• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data yang mengembangkan angket serta melakukan wawancara terhadap subjek penelitian. Instrumen penelitian yang dikembangkan oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Instrumen yang akan digunakan peneliti adalah :

1. Skala Kesulitan Belajar

Untuk mengukur tingkat kesulitan belajar siswa digunakan skala kesulitan belajar. Menurut Suharsimi arikunto (2006 : 166) untuk menyusun instrumen dapat ditempuh beberapa langkah, yaitu: a) perencanaan, b) penulisan butir soal, c) penyuntingan, d) uji coba, e) penganalisaan hasil, dan f) mengadakan revisi.

a. Perencanaan

Sebelum menyusun pernyataan yang digunakan dalam skala, peneliti lebih dahulu membuat kisi – kisi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam menulis butir soal. Adapun kisi – kisi yang dibuat, disesuaikan dengan teori yang dipaparkan oleh Mulyadi (2010: 8) mengenai ciri – ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu: 1) hasil belajar yang rendah, 2) sikap yang kurang

47

wajar, 3) menujukkan tingkah laku yang kurang wajar, 4) gejala emosional yang kurang wajar.

Tabel 2. Kisi – Kisi Skala Kesulitan Belajar Siswa

No. Indikator Sub Indikator Pernyataan () (-) 1. Hasil

belajar

Hasil Belajar yang rendah 11,7 2,20 Lambat dalam belajar 15,32 24,3 2. Sikap Tidak ada usaha belajar 31, 19 16, 8

Keterlibatan dalam belajar 27,12 25, 26 3. Tingkah

laku

Tidak tertib dalam pembelajaran

29, 30 5, 9 Tidak tertib dalam

mengerjakan tugas

13, 22 18,4 4. Emosi

Tidak menyukai pelajaran 6, 21 1, 23 Hubungan yang kurang

baik dengan teman

14, 25 10, 17

Jumlah 16 16

b. Penyuntingan

Tahap penyuntingan adalah proses yang meliputi kegiatan penyusunan item pernyataan sesuai dengan kisi-kisi skala kesulitan belajar siswa. Selain itu, peneliti melengkapi instrumen dengan pengantar dan petunjuk pengisian yang menjelaskan bagaimana cara menjawab pertanyaan atau merespon pernyataan.

Dalam penelitian ini, model skala yang mempunyai gradasi jawaban dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata – kata seperti sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Jawaban tersebut dapat diberi skor untuk keperluan analisis kuantitatif, seperti yang terdapat pada tabel berikut.

48

Tabel 3. Skor Jawaban Skala Psikologi

Jawaban Skor Konversi

+ -

Sangat sesuai 4 1 Sangat mengalami kesulitan

Sesuai 3 2 Mengalami kesulitan belajar

Tidak sesuai 2 3 Kurang mengalami kesulitan belajar Sangat tidak sesuai 1 4 Tidak mengalami kesulitan belajar

c. Uji Coba Instrumen

Suharsimi Arikunto (2006: 165-166) menyebutkan tujuan uji coba instrumen adalah:

1) untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat dalam instrumen cukup dapat dipahami oleh responden,

2) untuk mengetahui berapa waktu yang akan dibutuhkan oleh responden untuk mengisi instrumen,

3) untuk mengetahui tanggapan responden dan orang-orang lain berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, dan

4) untuk mengetahui apakah ada hal-hal lain yang perlu dipersiapkan sebelum penelitian.

Pada instrumen yang berbentuk skala, pengujian keabsahan data dilakukan dengan menguji validitas dan realibilitasnya. Validitas dan reliabilitas merupakan persyaratan penting sebuah instrumen yang baik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 228). 1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas

49

konstruksi (construct validity) yang terpenuhi jika instrument dapat mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Validitas konstruk ini (construct validity) dapat diuji dengan menggunakan pendapat dari ahli atau judgment expert (Sugiyono, 2007: 176). Validasi dalam penelitian ini, dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen yang telah dikembangkan oleh peneliti kepada dosen di jurusan BK UNY selaku ahli materi yaitu Ibu Isti Yuni Purwanti, M. Pd. dan Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd..

Berdasarkan konsultasi yang dilakukan dengan Ibu Isti Yuni Purwanti, M. Pd., peneliti disarankan untuk mengganti beberapa kata yang masih abstrak dengan kata yang lebih konkrit agar mudah dimengerti oleh siswa kelas V. Sedangkan Ibu Eva Imania Eliasa, M. Pd., menyarankan untuk mengganti beberapa pernyataan agar lebih sesuai dengan indikator yang ada dan menambah satu indikator pada aspek sikap.

2) Reliabilitas

Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadahi, bila instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu aspek dalam beberapa kali akan memiliki hasil yang sama atau relatif sama (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 230). Realibilitas instrumen dalam penelitian ini dapat

50

diketahui dengan melakukan uji coba sebelum digunakan terhadap objek penelitian. Instumen diujicobakan pada 15 siswa kelas V SD Netral D yang menurut peneliti memiliki karakteristik yang sesuai dengan subjek penelitian.

Data hasil uji coba lalu digunakan untuk mencari koefisien alpha dari cronbach menggunakan rumus alpha cronbach dengan bantuan SPSS 16. Pengambilan keputusan uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan dasar sebagai berikut:

a) Jika suatu variabel koefisien reliabilitasnya > 0,6 maka variabel tersebut dikatakan reliabel.

b) Jika suatu variabel koefisien reliabilitasnya < 0,6 maka variabel tersebut dikatakan tidak reliabel (Sofyan Siregar, 2014: 90).

