• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN PENELITIAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.6 Informan VII

Nama : Asih Astuti Jabatan : Manager ADV

Informan merupakan manager yang bertanggung jawab dalam setiap hal yang berhubungan dengan bagian iklan adventorial di Sumut Pos. Iklan advertorial adalah bentuk kreatif dari sistem pemasaran yang mengiklankan suatu produk, perusahaan atau jasa dengan cara yang lebih halus, bentuk periklanan disajikan dengan gaya bahasa jurnalistik. Tujuan utama dari advertorial adalah untuk memperkenalkan serta mempromosikan kegiatan, produk, atau jasa dari suatu perusahaan kepada khalayaknya. Fungsi utama dari advertorial adalah untuk pendamping, penerjemah, sekaligus penafsir iklan yang terdapat di media massa. Manajemen Sumut Pos memilih untuk mengangkat manager khusus iklan adventorial dikarenakan pendapatan potensial Sumut Pos saat ini berasal dari iklan adventorial, sehingga perlu manager yang lebih fokus menanganinya.

Informan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti berkaitan dengan strategi iklan pada surat kabar harian Sumut Pos, seperti pertanyaan peneliti terkait perkembangan bisnis iklan adventorial saat ini, seperti berikut ini :

“Memang iya peningkatan kita lumayan untuk iklan adventorial saat ini.

Iklan di sumut pos ini bisa meningkat sih karena kita emang banyak ngelakuin kerja sama dengan pemerintah seperti halnya kominfo, daerah Serdang bedagai, kabupaten Langkat, pemko Medan, banyak lah pokoknya. Bentuk kerjasamanya sih iklan adventorial, kerjasamanya dalam setahunan gitu sebesar 500 juta . Jadi misalnya pemko medan nih sekarang ada kerjasama satu lembar dengan judul fokus medan. Isi beritanya hanya khusus untuk memberitakan mengenai pemko medan dan ada satu wartawan khusus untuk meliput berita-berita tersebut. Halaman ini dibayar oleh pemko medan sebagai halaman publikasi. Kita bahas semua kegiatan mereka setiap harinya. Iklan mereka emang ada banyak dimana-mana cuman yang paling besar itu sumut pos, jadi memang fokus kita itu cari iklan sih.”

Kerjasama bidang iklan adventorial saat ini di Sumut Pos contohnya dari kominfo, pemerintahan daerah Serdang Bedagai, pemerintahan kabupaten Langkat, pemerintahan kota Medan dan beberapa daerah lainnya yang tidak disebutkan. Kerjasama yang terjalin ini termasuk ke dalam pendapatan iklan untuk Sumut Pos. Kerjasama tersebut berbentuk iklan adventorial dimana Sumut Pos diminta untuk meliput dan mempublikasikan berita mengenai kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan oleh lembaga pemerintah yang menjalin kerjasama.

Jumlah pendapatan dari jenis iklan adventorial ini tergolong besar, contohnya saja salah satu pelanggan iklan Sumut Pos yang menjalin kontrak seharga Rp.

500.000.000,-/ tahun.

Pemerintah kota Medan sebagai salah satu pelanggan iklan adventorial di Sumut Pos, memiliki satu halaman khusus untuk mempublikasikan kegiatan mereka. Menurut informan, Pemerintah Kota Medan menjalin kerjasama publikasi dengan banyak media lain, namun Sumut Pos merupakan satu-satunya media yang menampilkan publikasi Pemko Medan khusus satu halaman setiap harinya, oleh karena itu Sumut pos menyediakan satu wartawan yang khusus bertugas di Pemko Medan setiap harinya. Besarnya jumlah nilai iklan adventorial semacam inilah yang membuat manajemen pemasaran Sumut Pos lebih memfokuskan untuk menambah pendapatan dari iklan dibandingkan menaikkan oplah penjualan koran.

“Ya kalau kita udah kerjasama gitu ya kalau ada berita yang kurang mengenakkan kita tidak tampilkan walaupun isunya sudah besar paling tidak kita tetap tampilkan namun kita atasi dengan penggunaan bahasa yang diperhalus dan itu jelas sudah diatur di MOU nya. Kita kan tetap perusahaan yang memang dengan tujuan bisnis, kita menjaga kerjasama dengan pelanggan sebisa mungkin, ya gitulah strategi kita untuk bertahan.

Malah jika ada daerah atau kabupaten yang kita ajak untuk kerjasama

namun menolak maka kita akan membombardir dengan segala berita miring yang ada didaerah tersebut, tapi tetap yang memang isu hangat disana dan fakta yah sesuai keadaan bukan dibuat-buat, nanti pada akhirnya membuat mereka akan bekerja sama dengan kita.”

