• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN PENELITIAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.3 Informan III

Nama : Wahidin

Jabatan : Manager Pra cetak dan design layout

Informan merupakan manager Pra cetak dan design layout yang bertanggung jawab mengorganisasi keseluruhan pekerjaan bidang pracetak.

Bidang pracetak sebenarnya merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang menangani pekerjaan antara redaksi dan percetakan. Bagian ini terdiri dari tata letak/perwajahan, desain, pembuatan plate dan sebagainya yang berhubungan dengan cetak dan perwajahan. Naskah berita, artikel, foto, grafik, dan table-tabel lainnya yang akan di muat dalam penerbitan surat kabar ditata sampai pada plate yang siap di serahkan ke bagian percetakan. Tugas: membawa naskah yang sudah disetujui pemimpin redaksi ke percetakan untuk dicetak, mengawasi proses pencetakan di percetakan, menerima kondisi produk dalam keadaan baik dari percetakan dan bersama dengan bagian distribusi, segera mengedarkan produk tersebut ke pasar. Informan menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis terkait strategi Sumut Pos dalam meningkatkan kualitas produk yaitu penampilan surat kabar Sumut Pos itu sendiri, seperti berikut ini :

“Ideal itu seperti inilah (sambil menunjukkan kover depan surat kabar Sumut Pos), ada grafis perwajahannya, perwajahan mengkombinasikan

warna yang brani, satu warna yang kedua foto yang besar dan kemudian yang ketiga grafis. Itu patokan dari jawa pos. Makanya itu kita tiap tiga bulan ada perubahan pewajahan di lingkungan jawa pos juga begitu sekaligus kita rapat triwulan dihadirin oleh semua perwakilan dari jawa pos grup. Jadi disitu juga ditampilkan perlombaan perwajahan.

Perlombaan perwajahan itu gak jauh-jauh itu penilaiannya itu dari grafis, kedua dari tampilan ekstrim brani atau gak ketiga permainan warna dan kemudian yang keempat hasil cetak. Makanya itu ketika perlombaannya itu gak pdfnya dikirim tapi korannya dikirim supaya mereka bisa melihat dan tanggalnya mereka yang tentukan itu.”

Konsep tampilan surat kabar Sumut Pos yang ideal menurut managemen Sumut Pos adalah penonjolan pada grafis perwajahan yang menarik. Perwajahan Sumut Pos memiliki tiga karakter ciri khas yang harus diperhatikan dalam setiap edisinya yaitu yang pertama dalam hal warna, Sumut Pos mengkombinasikan warna-warna terang yang berani, yang kedua adalah tata letak foto dengan gambar yang besar dan menonjol dan kemudian yang ketiga grafis. Hal ini merupakan patokan dari Jawa Pos. Karena tampilan merupakan hal yang dianggap penting bagi semua perusahaan Jawa Pos grup, maka setiap tiga bulan sekali diadakan usaha untuk meningkatkan perubahan pewajahan di lingkungan jawa pos. Selain itu juga sekaligus diadakan rapat triwulan yang dihadirin oleh semua perwakilan dari Jawa Pos grup, dimana disitu juga ditampilkan perlombaan perwajahan dari setiap ank perusahaan Jawa Pos grup, dengan tujuan untuk memacu peningkatan kreatifitas dalam perwajahan masing-masing. Dimana perlombaan perwajahan itu penilaiannya berdasarkan penampakan grafis, kedua dari tampilan ekstrim brani dan ketiga permainan warna lalu kemudian yang keempat hasil cetak.

“Iya dong, kita selalu mengikuti perkembangan terbaru yang menarik lah tetapi sesuai pakem Jawa Pos grup tentunya. Setiap hari berubah, besok bisa orang, bisa kartun, headlinenya semua berubah. Jumlah kolom tetap

7 kolom. Tapi kalau designnya pasti berubah-berubah. Misalnya hari ini kotaknya sebelah kanan, nah besok kotaknya bisa sebelah kiri.”

