• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integritas seorang pelayan Judul: Integritas seorang pelayan

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 107-111)

Dalam salah satu bukunya "The Case for Christianity", C.S. Lewis mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang percaya pada otoritas. Mengapa demikian? Sembilan puluh persen yang manusia percayai adalah apa yang dikatakan orang lain, seperti: sahabat, kerabat, keluarga, media, para ilmuwan, dan lain-lain. Kita percaya begitu saja tanpa mengujinya sendiri. Kita yakin bahwa orang yang mengatakannya adalah orang yang memiliki integritas dan dapat dipercaya. Demikian halnya Allah tidak pernah ingkar terhadap janji kehidupan kekal dan keadilan-Nya.

Dalam nas ini, Kristus mengumpamakan diri-Nya dengan si bangsawan yang adalah calon raja, yang sedang merantau di negeri orang (11-12). Untuk mendapatkan haknya, Kristus harus menjalankan misi Bapa Surgawi, yaitu mendirikan Kerajaan Allah di dunia. Untuk

mengukuhkan hak-Nya, Kristus harus memikul seluruh dosa manusia di Golgota. Hanya lewat cara ini, Kristus dapat memperoleh takhta kerajaan surgawi.

Selama di dunia ini, Kristus mempersiapkan dua belas murid beserta para pengikut-Nya yang setia. Ia membekali dan mendidik mereka dengan ajaran Allah Bapa, melatih bersaksi tentang Injil Kerajaan Allah, serta menempa agar menjadi saksi dan teladan Kristus dimana-mana. Ia membentuk mereka menjadi manusia baru yang terus disempurnakan (13).Setelah mereka dibekali, Kristus memercayakan kelanjutan misi Bapa-Nya ke tangan mereka. Ia berjanji akan datang menghakimi orang yang lalai menjalankan tugasnya. Selain itu, ia berjanji akan

memberikan penghargaan bagi mereka yang setia dan bertanggung jawab dalam perkara kecil (15-27).

Marilah kita menjadi hamba Kristus yang setia dan dapat dipercaya dalam melayani kehendak-Nya. Besar kecilnya porsi pelayanan bukanlah hal yang penting. Bukankah anugerah yang kita terima setiap hari, seperti kesehatan, kekayaan, kepintaran, dan lainnya, seharusnya digunakan untuk melayani sesama yang membutuhkan. Setiap jerih lelah ada upahnya. Setiap perilaku kemalasan ada ganjarannya.

Diskusi renungan ini di Facebook:

108 Rabu, 18 Maret 2015 Bacaan : Lukas 19:28-48

(18-3-2015)

Lukas 19:28-48

Tangisilah dirimu

Judul: Tangisilah dirimu

Seorang profesor Inggris, Michael Trimble, yang mengajar neurologi meniliti misteri antara hubungan menangis dan air mata. Dalam bukunya yang berjudul "Why Humans Like to Cry", mengatakan semua spesies dapat meneteskan air mata. Namun, manusia adalah satu-satunya spesies yang meneteskan air mata dan menangis saat menanggapi suatu keadaan emosional tertentu. Bagi Trimble, air mata tidak hanya berfungsi sebagai pelumas mata saja, tetapi juga sebagai simbol dalam berkomunikasi secara emosi. Bila manusia dapat menangis, demikian juga dengan Allah.

Bagi Yesus, kepergian ke Yerusalem memasuki babak akhir misi Allah di dunia. Dia meminta beberapa murid-Nya ke rumah penduduk untuk mengambil keledai muda, yang tidak pernah ditunggangi orang. Dia akan memakai keledai itu sebagai simbol, bahwa diri-Nya adalah Mesias yang dinubuatkan bagi bangsa Israel (28-36). Bagi orang-orang Yahudi, pergi ke Yerusalem merupakan suatu sukacita yang besar. Mereka mengunjungi Bait Suci untuk memberi

persembahan kepada Allah. Bagi para murid Yesus, pergi ke Yerusalem adalah jalan kemuliaan. Mereka merasa sedang mengiringi seorang raja yang akan memulihkan takhta Daud. Di

sepanjang perjalanan, para murid bergembira, berteriak, dan memuji Allah (37-40).

Namun siapakah yang tahu akan kepedihan hati Yesus, ketika dia melihat Yerusalem dari jauh. Yesus sedih bukan karena dia takut mati syahid. Yesus menangis karena dia melihat kehancuran Yerusalem dan hilangnya kesempatan bagi orang-orang Yahudi untuk diselamatkan. Yerusalem yang seharusnya menjadi kota benteng keselamatan Allah, malahan menjadi benteng

pembantaian umat Allah (41-48).Di sini, tangisan dan air mata Yesus adalah bahasa kalbu Allah bagi Yerusalem.