Kerjasama berupa iklan adventorial dengan instansi pemerintah memiliki kesepakatan dan peraturan tertentu yang ditandatangani dan harus dipatuhi oleh Sumut Pos. Salah satunya mengenai aturan untuk tidak membahas berita-berita yang negatif mengenai instansi rekanan Sumut Pos tersebut. Berita yang dianggap negatif mengenai instansi rekanan tidak boleh ditampilkan, bahkan meskipun berita tersebut merupakan isu nasional yang sedang dibicarakan khalayak masyarakat. Sumut Pos sebagai media massa memang memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan fakta dan realita, namun Sumut Pos sebagai perusahaan yang memerlukan profit juga memiliki kewajiban untuk menjalin hubungan baik sesuai kontrak kesepakatan dengan rekanan.

Menurut informan, salah satu cara mengatasi situasi tersebut, Sumut Pos akan tetap menampilkan pemberitaan namun dengan porsi yang dibatasi ataupun dengan bahasa yang lebih diperhalus. Kerjasama dengan instansi pemerintahan menurut informan merupakan salah satu penyumbang pemasukan terbesar di Sumut Pos dan merupakan bagian dari strategi bertahan Sumut Pos dalam mempertahankan bisnisnya. Sumut Pos bahkan seringkali menggunakan kesempatan untuk menawarkan kerjasama serupa kepada instansi pemerintahan kota atau daerah lain di Sumatera Utara, namun jika penawaran ditolak, Sumut Pos justru akan lebih menampilkan berita-berita miring sesuai fakta dari instansi tersebut, hingga akhirnya instansi tersebut menerima kerjasama.

4.3 a.

Informan Tambahan Pembaca

Nama : Edoardo

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Pelanggan/ pembaca lepas : Pembaca Lepas Lama berlangganan : -

Edo merupakan pembaca lepas untuk koran sumut pos. Ia selalu membaca koran sumut pos jika ia tidak sibuk atau sekedar ingin membaca. Koran sumut pos diperolehnya dari pedagang yang berjualan di lampu merah. Bagi edo membaca koran eceran lebih baik daripada harus berlangganan karena dapat menghemat biaya langganan dan ia dapat mengatur keinginannya dalam membaca koran.

Koran merupakan faktor pendukung atau tambahan informasi untuknya sehingga ia lebih memilih untuk menjadi pembaca lepas sebagaimana yang diutarakan oleh Edo dibawah ini :

“Aku sih dapatnya dari eceran aja kak”

Koran yang diperoleh dari eceran menjadi bukti bahwa Edo merupakan pembaca lepas. Pembaca lepas artinya adalah orang yang membeli atau membaca koran tidak dilakukan setiap hari atau rutin dan berkelanjutan namun lebih kepada keinginan si pembaca. Walaupun menjadi pembaca lepas, Edo tidak terlalu kesulitan dalam memperoleh koran Sumut Pos karena baginya ketika ia ingin membaca koran dan mencarinya ia tidak terlalu kecewa jika tidak memperolehnya di hari itu juga.

“Kesulitan sih gak terlalu kak, karena memang aku juga gak terlalu yang nyari kali gitu. Kalau ada beli kalau gak yaudah

Edo yang tidak terlalu kecewa jika tidak membaca Sumut Pos menjadi bukti bahwa ia menjadikan Sumut Pos sumber informasi tambahan. Jika ada peristiwa yang besar maka ia akan lebih dahulu melihat berita yang ada di internet dan keesokkan harinya melihat beritanya di Sumut Pos.

“Ya standar lah kak, berita koran ya cemanalah kak. tapi kalau menurutku sih kadang-kadang aja bagusnya. Tapi kurasa ya karena kan memang kalau berita ini gak pula setiap saat ada yang menarik jadi ya gara-gara itulah mungkin”

Edo merasa bahwa berita yang menarik tidak selalu ia dapatkan dari koran Sumut Pos karena bisa saja karena tidak ada sebuah peristiwa yang muncul saat itu atau mungkin pengemasan yang dilakukan kurang menarik secara isi. Setiap koran tentu mempunyai cara tersendiri membuat korannya menarik dan Sumut Pos berusaha memberikan tampilan yang menarik untuk setiap penikmat pembacanya seperti halnya menurut Edo dimana tampilan dari yang diberikan oleh Sumut pos cukup enak untuk di lihat dan secara tulisan serta bahasa yang dipakai baik adanya sebagaimana yang terangkum dibawah ini :

“Tampilannya lebih enak aja sih kak dipandang, karena tulisannya gak berantakkan gitu, bahasanya juga mudah dipahamin lah

Isi dalam sebuah berita didalam surat kabar memang tidak menjadi jaminan untuk surat kabar sendiri mencari peminat atau pelanggan namun

setidaknya surat kabar tetap mempertahankan apa yang ia punya yaitu mempertahankan pelanggan setia yang masih tetap terus menjadi pembaca setia.

