• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minta Tuhan membela Judul: Minta Tuhan membela

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 164-168)

Kita semua gelisah ketika melihat para pemimpin lembaga ad hoc yang diharapkan bisa memberantas korupsi, dikriminalisasi satu persatu, supaya lembaganya menjadi impoten! Kita berharap agar presiden bisa bersikap tegas dalam membela yang benar.

Apa yang dialami oleh mereka yang terkriminalisasi juga dirasakan oleh Daud. Ia tahu musuh-musuhnya bersekongkol untuk menghancurkan dia. Ia tidak sanggup menghadapi mereka dengan kekuatannya sendiri. Karena itu, ia meminta Tuhan membelanya. Permintaan itu didasari

keyakinan bahwa dirinya tidak bersalah, sehingga ia berani membawa perkaranya di hadapan Allah, Sang Hakim Agung! Allah sekaligus menjadi saksi bagi ketidakbersalahan dirinya (3-5) bahwa ia tetap setia mengikuti pimpinan Allah. Pada saat yang sama, Daud meyakini bahwa kasih setia Allah akan memeliharanya dari tangan para musuh (7-9).

Daud tahu bahwa musuh akan menggunakan segala daya untuk menghancurkan dia (10-12). Sebab itu, Daud memohon agar Tuhan meluputkan dia dari para musuh dan menghancurkan mereka tuntas (13-14). Baris-baris di ayat 14 bisa dimengerti sebagai suatu ironi bagi para musuh yang begitu lahap mencoba memuaskan hidup mereka dengan kejahatan, seolah mereka dan keturunannya akan terpuaskan. Namun sebenarnya kepuasan mereka semu karena hanya sebatas di dunia ini. Sedangkan Daud meyakini bahwa anak-anak Tuhan akan mengalami kepuasan sejati karena berada di hadapan Tuhan, Sang Pemilik dunia ini (15).

Orang yang mencari keadilan dan kebenaran di dunia ini pasti kecewa bahkan frustasi. Satu-satunya tempat sandaran kita ialah Allah, yang di dalam Kristus telah menegakkan keadilan dan kebenaran. Itulah kekuatan kita untuk bertahan tidak kompromi, bahkan berani menyuarakan keadilan dan kebenaran dengan bersandar pada Sang Hakim.

Diskusi renungan ini di Facebook:

165

Senin, 4 Mei 2015

Bacaan : Bilangan 22:36-23:30

(4-5-2015)

Bilangan 22:36-23:30

Judul: Baca Gali Alkitab 1

Apa saja yang Anda baca?

1. Apa yang Balak harapkan akan dilakukan oleh Bileam (22:36-37, 23:11, 25)? 2. Apa jawab Bileam (22:38, 23:12, 26)?

3. Bagaimana Bileam, atas permintaan Balak, mempersiapkan upacara persembahan kurban kepada Allah agar Allah mengutuki Israel (23:1-3, 4, 13-17, 27-30)?

4. Bagaimana Allah menyatakan kehendak-Nya melalui mulut Bileam (23:7-10, 18-24)? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?

1. Apa yang Anda pelajari tentang TUHAN Allah melalui kisah ini?

2. Menurut Anda, apakah Bileam mengetahui apa kehendak Allah sebenarnya? Mengapa ia masih tetap mau meladeni permintaan Balak?

3. Konsep apa yang ada di benak Balak dan juga Bileam sehingga mereka berpindah dari satu bukit ke bukit lain (22:41, 23:14, 28) untuk mengutuki Israel?

Apa respons Anda?

1. Apakah Anda mengetahui akan kehendak Allah yang khusus bagi hidup Anda? 2. Bagaimana Anda menyikapi kehendak Allah tersebut selama ini?

3. Apa yang akan Anda lakukan setelah memahami kedaulatan Allah lewat perenungan firman Tuhan hari ini?

Pokok Doa:

Gereja mendorong dan melatih jemaat dalam membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan.

Diskusi renungan ini di Facebook:

166

Senin, 4 Mei 2015

Bacaan : Bilangan 22:36-23:30

(4-5-2015)

