• Tidak ada hasil yang ditemukan

ketenagakerjaan yang memperlihatkan peningkatan disertai dengan turunnya level pengangguran terbuka

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 62-67)

5.1 Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja di Kaltimantan Timur yang bekerja sedikit meningkat (0,32%) dibanding tahun lalu (yoy) dengan jumlah sebanyak 1.624.272 orang. Meskipun jumlah penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja Kalimantan Timur pada periode Agustus 2013 tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penduduk angkatan kerja tercatat sebanyak 1.766.330 orang, turun 0,62% dari posisi Agustus 2012. Kondisi positif dari sisi ketenagakerjaan juga terlihat dari data pengangguran terbuka yang menurun dari 8,9% pada tahun lalu menjadi 8,04% di periode laporan. (Grafik 5.1)

Grafik 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Prov.Kalimantan Timur

Sumber: BPS Prov.Kalimantan Timur, diolah

Komposisi ketenagakerjaan di Kaltim terdiri dari 26,61% atau 432.219 penduduk bekerja pada sektor pertanian, sebesar 23,09% atau 375.044 angkatan kerja bergerak pada sektor industri manufaktur, dan sisanya 50,30% atau 817.009 orang bekerja pada sektor pelayanan dan jasa. Berdasarkan penggolongan tersebut, sektor industri manufaktur yang terdiri dari sektor pertambangan/penggalian, industri, listrik, gas dan air minum, serta bangunan, sedangkan sektor pelayanan dan jasa meliputi sektor perdagangan, restoran dan hotel, angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi serta sektor jasa-jasa. (Grafik 5.2).

-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% -0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00

Feb Agust Feb Agust Feb Agust

2011 2012 2013

yoy Orang (Juta)

Penduduk 15+ Angkatan Kerja

Bekerja Penganggur

50 Grafik 5.2 Persentase Penduduk Bekerja Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sumber: BPS Prov.Kalimantan Timur, diolah

Penduduk bekerja pada sektor pertanian pada periode Agustus 2013 mengalami penurunan secara tahunan dari 459.020 menjadi 432.219 penduduk. Kondisi ini searah dengan angka ramalan (ARAM II) Badan Pusat Statistik (BPS) untuk produksi padi dan jagung pada tahun 2013 yang memperlihatkan penurunan masing-masing sebesar 1,39% dan 14,48% (yoy) akibat adanya penurunan luas panen. Sedangkan untuk komoditi kedelai masih mengalami peningkatan luas panen sebesar 14,01% dibanding tahun lalu. Sementara itu pada sektor manufaktur dan jasa tercatat mengalami kenaikan jumlah pekerja masing-masing sebesar 1,42% dan 3,38% (yoy). Hal tersebut sejalan dengan arah perbaikan ekonomi Kaltim secara umum yang didorong oleh kinerja sektor industri pengolahan dan bangunan yang sedikit membaik. Adapun untuk sektor jasa yang juga mengalami peningkatan terutama dipengaruhi oleh naiknya penyerapan tenaga kerja pada sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan sebesar 11,48%(yoy) dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,12% (yoy).

Jika dilihat dari status pekerjaan utama, dari 1.624.272 orang pekerja di Kalimantan Timur, status pekerjaan utama paling sedikit yaitu pekerja berusaha dibantu buruh tetap sebesar 63.735 penduduk, mengalami penurunan 12,17% (qtq) atau 9,06% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Tabel 5.1).

Tabel 5.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah Pertanian 28% Manufaktur 23% Jasa 49% Tahun 2012 Pertanian 27% Manufaktur 23% Jasa 50% Tahun 2013

51 5.2 Kesejahteraan

Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur secara umum juga terlihat dari pemerataan penduduk bekerja pada kabupaten/kota di Kalimantan Timur yang menunjukkan rata-rata persentase penduduk kerja lebih dari 90% dibandingkan dengan penduduk angkatan kerja. Jika dilihat dari kabupaten/kota, wilayah yang memiliki jumlah angkatan kerja terbanyak antara lain Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan dan Kutai Timur masing-masing memiliki persentase jumlah penduduk kerja sebesar 91,43%, 92,63%, 92,05% dan 93,91% (Tabel 5.2).

