• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

5.1 Hasil Temuan

5.1.2 Informan Tambahan

Informan I

Nama : Cahaya Hartati Lubis Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 56 Tahun

Alamat :Jalan Pasar Merah, Menteng Pendidikan : SMU

Suku : Mandailing Asal : Tapanuli Pekerjaan : Wirausaha

Agama : Islam

Informan tambahan yang pertama pada penelitian ini adalah ibu Cahaya Hartati Lubis. Informan merupakan orang tua dari informan utama Rendy Syahputra Harahap. Informan berusia 56 Tahun dan menjalani aktifitas berwirausaha. Informan memiliki tiga anak, dan Rendy merupakan anak ke-3.

Informan mengaku pertama kali mengetahui anaknya tersebut menggunakan narkoba adalah pada tahun 2006, dimana informan mendapat informasi dari teman-teman Rendy bahwa ia menggunakan narkoba. Kemudian informan mengaku bersama almarhum suaminya memutuskan untuk memecat anaknya tersebut dari kantor karena merasa kecewa dan ingin memberi pelajaran kepada anaknya agar tidak lagi menggunakan narkoba.

Berdasarkan pengakuan informan, saat mengetahui anaknya menggunakan narkoba, informan mengaku sangat kecewa, marah, dan merasa gagal dalam mendidik anak. Karena menurut informan narkoba itu adalah perusak masa

depan,informan juga sempat menyampaikan bahwa seharusnya pemerintah bertindak aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Misalnya mencegah narkoba itu bisa tersebar di Indonesia. Karena kalau bukan karena ada narkoba yang beredar di masyarakat, tidak mungkin orang akan menyalahgunakannya.

Berdasarkan pengakuan informan, ia mengetahui anaknya menggunakan narkoba saat keluarga atau saudara dari informan memberikan informasi kepadanya, dan juga informan mencari informasi dari teman-teman sebaya anak informan. Informan mengingat tepatnya pada tahun 2006, dimana informan langsung meminta kepada suaminya yang juga ayah dari Rendy untuk memecat Rendy dari kantor. Informan mengaku belum mengetahui adanya panti rehabilitasi, sehingga informan menyarankan anaknya ke dokter dalam mengatasi kecanduannya terhadap narkoba. Lalu Rendy mencari dokter yang bisa menangani masalah ketergantungan narkoba, disitulah Rendy mengetahui bahwa ada dokter di Setia Budi yang dapat mengatasi masalah ketergantungan narkoba dan menjalani pengobatan disana.

Informan mengaku setelah menjalani pengobatan di dokter khusus konsultasi masalah narkoba dan kejiwaan Setia budi, Rendy tidak juga membaik, dan masih menggunakan narkoba. Kemudian pada tahun 2010, informan mengaku Rendy tertangkap oleh BNN saat sedang menggunakan narkoba. Saat itu informan sempat memohon kepada BNN untuk memasukkan anaknya ke panti rehabilitasi Lido Bogor, dan kemudian diakomodir oleh pihak BNN.

Informan mengaku saat Rendy menjalani rehabilitasi di Lido, tidak ada masyarakat di lingkungan informan yang mengetahui. Namun setelah Rendy

kembali pulang setelah menjalani masa rehabilitasinya, barulah informasi itu berkembang di masyarakat. Respon masyarakat di lingkungan informan terlihat ada yang negatif ada juga yang memandang positif. Namun berdasarkan pengakuan informan, kebanyakan respon yang terdengar di masyarakat adalah negatif. Stigma dari masyarakat bahwa pecandu narkoba tidak bisa di sembuhkan dan suka mencuri barang orang lain melekat di beberapa masyarakat sekitar. Hal itulah yang membuat informan resah.

