balikpapan yang terjadi inflasi sebesar 7,95% menyumbang inflasi sebesar 3,17%. Adapun sisanya berasal dari

22 inflasi kota Tarakan yang mencatat inflasi 11,5%. Tingkat inflasi yang terjadi di ketiga kota yang menjadi sampel inflasi tersebut juga berada di atas level rata-rata inflasi triwulan III dalam 3 tahun terakhir. Rata-rata inflasi triwulan-III di kota Samarinda tercatat sebesar 6,05%, kota Balikpapan 6,81% dan di kota Tarakan 7,01% (tabel 2.1).

Gambar 2.1 Laju Inflasi Provinsi Antar Provinsi

di Kalimantan (yoy) Grafik 2.1 Harga Komoditas Internasional

Sumber : BPS, diolah Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah

Grafik 2.2 Laju Inflasi Provinsi Kaltim, Wilayah Kalimantan dan Nasional

Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Balikpapan, Samarinda, Tarakan dan Kaltim

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

Tingginya tekanan inflasi Kaltim pada periode laporan secara jelas dapat terlihat dari pergerakan secara kumulatif triwulanan (qtq), dimana total inflasi bulanan (mtm) yang terjadi selama triwulan III-2013 mencapai 4,70% sementara pada periode sebelumnya hanya tercatat 1,28%. Sebagaimana dibahas sebelumnya bahwa kondisi ini terutama dipicu oleh tingginya dampak lanjutan kenaikan BBM bersubsidi dan peningkatan pola konsumsi masyarakat saat menjelang Idul Fitri. Dampak dari dua event tersebut khususnya mempengaruhi harga-harga bahan makanan dan makanan jadi yang hampir seluruhnya berasal dari daerah lain sehingga ongkos distribusi menjadi komponen penting dalam penentuan harga jual.

Ditinjau dari ketiga kota pembentuk inflasi Kaltim, kota Samarinda tercatat mengalami inflasi tertinggi yakni 5,69% dengan andil terhadap inflasi Kaltim mencapai 2,68%. Sementara kota Balikpapan dan kota Tarakan yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 3,70% dan 4,21% memberikan kontribusi inflasi sebesar 1,48% dan 0,54% terhadap kumulatif inflasi triwulanan yang terjadi di Kaltim.

6,22 4,74 7,09 Tw III 2010-2012 II-2013 III-2013 6,51 6,12 7,38 Tw III 2010-2012 II-2013 III-2013 6,47 7,24 9,48 Tw III 2010-2012 II-2013 III-2013 6,10 6,39 8,19 Tw III 2010-2012 II-2013 III-2013 6,34 6,34 8,40 Tw III 2010-2012 II-2013 III-2013 Kalimantan -20 40 60 80 100 120 -200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2012 2012 CPO (mt) (LHS) Emas (Oz) (LHS) Minyak WTI (barel) (RHS) Kedelai (bushel) (RHS) (USD) (USD) 0 2 4 6 8 10 12 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 2010 2011 2012 2013

(% yoy) Kaltim Nasional Kalimantan 2012

Tw III Tw II Tw III -qtq 2,65 2,31 1,08 5,69 -yoy 6,05 4,38 6,64 10,17 -qtq 2,98 2,82 1,01 3,70 -yoy 6,81 5,67 7,03 7,95 -qtq 2,92 2,62 2,69 4,21 -yoy 7,01 8,08 9,80 11,50 -qtq 2,82 2,56 1,28 4,70 -yoy 6,48 5,39 7,24 9,48 Kaltim Rata-rata inflasi Tw.III (2010-2012) 2013 Samarinda Balikpapan Tarakan

23 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

2.3.1 Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, meningkatnya tekanan inflasi di triwulan III telah diekspektasikan oleh konsumen sebagaimana hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur terhadap 200 responden di Kalimantan Timur. Indeks ekspektasi konsumen pada akhir triwulan II menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi, yang mengindikasikan perkiraan konsumen terhadap kondisi permintaan dan harga-harga dalam 3 bulan ke depan. Kenaikan indeks ekspektasi terjadi pada seluruh kelompok komoditas khususnya bahan makanan, makanan jadi, perumahan, dan transportasi. Adapun hasil Survei Konsumen pada triwulan III-2013 memberikan gambaran indeks ekspektasi yang menurun, dimana konsumen memperkirakan adanya penurunan harga-harga dan kondisi permintaan dalam 3 bulan kedepan (grafik 2.3). Adapun penurunan harga diperkirakan terjadi pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan serta kelompok transportasi & komunikasi yang sebagian besar dipengaruhi oleh meredanya dampak lanjutan kenaikan BBM bersubsidi dan berakhirnya Idul Fitri.

Grafik 2.3 Ekspektasi Konsumen

Sumber: Survei Konsumen KPw BI Kaltim

Tekanan dari sisi permintaan juga berasal dari naiknya permintaan masyarakat akan perumahan, terutama pada masa tahun perkuliahan baru dimana mahasiswa yang datang dari luar daerah mencari tempat tinggal di samping dampak kenaikan Tarif Dasar Listrik tahap III. Kondisi ini menyebabkan inflasi pada kelompok perumahan cukup tinggi, dimana selama triwulan III-2013 mencatat akumulasi inflasi (qtq) sebesar 3,69%.

Untuk itu berbagai upaya stabilisasi harga dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan Bank Indonesia melalui forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), antara lain dengan percepatan implementasi program Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di tiga kota pembentuk inflasi Kalimantan Timur guna menjaga ekspektasi masyarakat terhadap harga kebutuhan pangan dan komoditi strategis lainnya. Selain ini dengan memberikan rekomendasi ke dinas teknis terkait dengan penyederhanaan rantai distribusi, pemetaan kebutuhan semen untuk mencegah kekurangan pasokan, mengoptimalkan program-program diversifikasi pangan, serta menginisiasi adanya kerjasama antar daerah.

100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2011 2012 2013 Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 34-37)