“Harganya masih standar aja sih kak. gak mahal-mahal kali lah.”

Surat kabar Sumut Pos memberikan harga Rp 3.000,00 rupiah/

eksemplarnya. Harga yang dibandrol oleh Sumut Pos merupakan harga yang tergolong standar untuk harga surat kabar yang ada di kota Medan sebab beberapa surat kabar lainnya juga memberikan harga yang sama dengan Sumut Pos. Edo yang merupakan pembaca lepas merasa bahwa harga yang di berikan Sumut Pos untuk surat kabarnya tidak terlalu mahal dan masih bisa dijangkau.

“Gak tau ya kak kenapa, mungkin karena enak aja gitu ya bacanya, mereka memilih bahasa cukup baik dan masih netral aja menurutku.

Kalau dibilang memilih sumut pos dibaca sih ya biasa aja kak karena kalau koran katanya sekarang dibaca kalau emang ada waktu lowong aja kalo gak sih ya gak baca kadang buka internet ajalah kan berita banyak.

Tapi kalau mau tau informasi yang lebih dalamnya ya barulah kadang baca korannya gitu.”

Menyukai sebuah barang atau produk tentu ada faktor yang mempengaruhi konsumen sebagaimana hal tersebut juga dirasakan oleh Edo sebagai pembaca lepas untuk surat kabar Sumut Pos. Salah satu yang menjadikan Edo menyukai Sumut Pos karena mereka mampu memilah bahasa yang menarik dan lebih modern dalam penyajian berita.

“Hahaha, gak terlalu perhatikan sih kak. mungkin ya sumut pos lebih menyesuaikan dengan orang-orang sumatera kali ya jadi kalau pun ada bedanya ya di bahasa atau cara mereka menuliskan berita itu jadi kalau dibaca sama pembacanya jadi pas dia.”

Penyesuaian yang dilakukan Sumut Pos kepada pembacanya di kota Medan tentu menjadi salah satu daya tarik yang mereka lakukan. Mencoba memberikan hal-hal yang berbeda dari koran lokal lain yang sudah lebih dulu bersaing di kota Medan. Sumut Pos mencoba menembus pasar dengan memberikan warna yang berbeda dan mencari celah yang ada untuk pembaca yang belum masuk komunitas dari koran lokal yang ada.

“Kalau iklan saya jarang perhatikan kak, kalau pun lihat iklan yang kalau dimuat besar-besar gitu sama sumut Pos lah.”

Jaman yang semakin berkembang tentu menggeser banyak hal pada bisnis surat kabar. Hal ini menjadikan surat kabar harus tetap terus berdiri dengan mempertahankan surat kabarnya tetap hidup. Cara yang di tempuh oleh surat kabar Sumut Pos adalah iklan namun bagi pembaca seperti Edo tidak terlalu memperhatikannya namun lebih memperhatikan iklan yang memang mencuri perhatian seperti halnya iklan yang dibuat cukup besar, design yang unik atau mungkin iklan yang tentunya promosi.

“Gak pernah kak.”

Surat kabar Sumut Pos juga akan memberikan beberapa penawaran menarik untuk konsumen yang setia namun Edo tidak pernah mendapatkan penawaran spesial tersebut karena ia tidak menjadi pelanggan tetap namun hanya sekedar menjadi pembaca lepas yang setia. Tentu jika Edo menjadi pelanggan tetap ia akan mendapat penawaran karena Sumut Pos mempunyai data nya sebagai konsumen yang akan diperhitungkan karena kesetiannya.

b. Pengiklan

Nama : Vivien

Pekerjaan : Wiraswasta

Iklan bidang : Kursus

Lama berlangganan : Enam bulan

Iklan sangat penting untuk kehidupan surat kabar dijaman sekarang ini.

dengan adanya pengiklan maka surat kabar akan tetap terus bisa hidup. Harga yang diberikan oleh Sumut Pos tentu berbeda-beda tergantung negosiasi yang dilakukan oleh pihak sumut pos dengan pengiklan. Harga yang dicukup terjangkau dengan apa yang diterima membuat Vivien tetap terus mau beriklan di Sumut Pos. Vivien merasa bahwa surat kabar sumut pos menjadi tempat beriklan yang sesuai dengan segmentasi dari usaha yang dijalaninnya sehingga ia memilih untuk tetap menjalin kerja sama seperti yang tergambar dibawah ini.

