Informasi Dokumen
- Mata Pelajaran: Kesejahteraan Sosial
- Topik: Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih
- Tipe: Skripsi
- Tahun: 2016
- Kota: Medan
Ringkasan Dokumen
I. Pendahuluan: Relevansi Kajian Terhadap Tujuan Pendidikan
Bagian ini akan membahas relevansi penelitian tentang model penanganan sosial bagi penyalahguna narkoba yang mengalami relapse di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih terhadap tujuan pendidikan tinggi. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami kompleksitas masalah adiksi narkoba, khususnya fenomena relapse, serta pengembangan intervensi yang efektif. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan ajar, penelitian lebih lanjut, dan pengembangan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial. Penelitian ini juga relevan dengan pengembangan kurikulum dan pelatihan bagi tenaga profesional di bidang konseling adiksi dan pekerja sosial.
1.1. Tujuan Pembelajaran yang Tercakup
Penelitian ini relevan dengan beberapa tujuan pembelajaran, antara lain: memahami teori dan model penanganan adiksi narkoba; menganalisis faktor-faktor risiko dan protektif relapse; mengevaluasi efektivitas intervensi yang diterapkan; dan mengembangkan strategi pencegahan dan penanganan relapse yang komprehensif. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang dinamika sosial dan psikologis penyalahgunaan narkoba, serta dampaknya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat. Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asesmen, perencanaan intervensi, dan evaluasi program rehabilitasi adiksi.
1.2. Hasil Belajar yang Diharapkan
Diharapkan setelah mempelajari hasil penelitian ini, mahasiswa mampu: mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap relapse; menganalisis model penanganan yang diterapkan di kedua lembaga; membandingkan dan mengevaluasi efektivitas masing-masing model; dan merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan program penanganan relapse. Mahasiswa juga diharapkan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam praktik konseling dan pekerjaan sosial di lapangan. Kemampuan analisis kritis dan pemecahan masalah yang kompleks akan terasah melalui studi kasus ini.
II. Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data: Implikasi Pedagogis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Penggunaan metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk menggali informasi yang lebih dalam dan kaya konteks tentang pengalaman dan persepsi para informan terkait penanganan relapse. Pendekatan ini sangat relevan secara pedagogis karena memberikan contoh penerapan metode penelitian kualitatif dalam konteks studi kasus yang nyata.
2.1. Teknik Wawancara Mendalam
Penggunaan wawancara mendalam memungkinkan peneliti untuk memperoleh data langsung dari informan kunci, informan utama (residen relapse), dan informan tambahan (keluarga). Hal ini relevan dengan pembelajaran keterampilan wawancara, analisis data kualitatif, dan penulisan laporan penelitian. Mahasiswa dapat belajar bagaimana merancang pedoman wawancara, melakukan wawancara secara efektif, dan menganalisis data kualitatif secara sistematis. Studi kasus ini juga memberikan contoh bagaimana data kualitatif dapat digunakan untuk mendukung argumen dan kesimpulan.
2.2. Analisis Data Kualitatif
Proses analisis data kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini relevan dengan pembelajaran keterampilan analisis data. Mahasiswa dapat belajar bagaimana mengkode data, mengidentifikasi tema, dan membangun narasi yang koheren dari data yang kompleks. Proses analisis yang sistematis dan transparan yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjadi contoh bagi mahasiswa dalam melakukan analisis data kualitatif sendiri. Memahami proses ini sangat penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan interpretatif.
2.3. Studi Dokumen
Penggunaan studi dokumen, seperti data dari kedua lembaga, memberikan konteks yang lebih luas tentang program dan kebijakan yang diterapkan. Hal ini relevan dengan pembelajaran bagaimana mengintegrasikan berbagai sumber data untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Mahasiswa dapat belajar bagaimana menyusun dan menganalisis data sekunder untuk melengkapi data primer yang diperoleh melalui wawancara. Memahami dan menginterpretasi dokumen-dokumen resmi juga penting dalam konteks pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan.
III. Temuan Penelitian: Implikasi untuk Pengembangan Kurikulum
Temuan penelitian ini menunjukkan beragam faktor yang berkontribusi terhadap relapse, termasuk faktor individual, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini juga mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan dalam model penanganan relapse yang diterapkan di kedua lembaga. Informasi ini sangat berharga untuk pengembangan kurikulum dan bahan ajar di bidang studi terkait.
3.1. Faktor-faktor Relapse
Temuan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan relapse (misalnya, kurangnya dukungan sosial, stres, dan lingkungan pergaulan) dapat digunakan untuk memperkaya materi kuliah tentang adiksi dan relapse. Mahasiswa dapat belajar tentang kerumitan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap relapse dan bagaimana faktor-faktor ini saling berinteraksi. Pemahaman ini penting untuk mengembangkan intervensi yang holistik dan efektif.
3.2. Model Penanganan Relapse
Perbandingan model penanganan relapse di kedua lembaga memberikan contoh konkret bagaimana berbagai pendekatan dapat diterapkan dalam praktik. Mahasiswa dapat belajar tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing model dan bagaimana memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Studi kasus ini memberikan contoh nyata tentang penerapan teori dan model dalam praktik di lapangan. Mahasiswa dapat menganalisis model-model tersebut dan mengevaluasi efektivitasnya.
3.3. Rekomendasi Kebijakan
Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam penanganan adiksi narkoba dan relapse. Mahasiswa dapat belajar bagaimana penelitian dapat menginformasikan kebijakan dan praktik di lapangan. Penelitian ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga dan pemangku kepentingan dalam menangani masalah adiksi narkoba secara komprehensif.