• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instalasi air limbah Industri yang terdapat di Kota Pekalongan

SUB TOTAL PAM

4. Instalasi air limbah Industri yang terdapat di Kota Pekalongan

a. Instalasi Pengolahan limbah Batik

IPAL batik di Kota pekalongan adalah IPAL jenggot dan IPAL Kauman, dimana untuk IPAL tersebut dibawah tanggung jawab Kantor Lingkungnan Hidup (KLH) Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Kapasitas IPAL Jengot sendiri adalah 400 m3 dengan perbandingan volume limbah yang dihasilkan pengerajin batik di Desa Jenggot adalah 700 m3 dianggarkan untuk Operasi dan pemeliharaan sebesar 40 jt/tahun.

b. Instalasi pengolahan limbah tinja

Instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT) di Kota Pekalongan terletak di Kelurahan Degayu menyatu dengan IPAL lindi yang lokasinya menyatu dengan TPA Degayu c. Instalasi pengolahan lindi

Instalasi pengolahan limbah lindi bercampur dengan instalasi pengolahan limbah tinja yang berada di bawah tanggung jawab Kantor Lingkungan Hidup (KLH) sub

Laporan Akhir VI - 60 bidang kebersihan. Lokasi IPAL lindi dan tinja ini berada di TPA Kota Pekalongan tepatnya di Kelurahan Degayu.

d. Instalasi Pengolahan limbah Tahun Tempe

IPAL tahu tempe di Kota Pekalongan berada di Kelurahan Duwet, dengan biaya operasi dan Pemeliharaan 42 jt/tahun. IPAL duwet berada di bawah tanggung jawab Kantor Lingkungan Hidup (KLH) sub bidang pengendali pencamaran lingkungan. e. Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Pemotongan Hewan.

IPAL rumah pemotongan hewan meliputi IPAL RPH di Kelurahan Panjang Wetan dan di Kelurahan Kuripan Kidul. Kedua IPAL ini berada di bawah tanggung jawab Dinas Peternakan.

Dengan melihat kondisi diatas perlu juga kami sampiakan tentang kondisi kualitas beberapa sungai yang ada di kota Pekalongan,dimana sumber data berasal dari Kantor Lingkungan Hidup Kota Pekalongan. Adapun data kami sajikan dalam tabel berikut dibawah ini :

b. Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana individual, pengurasan tanki septik, retribusi air limbah system komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaran Pemda (APBD) untuk pengelolaan air limbah permukiman. Peran pengelolaan dan pembangunan sanitasi pada sub sektor air limbah dalam aspek keuangan, terdapat beberapa isu strategis yang mempengaruhi strategi pembangunan sanitasi di Kota Pekalongan diantaranya:

1. Meningkatnya trend anggaran untuk pengelolaan dan pembangunan sub sektor air limbah (dalam 5 tahun meningkat 82%).

2. Mayoritas SKPD di Kota pekalongan sudah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan yang terkait dengan sub sektor air limbah.

3. Rendahnya biaya pembangunan sanitasi perkapita rata-rata masih rendah (tahun 2008, Rp.46,000,-/kapita/tahun).

4. Sarana dan pra sarana (Sarpas) sanitasi yang ada (IPLT) kondisinya kurang baik, sehingga memerlukan dana besar untuk perbaikannya.

5. Aspek sanitasi belum merupakan aspek prioritas dan belum dianggap penting oleh steakholder.

Selain hal tersebut diatas ada beberapa aspek yang menjadi prioritas dalam pembangunan pada sub sektor air limbah terutama untuk mendorong pengelolaan dan pembangunan tentang isu, yaitu :

1) Adanya dukungan dana Propinsi dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai peluang dan potensi untuk pengembangan sub sektor air limbah domestic dimasa yang akan datang.

2) Alokasi biaya operasi dan pemeliharaan untuk fasilitas air limbah domestik belum memadai yang dapat menyebabkan cepat rusaknya sarana yang ada atau tidak dapat berfungsi secara optimal.

c. Kelembagaan

Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, dan sumber daya manusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola air limbah saat ini. Keberadaan organisasi Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kota Pekalongan dapat dijadikan sebagai motor penggerak untuk membantu dinas dan lembaga teknis structural Pemerintah Kota dalam mendorong kinerja pengelolaan sanitasi, air bersih dan pengembangan prilaku hidup bersih yang optimal di Kota Pekalongan. Organisasi KLH yang memegang peranan kunci bagi pengkoordinasian,

Laporan Akhir VI - 61 pembinaan, dan pengawasan pola pengelolaan sanitasi dan dampaknya bagi lingkungan Kota Pekalongan menghadapi kendala untuk dapat menjalankan fungsinya dengan optimal sehubungan dengan tingkat eselon yang kurang memadai untuk pelaksanaan fungsi tersebut. Mekanisme dan prosedur layanan sanitasi yang diterapkan oleh masing- masing organisasi penanggungjawab layanan sanitasi di Kota Pekalongan saat ini belum berada dalam kondisi yang optimal untuk mendukung penyediaan layanan sanitasi yang efektif dan efisien. Organisasi KSM yang telah dibentuk untuk penanganan sarana sanitasi di tingkat masyarakat saat ini belum dapat menjalankan peran dalam pengorganisasian, operasionalisasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi secara baik.

d. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah permukiman yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll (perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur). Saat ini Pemerintah Kota Pekalongan telah memiliki beberapa Perda dasar seperti Perda Kebersihan, Keindahan, Kerapihan, dan Ketertiban, Perda Retribusi Penyedotan Kakus, dan juga Perda pendukung seperti Perda IMB yang menjadi dasar bagi pengaturan tentang pengelolaan sanitasi dan penyediaan sarana sanitasi oleh masyarakat Kota Pekalongan. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan substansi di dalam Perda-Perda tersebut yang perlu segera dibenahi untuk mendorong peningkatan kinerja pengelolaan sanitasi di Kota Pekalongan.

e. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi, air bersih, dan pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat secara umum terdapat isu-isu stategis pada aspek kebijakan daerah dan kelembagaan yang secara umum terdapat di tingkat system, organisasi, maupun individu. Saat ini Pemerintah Kota Pekalongan telah memiliki beberapa Perda dasar seperti Perda Kebersihan, Keindahan, Kerapihan, dan Ketertiban, Perda Retribusi Penyedotan Kakus, dan juga Perda pendukung seperti Perda IMB yang menjadi dasar bagi pengaturan tentang pengelolaan sanitasi dan penyediaan sarana sanitasi oleh masyarakat Kota Pekalongan. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan substansi di dalam Perda-Perda tersebut yang perlu segera dibenahi untuk mendorong peningkatan kinerja pengelolaan sanitasi di Kota Pekalongan. Pemerintah Kota Pekalongan memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam pengelolaan sanitasi yang pro masyarakat miskin. Hal ini terwujudnyata dalam salah satu bentuk rintisan program pemicuan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang diarahkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap sarana dan prasarana sanitasi dan air bersih. Kondisi system layanan sanitasi, air bersih dan upaya pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat yang berjalan saat ini belum sepenuhnya terintegrasi secara optimal.

f. Peran Serta Swasta dan Masyarakat

Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi kesediaan masyarakat membayar retribusi, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah, perilaku masyarakat dalam BAB, kegiatan- kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan air limbah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan

Laporan Akhir VI - 62 sarana air limbah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.

A. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah