• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL-HASIL WAWANCARA A.Riwayat Pasien Sakit

H. Informasi Lain

a. Pasien Sofyan pernah mengkonsumsi obat-obatan pada saat di rumahnya

dengan cara meminum semua obat sekaligus, hal ini dilakukannya karena Sofyan sudah sangat bosan dengan obat tersebut, sehingga kondisinya pada saat itu, keracunan, lidahnya menjadi keras

b. Pasien menghisap rokok gudang garam merah sebanyak 2 bungkus

setiap harinya yang didapatkan dari keluarga dan orang-orang yang menjenguknya.

1. Keterangan Petugas Kesehatan Jiwa Puskesmas Langsa Tengah Informan : - Dedy Iskandar AMK

- Yusnizar SKM

 Dedy mengatakan bahwa semua informasi masyarakat tentang keadaan

pasien gangguan jiwa di wilayah puskesmas Kota Langsa sebagai berikut:

a. Melakukan survey ke lokasi bersama dengan kader kesehatan/

keluarganya untuk dilakukan pendataan apakah termasuk pengguna askes, jamkesmas, jamsostek dan umum

b. Membuat asuhan keberadaan tentang kesehatan jiwa

c. Melakukan koordinasi dengan dokter di poli jiwa untuk mendapatkan

terapi

d. Melakukan pengawasan kepada pasien bersama-sama keluarga untuk

tidak mengganggu lingkungan

e. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang perawatan

kesehatan jiwa

f. Membuat rujukan ke rumah sakit jiwa Banda Aceh dengan

ditandatangani oleh dokter yang bertanggung jawab di puskesmas ketika adanya kesepakatan keluarga

g. Melakukan koordinasi lintas sektoral jika pasien bukan pengguna

askes, jamkesmas untuk membuat surat keterangan miskin dari kepala desa yang ditanda tangani oleh camat.

 Informasi tentang Rusmiah

a. Kunjungan ke rumah 1 x seminggu untuk memberikan penyuluhan

b. Keluarga Rusmiah terutama ibunya tidak menunjukkan sifat simpati kepada petugas kesehatan jiwa karena mempunyai asumsi bahwa anaknya bukan terkena penyakit yang bisa diobati secara medis

c. Keterangan bapaknya kepada petugas kesehatan, bahwa Rusmiah

diobati oleh dukun dan menunjukkan sikap simpati kepada petugas kesehatan yang bersedia datang ke rumah untuk memberikan obat

d. Keterangan kakaknya kepada petugas kesehatan, kiranya segera

dapat dibawa ke rumah sakit di Banda Aceh agar kondisi Rusmiah dapat segera sembuh

e. Keterangan tetangga Rusmiah, bahwa kehadiran petugas kesehatan

mendapatkan respon positif, karena ketika Rusmiah mendapatkan konsumsi obat secara rutin, kondisinya semakin membaik.

2. Keterangan dari Pak Murti petugas Puskesmas Idi Cut

- Informan untuk pasien Sofyan (dipasung)

a. Pak Mukti merasa prihatin dengan keluarga Sofyan, ketika ada tekad

dari keluarga untuk diobati ke rumah sakit jiwa, sementara kondisi sosial ekonomi sangat memprihatinkan, jangankan untuk biaya transportasi ke rumah sakit jiwa, bahkan untuk kehidupan sehari-hari pun sangat kurang

b. Oleh pak Murti membantu menyiapkan transportasi (ambulance) ke

rumah sakit jiwa, dengan seluruh biaya transport di tanggung oleh Pak Muri karena merasa kasihan melihat kondisi Sofyan yang dipasung di kamar 3 x 2 dengan lantai tanah.

c. Setelah mendapatkan penanganan dari rumah sakit jiwa untuk

beberapa lama, Sofian kembali ke kampung halamannya.

d. Sofian mendapatkan obat-obat dari puskesmas yang disediakan oleh

dengan obat-obat tersebut, dan Sofian pernah keracunan obat karena meminum seluruh obat yang ada padanya.

