• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan tak terlepas dari jenis instrumen pengumpulan datanya. Oleh sebab itu, instrumen penelitian harus memiliki tingkat kepercayaan dan tingkat kesahihan (Setyosari, 2013: 207). Instrumen penelitian atau alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan guru, serta instrumen validasi produk.

1. Pedoman Observasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan

Kepala Sekolah

Siswa Guru

51

pengamatan secara langsung (Taniredja, 2011: 47). Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas I pada saat pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data mengenai pembelajaran membaca yang terjadi di dalam kelas dan ketersediaan alat peraga di kelas. Aspek yang diamati oleh peneliti di dalam kelas antara lain, ketersediaan alat peraga membaca di kelas, penggunaan alat peraga membaca di kelas, cara penggunaan alat peraga di kelas, serta kesulitan belajar yang dialami siswa dalam membaca. Kisi-kisi observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Ketersediaan Alat Peraga dan Kesulitan Membaca

No Item Kisi-kisi Observasi Hal yang Diamati 1 Ketersediaan alat peraga

untuk membaca permulaan di kelas.

Adanya alat peraga yang digunakan untuk latihan membaca.

2 Penggunaan alat peraga untuk latihan membaca di kelas.

Guru menggunakan alat peraga untuk latihan membaca permulaan di kelas.

3 Cara menggunakan alat peraga untuk latihan membaca permulaan di kelas.

Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga untuk latihan membaca permulaan di kelas.

4, 5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam membaca.

Siswa melakukan kesalahan dalam membaca kata di kelas. Siswa melakukan kesalahan dalam membaca kalimat di kelas.

Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya telah dinilai oleh ahli bahasa. Berdasarkan skor bobot yang diperoleh dari

penilai, maka dapat diketahui bahwa pedoman obeservasi layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Selain mengobservasi ketersediaan alat peraga membaca di kelas, peneliti juga melakukan observasi untuk melihat kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga buku latihan membaca permulaan berbasis metode Montessori. Pedoman observasi kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga buku latihan membaca permulaan berbasis metode Montessori dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Unjuk Kerja Kalimat

Siswa

I II III IV V

Dito makan nasi. Dito minum susu. Dito bermain bola. Dito membaca buku. Dito memegang sapu.

Dito menjemur baju Dito membawa roti. Dito menggosok gigi.

Dito mencuci kaki. Dito memakai topi.

Total √ Total x

53

Pedoman observasi ini digunakan oleh peneliti untuk melihat kemampuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga. Peneliti mengobservasi siswa ketika membaca kalimat sederhana. Kalimat sederhana yang digunakan dalam pedoman observasi ini berupa sepuluh kalimat sederhana yang terdapat dalam alat peraga buku latihan membaca permulaan berbasis metode Montessori. Setelah melakukan observasi membaca terhadap siswa, peneliti menghitung jumlah kalimat yang dapat dibaca oleh masing-masing siswa maupun yang belum dapat dibaca oleh masing-masing siswa. Total √ untuk jumlah kalimat yang dapat dibaca oleh siswa dan total x untuk jumlah kalimat yang belum dapat dibaca oleh siswa.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara pewawancara dan responden. Dalam hal ini, peneliti berperan sebagai pewawancara dan narasumber yang dipilih berperan sebagai responden. Wawancara pada penelitian ini, dilakukan dengan beberapa narasumber, yaitu kepala sekolah SD penelitian, guru SD kelas I dan siswa SD kelas I. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga, proses pembelajaran membaca yang terjadi di kelas, serta kebutuhan guru dan siswa akan alat peraga membaca.

a. Wawancara dengan Kepala Sekolah

Wawancara dengan kepala sekolah yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mencari informasi terkait dengan permasalahan membaca yang muncul setiap tahunnya di SD penelitian. Dalam wawancara ini, peneliti

menggunakan teknik wawancara tak berstruktur. Wawancara jenis tak berstruktur tampak luas dan biasanya direncanakan sebelumnya agar sesuai dengan subjek dan suasana pada waktu wawancara dilakukan. Subjek diberi kebebasan dalam mengungkapkan pandangannnya (Sudaryono, 2013: 37). Berikut ini merupakan kisi-kisi wawancara peneliti dengan kepala sekolah

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara dengan Kepala Sekolah

Topik Pertanyaan No. Item

Tanggapan mengenai pelajaran Bahasa Indonesia 1 Tanggapan mengenai pelajaran Bahasa Indonesia terkait

dengan membaca permulaan

2

Ketersediaan alat peraga di sekolah 3

Penggunaan alat peraga di skeolah 4

Pembuatan alat peraga 5

Kondisi alat peraga yang digunakan 6

b. Wawancara dengan Guru kelas I SD

Wawancara selanjunya yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara dengan guru SD kelas I. Wawancara ini bertujuan untuk mencari informasi terkait kesulitan membaca yang dialami siswa SD kelas I, ketersediaan alat peraga membaca di kelas, serta penggunaan alat peraga membaca di kelas. Wawancara ini juga menggunakan teknik wawancara tak berstruktur. Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi wawancara peneliti dengan guru SD kelas I.

55

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara dengan guru SD Kelas I

Topik Pertanyaan No. Item

Tanggapan mengenai membaca. 1

Penggunaan alat peraga membaca di kelas. 2, 3, 4, 5 Kesulitan yang dialami guru dalam membimbing siswa latihan

membaca permulaan.

