• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

2. Intensi Prososial

Intensi prososial adalah niat seseorang serta kemungkinannya orang tersebut untuk melakukan suatu tindakan menolong yang memiliki konsekuensi positif dan memberi manfaat bagi orang yang ditolong baik secara fisik maupun psikologis dalam Komunitas Sant’Egidio Yogyakarta.

Skala intensi prososial ditinjau dari empat aspek yaitu intensi untuk

sharing, intensi untuk donating, intensi untuk cooperating, intensi untuk

caring.

Intensi prososial tersebut diukur dengan menggunakan skala intensi prososial yang disusun sendiri berdasarkan kesimpulan dari pengertian beberapa ahli beserta aspek-aspeknya dengan menggunakan skala model Likert. Semakin tinggi skor total dalam skala intensi prososial yang diperoleh, maka semakin tinggi pula intensi prososial yang dimiliki oleh subyek. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor total dalam skala intensi prososial yang diperoleh, maka semakin rendah pula intensi prososial yang dilakukan oleh subyek.

B. SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Komunitas Sant’Egidio yang berada di Yogyakarta dengan jumlah subjek 50 orang.

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran skala yang terdiri dari dua macam skala yaitu :

1. Skala Komitmen Organisasi

Skala komitmen organisasi akan diungkap dengan menggunakan metode rating yang dijumlahkan (summated rating), merupakan metode penskalaan pernyataan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar

penentuan nilai skalanya (Suryabrata, 1999). Skala ini mengunakan metode Likert dan disusun sendiri oleh peneliti terdiri dari 60 item pernyataan yang terdiri dari 30 item favorable dan 30 item unfavorable

dengan memiliki empat kategori pilihan jawaban yang tersedia untuk masing-masing item, meliputi Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pengukuran alat ini di susun dan dikelompokkan oleh peneliti menjadi 2 kategori, yaitu :

Kategori 1 :

Item favorable, terdiri dari pilihan jawaban dan skor sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) : skor 4

Setuju (S) : skor 3

Tidak Setuju (TS) : skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

Kategori 2 :

Item unfavorable, terdiri dari pilihan jawaban dan skor sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) : skor 1

Setuju (S) : skor 2

Tidak Setuju (TS) : skor 3 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 4

Tabel 1.

Prosentase Distribusi Penyebaran Item Komitmen Organisasi Sebelum Uji Coba

Nomer Item No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Presentase 1 Identifikasi 1, 10, 15, 24, 28, 31, 37, 43, 54, 55 4, 7, 18, 22, 25, 34, 40, 46, 49, 60 20 33.33% 2 Keterlibatan 5, 8, 13, 20, 26, 33, 41, 47, 50, 59 2, 11, 16, 23, 29, 36, 38, 44, 53, 58 20 33.33% 3 Loyalitas 3, 12, 17, 21, 30, 35, 39, 45, 52, 57 6, 9, 14, 19, 27, 32, 42, 48, 51, 56 20 33.33% Jumlah total 30 30 60 100 %

2. Skala Intensi Prososial

Skala intensi prososial akan diungkap dengan menggunakan metode rating yang dijumlahkan (summated rating), merupakan metode penskalaan pernyataan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Suryabrata, 1999). Skala ini mengunakan metode Likert dan disusun sendiri oleh peneliti terdiri dari 48 item pertanyaan yang terdiri dari 24 item favorable dan 24 item unfavorable

dengan memiliki empat kategori pilihan jawaban yang tersedia untuk masing-masing item, meliputi Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pengukuran alat ini disusun dan dikelompokkan oleh peneliti menjadi 2 kategori, yaitu :

Kategori 1 :

Item favorable, terdiri dari pilihan jawaban dan skor sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) : skor 4

Setuju (S) : skor 3

Tidak Setuju (TS) : skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

Kategori 2 :

Item unfavorable, terdiri dari pilihan jawaban dan skor sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) : skor 1

Setuju (S) : skor 2

Tidak Setuju (TS) : skor 3 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 4

Tabel 2.