Bilangan 22:36-23:30

Berdaulat atas umat

Judul: Berdaulat atas umat

Suap-menyuap rupanya bukan penyakit masa kini saja. Untuk menghadapi Israel, Balak mengupayakan strategi yang berbeda. Ia menyuap Bileam dengan imbalan besar agar mau mengutuki Israel. Namun ada pihak yang tidak diperhitungkan sebelumnya oleh Balak, yaitu Allah Israel! Strategi suap seperti yang dia lakukan terhadap Bileam, juga dia lakukan terhadap Allah Israel. Dengan memberikan persembahan-persembahan (23:1-2, 14, 30) Balak ingin menyuap Allah Israel agar berpihak pada dirinya dan membiarkan Bileam mengutuki Israel. Dalam kerangka berpikir seorang politeis, Balak mengajak Bileam berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Karena menyangka bahwa Allah yang ada di Kiryat-Huzot (22:41) lebih berpihak kepada Israel, Balak membawa Bileam ke gunung Pisga (23:14) dan kemudian ke gunung Peor (23:28), dengan harapan bahwa Allah yang ada di gunung-gunung itu bisa berpihak kepada dirinya. Namun, apa yang terjadi? Bileam malah menekankan tentang ketidakmungkinan

mengutuki bangsa yang diberkati Allah (23:8). Balak mungkin terbiasa menyuap allah-allahnya, tetapi Allah Israel bukanlah allah yang bisa dimanipulasi dengan berbagai persembahan yang istimewa. Ia adalah Allah yang menepati janji-Nya (23:19). Jika Ia telah berjanji untuk

memberkati Israel maka Ia akan menepatinya. Dan jika Allah telah memerintahkan Bileam untuk memberkati bangsa Israel maka Bileam sendiri tidak dapat membatalkannya (23:20). Upaya menghancurkan Israel berarti upaya melawan Allahnya (23:22-23). Upaya yang akan berakhir dengan kesia-siaan.

Betapa besar kedaulatan Allah atas umat-Nya. Karena Ia berdaulat, tak seorang pun dapat menentang Dia atau meniadakan rancangan dan janji-janji-Nya bagi umat-Nya. Maka respons kita, sebagai umat yang mengimani kedaulatan-Nya, adalah tunduk di bawah kaki-Nya. Jangan menjadi tuan yang mengatur dan menyuruh-nyuruh Dia. Jangan juga menyuap dan memanipulasi Dia untuk melakukan apa yang kita inginkan. Hormati Dia dan tunduklah dengan ketaatan.

Diskusi renungan ini di Facebook:

167

Selasa, 5 Mei 2015

Bacaan : Bilangan 24:1-25

(5-5-2015)

Bilangan 24:1-25

Jangan melawan Allah

Judul: Jangan melawan Allah

I nvestasi atau penanaman modal ditujukan untuk perolehan keuntungan. Investor atau orang yang menanamkan modalnya tentu tidak ingin modal itu tidak menghasilkan apa-apa, atau malah terjadi kerugian.

Atas usulan BIleam, Balak mempersembahkan tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan (Bil. 23:29). Hingga saat itu, secara keseluruhan Balak telah menginvestasikan dua puluh satu ekor lembu jantan dan dua puluh satu ekor domba jantan (lihat Bil. 23:1, 14). Tujuannya, agar bangsa Israel dikutuk. Namun Bileam yang dibayar untuk mengutuk bangsa Israel, ternyata tidak berhasil melaksanakan tugasnya, meski sudah mencoba dua kali. Maka saat itu, Bileam tidak mencari pertanda lagi (1). Ia menyebut dirinya sebagai "...orang yang terbuka matanya..." (3). Frasa "terbuka mata" merupakan sebuah idiom Ibrani yang memiliki makna "benar-benar mengerti". Itu terjadi setelah ia mendengar firman Allah dan melihat penglihatan dari-Nya. Nubuat yang diucapkan oleh Bileam begitu indah. Ia berbicara tentang kelimpahan berkat Allah atas Israel serta dominasi atas bangsa-bangsa lain. Berkat mulia itu jelas merupakan pukulan telak bagi Balak, yang ingin mengutuki Israel. Bukan cuma itu. Dalam peristiwa pertama, Bileam gagal mengutuk Israel (Bil. 22:12). Pada peristiwa kedua, ia mengucapkan berkat atas Israel (Bil. 23:7-11). Lalu pada peristiwa ketiga, Bileam malah melontarkan kutuk atas Moab dan negara-negara tetangga Israel lainnya (20-24).

Pada saat terjadinya, bangsa Israel tidak tahu-menahu mengenai peristiwa-peristiwa yang tertulis di pasal 22-24 ini. Namun kita melihat bahwa keselamatan dan keamanan Israel merupakan anugerah dari Allah, yang didasarkan pada perjanjian-Nya dengan mereka. Ini menjadi penghiburan yang menguatkan kita agar beriman kepada-Nya dan bergantung penuh pada pemeliharaan-Nya. Ingatlah bahwa Tuhan menepati apa yang telah Dia janjikan. Jangan seperti Bileam, yang berulang kali melawan perintah Tuhan yang telah disampaikan dengan jelas. Camkanlah, tidak ada orang yang akan berhasil melawan Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:

168

Rabu, 6 Mei 2015

Bacaan : Bilangan 25

(6-5-2015)

Bilangan 25

Cemburu membangkitkan murka

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 164-168)