Surat kabar harian Sumut Pos juga selalu merubah tampilan dan kolom surat kabar supaya lebih menarik. Perkembangan baru dibuat semenarik mungkin namun tetap sesuai standar Jawa Pos grup. Setiap hari diadakan perubahan supaya pembaca tidak bosan namun jumlah kolom tetap tujuh kolom.

“Yang pasti sesuai dengan headline, foto itu berkaitan dengan headline, fokus tajam. Misalnya ada kerusuhan lapas, paling yang diambil lebih kepada foto lapasnya diambil engle yang lebih artistik lah. Artistiknya ya bisa dilihat orang sebagai foto yang baiklah, foto yang baik itu fokus, tajam dan bermakna. Meskipun yang diberitakan kerusuhan atau tindak kriminal, tapi yang kita sorot bukan kekerasan ataupun adegan yang menimbulkan kengerian pembaca, tapi bagaimana gambar itu bisa menyampaikan kabar mengenai situasi di lapangan.”

Pemilihan gambar yang layak untuk diterbitkan juga menjadi perhatian dari surat kabar Sumut Pos, dimana standar gambar yang layak tayang menurut mereka adalah yang sesuai dengan headline ataupun judul artikel, dimana gambar harus fokus dan tajam. Gambar yang diambil haruslah diarahkan dengan engle yang artistik, dimana bisa dilihat pembaca sebagai foto yang fokus, tajam dan bermakna. Misalkan ketika berita meliput berita kerusuhan atau tindak kriminal, gambar yang ditampilkan tidak boleh ada adegan kekerasan ataupun adegan yang menimbulkan kengerian pembaca, tapi gambar yang bisa menyampaikan pesan mengenai situasi di lapangan.

“Yang pasti satu kita gak pernah menampilkan foto yang tidak menarik, contohnya foto konfrensi pers ini, hahaahah... sangat dihindari ini (sambil menunjuk salah satu gambar headline di cover depan salah satu koran lokal lain di Sumut). Ya gak menarik kan, tapi yah itu tadi, tergantung sama selera pasarnya masing-masing, pasarnya ya suka menikmati koran

seperti ini. Kalau mereka rombak bisa ditinggalkan mereka ini mungkin, memang selera pembacanya ya udah biasa baca koran kayak nasi campur gini hahaha... Karena sifatnya orang untuk surat kabar kalau udah biasa ya nyaman dengan gaya penyampaian dan tampilan surat kabar yang biasa dibacanya ya begitulah yang disukanya. Tampilan selalu semakin bagus kalau sumut pos, apalagi kan design grafis kita selalu sekolah ke jawa pos. Tampilan desain grafis kita kan yang menjadi salah satu senjata pembeda dari pesaing lain disini, ya coba lah kamu bandingkan sendiri kover kita dengan koran pesaing lain di Medan coba.”

Menurut informan, pertumbuhan peningkatan penampilan surat kabar Sumut Pos sejauh ini selalu mengarah untuk semakin bagus. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya pelatihan design grafis yang selalu diadakan oleh Jawa Pos Grup. Tampilan desain grafis Sumut Pos menurut informan adalah salah satu senjata andalan yang menjadi pembeda dari para koran kompetitor di Sumut.

“Biasanya kalau halaman satu itu kan halaman etalase, karena halaman etalase itu biasanya di apa namanya itu ditingkat eceran kan dijual paling depan yaitu biasanya sudah hasil kesepakatan pemred, redpel, manager design grafisnya dan itu yang design langsung saya managernya kalau halaman satu. Ya maksudnya kalau halaman kover sebisa mungkin yang buat orang-orang terbaik kita lah didalamnya. Kalau untuk yang dibelakang itu biasanya bagian orang-orang yang sedang belajarlah untuk menjadi yang terbaik hahaha..”

Tampilan halaman depan atau kover sebuah surat kabar merupakan bagian yang penting karena tampilan judul dan gambar dapat membuat pembaca tertarik.