6, 7, 8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam latihan membaca

permulaan.

9, 10, 11 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan tersebut.

12

c. Wawancara dengan Siswa SD Kelas I

Selain melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru SD kelas I, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa SD kelas I. Tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa ketika membaca. Wawancara ini pun menggunakan teknik wawancara tak berstruktur. Kisi-kisi wawancara peneliti dengan siswa, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara dengan Siswa

Topik Pertanyaan No. Item

Tanggapan mengenai membaca. 1

Ketersediaan alat peraga untuk latihan membaca di kelas. 2 Penggunaan alat peraga untuk latihan membaca. 3

Kesulitan membaca kata sederhana 4

Sebelum pedoman wawancara digunakan, pedoman wawancara dinilai terlebih dahulu oleh ahli bahasa. Tujuan penilaian pedoman wawancara ini adalah supaya kalimat-kalimat dalam pedoman wawancara tidak menyimpang dari topik pertanyaan sehingga pedoman wawancara yang digunakan bisa untuk mengambil data yang sesuai dengan kebutuhan.

Penilaian instrumen oleh ahli merupakan pemberian nilai pada instrumen yang akan digunakan serta pemberian komentar/saran yang sifatnya membangun. Hasil validasi instrumen wawancara kepala sekolah, guru SD kelas I, dan siswa diperoleh skor kategori. Berdasarkan skor bobot yang diperoleh maka pedoman wawancara layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas I

Aspek Indikator No. Item

Auto-education

1. Penggunaan alat peraga 2. Kegunaan alat peraga

1,2 Kontekstual 1. Penggunaan benda-benda di lingkungan

sekitar untuk latihan membaca dan menulis.

2. Bahan pembuatan alat peraga

3,4

Menarik 1. Pemberian warna pada alat peraga 2. Bentuk alat peraga

5,6 Bergradasi 1. Melibatkan lebih dari satu indera

2. Dapat digunakan untuk lebih dari satu materi

7,8

Auto-correction

1. Membantu menemukan kesalahan sendiri

2. Membantu menemukan jawaban yang benar

57

Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan-pertanyaan. Sebelum pedoman wawancara untuk analisis kebutuhan siswa digunakan, pedoman wawancara divalidasi oleh ahli terlebih dahulu.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012: 142). Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk analisis kebutuhan guru dan untuk penilaian produk.

a. Kuesioner Analisis Kebutuhan

Kuesioner analisis kebutuhan menggunakan bentuk kuesioner terbuka. Oleh karena itu, pernyataan dalam kuesioner dapat dijawab secara bebas oleh responden. Kuesioner analisis kebutuhan ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kebutuhan akan alat peraga beserta karakteristik alat peraga yang diinginkan responden. Responden yang dituju ialah guru SD kelas I. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

Aspek. Indikator No. Item

Auto-education 1. Penggunaan alat peraga

2. Belajar mandiri

1, 6 Menarik 1. Alat peraga yang menarik

2. Pemberian warna pada alat peraga

2, 3

Auto-correction 1. Membantu menyadari kesalahan

sendiri

2. Membantu menemukan jawaban yang benar

4, 5

Bergradasi 1. Melibatkan lebih dari satu indera 2. Dapat digunakan untuk mempelajari

lebih dari satu materi

7, 8 Kontekstual 1. Benda-benda yang ada di

lingkungan sekitar

2. Kegiatan yang sering dijumpai siswa 3. Bahan pembuatan alat peraga

9, 10, 11

Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan-pertanyaan. Sebelum kuesioner analisis kebutuhan guru disebarkan, kuesioner dinilai terlebih dahulu oleh ahli bahasa. Berdasarkan skor bobot yang diperoleh, maka kuesioner analisis kebutuhan guru layak untuk digunakan.

b. Kuesioner Penilaian Produk

Kuesioner penilaian produk disusun untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner penilaian produk diisi oleh ahli pembelajaran bahasa, ahli Montessori dan guru SD kelas I. Kisi-kisi kuesioner penilaian alat peraga dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

59

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Produk

Aspek Indikator No. Item

Menarik

Gambar yang digunakan dapat menimbulkan minat siswa untuk mengunakan alat peraga.

1, 2 Warna pada komponen alat peraga dapat menimbulkan

minat siswa untuk menggunakan alat peraga.

Auto-education

Alat peraga membantu siswa membaca kata dan kalimat sederhana secara mandiri.

3, 4

Auto-correction

Alat peraga memiliki pengendali kesalahan 5, 6

Bergradasi

Penggunaan alat peraga melibatkan lebih dari satu indra

7, 8 Alat peraga dapat mempelajari lebih dari satu

kompetensi dasar.

Kontekstual

Komponen alat peraga menggunakan benda-benda yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan

sehari-hari. 9, 10

Alat peraga dapat diproduksi oleh guru

Kisi-kisi instrumen penilaian produk disusun menjadi pernyataan-pernyataan yang mewakili untuk penilaian produk. Sebelum disebarkan, instrumen penilaian produk dinilai terlebih dahulu oleh ahli bahasa. Hasil penilaian ahli bahasa terhadap instrumen penilaian produk menyatakan bahwa instrumen penilaian produk layak untuk digunakan.

Dokumen terkait