• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.2 Hasil Temuan

5.2.6 Informan Kunci 1

a. Nama : Dra. Sari Utami

b. Umur : 51 Tahun

c. Jenis kelamin : Perempuan

d. Riwayat Pendidikan : S1 Pendidikan Luar Biasa

e. Agama : Islam

f. Suku : Jawa

g. Alamat : Jalan. Batu Kapur No. 17 Pematangsiantar

h. Jabatan : Kepala UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia

Pematangsiantar

Dra. Sari Utami adalah seorang kepala di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar, yang bertugas untuk a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin pegawai di lingkungan dinas. b. Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas. c. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan dinas, sesuai ketentuan yang berlaku. d. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang kesejahteraan dan sosial. e. Menyelenggaraan fasilitasi penyelenggaraan program potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial. f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait. g. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknis serta evaluasi pelaporan yang meliputi kesekretariatan, potensi sumber kesejahteraan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial. h. Menyelenggarakan penetapan penyusunan standar, norma-norma dan kriteria-kriteria sesuai ketentuan yang berlaku. i.Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di bidang kesejahteraan dan sosial. j. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan dengan dinas/lembaga kesejahteraan dan sosial lintas Kabupaten/Kota. k. Menyelenggarakan tugas lain, yang diberikan Gubernur sesuai tugas dan fungsinya.

Dra. Sari Utami berada di di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar sejak tahun 1990, dan ketika menjabat sebagai kepala sejak juli tahun 2013. Berikut penuturan Dra. Sari utami:

“Saya berada di sini sejak 1990, sudah 26 tahun, dan menjabat sebagai kepala pada bulan juli 2013.”

Dra. Sari Utami menjelas kan bahwa pelayanan sosial itu ialah pelayanan sosial merupakan suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada klien dalam mencapai tujuan tertentu, kalau sistem pelayanan terhadap tuna rungu wicara Ibu Dra. Sari Utami mengatakan yang pertama sekali itu proses Pendekatan awal dimana di dalam pendekatan ini tentunya ada Sosialisasi program, lalu ada registrasi pendaftaran calon WBS rungu wicara atau mengisi formulir, kemudian membuat kontrak kerja dengan keluarga dan calon WBS tuna rungu wicara, lalu menerima dan penempatan calon WBS ke asrama, yang terakhir orientasi calon wbs di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar.

Dra. Sari Utami mengatakan Itu masih tahapan awal dalam proses pelayanan penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini, tahapan yang kedua Dra. Sari Utami menjelaskan tentang Proses Assesment terhadap WBS penyandang disabilitas tuna rungu wicara di dalam proses assesment ini akan dilaksanakan menyusun instrumen asesmen, mengisi formulir asemen, analisa tingkat kemampuan fisik, vocational, sosial, mental, dan psiksososial, kemudian pembahasan kasus, lalu dilanjutkan dengan menentukan fokus masalah, dan yang terakhir penempatan WBS dalam kelas pembelajaran pengetahuan dasar dan keterampilan.

Dra. Sari Utami kemudian langsung menjelaskan proses pelayanan terhadap penyandang disabilitas tuna rungu wicara. Tahapan ketiga ialah perencanaan

pelayanan sosial yang dimana dalam perencanaan sosial ini akan dilaksanakan yang pertama menetapkan tujuan pelayanan, kemudian yang kedua pengelompokan WBS pada jenis program pelayanan berdasarkan rekomendasi assesmen, lalu membuat jadwal pelayanan dan yang terakhir menyusun materi Pengetahuan dasar, bimbingan fisik, keterampilan, sosial, psikososial, dan advokasi. Dra. Sari Utami juga menambahkan:

”Sistem pelayanan yang berada di sini berjalan dengan semestinya sesuai dengan tahapan-tahapan proses pelayanan terhadap tuna rungu wicara semua sudah sesuai standar mulai dari pendekatan sampai dengan proses pelayanannya.”

Sebagai seorang ketua di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar, Ibu Dra. Sari Utami mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan antara anak penyandang disabilitas tuna rungu wicara yang satu dengan yang lainya, semua mendapatkan perlakuan yang sama tanpa adanya perbedaan. Berikut penuturan Dra.Sari Utami:

“Semua anak tuna rungu yang berada disini mendapatkan pelayanan yang sama tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lainya, jadi dengan demikian si anak tuna rungu tadi pun merasa nyaman, tidak ada kesenjangan juga kecemburuan diantara mereka, karena kita tahu sendiri lah, bahwasanya anak tuna rungu ini mempunyai emosi yang lebih tinggi di banding kita yang normal, atau dengan kata lain anak tuna ungu ini sangat pencemburu.”

Untuk rutinitas atau kegiatan sehari-hari penyandang disabilitas tuna rungu wicara di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar ini, Ibu Dra. Sari Utami mengatakan setiap hari senin sampai jumat anak-anak jam 07.45 wib, harus upacata di di lapangan, setelah selesai lanjut ke kelas masing-masing

sesuai dengan tingkat kecerdesan otaknya, tingkat kecerdesanya di bagi menjadi 3 kategori yaitu kelas A, B, dan C. Untuk kelas A siswa-siswi nya berjumlah 18 orang, yang mana dikelas ini siswa-siswa memiliki pengetahuan intelektual nya yang rendah. Sedangkan untuk kelas B siswa-siswinya berjumlah 12 orang dimana di kelas ini tingka kecerdasan intelektual penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini ada di level sedang. Kemudian yang terakhir ialah kelas C yang berjumlah 7 orang yang berisikan siswa-siswi yang mempunyai pengetahuan intellektual yang baik diantara kelas A dan B.