Penentuan halaman terdepan surat kabar Sumut Pos merupakan hasil kesepakatan bersama dari tim redaksi yakni pemred, redpel, serta manager pra cetak. Sumut Pos sangat mengutamakan hasil design grafis yang baik pada perwajahan surat kabarnya, oleh karena itu khusus pada bagian kover depan surat kabar Sumut Pos, design grafisnya akan ditangani secara langsung oleh manager pracetak agar hasilnya pasti jauh lebih baik.

“Ya pemred, kalau untuk posisi kolom berita dan iklan disesuaikan saja dari kita bagian design layout, iIklan itu udah ada ininya berapa kolom berapa kolomnya nanti yang nentukan itu designya kecuali ada pemberitaan khusus dari orang iklan mau disebelah mana dan dimana.”

Design tampilan akhir dari surat kabar Sumut Pos yang dinilai telah layak cetak ditentukan oleh pemred sebagai penentu akhir. Posisi kolom berita akan disesuaikan oleh bagian design layout, dimana iklan sudah ditentukan peletakan posisi dan jumlah kolomnya sesuai dengan permintaan dari pihak pengiklan.

“Ya tampilan kita mengikuti pakem dari Jawa Pos grup yah, Jawa Pos kan terkenal sebagai pioneer koran ramping 7 kolom, saat itu sih supaya biaya cetak lebih ekonomis, itu juga salah satu keunggulan kita kan.

Tampilan kita ini namanya tampilan koran compact, lebih ramping, lebih gampang dibaca dan efisien kan, kalau baca di tempat-tempat umum kaya pesawat yang sempit ya lebih mudah, gak ganggu orang kanan kiri kayak koran-koran biasa itu yang lebar kali.”

Surat kabar Sumut Pos mempunyai ukuran koran cetak yang lebih ramping dibandingkan koran lain pada umumnya, yakni ukuran tujuh kolom, sementara koran konvensional biasanya memuat 9 kolom. Menurut informan, ukuran koran Sumut Pos saat ini mengikuti pakem dari Jawa Pos grup dimana koran Jawa Pos yang saat itu dipimpin oleh Dahlan Iskan memang dikenal sebagai pioneer koran ramping 7 kolom. Pertimbangan memilih ukuran koran ramping selain karena dapat menghemat biaya cetak, keunggulan ukuran koran ramping lebih gampang dibaca dan efisien untuk dibaca di tempat-tempat umum yang ruang geraknya sempit. Ukuran koran ramping tidak akan menganggu ruang gerak ketika dibaca seperti koran biasa yang jauh lebih lebar.

4.2.4 Informan IV

Nama : Valdes Djunianto Nainggolan Jabatan : Pimpinan Perusahaan

Informan memangku jabatan sebagai pimpinan perusahaan di Sumut Pos yang bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kebijakan di lingkungan perusahaan. Pimpinan Perusahaan dituntut untuk dapat memahami marketing, sirkulasi, cost, budgeting, oplah, advertaising dan semua hal yang terkait dengan mekanisme menjalankan perusahaan. Sebab, maju-mundur, sehat- tidaknya perusahaan sangat tergantung kehandalan seorang pemimpin perusahaan.

Informan telah bekerja di sejumlah anak perusahaan Jawa Pos grup selama hampir sepuluh tahun terakhir dan telah menempati berbagai posisi mulai dari tingkatan terbawah sebagai reporter lapangan hingga jabatan pemred pernah diemban oleh informan. Pengalaman informan dibidang industri surat kabar tersebut yang membuatnya dipercaya sebagai pemimpin perusahaan Sumut Pos. Informan menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis terkait strategi surat kabar dalam menjalankan perusahaan surat kabar di Sumut Pos, seperti berikut ini :

“Sasarannya itu ya politisi, birokrat. Ini untuk bahan berita utama. Untuk yang membeli ya itu juga sih. Untuk sasaran pembaca, koran ini jenis koran yang untuk dibaca sama keluarga makanya semua punya rubrikasi masing-masing. Lifestyle ini rubriknya perempuan. Kalau diambil ini pasarnya keluarga menengah ataslah. Biar nanti jadi melek media sih.

