• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP/MTs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP/MTs"

Copied!
277
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH : YULPINA NIM. 11615200359

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2022 M

(2)

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS

SISWA SMP/MTs

Skripsi

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH :

YULPINA NIM. 11615200359

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2022 M

(3)

i

(4)

ii

(5)
(6)

iii

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,karunia dan hidayahnya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam penulis ucapkan kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sang penyelamat umat dan pemberi syafa’at di akhirat nanti.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP/MTS” merupakan

hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa sangat banyak pihak yang memberikan bantuan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga terutama Ayahanda tercinta Suhaidi dan Ibunda tercinta Yuslinar yang telah melimpahkan segenap kasih sayang, serta dukungan moril maupun materil yang diberikan hingga pada saat sekarang ini, serta memberi semangat dan senantiasa mendoakan agar dimudahkan dalam setiap urusan, dan untuk kakak tersayang Yulianis dan Suryadi serta adik tersayang Zuriati Aulia yang selalu memberikan nasehat, semangat, serta dukungan materil dan lain nya sehingga selalu membangkitkan semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1.

(7)

iv

Sultan Syarif Kasim Riau beserta seluruh stafnya. Ibu Prof Dr. Hj.

Helmiati, M.Ag selaku Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bapak Dr. Mas’ud Zein, M.Pd selaku Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bapak Prof Edi Erwan, S. Pt., M. Sc., Ph.D selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Dr. H. Kadar, M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta seluruh stafnya. Bapak Dr. H. Zarkasih, M. Ag. selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Ibu Dr. Zubaidah Amir, MZ., M.Pd. selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Ibu Dr. Amirah Diniaty, M.Pd. Kons selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Ibu Dr. Granita, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bapak Ramon Muhandaz, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Hasanuddin,S.Si.,M.Si selaku pembimbing skripsi dan Ibu Ade Irma,M.Pd selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah sabar dan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.

(8)

v

6. Bapak Mulhadi, M.Pd selaku Kepala sekolah SMPN 01 Rumbio Jaya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian disekolah. Ibu Resti Amalia S.Pd dan Bapak Fahrizul S,Pd selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu dalam melakukan penelitian ini. dan Bapak-Ibu guru serta karyawan dan karyawati SMPN 01 Rumbio Jaya.

7. Febiana Almanda yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik 8. Teman-teman jurusan pendidikan matematika 2016 khususnya kelas B dan

teman-teman PPL SMA N 1 Tambang yang selalu memberikan dorongan dan motivasi serta selalu berbagi ilmu kepada penulis

Pekanbaru, 02 Januari 2023

Yulpina

NIM.11615200359

(9)

vi

atas Ridho-Mu skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

Sholawat serta salam semoga selalu senantiasa dilimpah kepada Rasullulah yakni Nabi Muhammad SAW.

~Ayah dan Ibu Tercinta~

Ayah dan Ibu tersayang, aku Persembahkan karya sederhana ini kepada kalian yang telah memberikan,perhatian, kasih sayang, yang selalu memberikan do’a

dan motivasi, serta nasihat yang tak terhingga.

“Ya Allah, terimakasih telah menghadirkan hamba dihidup kedua orang tua hamba yang setiap waktu dengan sabar merawatku, mendidikku dan membimbingku dengan baik, mendoakan ku,memberikan segala yang hal terbaik

yang tidak akan tergantikan dengan apapun. Ya Allah berikanlah balasan syurga Firdaus untuk ayah dan ibu ku serta jauhkanlah mereka dari siksaan-Mu” Aamiin.

Terima Kasih banyak Ayah dan Ibu tercinta…

~Dosen Pembimbing~

Bapak Hasanuddin,S.Si,M.Si, selaku dosen pembimbing.

Ananda ucapkan ribuan terimakasih atas keikhlasan untuk meluangkan waktu mengoreksi skripsi ini, terima kasih juga atas ,nasehat,arahan, bantuan,serta motivasi dalam membimbing ananda sehingga ananda mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Semoga Bapak dan keluarga selalu berada

dalam lindungan Allah SWT.

~Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Tarbiyah dan Keguruan~

Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud rasa terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen atas segala ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan saya dan kepada seluruh pegawai Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

yang telah banyak membantu demi kelancaran dalam proses perkuliahan.

~Sahabat-sahabat Karibku~

Terima kasih atas semua dukungan, motivasi, canda tawa, serta tangis dan perjuangan yang telah kita lalui bersama. Semoga ukhuwah kita selalu terjaga.

(10)

vii

~MOTTO~

“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,Maka apabila engkau telah selesai (dari ssesuatu urusan,tetaplah bekerja keras(untuk urusan yang

lain) dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharaplah…”

( Q.S Al Insyirah:6-8 )

“ Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunianya kepadamu,sehingga engkau menjadi puas…”

( Q.S Ad Duha :5 )

“ Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,melainkan kaum yang kafir…”

( Q.S Yusuf :87 )

(11)

viii

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan pendekatan konstruktivisme terhadap kemampuan generalisasi matematis siswa sekolah menengah pertama. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan desain yang digunakan adalah quasi experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dengan sampel penelitian yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas berjumlah 25 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes yang berupa soal tes pretest dan soal posttest kemampuan generalisasi matematis. Teknik analisis data menggunakan uji t ( “t”

test). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Terdapat perbedaaan kemampuan generalisasi antara siswa yang belajar menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran langsung.

(2) Terdapat ukuran pengaruh (Effect Size) yang besar dari penerapan pendekatan konstruktivisme terhadap kemampuan generalisasi matematis siswa sekolah menengah pertama.

Kata Kunci : Pendekatan Konstruktivisme, Kemampuan Generalisasi Matematis.

(12)

ix

ABSTRACT

Yulpina, (2022): The Effect of Implementing Constructivism Approach toward Mathematical Generalization Ability of Junior High School Students

This research aimed at finding out whether there was or not the effect of implementing Constructivism approach toward student mathematical generalization ability. It was an experimental research with quasi-experimental design. All of the eighth-grade students were the population of this research, the samples were the eighth-grade students of class A as the experimental group and the students of class B as the control group, and each class consisted of 25 students. Cluster random sampling technique was used in this research. The technique and instrument of collecting data was test in the forms of mathematical generalization ability pretest and posttest questions. The technique of analyzing data was t-test. The research findings showed that (1) there was a difference on mathematical generalization ability between students taught by using Constructivism approach and those who were taught by using direct learning, and (2) there was a big effect of implementing Constructivism approach toward mathematical generalization ability of Junior High School students.

