Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Lembar Validasi Ahli
Lembar validasi ahli digunakan sebagai instrumen penilaian kelayakan LKPD yang dikembangkan. Lembar validasi ahli terbagi menjadi tiga bagian yaitu uji ahli media, ujia ahli desain, dan uji ahli materi. Lembar validasi ini dibuat melalui tahap bimbingan sehingga diperoleh instrumen yang valid. Instrumen validasi ahli digunakan pada tahap uji coba tahap awal.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai instrumen pengembangan pada penelitian ini. Lembar observasi dapat menunjukkan segala proses pembelajaran matematika pada kemampuan komunikasi dan disposisi komunikasi siswa. Lembar Observasi digunakan untuk mengukur disposisi komunikasi selama kegiatan pembelajaran.
3. Tes Kemampuan Komunikasi Siswa
Instrumen dalam tes ini merupakan soal untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa berbentuk uraian. Tes ini dibuat dengan menyesuaikan kurikulum dan silabus yang berlaku pada sekolah yang diteliti. Tes ini diberikan setelah siswa melaksanakan tujuh pertemuan dengan mengerjakan LKPD. Tes ini dikonsultasikan dengan guru matematika yang merupakan ahli materi dan hasilnya menunjukkan bahwa instrumen tersebut telah valid. Perangkat tes terdiri dari tiga soal uraian.
Untuk mengetahui apakah butir soal telah memenuhi kualifikasi soal yang layak digunakan untuk tes, maka harus memenuhi kriteria tes yang baik diantaranya:
a.Validitas (Validity)
Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi yaitu validitas yang ditinjau dari isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan. Validitas isi dari suatu tes pe- mahaman konsep matematis dapat diketahui dengan jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis dengan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran, apakah hal-hal yang tercantum dalam indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran sudah terwakili dalam tes pemahaman konsep tersebut atau belum terwakili. Vali- ditas tes ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing terlebih dahulu kemudian dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas VIII. Jika penilaian guru menyatakan bahwa butir-butir tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator maka tes tersebut dikategorikan valid.
Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa sis- wa dilakukan dengan menggunakan daftar check list ( ) oleh guru. Hasil pe- nilaian terhadap tes untuk mengambil data penelitian telah memenuhi validitas isi (Lampiran B.4).
Setelah dinyatakan valid, maka soal tes tersebut diujicobakan. Uji coba dilakukan di luar sampel tetapi masih di dalam populasi penelitian yaitu pada siswa kelas VIII D. Setelah diujicobakan, diukur tingkat reliabilitas. Jika soal
tes telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka soal tes termasuk dalam kriteria tes yang baik sehingga layak untuk digunakan.
b. Reliabilitas (Reliability)
Reliabilitas tes diukur berdasarkan koefisien reliabilitas dan digunakan untuk mengetahui tingkat keterandalan suatu tes. Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg (stabil). Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2011: 207) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha, yaitu :
∑
Keterangan:
= koefisien reliabilitas tes n = banyaknya butir soal
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total dimana: ∑ ∑ Keterangan : = varians total = banyaknya data
∑ = jumlah semua data
Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai r11= 0,85 untuk soal post-test. Berdasarkan pendapat Sudijono, harga r11tersebut telah memenuhi kriteria reliabilitas yang baik karena koefisien reliabilitasnya antara 0,70 s.d 0,90. Oleh karena itu,kedua instrumen tes matematika tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data (Lampiran C2).
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Post-Test
No Soal Validitas Reliabilitas
1 Valid
0,85 (tinggi) 2 Valid
3 Valid
Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba post-test di atas, terlihat bahwa ketiga komponen tersebut telah memenuhi kriteria yang ditentukan, sehingga ketiga butir soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika.
c. Uji Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda data terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah, kemudian diambil 20 % siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 20 % siswa yang memperoleh nilai
terendah (disebut kelompok bawah). Untuk menghitung indeks daya pembeda soal uraian digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
DP : indeks daya pembeda suatu butir soal tertentu
: jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
: jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
: jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah).
Hasil perhitungan indeks daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasi- fikasi yang telah dikemukakan oleh Karno To dalam Noer (2010: 22) seperti pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Daya Pembeda
Nilai Interpretasi Sangat Buruk 19 . 0 10 . 0 DP Buruk 29 . 0 20 . 0 DP Sedang 49 . 0 30 . 0 DP Baik 50 . 0 DP Sangat Baik
Kriteria soal yang akan digunakan dam daya beda adalah 0.30DP0.49
yaitu soal memiliki daya pembeda yang baik. Dari perhitungan hasil uji coba soal diperoleh hasil pada tabel 3.4:
Tabel 3.4 Hasil Daya Beda Uji Coba Soal Post –Tes
No Soal Nilai Daya Pembeda Interpretasi
Item 1 0,42 Baik
Item 2 0,60 Sangat Baik
Dari hasil tabel di atas maka soal post-test memiliki kategori yang sedang dan sangat baik serta sudah memenuhi kriteria soal yang baik. Item 1 memiliki nilai 0,42. hal ini menunjukkan bahwa soal memiliki kategori sedang dalam membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Item 2 dan item 3 memiliki nilai tidak jauh berbeda yaitu 0,60 dan 0,80. Hal ini menunjukkan bahwa item keduanya sangat baik dalam membedakan siswa dengan kelompok atas da kelompok bawah.
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Suatu tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, yaitu tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
TK : nilai tingkat kesukaran suatu butir soal
: jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang
diolah
: jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada
suatu butir soal.
Sudijono (2008: 372) mengintepretasikan nilai tingkat kesukaran suatu butir soal seperti pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai Interpretasi TK0.30 Sangat sukar 70 . 0 30 . 0 TK Sedang TK0.70 Sangat mudah
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki intepretasi sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 0.31TK0.70. Berikut tabel
3.6 yang menunjukkan hasil perhitungan tingkat kesulitan hasil post-test: Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Coba Soal Post –Test
No Soal Nilai Tingkat Kesukaran Interpretasi
Item 1 0,80 Sangat Mudah
Item 2 0,58 Sedang
Item 3 0,58 Sedang
Dari tabel 3.6 menunjukkan bahwa ketiga soal sedang dan sangat mudah. Soal 1 menunjukkan hasil 0,80. Hal ini menunjukkan bahwa soal nomor satu sangat mudah. Soal 2 dan ketiga menunjukkan nilai 0,58. Hal ini menunjukkan bahwa soal keduanya sedang.