Taglinenya kita itu maksudnya adalah bahwa sumut pos ini untuk semua kalangan dan kita tidak memihak pada komunitas manapun. Karena 3 koran daerah ini kan jelas ya dia arahnya kemana, sib ke batak kristen, waspada aceh melayu, dan analisa tionghoa. Memang menembusnya itu agak susah ya namanya abu-abu. Koran semua komunitas, ya tapi disitulah celah pasarnya kita sebagai pendatang yang harus bersaing dengan pesaing yang sudah lama.”

Sasaran berita surat kabar Sumut Pos pada umumnya adalah politisi, birokrat dan penyelenggara lembaga negara, namun menurut informan untuk sasaran pembaca Sumut Pos adalah semua kalangan umur, oleh karenanya Sumut Pos memiliki rubrik berita dengan pembahasan berita berbeda-beda untuk dapat menjangkau seluruh lapisan umur. Tujuan dari penetapan sasaran ini, agar setiap keluarga di Sumut memiliki bacaan seperti Sumut Pos, terutama generasi muda melek media. Sasaran target Sumut Pos sebenarnya telah tergambarkan dalam tagline Sumut Pos sendiri yakni, „Terpercaya, Koran Semua Komunitas‟, maksud tagline ini adalah bahwa sumut pos sebagai media untuk semua kalangan dan tidak memihak pada komunitas manapun.

Menurut informan, memang justru dengan tagline tersebut malah dapat membuat keberadaan Sumut Pos menjadi abu-abu, sehingga Sumut Pos kadang kesulitan menembus pasar mengingat kondisi pasar di Sumut yang telah dikuasai tiga kompetitor surat kabar lokal daerah lainnya yang telah memiliki segmen pasar masing-masing. Meskipun sulit, menurut informan, kondisi itu jugalah yang menjadi celah pasar surat kabar di Sumut yang harus dimanfaatkan Sumut Pos ketika harus bersaing dengan kompetitor yang telah menguasai pasarnya masing- masing.

“Semualah, kalau bisa sumut. Tapi kita kan persoalannya berbenturan sama grup kita juga. Anak grup kita kan ada juga metro siantar, ada metro tabasel, ada new tapanuli namanya dulu tapanuli, cuman karena ada gugatan-gugatan kemarin makanya ganti jadi new tapanuli.

Kemudian ada metro asahan. Jadi hampir didaerah pesisir sana itu, daerah tapanuli bagian utara, selatan, labuhan batu. Sebenarnya koran grup kita juga itu ada disana. Makanya penyebaran untuk distribusi korannya itu dibatasi kesana. Karena disepakati oleh kita bersama.

Karena sama-sama berbisnis kan.”

Salah satu kebijakan yang perlu diambil oleh pemimpin perusahaan surat kabar adalah menentukan dan memperluas pasar sasaran surat kabar. Informan sebagai pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab dalam pengambilan kebijaksanaan di Sumut Pos mengungkapkan keinginannya untuk mencakup seluruh pasar di daerah Sumut. Pengembangan pasar sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan menghadapi permasalahan ketika pesaing yang dihadapi adalah perusahaan surat kabar dari grup yang sama yakni sama-sama berada dibawah naungan Jawa Pos grup. Terdapat beberapa surat kabar lokal di Sumatera Utara yang berada dibawah naungan Jawa Pos grup yakni Metro Siantar, New Tapanuli, dsb. Oleh karena itu distribusi koran Sumut Pos harus dibatasi untuk daerah-daerah dibawah surat kabar tersebut berdasarkan kesepakatan bersama.

“Sebenarnya pembaca udah gak ada lagi mau diperebutkan ya, yang tinggal di perebutkan duit ajanya, iklan, hahaha. Kalau pembaca udah banyak itu beralih kemedia digital itu. Cuman media ini kan punya kekuatan politik yang tidak terlihat. Jadi persaingan pasar itu banyak ya merebut pasar iklan bisnis dan kemudian pasar iklan dengan pemerintah.

Justru lebih konkrit persaingannya itu disini kalo di pembaca udah stagnan.”