3. Keterangan dari NS. Roslaini S.Kep (Pegawai Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh)

- Informan Untuk Nuraini (dirantai)

a. Penanganan pasien di rumah sakit jiwa, pada dasarnya tidak saja di

tuntut kepada pihak rumah sakit, melainkan juga beban keluarga pasien untuk memberikan perhatian dan kepedulian untuk mempercepat proses kesembuhan, sayangnya sangat minim keluarga yang mau peduli, imbasnya pasien mengalami depresi sehingga mereka urung sembuh.

b. Masyarakat kita masih enggan menerima mereka sebagai komunitas

masyarakat biasa lagi setelah dipulangkan dari rumah sakit jiwa, seperti halnya Nuraini. Dulu pernah dirawat di rumah sakit selama setengah bulan dan dia sudah sembuh dan dibawa pulang tidak lama berada di rumah atau lingkungan masyarakat, penyakit jiwa Nuraini kambuh kembali.

c. Pada dasarnya penanganan pasien di rumah sakit jiwa erat kaitannya

dengan perhatian dan cinta kasih dari pihak keluarga karena penyakit yang dideritanya hanyalah masalah mentalitas dan ini belum diperoleh oleh pasien jiwa di masing-masing keluarga.

d. Kepulangan mereka ke rumah masing-masing setelah sembuh tak

bertahan lama, hal ini karena masyarakat belum bisa menerima mereka sebagai masyarakat biasa mereka yang dinyatakan sehat masih saja dianggap orang gila sehingga jeratan stress itu kembali mengikat lagi.

e. Fenomena ini masih sulit diubah di masyarakat Aceh, dan hal ini

khususnya bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa untuk memberikan kepeduliannya kepada pasien gangguan jiwa.

f. Menghilangkan stigma masyarakat dan keluarga tentang pasien

gangguan jiwa, dan memberikan gambaran mantan pasien gangguan jiwa masih bisa produktif dengan usaha-usaha seperti pendamping dari keluarga

g. Melibatkan secara langsung keluarga dan unsur-unsur yang peduli

terhadap kesehatan jiwa, sehingga terbentuk suatu wadah berupa forum komunikasi.

- Keuntungan adanya forum komunikasi

 Sarana untuk mendapatkan informasi atau wawasan tentang

gangguan jiwa

 Dapat mendukung proses penyembuhan pasien dengan segala upaya

yang dilakukan oleh organisasi

 Sebagai tempat sharing, sharing pengalaman antar anggota forum

ROSMIAH

Nama Dukun :

 Informasi dari dukun

Rosmiah diguna-guna oleh pacarnya yang kecewa dan ilmu magis yang dikirimkan sangat kuat, sehingga pada suatu malam habis saya dan batin dia, saya didatangi oleh orang halus itu jangan coba-coba kamu obatin dia. Nanti kamu tau resikonya, terakhir dukun tersebut nyerah tidak sanggup mengobati Rosmiah. Pernah suatu hari saya sedang jampi-jampi Rosmiah, tiba-tiba Rosmiah melemparkan botol aqua 600 cc ke muka saya dan dia meludahi saya. Dia mengatakan pergi-pergi kamu jangan coba datang lagi kemari, terakhir saya berpikir saya tidak cukup ilmu untuk mengobati dia, pertamanya saya tertarik mengobati Rosmiah karena sudah banyak kali dukun yang mengobatinya kenapa tidak sembuh.

 Informasi dari Kakak Ipar Rosmiah

Rosmiah sering duduk/menunduk dan biasanya tidak nyambung dan saya tidak pernah memaharinya kemudian ketika saya berbicara dia tidak membantah dan dia didengar.

Dia sangat malas apapun tidak mau dilakukan, dikerjakan dan sering ada yang bisik-bisik suruh jalan-jalan. Pada waktu malam dia selalu bilang : Miah lapar kak”. Dia sangat betah lama-lama di rumah saya.