Keywords: Constructivism Approach, Mathematical Generalization Ability

(13)

x

ي لىإ ثحبلا اذه فده ةفرعم

قيبطتل يرثأت كانه ناك اذإ ام لخدلما

ىدل يضايرلا ميمعتلا ةراهم ىلع يئانبلا

لا ذيملات يف عمتلمجا .بييرتج هبش مدختسلما ميمصتلاو بييرتج ثبح ثحبلا اذه . ه

عيجم ذيملات نماثلا فصلا

، لاو ةنيع يه

فصلا أ نماثلا فصك بييرتج فصلاو ك ب نماثلا فص

لصف لك ددع غلبيو ،طباض اصخش ٥٢

تانيعلا ذخأ ةينقت .

ينقت .ةيدوقنعلا ةيئاوشعلا تانيعلا ذخأ يه ةمدختسلما ة

ادأو ة ينقت نع ةرابع ةمدختسلما تانايبلا عجم ة

لكش في رابتخا

لوح يدعبلاو يلبقلا رابتخلاا ةلئسأ ةراهم

ينقت .يضايرلا ميمعتلا ة

رابتخا مادختساب تانايبلا ليلتح -

ت اذه جئاتن يرشت .

لىإ ثحبلا يلي ام

( : )١ ي في قرف دجو ةراهم

ينب ميمعتلا ذيملاتلا

مادختساب نوملعتي نيذلا لخدلما

لاو يئانبلا ذيملات

لعتلا مادختساب نوملعتي نيذلا ي

( .رشابلما م قيبطت نم يربك يرثأت مجح كانه )٥

لخدلما ميمعتلا ةراهم ىلع يئانبلا

ل يضايرلا ذيملات سردلما ة ةطسوتلما .

تاملكلا ةيساسلأا

لخدملا : يضايرلا ميمعتلا ةراهم ،يئانبلا

(14)

xi

v

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penulisan ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Definisi Istilah ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 10

B. Kemampuan Generalisasi Matematis ... 10

C. Pendekatan Konstruktivisme ... 19

D. Kerangka Berpikir ... 28

E. Penelitian Yang Relevan ... 29

F. Konsep Operasional ... 31

G. Kerangka Berpikir ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

B. Jenis Penelitian ... 39

(15)

xii

G. Prosedur Penelitian ... 45

H. Teknik Pengumpulan Data ... 47

I. Instrumen Penelitian ... 49

J. Teknik Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembelajaran ... 73

B. Aktivitas Guru dan Siswa ... 82

C. Analisis Data Penelitian ... 87

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

E. Keterbatasan Penelitian ... 98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel II.I Penskoran Kemampuan Generalisasi Matematis ... 18

Tabel III.I Identitas Sekolah ... 36

Tabel III.2 Identitas Kepala Sekolah ... 38

Tabel III.3 Data Tenaga Pengajar ... 38

Tabel III.4 Keadaan Peserta Didik ... 39

Tabel III.5 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 39

Tabel III.6 Desain Model Penelitian ... 42

Tabel III.7 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas ... 54

Tabel III.8 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 54

Tabel III.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 55

Tabel III.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 56

Tabel III.11 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen ... 58

Tabel III.12 Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen ... 59

Tabel III.13 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen ... 60

Tabel III.14 Hasil Daya Pembeda Instrumen ... 60

Tabel III.15 Rekapitulasi Hasil Uji Coba KGM ... 61

Tabel III.16 Kriteria Besaran Effect Size ... 72

Tabel IV.1 Hasil Rekap Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen... 83

Tabel IV.2 Hasil Rekap Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siswi Kelas Eksperimen... 85

Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 88

Tabel IV.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 89

Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Uji T Pretest ... 89

Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 91

(17)

xiv

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Silabus Pembelajaran ... 106

LAMPIRAN B.1 RPP 1 Kelas Eksperimen ... 111

LAMPIRAN B.2 RPP 2 Kelas Eksperimen ... 116

LAMPIRAN B.3 RPP 3 Kelas Eksperimen ... 121

LAMPIRAN B.4 RPP 4 Kelas Eksperimen ... 126

LAMPIRAN B.5 RPP 5 Kelas Eksperimen ... 131

LAMPIRAN C.1 RPP 1 Kelas Kontrol... 136

LAMPIRAN C.2 RPP 2 Kelas Kontrol... 141

LAMPIRAN C.3 RPP 3 Kelas Kontrol... 146

LAMPIRAN C.4 RPP 4 Kelas Kontrol... 151

LAMPIRAN C.5 RPP 5 Kelas Kontrol... 156

LAMPIRAN D.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba KGM ... 161

LAMPIRAN D.2 Soal Uji Coba KGM ... 162

LAMPIRAN D.3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba KGM ... 164

LAMPIRAN D.4 Hasil Uji Coba Soal KGM ... 167

LAMPIRAN D.5 Validitas Uji Coba Soal KGM... 168

LAMPIRAN D.6 Reliabilitas Uji Coba Soal KGM ... 182

LAMPIRAN D.7 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal KGM ... 186

LAMPIRAN D.8 Daya Pembeda Uji Coba Soal KGM ... 188

LAMPIRAN E.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 190

LAMPIRAN E.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 100

LAMPIRAN F.1 Rekapitulasi LO Aktivitas Guru ... 210

LAMPIRAN F.2 Rekapitulasi LO Aktivitas Siswa ... 212

LAMPIRANG.1 Kisi- Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 214

LAMPIRAN G.2 Soal Pretest ... 215

LAMPIRAN G.3 Kunci Jawaban Soal Pretest ... 217

LAMPIRAN G.4 Hasil Pretest ... 221

LAMPIRAN G.5 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 222

LAMPIRAN G.6 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 227

(19)

xvi

LAMPIRAN H.3 Hasil Posttest ... 243

LAMPIRAN H.4 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 244

LAMPIRAN H.5 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 245

LAMPIRAN H.6 Uji Homogenitas Hasil Posttest ... 256

LAMPIRAN H.7 Hasil Perhitungan Uji T Posttest ... 257

LAMPIRAN I Hasil Perhitungan Uji Efect Size Posttest ... 259

LAMPIRAN J Dokumentasi Penelitian ... 262

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar).1 tujuan belajar matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat,melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Salah satu cara dalam mengajarkan matematika disekolah yaitu dengan menggunakan model,pendekatan atau metode tertentu untuk memberikan kemauan dan semangat siswa untuk mendapatkan hasil belajar matematika yang tentunya jauh lebih baik.

Model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.2 Seorang guru harus bisa menggunakan model pembelajaran yang dapat menimbulkan kemampuan berpikir siswa dimana siswa mampu belajar mandiri dalam menemukan dan menyelesaikan masalah.

Salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam belajar matematika adalah kemampuan generalisasi matematis. Hal ini karena materi

1 Melly Andriani, Pembelajaran Matematika, (Pekanbaru: Benteng Media, 2013).

2 Rusman, Model – model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 133.

1

(21)

matematika dan penalaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika.

Kemampuan penalaran generalisasi berhubungan dengan pola pikir logis, analitis, dan kritis. Melalui penalaran yang baik,seseorang dapat mengambil kesimpulan atau keputusan yang berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat keraf yang menyatakan bahwa penalaran generalisasi merupakan proses berpikir yang menghubungkan fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang diketahui melalui menuju kepada tercapainya suatu kesimpulan.

Generalisasi mencakup pengamatan contoh-contoh kasus dan menemukan pola atau aturan yang melandasinya. Generalisasi didasari oleh prinsip apa yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi.

Secara umum,jika proses siswa dalam menarik kesimpulan secara generalisasi,akan berdampak pada proses pemahaman siswa. Seseorang dengan kemampuan penalaran yang rendah akan selalu mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai persoalan, karena ketidakmampuan menghubungkan fakta- fakta untuk sampai pada suatu

(22)

3

kesimpulan. Oleh karena itu,sudah seharusnya kemampuan itu perlu dikembangkan pada setiap individu.3

Penggunaan generalisasi perlu untuk efektifitas belajar dan mengajar dalam semua tingkatan,karena ditengah perkembangan sekarang ini,sumber daya manusia dituntut untuk memiliki daya saing yang kuat dalam kualitas pemikiran.

Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan penalaran siswa di Indonesia khususnya generalisasi masih kurang baik.

Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru di SMPN 01 RUMBIO JAYA, mereka mengatakan bahwa kemampuan generalisasi atau penalaran matematis siswa masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan cara memberikan soal-soal latihan yang mereka pelajari dan hasil nya masih sangat banyak siswa yang kesulitan dalam menjawab soal-soal tersebut.

Banyak siswa yang masih mengikuti cara guru dalam menjawab soal dibandingkan menganalisis dengan gagasan yang dihasilkan dari pemikiran nya ataupun berdasarkan pengalaman nya sendiri. Selain itu masih banyak siswa yang hanya menjawab soal yang diberikan hanya menuliskan sedikit penyelesaian tanpa alasan yang relevan dan kesimpulan. Seperti yang kita ketahui bahwa kemampuan generalisasi matematis itu sangat penting dimiliki oleh seorang siswa dalam belajar

3 Shadiq, Fadjar, (2004). Pemecahan Masalah,Penalaran dan Komunikasi,Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta.

(23)

khusus nya matematika. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebab kan rendahnya kemampuan generalisasi pada siswa dan bagaimana cara dan upaya untuk meningkat kemampuan tersebut.

Menyadari pentingnya kemampuan generalisasi maka guru dituntut untuk mengupayakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan yang mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan generalisasi matematis. Salah satu pendekatan yang mampu digunakan untuk meningkatkan kemampuan generalisasi matematis siswa adalah pendekatan konstruktivisme.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Riyanto yang mengatakan bahwa kemampuan generalisasi atau penalaran matematis siswa dalam belajar matematika meningkat, salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan konstruktivisme.

Dalam pembelajaran matematika siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuannya,seperti yang dikemukan oleh Slavin(2000) bahwa students must construct knowledge in their own mind.4 Baik secara individu maupun bersama teman (diskusi), dalam usaha

4 Bambang Riyanto,dkk,Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Prestasi Matematika Dengan Pendekatan Konstrukticvisme Pada Siswa Sekolah Menengah Atas, Repository. SMA Negeri 1 Kayuagung.

(24)

5

mengembangkan kemampuan penalaran sehingga siswa mampu meningkatkan kemampuan penalaran nya.

Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaktif dengan lingkungannya.5

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning).

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisisnya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.6

Berdasarkan permasalahan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“ Pengaruh Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP/MTS”

5 Udin Syaefuddin, Inovasi Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2012). Hlm. 169.

6 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), Cet. I, hlm. 13.

(25)

B. Identitikasi Masalah

Dari latar belakang yang sudah di uraikan, sehingga penulis dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

a. Kemampuan generalisasi matematis pada siswa masih relatif rendah sehingga masih banyak siswa yang kesulitan dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran nya pun masih kurang memuaskan

b. Siswa masih kesulitan dalam belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang digunakan

c. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah menggunakan pemahaman penalarannya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yan\g dijelaskan pada identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini akan dibatasi berdasarkan kemampuan penalaran matematis siwa yang masih rendah serta model atau pendekatan yang digunakan guru belum sepenuhnya dapat menunjang kemampuan penalaran matematis pada siswa. Oleh karena itu ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada :

“Terdapat Atau Tidaknya Pengaruh Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Kemampuan generalisasi Matematis Siswa SMP/MTS”

(26)

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaan signifikan kemampuan generalisasi antara siswa yang belajar menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran langsung?

2. Seberapa besar pengaruh pernrapan pendekatan konstruktivisme terhadap kemampuan generalisasi matematis pada siswa yang belajar menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran langsung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan dalam penelitian ini, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang belajar menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran langsung 2. Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kemampuan

generalisasi matematis pada siswa yang belajar menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran langsung

(27)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya:

1. Secara teoritis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan mutu pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran Matematika

2. Secara praktis :

a. Bagi Guru, dengan adanya penelitian ini yang menggunakan pendekatan konstruktivisme ini dapat dijadikan salah satu alternative untuk meningkatkan kemampuan generalisasi matematis siswa.

b. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan generalisasi matematisnya nya dalam belajar.

c. Bagi UIN SUSKA RIAU, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi perpustakaan UIN SUSKA RIAU dan juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khususnya Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika.

d. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dan pedoman untuk mengembangkan penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas.

(28)

9

G. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kekeliruan terhadap penelitian ini, maka peneliti ingin menjelaskan istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kemampuan generalisasi

Generalisasi atau penalaran adalah penarikan kesimpulan dalam sebuah argument dan cara berpikir yang merupakan penjelasan dalam upaya memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebih berdasarkan sifat-sifat atau hukum-hukum tertentu yang diakui kebenarannya, dengan menggunkan langkah-langkah tentu yang berakhir dengan sebuah kesimpulan.7

2. Pendekatan konstruktivisme

Pendekatan Konstruktivisme merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaktif dengan lingkungannya.8

7 Mikrayanti,2012. Meningkatkan kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis sekolah

pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,bandung.