Setelah Rendy selesai menjalani rehabilitasi, informan melihat perubahan dari diri anaknya tersebut menjadi lebih baik sehingga tidak membuatny curiga anaknya akan menggunakan narkoba kembali. Namun satu bulan kemudian, sikap Rendy mulai kembali berubah seperti saat Rendy menggunakan narkoba, mudah emosi, sering tidak pulang, dan sering meminta uang kepada orang tuanya. Pada tahun 2012 , atas dorongan dari informan, Rendy kembali menjalani rehabilitasi di Yayasan Caritas PSE Medan. Namun saat baru menjalani rehabilitasi selama satu bulan, Rendy kembali pulang kerumah dan meminta uang kepada informan. Informan bingung dan menanyakan kepada pihak Caritas PSE bahwasanya Rendy melarikan diri dari panti rehabilitasi Caritas.

Berdasarkan penjelasan informan, saat Rendy melarikan diri dari panti rehabilitasi Caritas, informan mengaku tidak tahu harus berbuat bagaimana lagi dan mengungkapkan kekecewaannya terhadap anaknya itu. Dan mengatakan bahwa informan tidak sanggup lagi mengurusi Rendy. Kemudian informan mengetahui juga Rendy pergi sendiri ke Pondok Pesantren di Pematang Siantar berdasarkan rekomendasi dari saudaranya disana. Namun hanya satu bulan disana, Rendy pun kembali pulang. Informan mengaku tidak mau tahu lagi bagaimana

dan apa yang dilakukan anaknya tersebut. Namun informan masih sedikit memantau.

Pada tahun 2016 hingga saat ini, informan mengaku tahu bahwa Rendy sedang menjalani rehabilitasi di PSPP Insyaf, namun hingga kini informan tidak pernah menjenguk atau mengunjunginya di PSPP Insyaf, karena sudah sangat kecewa dengan anaknya tersebut.

Berdasarkan pengakuan dari informan, walaupun informan sudah sangat kecewa dengan Rendy, namun ia sudah memiliki rencana setelah Rendy selesai menjalani rehabilitasi, yaitu menyarankan Rendy untuk bekerja ke luar daerah dengan lingkungan baru, agar Rendy tidak lagi terjerumus menyalahgunakan narkoba. Sebelumnya ia mengaku sudah berupaya keras untuk mencegah Rendy kembali menggunakan narkoba, seperti melarang Rendy untuk berpergian dengan tujuan yang tidak jelas, pergi hingga larut malam, dan membatasi uang untuk Rendy. Namun ia merasa usahanya tersebut telah gagal.

Informan memberikan saran kepada lembaga rehabilitasi narkoba, agar dapat memberikan program yang terbaik kepada anaknya, dan melakukan pendampingan kepada anaknya setelah selesai menjalani masa rehabilitasi, karena ia merasa tidak mampu mencegah anaknya untuk tidak kembali menggunakan narkoba.

Informan II

Nama : Indriani Syahfitri Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 25 Tahun

Alamat : Kelurahan Sigara-gara, Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

Pendidikan : SMA

Suku : Jawa

Asal : Medan

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Informan tambahan kedua dalam penelitian ini adalah keluarga atau istri dari informan utama ketiga yaitu Edy Syahputra Sembiring. Informan berusia 24 tahun dan telah memiliki satu orang anak dari pernikahannya dengan Edy Syahputra Sembiring. Saat ini informan tinggal bersama orangtuanya karena masih merasakan kecewa yang teramat mendalam terhadap Edy Syahputra.

Informan pertama kali mengetahui suaminya Edy Syahputra Sembiring menggunakan narkoba saat mereka masih pacaran sekitar tahun 2011, saat itu Edy memberi tahunya secara langsung. Namun karena alasan sudah terlanjur sayang dan cinta terhadap Edy, informan pun tidak mempermasalahkan hal tersebut. Informan juga mengaku saat mereka berpacaran tidak pernah Edy menunjukkan kemarahan terhadap informan atau tidak menunjukkan dampak negatif dari pemnggunaan narkoba terhadap diri informan, sehingga hal itu juga yang membuat informan tidak mempersalahkannya.