Selanjutnya tepat jam 10.00 wib penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini selesai belajar di kelas menurut intelektualnya. Kemudian para WBS tersebut masuk keruang ketrampilan. Berikut penuturan Dra.Sari Utami:

“Ketrampilan untuk tuna rungu wicara ini disini ada 3, yang pertama itu ada ketrampilan menjahit dan membordir, yang kedua ketrampilan salon, dan yang terakhir ketrampilan pertukangan kayu. Untuk ketrampilan anak tuna rungu wicara ini kami membebaskan mereka untuk memilih ketrampilan yang minatin, namun karena jumlah tuna rungu wicara ini banyak sedangkan peralatan kurang, jadi kami membuat pergantian, jam 10.00-12.00 wib itu untuk yang pertama, dan yang kedua jam 13.00-15.00 wib untuk gelombang yang kedua, cara ini kami lakukan agar semua anak tuna rungu wicara tadi memakai alat-alat ketrampilan secara merata.”

Dra. Sari Utami mengatakan bahwasanya hasil dari ketrampilan penyadang disabilitas tuna rungu wicara, seperti taplak meja, sarung bantal, dan pakaian, akan disimpan yang selanjutnya akan di bawa ketika ada pertemuan, ketrampilan ini akan di bawa sebagai hasil ketrampilan mereka selama berada adaidi UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar. Berikut penuturan Dra. Sari Utami:

“Kalau hasil ketrampilan anak tuna rungu wicara ini seperti sarung bantal, taplak meja atau pakaian, nantinya ketrampilan ini akan kami bawa ketika rapat sebagai pameran juga bukti hasil tangan dari jerih payah dari anak tuna rungu wicara ini, juga apabila anak tuna rungu ini mau di lepaskan dari pihak UPTD karena ia sudah mahir, barang hasil ketrampilan dia ini juga di bawa kekeluarganya sebagai bukti juga hasil promosi bahwa anak nya sudah bisa membuat ketrampilan ”

Dra. Sari Utami menjelaskan bagaimana cara ia untuk mengajari anak tuna rungu ini dapat memahami dengan cepat. Anak tuna rungu bahwasanya pada awalnya semua anak tuna rungu wicara ini sudah bisa bahasa isyarat, tetapi dia tidak bisa isyarat bahasa indonesia dengan baik, hanya dengan gerak-gerik yang dia maksud. Berikut penuturan Dra.Sari Utami:

“kalau teknik mengajari mereka dengan cepat, antara lain dengan melibatkan sesama tuna rungu yang lainya, dengan kata lain anak tuna rungu yang pandai mengajari teman tuna rungunya yang kurang, anak tuna rungu yang lama mengajari yang baru.”

Selanjutnya Dra. Sari utami menjelaskan bahwa tingkat emosional penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini sangat tinggi, tingkat emosi mereka payah terkontrol sering pergaduhan antara sesama penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini. Berikut penuturan Dra. Sari Utami:

“Perlu kita bertahui bersama bahwa tingkat emosianal anak tuna rungu ini sulit kali terkendali, bahkan pun kita kalah dengan mereka. Pernah suatau ketika anak tuna rungu yang satu berkelahi dengan anak tuna rungu yang lain, hanya karena masalah cowok, sampai anak tuna rungu yang satu mencoba untuk bunuh diri dengan menggunakan paku yang di tuusuk-tusuk di urat nadinya. Jadi cara pihak

UPTD melerai mereka yang berkelahi, kami panggil yang bersangkutan lalu kami lerai mereka sampai semua aman juga ada rasa dendam di antara mereka.”

Dra. Sari Utami menjelaskan bahwa Sistem pelayanan yang berada di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan sistem pelayanan yang di berikan KEMENSOS dan berjalan berdasarkan dasar hukum sesuai dengan tabel 5.1 dan 5.2.

Tabel 5.1 Sistem Pelayanan

Sistem Pelayanan Meliputi : Implementasi Ada Tidak ada Kondisi 1. Metode terapi wicara

a. Metode lips reading atau membaca ujaran √ Baik b. Metode oral √ Baik

c. Metode manual √ Baik d. Metode AVT ( Auditori Visual Therapy) √ Baik

2. Pemberdayaan Tuna Rungu Wicara

a. Memenuhi kebutuhan dasarnya √ Baik b. Dapat meningkatkan pendapatan √ Baik dan memperoleh barang dan jasa

c. Dapat berpatisiapsi dalam proses pembangunan √ Baik dan keputusan yang dapat mempengaruhi mereka

Tabel 5.2 Dasar Hukum

Sesuai dengan Tabel 5.1 dan tabel 5.2 bahwa Impelentasi Sistem Pelayanan dan Dasar Hukum yang berada di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar. Berjalanan dengan baik dan dasar hukum nya juga dilaksanakan. Dra.Sari Utami juga agar semua penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini menjadi orang-orang yang mandiri dan tetap dijalan yang benar. Juga berharap kemandiriannya penyandang disabilitas tuna rungu wicra ini akan menjadi pendorong untuk kesuskesan mereka kelak.

Dasar Hukum Implementasi

Dilaksanakan Tdk Dilaksanakan

1. Undang-undang RI No. 4 tahun 1997, √ Tentang Penyandang cacat.

2. Undang-undang RI No. 13 tahun 1998, √ Tentang kesejahteraan sosial lanjut usia.

3. Undang-undang RI No. 11 tahun 2011, √ Tentang kesejahteraan sosial.

4. Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 33 tahun 2010, √ Tentang struktur organisasi dan fungsi dinas

Dokumen terkait