Prosentase Distribusi Penyebaran Item Intensi Prososial Sebelum Uji Coba

Nomer Item

No Aspek

Favorable Unfavorable

Jumlah Presentase 1 Intensi untuk sharing 1, 15, 19, 25,

37, 43

5, 9, 21, 29, 33, 44

12 25 %

2 Intensi untuk donating 6, 10, 17, 30, 34, 45

2, 13, 20, 26, 38, 42

12 25 %

3 Intensi untuk cooperating 3, 14, 23, 27, 39, 41

7, 11, 18, 31, 35, 46

12 25 %

4 Intensi untuk caring 8, 12, 22, 32, 36, 47

4, 16, 24, 28, 40, 48

12 25 %

Pada kedua skala di atas tidak menyertai alternatif jawaban netral. Menurut Hadi (1991) hal ini didasarkan atas 3 hal yaitu:

1. Undecided mempunya arti ganda, bisa diartikan sebagai belum memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang ganda-arti (multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen.

2. Jawaban tengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya, ke arah setuju ataukah tidak setuju. 3. Kategorisasi jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat

kecenderungan pendapat responden, kearah setuju atau ke arah tidak setuju. Jawaban tengah akan menghilangkan data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat disaring dari responden.

D. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT PENELITIAN

Validitas dan reliabilitas adalah dua hal yang sangat penting berkaitan dan berperan dalam membuat suatu alat ukur yang berkualitas. Dari alat ukur ini nantinya akan menunjukkan baik atau buruknya suatu penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian ini harus diuji coba terlebih dahulu untuk mendapatkan alat tes yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.

1. Validitas

Validitas merupakan taraf kecermatan dan ketepatan alat ukur serta dapat mengungkapkan secara jitu gejala yang hendak diukur dan seberapa jauh alat memiliki ketelitian dalam memberikan status (Hadi, 1992). Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menajalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sebaliknya, tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes memiliki validitas rendah (Azwar, 1996). Dalam penelitian ini, uji validitas item melalui uji validitas isi dan seleksi item (indeks diskriminasi item).

Validitas isi adalah pengujian dengan menilai sejauh mana item-item sudah mencakup dan mewakili atribut yang sedang diukur. Validitas isi ini dibagi menjadi dua yaitu validitas muka yang mengukur validitas berdasarkan penampilan tesnya dan validitas logis yang menunjukkan sejauh mana isi tes mewakili ciri atribut yang hendak diukur. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika, melainkan menggunakan analisa rasional atau profesional judgement, dimana pengujian kedua validitas ini melalui dosen pembimbing skripsi (Azwar, 1996)

.

2. Analisis dan Seleksi Item

Menurut Azwar (2006), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan item-item yang terbaik. Dalam penelitian ini, dilakukan prosedur seleksi item yaitu pengujian butir-butir item untuk menguji

kesahihan item sehingga diperoleh item-item yang berkualitas. Dalam menguji kesahihan butir-butir item tersebut menggunakan koefisien korelasi item total (rix) dengan rumus Product Moment dari Pearson. Untuk mengambil butir-butir yang sahih, kriteria pemilihan item menggunakan batasan rix≥ 0.30 dengan interpretasi bahwa dengan batasan tersebut maka itemnya memiliki daya diskriminasi yang dianggap memuaskan.

3. Reliabilitas

Reliabilitas berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1996). Suatu instrumen penelitian dikatan reliabel bila instrumen itu konsisten atau ajeg atau terpercaya dalam menilai apa yang diukur jika dilakukan pengukuran ulang terhadap aspek yang sama dengan alat ukur yang sama (Azwar, 1997).

Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas (rxx,) yang ditunjukkan dengan angka atau koefisien korelasi yang berkisar antara 0 dan 1. Semakin tinggi koefisien korelasi (mendekati 1) berarti alat tes semakin reliabel.

Dokumen terkait