“Karena memang dari harga cukup terjangkau selain itu juga kita lihat segmentasinya sih. Kalau sumut pos ini kayaknya ya menurut saya lebih netral gitu dan jelas ya pasarnya kayak bisa lebih menyeluruh gitu.

Apalagi kan memang usaha saya ini bisa kesemua kalangan jadi ya cocok lah koran saya pilih salah satunya media untuk mengiklan.”

Harga terjangkau tentu menjadi sebuah keuntungan bagi Sumut Pos dan pengiklan karena dapat menjalin kerjasama dan menguntungkan dari segi bisnis

kedua belah pihak. Ketika ada harga yang ditawarkan tentu ada barang yang diterima dan bagi Vivien, design iklan yang diberikan tidak pernah mengecewakan dan selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk Sumut Pos sendiri,memberikan yang terbaik bagi konsumen menjadi sebuah tujuannya bahkan jika konsumen merasa puas dengan apa yang diterima maka menjadi sebuah nilai plus untuk Sumut Pos.

“Harganya bisa nego sih kak, jadi ya sesuai kantong saya yang mau iklan.

Hahaha. Kalau sesuai sih ya sesuai ya karena memang kan kalau kita yang mengiklan ini lebih ke kitanya kan maunya gimana jadi kalau orang sumut posnya lebih ngikut gitu jadi yang pasti sesuai dengan permintaan.”

Design yang bagus dan penempatan yang baik tentu menjadi incaran konsumen pengiklan yang tujuannya adalah pembaca dapat mengetahui iklannya dan mendatangkan keuntungan. Selama Vivien menjalin kerjasama di Sumut Pos tidak pernah ia mendengar kabar buruk tentang sumut pos hanya saja untuk dijaman sekarang ini memang keberadaan dari surat kabar mulai merosot karena dikalahkan oleh kemajuan teknologi. Namun bagi Vivien masih ada beberapa kalangan yang menggunakan surat kabar seperti halnya kalangan orang yang lahir dijaman generasi x.

“Sejauh ini masih bagus aja sih sumut pos, gak pernah saya dengar tentang hal buruk dari sumut pos, tapi gak tau ya.”

Perbedaan setiap surat kabar tentu ada karena hal tersebut yang akan menjadi daya tariknya dalam memikat atau mempertahankan pembacanya untuk

tampilan cukup baik dan terlihat modern, tidak berantakkan dalam hal tampilan maupun bahasa.

Hal yang berbeda ya, hmmm.. apa ya mungkin bisa di bilang sumut pos lebih menyeluruh kali ya. Maksudnya lebih kepada koran yang luas gitu untuk daerah sumatera utara, jangkauannya lebih luas. Bahasa terus bentuknya tampilannya okelah.

Setiap pengiklan tentu mengingkan dampak yang positif dari setiap iklan yang dipasang sehingga biaya yang dikeluarkan untuk mengiklan mempunyai nilai yang berguna. Vivien tentu merasakan adanya dampak positif dari iklan yang dipasangnya sehingga sampai saat ini ia tetap terus menjalin kerjasama dengan Sumut Pos. Bagi Vivien, mengiklan merupakan cara yang tepat dan baik untuk mempromosikan usahanya bahkan walaupun orang lain mengatakan bahwa

“Hmm. Gimana ya, hahaha.. susah nih bilangnya. Dampaknya ya adalah makanya mau beriklan. Soalnya kalau gak ada ya gak mungkin kita mau kan ke sumut pos. Walaupun memang kita tahu untuk beriklan kata orang lebih bagus di medsos karena sekarang jaman generasi digital ya kita pakai juga yang medsos dan juga koran biar semua bisa tercover, gitu sih.”

Berdampak positif dan mendapat feedback dari iklan yang dipasang tentu tidak membuat Vivien rugi bahkan hal tersebut menjadi keuntungan. Banyaknya pemikiran dan masukan dari orang lain tidak menggoyahkan Vivien dalam beriklan karena ia mengetahui betul segmentasi pasar yang dituju. Bahkan Vivien juga menggunakan media sosial sebagai alternatif lain untuk beriklan.

Dokumen terkait