(29)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Generalisasi Matematis

a. Pengertian kemampuan Generalisasi Matematis

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia,kata „penalaran‟

mengandung arti sebagai proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.9 Generalisasi matematis adalah bagian dari penalaran induktif matematis yang merupakan aspek yang penting dalam proses berfikir.

Kemampuan generalisasi adalah proses penalaran yang berdasarkan hasil pemeriksaan hal secukupnya, kemudian memperoleh kesimpulan untuk semuanya atau sebagian besar hal-hal tadi. Generalisasi adalah penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi yang bersifat umum dari premis-premis berbentuk proporsi matematik.10 Kemampuan generalisasi matematis adalah kemampuan untuk merepresentasikan (menyatakan pola),

9 Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed-4 cet 1,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,2008)hlm.950.

10 Fatikah Suryani, Pengaruh pembelajaran Matematika Dengan Metode Pemodelan Matematika (mathematical Modeling) terhadap kemampuan Penalaran Generalisasi

Matematika, Skripsi Jurusan Matematika UIN Syarif Hidaytullah Jakarta,2016,hlm.13.

10

(30)

11

menentukan struktur,data,gambar atau suku berikutnya, dan memformulasikan keumuman secara simbolis.11

Pentingnya kemampuan generalisasi yaitu dapat membantu siswa mengetahui sejauh mana memahami materi,meningkatkan komunikasi yang baik,memperluas pemecahan wawasan sehingga siswa mampu membuat suatu keputusan atau kesimpulan secara tepat dan akurat.12

Generalisasi adalah penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati. Generalisasi merupakan salah satu kegiatan mendasar dalam pembelajaran matematika.13 Itu berarti generalisasi merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar matematika. Menurut Mundiri generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju suatu kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi itu sendiri yang umum berlaku didalam statistika induktif.14 Dengan begitu hukum yang disimpulkan dari

11 Lesmana,Hidayat&Rohaeti, Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematik dan Kepercayaan Diri Siswa SMP Dengan Pendekatan Metaphorical Thingking.Jurnal Pembelajaran matematik Inovatif.hlm.864.

12 V.N.S.Rizkiyah and E.B.Raharja,”Penalaran Generalisasi Siswa dalam Memecahkan Masalah pada Materi Barisan Bilangan ditinjau Berdasarkan Tipe Kepribadian”,Jurnal Ilmu Pendidikan Matematika.hlm.10.

13 Nourooz Hashemi dkk,Generalization in the Learning of Mathematics,(Malaysia:

Universiti Teknologi Malaysia,2013)hlm.208.

14 Sandu Siyoto,Dasar Metodologi Penelitian,(Yogyakarta :Literasi Media Publishing,2015),hlm.19.

(31)

fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Selain itu juga semua bentuk penalaran induktif tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti,tetapi kebenaran nya kemungkinan besar (probability).15

Indikator kemampuan generalisasi matematis adalah.16 a. Mengenal sebuah aturan/pola

a. Menguraikan sebuah aturan atau pola,baik numeric maupun verbal

b. Menghasilkan sebuah aturan dan pola umum

c. Menerapkan aturan atau pola dari berbagai persoalan d. Memformulasikan keumuman secara simbolik.

Menurut Soekadijo generalisasi memuat beberapa syarat diantaranya adalah :17

1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numeric,artinya generalisasi tidak boleh terikat kepada jumlah tertentu.

2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio- temporal,artinya tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu

15 Mundari,Logika,(Jakarta :Rajawali Press,2011),hlm.146.

16 Karunia Eka Lestari dan Mokhammed Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika Aditama,2015),hlm.89.

17 Sukadijo,G.R.(1999). Logika Dasar Tradisional,Simboli dan Induktif.(Jakarta :Gramedia).

(32)

13

3. Generalisasi harus dapat dijadikan sebagai sumber pengandaian.

Ruseffendi (Rahman,2004) mengungkapkan bahwa membuat generalisasi adalah membuat konklusi atau kesimpulan berdasarkan kepada pengetahuan (pengalaman) yang dikembangkan melalui contoh-contoh kasus.

Dalam melakukan penarikan kesimpulan (generalisasi) siswa dapat membuat konjetur berdasarkan pengamatan dar fakta-fakta yang diberikan, baik itu pola tumbuh dan pola berulang yang dinyatakan dengan bilangan (aritmatika) atau gambar (geometri).

Konjektur ini sangat membantu siswa dalam melakukan penarikan kesimpulan.

b. Prinsip Dasar dan Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan Kemampuan Generalisasi

Soekadijo berpendapat bahwa prinsip dasar dari penalaran generalisasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Apa yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu,dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi.

Oleh karena nya,di dalam logika induktif (generalisasi dan analogi),tidak ada konklusi (kesimpulan)yang mempunyai nilai kebenaran,akan tetapi hanya berupa suatu probabilitas atau peluang.

Hasil analisa dan rekonstruksi penalaran induktif itu hanya berupa

(33)

ketentuan-ketentuan mengenai bentuk induksi yang menjamin konklusi dengan probabilitas setinggi-tingginya.18

Soekadijo menyatakan faktor-faktor probabilitas yang berhubungan dengan generalisasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :19

1. Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran,makin tinggi probabilitas konklusinya

2. Makin besar jumlah faktor kesamaan didalam premis,makin rendah probabilitas konklusi dan sebaliknya

3. Makin besar jumlah faktor disanaloginya didalam premis,makin tinggi probabilitasnya dan sebaliknya

4. Semakin luas konklusinya semakin rendah probabilitasnya dan sebaliknya.

Dengan demikian,generalisasi dibentuk berdasarkan pola atau kondisi berulang pada suatu kejadian yang diharapkan selalu terjadi juga pada kejadian yang berbeda yang memiliki pola atau kondisi yang sama. Semakin banyak fakta yang mewakili generalisasi yang diharapkan maka semakin tinggi probabilitas kebenaran konklusinya.20

18 Soekadijo,Op.Cit,hlm 134-135.

19 Fatikah Suryani,Op.Cit,hlm.17.

20 Gelar Dwirahayu,”Pengaruh Habits Of Mind Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis,Vol.11 No.2,hlm.95.

(34)

15

Kesimpulan dalam generalisasi bersifat probabilistik,artinya mungkin benar atau mungkin juga tidak benar.21 Hal ini berarti hasil generalisasi tidak berlaku umum untuk semua kasus,karena ada kasus yang mungkin tidak bisa diselesaikan dengan hasil generalisasi yang telah didapat. Maka dari itu,hasil generalisasi dapat digunakan untuk suatu kasus akan tetapi belum tentu berlaku untuk kasus yang lain.

c. Indikator Kemampuan Generalisasi Matematis

NCTM mendefenisikan proses generalisasi adalah mencatat keteraturan dan menginformasi konjektur. Selanjutnya Ward dan Hardgrove mendeskripsikan proses generalisasi yang meliputi : mengobservasi data,membuat hubungan yang mungkin,dan memformulasi konjektur.