Kondisi persaingan antara surat kabar yang ketat pada tahun-tahun belakangan ini, yang kemudian juga diperburuk dengan kehadiran media digital, menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa kalangan di bidang industri media.

Namun menurut informan, saat ini justru kekhawatiran dalam memperebutkan pembaca sudah tidak lagi terlalu dipentingkan oleh industri surat kabar saat ini.

Pasar surat kabar saat ini menurut informan telah memaski masa stagnan, dimana telah sangat sulit untuk memperluas pasar baru. Hal ini tidak lain juga dikarenakan para pembaca yang sudah banyak beralih ke media digital yang lebih

modern, cepat dan gratis. Namun menurutnya, surat kabar tetap memiliki kekuatan politik yang tidak terlihat. Persaingan memperebutkan pasar saat ini hanya dapat difokuskan pada persaingan pada pasar iklan bisnis dan juga kerjasama berupa iklan adventorial dengan pemerintah. Persaingan saat ini menurut informan justru lebih konkrit aura persaingannya karena pasar pembaca sudah mengalami kondisi stagnan.

“Promosi lebih ke koran, karena produknya kan adanya di koran. Apa yang mau di promosikan di iklan karena produknya kan koran karena kalau produknya jelek maka konsumennya jeblok maka iklan pun jeblok.

Makanya backbonenya itu ada di koran. Makanya itu kita bikin ada koran promosi yang dibuat di beberapa hotel, beberapa restaurant bagus ya untuk paling gak membangun image lah. Bahwa yang tinggal di hotel itu, makan direstauran itu adalah orang yang punya satu menengah atas, kedua mereka merupakan orang-orang yang punya potensial pengambil keputusan di perusahaannya. Minimal orang tahulah ada koran sumut pos. Pernah kemarin di billboard kita ya sewa sewaan aja dlu sama yang punya billboard. Tapi tetap yang dipromosikan itu korannya, karena promosi iklan itu gak ada, karena iklan itu kan hasil, hasil kita membangun image koran.”

Meskipun berdasarkan pemamparan informan bahwa sumber penghasilan semua surat kabar saat ini hanya berasal dari pasar iklan, namun ternyata hal tersebut tidak lantas membuat manajemen Sumut Pos merasa perlu mencari strategi khusus dalam promosi ataupun kegiatan pemasaran tertentu yang difokuskan hanya pada iklan dalam rangka agar Sumut Pos memenangkan persaingan iklan. Menurut informan, promosi yang diperlukan tetap harus untuk mempromosikan koran, karena produk Sumut Pos adalah koran. Informan yakin bahwa hal yang harus menjadi perhatian utama tetap ada pada isi koran sebagai produk. Kualitas isi koran sangat terkait dengan pendapatan iklan, karena jika

produknya tidak bagus maka tidak ada konsumen yang akan membeli sehingga jelas tidak aka nada pengiklan yang akan memasang iklannya.

Strategi Sumut Pos dalam hal ini lebih berupa pemberian koran promosi yang dibuat di beberapa tempat-tempat strategis seperti hotel, restaurant, bahkan bandara untuk dapat membangun image Sumut Pos. Strategi ini didasari pada anggapan bahwa orang-orang yang tinggal di hotel tersebut, makan direstauran tersebut adalah orang-orang yang berasal dari kalangan menengah atas, lalu anggapan bahwa mereka merupakan orang-orang yang punya jabatan potensial dalam mengambil keputusan di perusahaannya, sehingga diharapkan image Sumut Pos telah terbentuk dalam kalangan masyarakat sasaran tersebut. Selain itu, Sumut Pos juga pernah menyewa billboard atau baliho untuk tentu saja mempromosikan image koran, bukan iklannya.

“Masih bagus aja, masih aktiflah, ya artinya koran masih dibutuhkan lah sekitar 30 tahun kedepan sampai generasi yang ini mati semua lah, hahaaha. Kalau ada generasi milenial yang pegang koran tapi gak pernah baca koran disitulah kurasa matinya koran. Hahaha. Perkembangannya mau gimanapun ya harus berani inilah, ya namanya juga persaingan dengan digital susah. Ada kekuatan koran ini, koran ini apalagi koran lokal. Karena gak semua media digital tertarik sama lokal.”