Tangisan tidak hanya muncul dari apa yang kita alami, seperti: ketidakadilan, kedukaan, kebahagiaan, kemarahan, dan lainnya. Tangisan bisa juga datang dari kepekaan hati sanubari akan dosa. Sebab itu, tangisilah dirimu di hadapan Allah, dan bertobatlah sebelum segalanya terlambat.

Diskusi renungan ini di Facebook:

109

Kamis, 19 Maret 2015

Bacaan : Lukas 20:1-19

(19-3-2015)

Lukas 20:1-19

Judul: Baca Gali Alkitab 3

Apa saja yang Anda baca?

1. Dimanakah Yesus berdebat dengan para imam kepala dan ahli Taurat (1)? Apa yang mereka perdebatkan (2)?

2. Apa jawaban Yesus kepada imam kepala dan ahli Taurat (3-4)?

3. Apa pertanyaan Yesus kepada imam kepala dan ahli Taurat (4-6)? Apa jawaban mereka (7) dan apa jawaban Yesus (8)?

4. Sindiran seperti apa yang dilontarkan Yesus melalui perumpamaan penggarap kebun anggur (9-19)?

5. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh penggarap kebun anggur ketika mereka ditagih oleh orang suruhan pemilik kebun anggur (9-12)?

6. Persekongkolan apa yang direncanakan oleh penggarap kebun anggur terhadap anak pemilik kebun (13-15)?

7. Tindakan apa yang diambil oleh pemilik kebun terhadap para penggarap kebun anggur (16-18)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?

1. Apa yang menjadi tanggungjawab umat Allah dalam dunia ini? 2. Apa yang bakal terjadi bila kita lalai menjalankan kewajiban-Nya? 3. Apa yang membuat Allah marah terhadap kita?

Apa respons Anda?

1. Dunia ini adalah ciptaan Allah. Bagaimana kita menyikapi apa yang telah diberikan kepada kita untuk mengelolanya?

2. Apa hukuman setimpal buat orang sombong?

3. Allah telah memberkati hidup kita, apa yang akan kita lakukan? Pokok Doa:

Agar setiap orang percaya dapat bertanggungjawab dan mensyukuri anugerah Allah dalam hidup ini.

Diskusi renungan ini di Facebook:

110 Kamis, 19 Maret 2015 Bacaan : Lukas 20:1-19

(19-3-2015)

Lukas 20:1-19

Manipulasi kuasa

Judul: Manipulasi kuasa

Persoalan kekuasaan sudah setua dunia ini. Dengan kekuasaan, manusia membuat aturan hukum, nilai moral, tradisi, agama, negara, undang-undang, dan sebagainya. Melalui kekuasaan, manusia menindas dan memeras sesamanya. Lewat kekuasaan, manusia menegakkan keadilan sosial dan kedamaian. Semua tindakan kekuasaan bersembunyi dibalik dalil kebenaran Allah. Dengan dalil itu, seolah-olah manusia merasa dirinya berhak menjadi wakil Allah di dunia.

Dalil ini tercermin pada sikap Sanhedrin selaku petinggi keagamaan Yahudi. Atas nama agama, Sanhedrin merasa dirinya berhak menentukan norma dan ajaran mana yang benar dan tidak benar. Atas nama Allah, Sanhedrin dapat menjatuhkan hukuman apa saja kepada rakyat Yahudi. Hal ini jelas terlihat dalam kasus Yesus.

Apa yang Yesus lakukan di Bait Allah sudah menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di kalangan para elite agama Yahudi. Untuk mengatasi hal itu, Sanhedrin berusaha mencari cara menjebak Yesus. Kali ini, mereka memancing Yesus masuk pada perdebatan tentang sumber kuasa mana dan otoritas siapa yang Yesus gunakan (19:42-20:2). Yesus tidak menjawab, melainkan melemparkan pertanyaan kepada mereka (3-8). Setelah itu, Yesus memakai cerita tentang penggarap-penggarap kebun anggur untuk menyindir para Sanhedrin.

Dalam cerita itu, pemilik kebun anggur adalah Bapa Surgawi; penggarap kebun anggur adalah imam, nabi, ahli kitab, pemimpin agama, dan tetua adat; para hamba yang disuruh menagih adalah utusan Allah; ahli waris adalah Yesus (9-17). Cerita Yesus ini bagaikan sebuah tamparan keras di hati para Sanhedrin. Mereka menduga bahwa Yesus dengan sengaja menyindir dan membongkar kebobrokan mereka. Cerita ini dengan jelas menunjukkan bahwa para petinggi agama telah memakai kewenangan Allah dengan semena-mena (18-19).

Kekuasaan itu sifatnya netral. Manusia yang membuatnya menjadi negatif dan destruktif. Kuasa yang kita miliki, hendaknya digunakan untuk memuliakan Allah dan memperluas Injil Yesus Kristus.

Diskusi renungan ini di Facebook:

111 Jumat, 20 Maret 2015 Bacaan : Lukas 20:20-26

(20-3-2015)

Lukas 20:20-26

Kendalikan amarahmu

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 107-111)