Dari perhitungan hasil uji coba, diketahui bahwa instrument yang digunakan untuk menukur variabel kesulitan belajar siswa sebesar 0.614 yang menunjukkan bahwa lebih besar dari 0.60 sehingga instrument penelitian tersebut reliabel dan layak digunakan dalam penelitian.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara disusun agar proses wawancara tidak keluar / menyimpang dari fokus penelitian. pedoman wawancara yang dibuat adalah pedoman wawancara untuk siswa kelas V dan Guru Kelas V.

51

a. Pedoman wawancara untuk siswa kelas V bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kesulitan belajar yang mereka alami. Berikut pedoman wawancara untuk siswa kelas V.

Tabel 4. Kisi – Kisi Pedoman Wawancara Untuk Siswa

Aspek Komponen Indikator

Bidang studi Materi pelajaran

Bidang studi yang sulit untuk dipelajari. Faktor internal kesulitan belajar Motivasi belajar

Dorongan berangkat di sekolah Tujuan belajar di sekolah Kebiasaan

belajar

Jadwal belajar di rumah Tipe belajar siswa Sikap dalam

belajar

Tidak peduli pada materi yang disampaikan guru

Tidak menjaga ketertiban di kelas.

Minat belajar

Mudah merasa bosan saat belajar

Kesesuaian minat dengan materi pelajaran

Bakat Kesesuaian bakat dengan materi pelajaran.

Cacat tubuh (kondisi fisik)

Mudah sakit hingga tidak masuk sekolah.

Alat indra tidak mengganggu proses belajar Faktor eksternal kesulitan belajar Lingkungan sekolah

Teman mendukung proses belajar

Lingkungan sekolah yang nyaman untuk belajar Kegiatan belajar di kelas

Lingkungan masyarakat

Lingkungan rumah yang nyaman

Pergaulan dengan teman sebaya

Interaksi dengan media Informasi

Lingkungan keluarga

Pola asuh orang tua Kualitas hubungan dengan

keluarga

Pendampingan dan perhatian keluarga dalam belajar

52

b. Pedoman Wawancara untuk guru kelas V bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Berikut adalah pedoman wawancara untuk guru kelas V.

Tabel 5. Kisi – Kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru Kelas

Aspek Komponen Indikator

Bidang Studi

Materi pelajaran Bidang studi yang sulit diajarkan

Kemampuan siswa Kesesuaian materi,

kemampuan siswa, dan KKM Faktor

Internal kesulitan

belajar

Motivasi belajar Hal yang membuat siswa senang belajar.

Kebiasaan belajar Tipe belajar yang dimiliki siswa

Faktor internal kesulitan

belajar

Sikap dalam belajar Tanggapan siswa terhadap tugas yang diberikan guru Minat belajar Keterlibatan siswa dalam

pembelajaran.

Bakat Kesesuaian bakat siswa dengan materi pelajaran Cacat tubuh

(kondisi fisik)

Kondisi kesehatan siswa Gangguan alat indra atau

cacat yang menghambat proses belajar Faktor Eksternal kesulitan belajar Lingkungan sekolah

Kondisi ruang kelas yang ideal

Gangguan dari lingkungan sekolah dalam KBM Lingkungan masyarakat Kondisi Lingkungan masyarakat Lingkungan keluarga

Latar belakang keluarga siswa

Guru

Kesiapan

Mempersiapkan bahan ajar, metode, dan media sebelum mengajar

Kecakapan

mengatasi masalah

Mengidentifikasi siswa berkesulitan belajar Memberi bantuan belajar

pada siswa berkesulitan belajar

53 Hubungan guru dengan siswa

Kedekatan hubungan guru dengan siswa.

Kedisiplinan

Guru dan siswa hadir tepat waktu.

Cara mengatasi siswa yang tidak disiplin waktu dan tidak tertib saat KBM

Metode pembelajaran.

Variasi metode pembelajaran Metode yang paling sesuai

untuk siswa alat peraga / media

pembelajaran.

Ketersediaan alat peraga / media di sekolah

3. Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan peneliti untuk memberikan

panduan selama proses observasi sehingga tidak menyimpang dari

fokus penelitian. Pedoman observasi dalam penelitian ini

digunakan selama kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan

kegiatan lain di luar jam pelajaran.

Tabel 6. Kisi – Kisi Pedoman Observasi Untuk Siswa

Aspek Komponen Indikator

Kognitif Hasil Belajar Kemampuan

menyelesaikan tugas Kemampuan memahami materi Kemampuan berkonsentrasi Afektif Motivasi belajar

Perhatian dalam proses pembelajaran

Kemauan bertanya pada guru

Usaha dalam belajar Motivasi belajar

Kebiasaan belajar

Catatan pelajaran Kebiasaan menandai

bagian penting pada buku pelajaran

54

belajar dan mengerjakan tugas

Kepatuhan pada tata tertib saat belajar di dalam kelas

Minat belajar

Kehadiran di kelas dan di sekolah

Persiapan sebelum belajar Tidak mudah bosan

dengan pelajaran

Psikomotorik Cacat Tubuh

(kondisi fisik)

Kemampuan panca indera dan anggota tubuh lainnya 4. Dokumentasi

Dokumen yang dihimpun dalam penelitian ini adalah dokumen nilai – nilai hasil belajar (evaluasi) yang diperoleh siswa selama semester 2.

Dokumen terkait