Persaingan yang sangat sengit serta ramalan akan kematian surat kabar dalam era media digital saat ini, membuat informan sebagai pemimpin perusahaan Sumut Pos masih memandang positif untuk masa depan dan perkembangan surat kabar Sumut Pos. Informan berpendapat bahwa koran masih akan dibutuhkan sampai pada 30 tahun kedepan. Informan tetap optimis dalam menghadapi bagaimanapun perkembangannya media saat ini, meskipun informan mengakui

persaingan dengan digital sangat sulit untuk dimenangkan, namun masih ada kelebihan koran yang tidak dimiliki media online, khususnya koran lokal, dimana tidak semua media digital tertarik dengan berita lokal dan membahasnya secara mendalam.

“Kendalanya teknis-teknis ajalah. Umumnya kalau teknis loper yang selalu ganti-ganti karena mereka kan bukan karyawan tetap. Asongan, Kita masih berharap pada asongan asongan gaji seadanya bedalah sama dengan koran tribun mereka kan penggajiannya dari jakarta kompas.

Tribun kan masih disubsidi sama kompas makanya loopernya itu kan digaji semua itu.”

Setiap perusahaan pasti memiliki kendala dalam perputaran roda bisnis.

Sumut Pos sebagai perusahaan surat kabar memiliki kendala-kendala juga berupa hal-hal teknis yang umum. Kendala yang paling sering dihadapi menurut informan hanya berkisar distribusi, dimana loper Sumut Pos saat ini selalu mengalami pergantian karena loper tidak masuk sebagai karyawan tetap. Hal ini menyulitkan dalam pendistribusian produk yang kemudian dapat menghambat pemasukan.

4.2.5 Informan V

Nama : Chairil Huda

Jabatan : Manager Divisi Pemasaran

Informan merupakan orang kedua yang peneliti wawancarai atas izin dan rekomendasi dari informan pertama yaitu Putri Nusantara selaku manager bagian SDM. Beliau merupakan manager bagian divisi pemasaran yang bertanggung

jawab dalam hal pemasaran di sumut Pos. Informan menjawab pertanyaan- pertanyaan penulis terkait strategi surat kabar dalam meningkatkan sumber pendapatan dan pemasaran di Sumut Pos, seperti berikut ini :

“Kalau ditanya pemasukan terbesar kita sekarang dari mana, ya masih dari iklan. Iklan yang membuat kita hidup sampai 17 tahun ini. Kalau oplah koran sekarang ya sedang lesu-lesunya, kan orang-orang sekarang maunya dapat berita yang gratis dari online atau dari media sosial.”

Dampak berkembangnya media online saat ini juga dirasakan oleh Sumut Pos selaku surat kabar cetak. Keberadaan surat kabar sebagai sumber berita dirasakan tidak lagi efektif dan kalah ekonomis dibandingkan media online yang dapat diakses dimana, kapan saja dan tidak berbayar. Penjualan koran Sumut Pos saat ini memasuki masa penurunan, sehingga pemasukan terbesar perusahaan saat ini berasal dari iklan.

“Ini menyangkut rahasia perusahaan, jadi kita kasi kira-kira aja ya , kira- kiranya aja itu sekitar 6.000/hari. Itu ada yang pelanggan ada eceran. Itu terdiri dua bagian. Kalo pelanggan 2.800 sisanya eceran sekitar 2.000-an.

kalau eceran ini bisa dibalikkan, namanya biasa titip, jadi ada retur biasanya sekitar 18% dari jumlah cetak.”

Ketika penulis menanyakan perihal oplah, informan menyatakan bahwa informasi tersebut merupakan rahasia perusahaan, namun informan tetap memberikan kisaran jumlah oplah per hari saat ini. Penurunan penjualan koran

dapat dilihat dari jumlah oplah eksemplar koran yang diterbitkan setiap harinya

dapat dilihat dari jumlah oplah eksemplar koran yang diterbitkan setiap harinya

Dokumen terkait