Generalisasi adalah proses berpikir siswa dari suatu hal khusus menuju ke hal yang umum atau penarikan kesimpulan secara umu yang berdasarkan aturan tertentu. Siswa dikatakan memiliki kemampuan generalisasi bila siswa mampu menangkap sifat atau ciri-ciri yang umum,dimana terdapat hal-hal bersifat khusus.22

21Yanto Permana dan Utari Sumarmo,Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah,Jurnal Educationist Vol 1 No 2,Juli 2007,hlm.17.

22 Yuliani Indriani Sitorus,”Analisis Kemampuan Generalisasi Siswa SMP Negeri 08 Karawang Pada Materi Segitiga,Vol.6,No.1.hlm.62.

(35)

Sedangkan proses generalisasi menurut Mason meliputi empat tahapan berikut :23

a. Perception of generality, siswa baru mengenal sebuah aturan/pola; siswa juga telah mampu mempersepsi atau mengidentifkasi pola,dan mengetahui bahwa masalah yang disajikan dapat diselesaikan menggunakan aturan atau pola.

b. Ekspression of generality, siswa telah mampu menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan struktur/data/gambar/suku berikutnya;siswa juga telah mampu menguraikan sebuah aturan/pola,baik secara numeric maupun verbal.

c. Symbolic of generality,siswa telah mampu menghasilkan sebuah aturan dan pola umum;mampu menformulasikan keumuman secara simbolis.

d. Manipulation of generality,siswa telah mampu menggunakan hasil generalisasi untuk menyelesaikan masalah,dan mampu menerapkan aturan/pola yang telah mereka temukan dalam berbagai persoalan.

23 Harry Dwi Putra,”Pembelajaran Geometri Dengan Pendekatan Savi Berbantuan Wingeom Untuk Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP”, PProsiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung,

vol.1,2013,h.419.

(36)

17

Berdasarkan uraian tahapan proses diatas,maka dapat disimpulkan bahwa Indikator kemampuan generalisasi yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Siswa mampu melakukan proses identifikasi pola atau tahap perception of generality

2. Siswa dapat menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan struktur atau data atau suku selanjutnya atau tahap ekspression of generality

3. Siswa mampu menghasilkan aturan umum dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah (symbolic manipulation of generality).

d. Rubrik Penskoran Kemampuan Generalisasi Matematis

Adapun rubrik penskoran tingkat kemampuan generalisasi matematis berdasarkan penskoran nya bisa dilihat dalam tabel II.I berikut :

(37)

TABEL II.I

PEDOMAN PEMBERIAN PENSKORAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS

Skor Menjelaskan /identifikasi Pola (masalah)

Menggunakan hasil identifikasi untuk

menentukan langkah berikutnya

Membuat

formula/mengamb il kesimpulan (generalisasi)

Menggunakan hasil

generalisasi (formula) untuk pemecahan masalah

0 Tidak ada jawaban yang benar,kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman tentang konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

1 Hanya sedikit dari

penjelasan/identif ikasi yang benar

Hanya sedikit hasil Identifikasi yang digunakan benar

Formula yang disusun sedikit yang benar dan tidak lengkap

Solusi yang diperoleh hanya sedikit yang benar

2 Penjelasan

masalah masuk akal tapi hanya sebagian yang benar

Penggunaan hasil identifikasi benar tapi tidak lengkap

Formula yang dibuat benar tapi tidak lengkap

Solusi yang diperoleh sebagai hasil penggunaan formula hanya sebagian yang benar

(38)

19

3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar meskipun tidak tersusun secara logis

Data yang

diperoleh sebagai hasil dari identifikasi,benar tapi tidak sistematis

Formula yang dibuat benar dan lengkap tapi prosesnya tidak sistematis

Solusi yang diperoleh sebagai hasil penggunaan formula benar tapi tidak sistematis 4 Penjelasan secara

matematis masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis dan sistematis

Data yang

diperoleh sebagai hasil

identifikasi,benar dan sistematis

Formula yang dibuat benar dan prosesnya

sistematis

Solusi yang diperoleh

sebagai hasil dari

penggunaan formula benar dan sistematis (sumber : Cai dan Jakabcsin (1996)

Adanya sebuah pedoman pemberian skor dimaksudkan agar terjadinya sebuah hasil yang objektif,karena setiap langkah jawaban yang dinilai pada jawaban siswa selalu berpatokan pada pedoman yang jelas sehingga mengurangi kesalahan pada penilaian.

2. Pendekatan Konstruktivisme

a. Pengertian Kemampuan Konstruktivisme

Konstruktivis berarti bersifat membangun. Belajar dalam pandangan konstruktivisme adalah “mengkonstruk” pengetahuan atau dengan kata lain “membangun”pengetahuan. Artinya

(39)

pengetahuan dibangun dari proses pengintegrasian pengetahuan baru terhadap struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan.24

Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi atau bentukan diri kita sendiri. Dengan kata lain,kita akan memiliki pengertahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan petukan nya dalam diri kita.

Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan perolehan individu melalui keterlibatan aktif dalam menempuh proses belajar.25

Sistem pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekan kan pengajaran top down daripada bottom up,berarti siswa memulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan,kemudian menemukan (dengan bimbingan guru)keterampilan dasar yang diperlukan.26

Menurut Ansari, teori belajar konstruktivisme berkenaan dengan bagaimana anak memperoleh pengetahuan dalam berinteraksi dengan lingkungan nya.27 Berdasarkan pengertian di- pengertian di atas,dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme adalah sebuah keadaan dimana individu

24 Yatim Riyanto,ibid.hlm.141.

25 Benny A. Pribadi,Op.cit,hlm.157.

26 Yatim Riyanto,Paradigma Baru Pembelajaran,(Jakarta: Prenada Meida Grup,2009),hlm.145.

27 Bansu Ansari, Komunikasi Matematik Strategi Berfikir dan Manajemen Belajar,(Banda Aceh : Pena,2016),hlm.65.

(40)

21

memperoleh pengetahuan sebagai produk dari kegiatan organisasi sendiri berdasarkan pada apa yang mereka ketahui dan percayai,serta ide dan fenomena dimana mereka berhubungan dalam lingkungan sendiri.

b. Langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran

Implementasi pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran meliputi 4 tahap, yaitu.28 :

a. Apersepsi. Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang materi yang akan dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari dengan mengaitkan materi yang dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahaman tentang materi itu.

b. Eksplorasi. Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep pemecahan masalah, pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterrpreasian data dalam suau kegiatan yang telah dirancang guru. Kemudian secara kelompok didiskusikan

28 Erna Suwangsih, Pendekatan Pembelajaran Matematika, :

http:file.upi.edu/Direktori/Dual-Modes/Bbm4.pdf, diakses pada tanggal 18 september 2021 jam 23:25.