Dia sering curhat sama kak ipar karena merasa lebih bebas dan dia tidak merasa tertekan, dan sekali-kali dia masak bersama untuk menyiapkan makan siang. Kakak sangat sayang karena dia sangat nurut dengan saya dan tidak pernah memperlihatkan perilaku –perilaku seperti ngamuk dan memukul

Di rumah dia sering solek diri, menghias diri, berdandan dan sekali-kali kakaknya menyuruh dia untuk beli sabun, rinso dan lain-lain. Kakaknya

kadang sering kasih uang untuk jajan, kakanya menyiapkan kosmetik untuk dia seperti bedak, lipstik dan lain-lain.

 Gubuk tempat Rosmiah dikurung

Rumah Rosmiah berukuran 6 x 7 semi permanen. Ruangan tempat dia dikurung berukuran 2.5 x 3 m dengan suasana gelap gulita karena semua jendela ditutup rapat-rapat dan tidak ada ventilasi apa-apa dan sangat pengap. Lantainya semen dan beralaskan gardus indomie dan dia tidur di atas gardus tersebut. Di kamar tersebut ada lobang kecil sebesar ukuran 3,5 inci jika dia mau BAK langsung melalui lubang itu pada pagi hari orang tua laki-laki menyiramnya.

NURAINI (DIRANTAI)

 Keterangan dari ibu Nunik (warung makan tempat dia bekerja di saat pulang

berobat di rumah sakit jiwa)

Ibu Nunik mengatakan bahwa dia bekerja selama 4 bulan pada saat itu kegiatan dia di warung makan sebagai clining services setiap pagi, siang dan malam dia membersihkan lantai meja dan rak tempat menaruh makanan, sekali-kali dia disuruh membantu bibik upik memasak di dapur.

Selama 4 bulan dia tidak pernah terlihat perilaku seperti halnya orang gangguan jiwa seperti ngomong sendiri, berbicara tidak dapat dimengerti, emosi, tetapi dalam 3 bulan ia bekerja ada kelihatan sekali-kali dia masuk ke kamar keluar kamar tidur yang tempat tidurnya bibik upik yang berlokasi di belakang dapur warung tersebut.

Pada bulan ke 4 dia meminta istirahat untuk tidak bekerja lagi di warung oleh ibu Nunik merasa keberatan karena dia orannya penurut dan rajin, pakaiannya pun sopan dan rapi, tetapi oleh dia langsung saja untuk tidak bekerja lagi, lantas ibu Nunik heran dan karena gajinya kurang atau dia ada masalah sama anaknya atau bibik upik.

Gaji yang diberikan oleh ibu Nunik menurutnya (ibu Nunik) sudah sesuai karena dimana-mana clining service di warung nasi biasa ± Rp. 700.000,- Jadi saya pikir bukan persoalan gaji dan saya menanyakan ke bibik upik apa ada masalah dengan dapur dengan dia baik-baik saja tidak ada sesuatu hal apapun.

 Bibik Upik

Di dalam kesehariannya pada bulan ke 4 sangat terlihat aneh dimana dia sangat sering duduk sendirian dengan wajah yang murung dan dia juga pernah cerita dulunya dia pernah bekerja di rumah majikannya dia sangat

baik diperlakukan tidak pernah dimarahin dan disuruh-suruh, tetapi selama dia bekerja ditempat warung ibu Nunik dia beberapa kali pernah dimarahin apalagi pada saat-saat dikamar ibu Nunik mengatakan dengan kata-kata malas kali kamu, bukannya liat itu apa yang harus dibersihkan kalau tidak sanggung kerja bilang biar saya cari yang lain, tetapi di satu sisi dia sangat mengharapkan kalau dia terus bekerja.

Pada saat pulang kerja sering dikasih nasi bungkus, tetapi nasi tersebut dibagikan ke anak dan uang gajinya sering dibelikan baju untuk anak dan uang tersisa juga dibagi rata sama anak-anak tetangga.

Dokumen terkait