Kemudian informan mengaku tidak mengetahui banyak tentang penyalahgunaan narkoba, tetapi yang informan lihat dari perilaku suaminya setelah menikah, ia merasa bahwa narkoba itu adalah hal yang tidak baik untuk diri seseorang. Karena penyalahgunaan narkoba dampaknya tidak hanya pada diri sendiri saja, namun juga orang lain disekitar pengguna atau pecandu narkoba seperti keluarga, dan masyarakat. Saat informan telah melihat perilaku aneh dari suaminya, seperti mengambil uang dari hasil usaha warung dan toko sepatu untuk menggunakan narkoba, informan mulai berusaha untuk membuat suamninya berhenti menggunakan narkoba. Namun informan mengaku takut bila suaminya tersebut marah terhadap dirinya. Informan mengaku setiap ia mencoba mengingatkan suaminya, suaminya tersebut langsung membentak dirinya dan setelah itu dia tidak berani lagi untuk melawan.

Berdasarkan pengakuan informan, suaminya sempatdimasukkan ke panti rehabilitasi narkoba Medan Plus Stabat, atas saran dari salah seorang keluarga suaminya. Setelah dua bulan menjalani rehabilitasi, suaminya meminta informan untuk meminta kepada pihak Medan Plus Stabat untuk memulangkannya. Pada awalnya informan tidak mau mengeluarkan suaminya tersebut, karena masa rehabilitasi belum habis. Namun karena suaminya mengancam akan membakar rumah orang tua informan, informan pun dengan terpaksa mengeluarkannya dari panti rehabilitasi.

Setelah keluar dari panti rehabilitasi, informan merasa curiga bahwa suaminya tersebut masih menggunakan narkoba. Sehingga setiap pulang malam, informan selalu bertanya tentang kegiatan apa yang suaminya lakukan di luar.

Informan juga mengakui bahwa memang ia terlihat terlalu mengkhawatirkan suaminya sehingga seakan masih ada stigma di diri informan terhadap suaminya.

Kemudian informan mengaku sering bertengkar dengan suaminya tersebut dikarenakan pertanyaan yang setiap hari informan tanyakan kepada suaminya. Hingga pada bulan desember tahun lalu ia mengetahui bahwa suaminya kembali menggunakan narkoba, namun suaminya tersebut tidak mengakui maka terjadilah pertengkaran yang menyebabkan suaminya, Edy Syahputra Sembiring mengusirnya dari rumah. Dan informan masih sangat merasa kecewa hingga saat ini, sehingga ia tidak mau lagi kembali kerumah mereka berdua bahkan tidak mau mengunjungi suaminya di Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih.

Berdasarkan pengakuan informan, orang-orang disekitar tempat tinggal informan bersama suaminya banyak yang telah menjadi pecandu narkoba, terutama teman-teman suami informan. Jadi, di lingkungan tempat tinggal tersebut seperti sudah tahu sama tahu saja orang yang menggunakan narkoba, tidak terlalu dibesar-besarkan.

Kemudian saat ditanya upaya apa yang akan informan lakukan untuk menjaga pemulihan suaminya, informan mengatakan belum tahu karena ia masih kecewa terhadap suaminya. Informan juga disarankan oleh teman-temannya untuk berpisah dengan suaminya sekarang, namun informan masih memikirkannya, karena informan mengaku masih sayang terhadap suaminya tersebut. Informan masih berharap suaminya akan benar-benar berubah. Dan tidak lagi menggunakan narkoba.

Informan memberikan saran terhadap panti rehabilitasi agar lebih ketat dalam menangani dan mengawasi pecandu narkoba. Informan juga menyarankan agar panti rehabilitasi memberikan informasi mengenai tanda seseorang menggunakan narkoba kembali dan memberikan informasi tentang cara menangani seorang pecandu pemulihan agar tidak menggunakan narkoba kembali.

Dokumen terkait