(41)

dengan kelompok lain. Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa keinginahuan siswa tenang fenomena alam sekitarnya.

c. Penjelasan Konsep. Ketika siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang dipelajari. Hal ini menjadikan siswa tidak ragu-ragu lagi tentang konsepsinya. Dengan demikian siswa akan mudah memecahkan persoalan matematika.

d. Pengembangan Aplikasi. Guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah- masalah yang berkaitan dengan isu-isu lingkungannya.

Pandangan konstruktivisme dalam proses pembelajaran lebih menekankan proses daripada hasil pembelajaran. Artinya bahwa hasil belajar yang merupakan tujuan pembelajaran tetap dianggap penting, namun disisi lain proses belajar yang melibatkan cara maupun strategi juga dianggap penting. Pandangan konstruktvisme mengganggap bahwa belajar merupakan proses aktif untuk menstruksi pengetahuan. Proses aktif tersebut sangat di dukung oleh terciptanya interaksi siswa dan guru serta interaksi antar siswa.29

29 Sigit Mangun Wardono, Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter,( Bandung,Alfabeta,2013),hlm.19.

(42)

23

Pendekatan konstruktivis sebagai pendekatan baru dalam proses pembelajaran memiliki karakterisitik sebagai berikut:30

1. Proses pembelaaran berpusat pada siswa sehingga siswa diberi peluang besar untuk kreatif dalam pembelajaran.

2. Proses pembelaaran merupakan proses interaksi-pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki siswa.

3. Berbagai pandangan yang berbeda di antara siswa dihargai dan sebagai tradisi dalam proses pembalajaran.

4. Siswa di dorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensitesiskan secara terintegrasi.

5. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong siswa dalam proses pencarian (inquiri) yang lebih alami.

6. Proses pembelajaran mendorong terjadinya koperatif kompetiti dikalangan peserta didik secara aktif,kreatif,inovatif dan menyenangkan

7. Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual,yaitu peserta didik dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.

c. Faktor Pendukung Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Agus N. Cahyo dalam bukunya yang berjudul Panduan Aplikasi Teori Teori Belajar,faktor pendukung penerapan pembelajaran konstruktivisme adalah :31

30 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika Adimata, 2010), hlm. 63.

(43)

1. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Peserta didik yang aktif mengkonstruksi pengetahuan yang ia dapat. Mereka membandingkan pengalaman kognitif mereka dengan persepsi kognitif mereka tentang sesuatu. Jadi, guru dalam penerapan pembelajaran konstruktivisme hanya sebagai fasilitator,bukan model atau sumber utama yang bertugas untuk mentransfer ilmu pada siswa.

2. Siswa (pembelajar) lebih akti dan kreatif. Sebagai akibat konstruksi mandiri pembelajar terhadap sesuatu, pembelajar dituntut aktif dan kreatif untuk mengaitkan ilmu yang baru mereka dapat dengan pengalaman mereka sebelumnya,sehingga tercipta konsep yang sesuai dengan yang diharapkan.

3. Perbedaan individual terukur dan dihargai. Karena proses belajar sesuai konstruktvisme adalah proses belajar mandiri,maka potensi individu akan terukur dengan sangat jelas.

4. Kemahiran social yang diperoleh apabila berinteraksi dengan teman dan guru dalam membina pengetahuan baru.

5. Mudah ingat karena siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

31 Agus N. Cahyo,Panduan Aplikasi Teori Teori Belajar Mengajar, (Jogjakarta: Diva Press,2013),hlm 69-70.

(44)

25

d. Faktor Penghambat Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Agus N. Cahyo dalam bukunya yang berjudul Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar, faktor penghambat penerapan pembelajaran konstruktivisme adalah :32

a) Sulit mengubah keyakinan dan kebiasaan guru. Guru selama ini telah terbiasa mengajar dengan menggunakan pembelajaran tradisional, mengubah kebiasaan ini merupakan suatu hal yang tidak mudah.

b) Guru kurang tertarik dan mengalami kesulitan mengolah kegiatan pembelajaran berbasis konstrutivisme. Guru konstruktivis dituntut untuk lebih kreatif dalam merencanakan kegiatan pemelajaran dalam pemilihan menggunakan media yang sesuai.

c) Sistem evaluasi yang masih menekankan pada nilai akhir. Padahal yang terpenting dari suatu pembelajaran adalah proses belajarnya,bukan hasil akhirnya.

d) Siswa terbiasa menunggu informasi dari guru. Siswa akan belajar jika ada transfer pengetahuan dan tugas-tugas dari gurunya.

Ada lima prinsip dasar tentang kontruktivis, yaitu:33 1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif.

2. Tekanan proses belajar mengajar terletak pada siswa.

3. Mengajar adalah membantu siswa agar belajar.

32 Agus N. Cahyo,Op.Cit,hlm.73-74.

33 Yatim Riyanto, Op.Cit,hlm. 147.

(45)

4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses, bukan pada hasil belajar

5. Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa.

e. Hubungan Pendekatan Konstruktivisme dengan Kemampuan Generalisasi Matematis

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa kemampuan generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju suatu kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

Generalisasi atau penalaran adalah penarikan kesimpulan dalam sebuah argument dan cara berpikir yang merupakan penjelasan dalam upaya memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebih berdasarkan sifat-sifat atau hukum-hukum tertentu yang diakui kebenarannya, dengan menggunakan langkah-langkah tentu yang berakhir dengan sebuah kesimpulan. Jika siswa memiliki kemampuan generalisasi yang baik,maka siswa tersebut akan mampu mengkonstruk sendiri apa yang telah dia dapatkan dari informasi- informasi yang dia terima dan dapatkan dari guru atau sumber lain nya.

Pendekatan konstruktivisme dalam meningkatkan kemampuan generalisasi matematis dirancang untuk melatih siswa dalam

(46)

27

membuat konsep dan sekaligus untuk mengajarkan konsep-konsep dan cara penerapan nya. Siswa mempunyai kesempatan ikut aktif didalam menemukan suatu formula (rumus), siswa terlibat dalam mengobservasi,berpikir dan bereksperimen,siswa memahami formula melalui sejumlah contoh sederhana.

