• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN

ZENYFERD SIMANGUNSONG. Konservasi Tanah dan Air pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT Sari Lembah Subur, Pelalawan, Riau. (dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA)

Magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan baik teori maupun teknis, pengalaman lapang, keterampilan kerja dalam pengawasan dan administrasi kegiatan kebun serta sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat di kuliah dengan praktik langsung di lapangan dalam budidaya tanaman kelapa sawit. Selain itu, untuk mengetahui secara khusus upaya peningkatan produktivitas lahan dan sumber daya air pada kelapa sawit melalui kegiatan konservasi tanah dan air di kebun. Magang telah dilaksanakan di PT Sari Lembah Subur 2 (SLS 2), PT Astra Agro Lestari Tbk, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Kegiatan magang berlangsung selama empat bulan, mulai tanggal 15 Februari 2010 sampai dengan 15 Juni 2010.

Kegiatan magang dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder yang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Data primer akan diambil dengan bekerja langsung di lapangan mulai dari karyawan harian, pendamping mandor hingga pendamping asisten atau kepala afdeling. Data yang berkaitan dengan konservasi tanah dan air diperoleh dari survei pelaksanaan kegiatan konservasi kebun. Data sekunder diperoleh dengan menelaah pustaka dan arsip kebun yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Wilayah SLS 2 mempunyai iklim tipe A (sangat basah) menurut perhitungan Schmidth-Ferguson. Jumlah curah hujan 2 430 mm dengan 95 hari hujan dalam setahun serta memiliki sembilan bulan basah dan satu bulan kering. Wilayah kebun inti I (Kampar) khususnya afdeling OS terdiri atas 48.1% tanah mineral, 33.6 % tanah pasir, dan 17.5 % gambut. Tanah pasir sulit untuk menangkap air dan unsur hara sehingga diperlukan tindakan konservasi untuk memperbaiki struktur tanah ini. Aplikasi pupuk kandang dan tandan kosong akan membantu memperbaiki daya serap tanah dan menambah unsur hara tanah itu sendiri. Tandan kosong kelapa sawit juga akan memacu pertumbuhan akar

tanaman pada saat diapliksikan sebagai mulsa. Rorak dan bangunan air pada umumnya bermanfaat untuk memanen air hujan, menampungnya serta membuat air menjadi lebih banyak tersedia bagi tanah. Rorak dan bangunan air juga bermanfaat mengubah run-off menjadi perkolasi pada tanah. Bulan kering biasa terjadi pada bulan Juni sampai Agustus, sehingga dibutuhkan bangunan air sebagai tindakan konservasi untuk menjaga ketersediaan air dan mengurangi air terbuang keluar.

Tindakan konservasi tanah dan air bermanfaat untuk meningkatkan produksi melalui perbaikan-perbaikan lingkungan tumbuh kelapa sawit sehingga dapat memanfaatkan nutrisi hara yang dibutuhkan dengan efektif. Manajemen yang baik dari pengelola kebun sangat diperlukan baik dalam pembuatan serta pemeliharaan bangunan konservasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan tanaman industri penting penghasil minyak masak, industri maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar dan merupakan komoditas unggulan dalam penerimaan devisa Negara. Yahya (1990) menyatakan, selain sebagai sumber devisa Negara, kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus memberikan kesempatan kerja yang lebih luas. Kelapa sawit mempunyai beberapa keunggulan komparatif dibanding tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Beberapa keunggulan kelapa sawit yaitu produksi per hektar yang tinggi, umur ekonomis yang panjang, daya adaptasi terhadap cekaman lingkungan yang baik, serta pengolahan dan pemanfaatan yang luas baik di bidang pangan maupun non-pangan.

Perkembangan areal pertanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 areal pertanaman kelapa sawit mencapai 294 560 hektar dengan total produksi sebesar 721 172 ton minyak sawit. Kemudian tahun 1990 meningkat menjadi 1 126 677 hektar dengan total produksi sebesar 2 412 612 ton minyak sawit dan sampai tahun 2000 terus meningkat menjadi 3 174 726 hektar dengan total produksi sebesar 7 001 000 ton. Bahkan Indonesia menjadi Negara produsen kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO mencapai 18.46 juta ton pada tahun 2009 dengan perincian adalah sebagai berikut 2 565 000 hektar merupakan perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000 hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar 2 314 000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta (PBS) dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009).

Keberhasilan budidaya kelapa sawit pada umumnya ditentukan oleh lima faktor utama yaitu kesesuaian lahan, sarana produksi, manajemen, sumber daya manusia dan masalah sosial. Faktor kesesuaian lahan mencangkup kondisi tanah serta ketersediaan air. Kondisi tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah baik sifat

fisik, kimia, maupun biologi tanah. Konservasi tanah diperlukan untuk mencegah erosi, memperbaiki tanah yang rusak dan memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan. Sementara itu, konservasi air pada prinsipnya merupakan penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah se-efisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Berdasarkan PPKS (2006), ketersediaan air juga memegang peranan penting dalam produksi kelapa sawit. Kekeringan yang cukup lama biasanya menyebabkan terjadinya penurunan produksi yang nyata karena kekeringan menyebabkan tanaman menghasilkan lebih banyak bunga jantan. Selain itu, pengelolaan air (water management) merupakan kunci keberhasilan budidaya kelapa sawit khususnya di tanah gambut.

Konservasi tanah dan air sangat penting dan semakin memerlukan perhatian dalam budidaya kelapa sawit. Kondisi tanah yang baik akan berpengaruh pada proses penyerapan air dan hara, respirasi akar serta memudahkan pemeliharaan tanaman dan panen. Menurut Arsyad (2006), setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya.

Tujuan

Kegiatan magang bertujuan meningkatkan pengetahuan baik teori maupun teknis, pengalaman lapangan, keterampilan kerja dalam pengawasan dan administrasi kebun, serta sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat di kuliah dengan praktik langsung di lapangan dalam budidaya tanaman kelapa sawit. Tujuan kegiatan magang lebih khusus adalah untuk mempelajari upaya peningkatan produktivitas lahan dan sumber daya air pada perkebunan kelapa sawit melalui kegiatan konservasi tanah dan air di kebun.

Dokumen terkait