Tabel 5.2 Penduduk Angkatan Kerja, Bekerja dan Pengangguran menurut Kabupaten/ Kota Periode Agustus 2013

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah

Laju pertumbuhan ekonomi yang relatif membaik di triwulan III juga diharapkan lebih berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Pada periode Maret 2013 lalu, tingkat kemiskinan tercatat menurun dari 6,68% pada posisi Maret 2012 menjadi 6,06%. Pada periode antara Maret 2012-Maret 2013 terjadi penurunan persentase penduduk miskin sebesar 0,62%, kondisi ini dipengaruhi naiknya garis kemiskinan dari Rp 347.577 pada Maret 2012 menjadi Rp 381.706 pada Maret 2013 atau meningkat sebesar 9,82%.

Grafik 5.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah

Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Miskin

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah

0 2 4 6 8 10 12 14 0 1 2 3 4 5 6 (% yoy) (% yoy) Pertumbuhan EkonomiTingkat Kemiskinan

52 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Timur menunjukkan kecenderungan menurun pada periode Maret 2012-Maret 2013 masing-masing sebesar 20,92% dan 33.33%. Besarnya penurunan ini mengindikasikan bahwa secara umum pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin kecil.

Kondisi kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur yang semakin membaik juga diindikasikan oleh Indeks Keyakinan Konsumen yang mengalami kecenderungan meningkat dari rata-rata 122,42 periode triwulan II-2013 menjadi 124,67 pada triwulan III-2013 (Grafik 5.). Peningkatan keyakinan tersebut berasal dari meningkatnya kondisi ekonomi saat ini yang naik dari rata 115,17 pada periode sebelumnya menjadi rata-rata 121,67 pada triwulan III-2013 atau meningkat 6,50 poin. Sementara itu ekspektasi konsumen mengalami penurunan dari rata-rata 129,67 pada triwulan II-2013 menjadi rata-rata 127,67 poin pada triwulan III-2013 atau menurun 2,00 poin. Dengan demikian baik perkembangan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi maupun ekspektasi konsumen ke depan menunjukkan tingkat optimisme yang masih terjaga.

Masyarakat memperkirakan bahwa penghasilan mereka pada enam bulan yang akan datang masih tetap optimis sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi Penghasilan (Grafik 5.3). Kondisi rata-rata Indeks Ekspektasi Penghasilan triwulan III-2013 sebesar 139,17 lebih tinggi dari triwulan II-III-2013 yang sebesar 138,33 point. Sementara itu, optimisme konsumen terhadap kegiatan usaha pada 6 (enam) bulan yang akan datang berasal dari konsumen yang mengatakan adanya perbaikan infrastruktur (54,43 persen); kemudahan mendapatkan pembiayaan perbankan (26,58 persen); insentif/subsidi pemerintah meningkat (12,66 persen); dan inflasi terkendali (6,33 persen).

Grafik 5.4 Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 5.5 Indeks Penghasilan

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Namun jika dilihat berdasarkan kabupaten /kota masih terdapat beberapa daerah yang tingkat kesejahteraannya dibawah kondisi Kalimantan Timur secara umum yang terlihat dari tingginya persentase penduduk miskin, garis kemiskinan dan gini ratio dibandingkan dengan provinsi. Kabupaten/kota yang tingkat kesejahteraannya masih

-20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2011 2012 2013 Indeks

Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen -20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2011 2012 2013 Indeks

53 Tabel 5.4 Jumlah Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan

dan Gini Rasio , 2010

Sumber: BPS Prov.Kalimantan Timur, diolah

dibawah dilihat dari tingginya persentase penduduk miskin dan gini ratio antara lain Malinau, Bulungan, Tana Tidung, dan Nunukan (Tabel 5.3).

54

VI. Proyeksi Perekonomian dan Inflasi

Arah perekonomian Kaltim di triwulan IV-2013 diproyeksi menguat

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 62-67)