Pendekatan konstruktivisme sangat cocok jika di implementasikan dengan pendekatan generalisasi matematis karena dalam pendekatan ini siswa akan lebih mampu membangun dirinya sendiri dalam proses pembelajaran dengan lebik aktif,selain itu pendekatan ini proses belajarnya berfokus kepada siswa. Dimana siswa menyusun sendiri proses belajarnya. Pendekatan ini tidak berfokus kepada hasil,tetapi kepada bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dan dilalui. Pendekatan ini mampu membuat siswa mampu menjawab semua soal soal yang diberikan secara detail dan jelas sampai kepada kesimpulan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan yang erat diantara model pembelajaran yang memuat pendekatan konstruktivisme dengan kemampuan generalisasi,artinya bahwa dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kemampuan generalisasi siswa dapat diakomodir oleh pembelajaran yang berlandaskan pendekatan induktif berbasis konstruktivisme.

(47)

1. Kurangnya pendekatan pembelajaran yang diberikan sehingga menyebabkan kemampuan generalisasi siswa masih rendah

2. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah menggunakan pemahaman penalarannya.

Perlu ditingkatkan kemampuan generalisasinya dengan pendekatan

yang sesuai

Pengaruh Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis

Siswa B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas,maka kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut :

Kondisi Awal

(48)

29

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai pendekatan konstruktivisme telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya. Beberapa diantara nya adalah :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Munawir Al Hamidi yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Ditinjau Dari Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tapung”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berbeda antara siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung.

Kesamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munawir Al Hamidi sama-sama menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran nya. Perbedaan nya terletak pada kemampuan yang akan di ukur.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Novianti yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Kemampuan Pemecahan Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Rambah” . dalam penelitian ini dapat ditunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme mampu membedakan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan

(49)

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran langsung. Serta terdapat pula interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa.

Kesamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Novianti sama-sama menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran nya dan menentukan interaksi antara pendekatan yang digunakan dengan kemampuan yang akan di ukur. Perbedaan nya terletak pada kemampuan yang akan di ukur.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Dahiana,Wa Ode yang berjudul

“Peningkatan Pemahaman Dan Generalisasi Matematis Siswa MTS Melalui Pendekatan Induktif-Deduktif Berbasis Konstruktivisme”

dalam penelitian ini peningkatan kemampuan generalisasi matematis siswa yang pembelajaran nya menggunakan pendekatan Induktif- Deduktif berbasis konstruktivisme lebih baik daripada siswa yang pembelajaran nya dengan pendekatan konvensional.

Kesamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahiana,Wa Ode sama-sama menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelejaran untuk meningkatkan kemampuan yang akan diukur,yaitu kemampuan generalisasi matematis siswa

d. Penelitian yang dilakukan oleh Imam Supandi yang berjudul

“Analisis Kemampuan Penalaran Generalisasi Matematis Siswa

(50)

31

Kelas VIII MTS Annajah Pada Materi Segitiga dan Segiempat”

dalam penelitian ini nilai rata-rata kemampuan generalisasi matematis siswa meningkat pada materi yang diberikan. Banyak siswa yang mampu menyelesaikan persoalan yang diberikan dengan baik.

Kesamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam Supandi sama-sama mengukur kemampuan generalisasi matematis siswa pada materi yang akan diberikan. Perbedaan nya terletak pada materi yang akan di ujikan pada siswa nya.

D. Konsep Operasional

Konsep yang dijalankan dalam penelitian ini adalah pengaruh konstruktivisme dijadikan sebagai variabel bebas dan kemampuan generalisasi dijadikan sebagai varibel terikat.

1. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Merupakan Variabel Bebas (Independen)

Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pandangan tentang proses yang mengatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif,yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhirnya proses

(51)

belajar,pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman nya dengan hasil interaktif dengan lingkungan.

Adapun langkah-langkah pendekatan konstruktivisme yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Pemanasan (Apersepsi)

 Pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami siswa

 Motivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi siswa

 Siswa didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru

B. Eksplorasi

 Materi atau keterampilan baru diperkenalkan

 Kaitkan materi dengan pengatahuan yang sudah ada pada siswa

 Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaan siswa akan materi baru.

C. Konsolidasi pembelajaran

 Libatkan siswa secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajaran baru

 Libatkan siswa secara aktif dalam problem solving

(52)

33

 Letakkan penekanan pada kaitan struktural,yaitu kaitan antara materi ajar yang baru dengan berbagai aspek kegiatan/kehidupan di dalam lingkungan

 Cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan siswa

D. Pembentukan sikap dan perilaku

 Siswa didorong untuk menerapkan konsep/pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari

 Siswa membangun sikap dan prilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari

E. Penilaian Formatif

 Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran siswa

 Gunakan hasil penelitian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan siswa dan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru

 Cari metodologi yang paling tepat dan sesuai demham tujuan yang ingin dicapai.

(53)

2. Kemampuan Generalisasi

Adapun aspek-aspek penilaian indikator dalam kemampuan generalisasi matematis meliputi : siswa dapat menemukan pola/sikap dari gejala matematis untuk membuat generalisasi, siswa dapat mengajukan dugaan dan siswa dapat menarik kesimpulan dari suatu data yang diamati.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (H0) sebagai berikut : Ha : Terdapat perbedaan kemampuan generalisasi matematis

antara siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung.

Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan generalisasi matematis antara siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan konstrutivsme dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMP Negeri 01 Rumbio Jaya

SMP Negeri 1 Rumbio Jaya ini terletak di desa Pulau Payung, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar. Sekolah ini memiliki prestasi dibidang olahraga yaitu juara 2 Badminton tingkat Provinsi.

Awal pendirian sekolah ini dinamakan dengan SMP Gedung Dua yaitu pada tahun 1980-1986. Setelah statusnya menjadi negeri,sekolah ini berubah nama lagi menjadi SMP Negeri 2 Rumbio jaya yaitu pada tahun 1987-1992.

Dengan pergantian pimpinan daerah dan keputusan tentang suatu wilayah,maka sekolah ini pun berubah nama lagi menjadi SMP Negeri 5 Kampar yaitu terjadi pada tahun 1993-2011. Pada tahun 2011 terjadi pemekaran kecamatan di Kabupaten Kampar dan salah satunya adalah Kecamatan Rumbio Jaya. Dengan bergantinya kecamatan,maka seluruh sekolah yang ada diwilayah kecamatan Rumbio Jaya diganti namanya sesuai dengan ketetapan pemerintah kecamatan bersama dengan dinas pendidikan. Nama sekolah nya dari 2011- sekarang adalah SMP Negeri 1 Rumbio Jaya.

