• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

G. Prosedur Penelitian

2. Instrumen Pengumpulan Data

51

Berikut adalah cara untuk menganalisis uji soal tes yang diberikan :

a. Uji validitas butir soal

Menurut Anderson (Arikunto,2005),sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Dengan kata lain,validitas suatu instrumen merupakan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur sesuatu yang harus diukur. Validitas instrumen yang di analisis dalam penelitian meliputi validitas logis dan validitas empiris.47

Hal ini bisa dilakukan dengan korelasi product moment pearson, yaitu:48

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = π‘βˆ‘KF βˆ’ (βˆ‘K)(βˆ‘F)

√ [ π‘βˆ‘K Β²βˆ’(βˆ‘K)2] [ π‘βˆ‘F Β²βˆ’(βˆ‘F)2

Keterangan:

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = Koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan total skor (Y)

βˆ‘π‘₯ = skor butir soal atau skor item pernyataan atau pertanyaan.

βˆ‘π‘¦ = Jumlah skor total 𝑛 = Jumlah subjek

47 Karunia Eka Lestari,Dkk,Op.Cit,hlm.190.

48 Karunia Eka Lestari,Dkk,Ibid,hlm.193.

53

Kemudian dihitung dengan rumus Uji β€œt” untuk memperoleh harga 𝑑𝑕i𝑑𝑒𝑛g, yaitu :49

π‘Ÿβˆšπ‘› βˆ’ 2 𝑑𝑕i𝑑𝑒𝑛g =

√1 βˆ’ π‘ŸΒ²

Keterangan :

𝑑𝑕i𝑑𝑒𝑛g = Nilai t hitung

π‘Ÿ = Koefisien korelasi hasil r hitung 𝑛 = Jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2) dengan kaidah keputusan :

Jika thitung > ttabel maka butir soal tersebut valid Jika thitung < ttabel maka butir soal tersebut tidak valid

Setelah mengetahui valid atau tidaknya soal,selanjutnya berikan penafsiran terhadap besar atau kecilnya koefisien yang ditemukan. Berikut adalah tabel kriteria koefisien korelasi validitas instrumen :50

49 Ibid

50 Karunia Eka Lestari,Dkk,Op.Cit,hlm.193.

TABEL III.7

KRITERIA KOEFISIEN KORELASI VALIDITAS INSTRUMEN Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validasi 0,90 ≀ π‘Ÿxy ≀ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik 0,70 ≀ π‘Ÿxy < 0,90 Tinggi Tepat/Baik

0,40 ≀ π‘Ÿxy < 0,70 Sedang Cukup tepat/Cukup baik 0,20 ≀ π‘Ÿxy < 0,40 Rendah Tidak tepat/Buruk

π‘Ÿxy< 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk (sumber : Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan

yuhdanegara)

Adapun tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat validitas butir soal adalah seperti yang ditelah dijelaskan diatas.

Selanjutnya untuk hasil pengujian validitas butir soal kemampuan generalisasi disajikan pada Tabel III.8 berikut :

TABEL III.8

HASIL UJI VALIDITAS BUTIR SOAL

No π‘Ÿπ‘•i𝑑𝑒𝑛𝑔 𝑑𝑕i𝑑𝑒𝑛𝑔 π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ Keputusan Kriteria

1 0,7041 4,7552 2,086 Valid Cukup

2 0,5981 3,5791 2,086 Valid Buruk

3 0,6191 4,8112 2,086 Valid Cukup

4 0,7544 5,5117 2,086 Valid Cukup

5 0,7234 5,0250 2,086 Valid Cukup

6 0,6513 4,1163 2,086 Valid Cukup

7 0,1484 0,7277 2,086 Tidak Valid Buruk

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa soal nomor 1,2,3,4,5,6 memiliki nilai 𝑑𝑕i𝑑𝑒𝑛𝑔 yang lebih besar daripada nilai π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ sehingga soal-soal tersebut dikatakan valid dan soal nomor 7 memiliki nilai 𝑑𝑕i𝑑𝑒𝑛𝑔 yang jauh lebih kecil daripada nilai π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ sehingga soal tersebut dikatakan tidak valid. Secara

55

rinci validitas soal kemampuan generalisasi matematis dapat dilihat pada Lampiran F.5.

b. Uji reliabilitas

Reabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh orang yang berbeda,waktu yang berbeda,atau tempat yang berbeda,maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara signifikan).