35

(55)

a. Identitas Sekolah

TABEL III.1 IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah SMP Negeri 01 Rumbio Jaya Alamat Jl. PL. Payung, Desa Pulau Payung,

Kecamatan Rumbio jaya,Kabupaten Kampar.Riau

Kepala Sekolah Mulhadi

NIP 196703131993031004

NPSN 10400314

NIS/NSS/NDS 201140662001

Status Sekolah Negeri

Luas Bangunan 1.735 M2

Luas Tanah 13.285 M2

Kepemilikan Tanah Milik Sendiri

Waktu Didirikan 1985

Waktu Penyelenggaraan Pagi Hari

Email Smpn1rumbiojaya@yahoo.com

( Sumber : TU SMPN 1 Rumbio Jaya)

2. Visi dan Misi SMP Negeri 01 Rumbio Jaya

Adapun visi dan misi yang ada di SMP Negeri 01 Rumbio Jaya adalah sebagai berikut :

a. Visi

Mewujudkan SMP Negeri 01 Rumbio Jaya menjadi berwawasan unggul berkualitas dan bertaqwa dengan indikator 1. Unggul dalam kurikulum

2. Unggul dalam pembelajaran

3. Unggul dalam perolehan nilai US/UN 4. Unggul dalam pengembangan keolahrgaan

(56)

37

5. Unggul dalam berperilaku yang terpuji dan disiplin

6. Unggul dalam kelulusan yang melanjutkan kesekolah yang favorit

7. Unggul dalam iman dan taqwa

8. Unggul dalam pengembangan keahlian dalam IPTEK,khususnya komputer.

b. Misi

1. Mengadakan pembelajaran yang efektif dan efisien 2. Melaksanakan pembinaan yang berkelanjutan

3. Meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi semangat keteladanan

4. Melaksanakan pembina profesionalisme profesi guru secara kontinue

5. Meningkatkan pelaksanaan iman dan taqwa 6. Melaksanakan pengembangan keagamaan

7. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan tim olahraga 8. Melaksanakan pengembangan bidang kegiatan wisata mandala

3. Keadaan Guru dan Pegawai a. Pimpinan

Kepemimpinan di SMP Negeri 01 Rumbio jaya ini dipimpin oleh bapak Mulhadi sebagai kepala sekolah. Adapun identitasnya adalah sebagai berikut :

(57)

TABEL III.2

IDENTITAS KEPALA SEKOLAH

Nama Mulhadi, M.Pd

Nip 196703131993031004

Agama Islam

(Sumber : TU SMP Negeri 01 Rumbio Jaya)

b. Data Guru

TABEL III.3

DAFTAR TENAGA PENGAJAR SMPN 01 RUMBIO JAYA

Nama NIP Jabatan

Martoliyus,S.Pd 19631224 198409 1 001 Guru PJOK Syahril,S.Pd 19631205 198803 1 007 Guru B.Indonesia Jasmiati,S.Pd 197407142008012011 Guru PKN HJ.Gustini, A.Md 19630819 198412 2 001 Guru B.Indonesia

M. Yuhar, A.Md 19640101 199303 1 001 Guru IPA Nurliati,S.Pd 19650119 198901 2 001 Guru Bahasa Inggris M.Iqbal,S.pd 19610216 198403 2 002 Guru Bahasa Inggris Farizul, S.Pd 19660915 198903 2 005 Guru Matematika Umi Khadijah,S.Pd 19740320 200701 2 004 Guru Kesenian

Sulha, S.Ag 19610816 198703 2 005 Guru PAI Andrinur,S.pd 19610620 198302 2 001 Guru PAI

Nuraini,S.Pd 19650124 198803 2 004 Guru B.Indonesia Erna,S.Pd 19720910 199802 2 004 Guru IPS

Liza Noprianti,S.pd - Guru BK

Maska,S.Psi - Guru BK

Rini Arita ,M.Pd - Guru Bahasa Inggris

Nurhidayati,S.Pd - Guru IPA

Zamziharti,S.Pd - Guru IPA

Susi Edriyanti,S.Pd - Guru IPA

Rosdiati,S.Ag - Guru PAI

Maizar,S.Pd - Guru PJOK

Masila, S.E.i - Guru IPS

Nopriadi,S.Pd - Guru Matematika

Novita,S.Pd - Guru Matematika

Adri Sukarman,S.Pd - Guru Bahasa Inggris

Suci Ramadhani.S.Pd - Guru B. Indonesia

Resti Amelia,S.Pd - Guru Matematika

Baharuddin,S.pd - Guru IPS

(Sumber : TU SMP Negeri 01 Rumbio Jaya)

(58)

39

4. Keadaan Peserta Didik

TABEL III.4

KEADAAN SISWA/SISWI SMPN 01 RUMBIO JAYA T.A 2021/2022 Kelas Jumlah

Kelas

Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

VII 3 33 40 73

VIII 2 23 27 50

IX 3 34 38 72

Jumlah 8 90 105 195

(Sumber : TU SMP Negeri 01 Rumbio Jaya)

5. Keadaan Sarana dan Prasarana TABEL III.5

SARANA DAN PRASARA SMPN 01 RUMBIO JAYA

Ruang Jumlah Keadaan

Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

Ruang TU 1 Baik

Ruang Guru 2 Baik

Ruang Kelas 11 Baik

Ruang Lab. IPA 1 Baik

Ruang Perpustakaan 1 Baik

Ruang BK 1 Baik

UKS 1 Baik

Gudang 1 Baik

WC Siswa 2 Baik

WC Guru 2 Baik

Ruang Penjaga Sekolah 1 Baik

(Sumber : TU SMP Negeri 01 Rumbio Jaya

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Referensi

Dokumen terkait

Dear Mr Kilmer - Anne Schraff Captain Nobody - Dean Pitchford Sing to the Dawn - Minfong Ho. Choose any one of the novels above and answer the

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF BAGI ANAK TUNARUNGU SMALB DI SLB NEGERI A CITEREUP KOTA CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pendekatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) berbeda dengan pendekatan pada tingkat pendidikan dasar. Usia remaja adalah masa bermain dengan kelompok dan

PENGARUH PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF TIPE TUTORIAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pembabatan hutan di Indonesia berdasarkan situs kompasiana yang diakses 20 April 2015, setiap tahun sekitar 1.3 juta hektare hutan mengalami kerusakan(FAO, 2012),

Sehingga dengan jumlah hasil panen yang tinggi serta kualitas buah yang bagus, maka dapat diperoleh keuntungan.Namun, ada beberapa hal yang sangat berpengaruh terhadap produksi

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner (angket) sebagai instrumen utama, wawancara dan studi dokumentasi sebagai

[r]