Tinggi rendahnya derajat reabilitas suatu instrumen ditentukan oleh nilai koefisien korelasi antara butir soal atau item pertanyaan/pernyataan dengan istrumen tersebut yang dinotasikan dengan π‘Ÿ. Tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reabilitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford (1956) berikut :51

TABEL III.9

KRITERIA KOEFISIEN KORELASI RELIABILITAS INSTRUMEN

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas 0,90 ≀ π‘Ÿ ≀ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik 0,70 ≀ π‘Ÿ < 0,90 Tinggi Tepat/Baik

0,40 ≀ π‘Ÿ < 0,70 Sedang Cukup tepat/Cukup baik 0,20 ≀ π‘Ÿ < 0,40 Rendah Tidak tepat/Buruk

π‘Ÿ < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk (sumber : Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan yuhdanegara)

51 Karunia Eka Lestari,Dkk,Ibid,hlm.206.

Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen tes atau instrumen non tes rumus Alpha Cronbach,yaitu :

π‘Ÿ,, = ( 𝑛 ) (1 βˆ’ βˆ‘π‘ iΒ² 𝑛 βˆ’ 1 𝑠𝑑² )

Keterangan :

π‘Ÿ,, = koefisien reliabilitas 𝑛 = banyak butir soal

βˆ‘π‘ iΒ² = variansi skor butir soal ke -i 𝑠𝑑² = variansi skor total

Setelah memperoleh koefisien reliabilitas π‘Ÿ,,, bandingkan π‘Ÿ,, dengan π‘Ÿtabel dengan pedoman keputusan :

Jika π‘Ÿ,, β‰₯ π‘Ÿtabel artinya reabel dan Jika π‘Ÿ11 < π‘Ÿtabel artinya tidak reabel.52

Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas rendah,sedang atau tinggi,bisa dilihat pada Tabel III.10 berikut :

TABEL III.10

HASIL UJI RELIABILITAS BUTIR SOAL

π‘Ÿπ‘•i𝑑𝑒𝑛𝑔 π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ Kesimpulan Interprestasi

0,7256 0,344 Reliabel Baik

52 Hartono, Op.Cit, hlm.134.

57

Berdasarkan tabel diatas nilai π‘Ÿπ‘•i𝑑𝑒𝑛g lebih besar daripada nilai π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ yaitu 0,7256 > 0,344. Artinya butir soal kemampuan generalisasi matematis adalah reliabel dengan reliabilitasnya baik. Secara rinci reliabilitas soal uji coba kemampuan generalisasi matematis bisa dilihat pada Lampiran F.6.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran butir soal. Indeks kesukaran sangat erat kaitan nya dengan daya pembeda,jika soal terlalu sulit atau terlalu mudah,maka daya pembeda soal tersebut menjadi buruk karena baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok bawah akan menjawab soal tersebut dengan tepat atau tidak dapat menjawab soal tersebut dengan tepat. Oleh karena itu, suatu butir soal memiliki indeks kesukaran yang baik jika soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Indeks kesukaran suatu butir soal diinterprestasikan dalam kriteria sebagai berikut :53

53 Karunia Eka Lestari, dkk, Ibid., hlm. 224.

TABEL III.11

KRITERIA INDEKS KESUKARAN INSTRUMEN IK Interpretasi Indeks Kesukaran

Ik = 0,00 Terlaku sukar

0,00 < 𝐼𝐾 ≀ 0,30 Sukar 0,30 < 𝐼𝐾 ≀ 0,70 Sedang 0,70 < 𝐼𝐾 < 1,00 Mudah

𝐼𝐾 = 1,00 Terlalu mudah

(sumber : Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan yuhdanegara)

Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran tes tipe subjektif yaitu :

IK = K

𝑆𝑀𝐼

Keterangan :

IK : Indeks kesukaran soal

X : Rata-rata jawaban siswa pada suatu butir soal

SMI : Skor maksimum ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh siswa juga menjawab butir soal tersebut dengan tepat (sempurna).

Untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uji coba kemampuan generalisasi matematis siswa ,bisa dilihat pada Tabel III.12 berikut :

59

TABEL III.12

HASIL TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL No. Item Soal Tingkat Kesukaran Kriteria

1 0,73 Mudah

2 0,59 Sedang

3 0,52 Sedang

4 0,52 Sedang

5 0,51 Sedang

6 0,48 Sedang

7 0,45 Sedang

Berdasarkan tabel diatas tingkat kesukaran soal uji coba kemampuan generalisasi nomor 2,3,4,5 ,6 dan 7 memiliki tingkat kesukaran yang sedang dan nomor 7 memiliki tingkat kesukaran yang mudah. Secara rinci perhitungan tingkat kesukaran butir soal kemampuan generalisasi matematis bisa dilihat pada Lampiran F.7.

d. Daya Pembeda

Daya Pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda tes essai adalah.54

DP = π‘₯ βˆ’π‘₯ 𝑆𝑀𝐼

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

X : Rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas X : Rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah 𝑆𝑀𝐼 : Skor maksimum ideal

Menginterprestasikan kriteria daya pembeda dengan pedoman berikut.55

TABEL III.13

KRITERIA INDEKS DAYA PEMBEDA INSTRUMEN Nilai Interpretasi Daya Pembeda 0,70 ≀ 𝐷𝑃 ≀ 1,00 Sangat Baik

0,40 ≀ 𝐷𝑃 < 0,70 Baik

0,20 ≀ 𝐷𝑃 < 0,40 Cukup 0,0 ≀ 𝐷𝑃 < 0,20 Buruk

𝐷𝑃 < 0,00 Sangat Buruk

(sumber : Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan yuhdanegara

Untuk hasil perhitungan daya pembeda butir soal secara rinci bisa dilihat pada Tabel III.14 Berikut :

TABEL III.14

HASIL DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL No. Item Soal Daya Pembeda Kriteria

1 0,1986 Buruk

2 0,3974 Cukup

3 0,242 Cukup

4 0,3221 Cukup

5 0,3012 Cukup

6 0,2387 Cukup

7 0,0160 Buruk

55 Karunia Eka Lestari, dkk, Ibid., hlm. 217.

61

Berdasarkan tabel diatas daya pembeda soal uji coba kemampuan generalisasi nomor 2,3,4,5 dan 6 memiliki daya pembeda yang cukup dan nomoe 1 dan 7 memiliki daya pembeda yang buruk. Secara rinci perhitungan daya pembeda butir soal kemampuan generalisasi matematis bisa dilihat pada Lampiran F.8.

Adapun untuk lebih jelasnya, rekapitulasi uji soal kemampuan generalisasi matematis dapat dilihat pada tabel III.9 berikut:

TABEL III.15

REKAPITULASI SOAL UJI COBA No Validitas Reliabilitas Tingkat

Kesukaran

Daya Pembeda

Keterangan 1 Valid

Baik

Mudah Buruk Digunakan

2 Valid Sedang Cukup Digunakan

3 Valid Sedang Cukup Digunakan

4 Valid Sedang Cukup Digunakan

5 Valid Sedang Cukup Digunakan

6 Valid Sedang Cukup Digunakan

7 Tidak Valid

Sedang Buruk Tidak

digunakan

b. Lembar Ovservasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian pendidikan biasanya berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa,lembar observasi catatan perkembangan siswa dan catatan temuan hasil penelitian. Peneliti memberi tanda ceklis untuk menentukan seberapa terlaksana nya hasil pengamatan.

Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi guru,lembar observasi siswa.

Lembar observasi ini menggunakan skala likert.

Dokumen terkait