• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Nicko Tamara Lousma (Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran Bandung, 2011)

4.3 Pembahasaan Penelitian

4.3.1 Panggung Depan Pekerja Seks Komersial

4.3.1.2 Interaksi pekerja seks komersial

Interaksionisme simbolik yang sering ditampilkan seorang pekerja seks komersial contohnya bahasa verbal dan menampilkan perilaku nonverbal tertentu serta menggunakan atribut – atribut tertentu. Seperti memakai pakaian seksi dan minim make up yang sering mereka gunakan juga terlihat berlebihan, mulai dari

lipstick, shadow, blash on, bulu mata, contact lens, dan warna rambut yang

berarna, memakai cat kuku yang berwarna warni sehingga penampilan mereka terkesan mencolok.

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (mind) kemampuan PSK menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial, mengenai diri (self) kemampuan PSK untuk mereflesikan diri dari tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan hubungan di tengah

interaksi sosial (society) jejaring hubungan sosial yang di bangun, di ciptakan dan dikonstruksikan oleh PSK di tengah masyarakat, dan PSK tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela yang pada akhirnya mengantar PSK dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.

Adapun proses komunikasi atau interaksi yang dilakukan oleh PSK kepada pelanggan dengan cara mempengaruhi, komunikatif dan berpenampilan menarik semua itu dilakukan hanya untuk mendapatkan feedback agar adanya pekerjaan jangka panjang dan selalu dipilih untuk menemani pelanggan. Setelah kedua key informan melakukan penyesuaian diri kepada tamu/pelanggan yang baru datang ke Emporium Jakarta, kedua key informan kemudian melakukan interaksi sosial dengan melakukan kontak sosial dan komunikasi dengan individu yang ada dalam lingkungannya. Selama proses tersebut, terjadi proses pengaruh-memengaruhi antara individu dengan individu lainnya. Proses tersebut sesuai dengan pendapat Narwoko dan Suyanto tentang interaksi sosial disyaratkan adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih dalam, seperti adanya kontak sosial dan komunikasi.68 Dalam proses interaksi sosial ini terjadi proses komunikasi , dari proses komunikasi terjadilah perubahan pemikiran yang dirasakan oleh tamu/pelanggan pada dirinya, yang tadinya hanya datang sekali untuk iseng-iseng menjadi sering datang. Perubahan pemikiran tersebut merupakan pengaruh dari interaksi yang dilakukannya. Kemudian dari hasil pengamatan peneliti terhadap Dewi bahwa

68

Narwoko dan Suyanto, 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media Group Hal.16.

ketika bersosialisasi kepada dengan tamu/pelanggan Dewi berusaha ramah dan menggoda kepada siapapun yang datang.

ya pastilah aku harus ramah dan meenggoda, klo ada tamu dateng kan

gak langsung masuk kamar gitu aja, ya kita ngobrol dulu klo emang udh cocok baru deh, jadi sebelum masuk kamar yaa kita harus service diluar dengan baik juga biar akrab“(Dewi,26 Juli 2016)

Dari hasil pengamatan, saat sebelum terjadinya kesepakatan untuk akhirnya menyewa PSK komunikasi sangatlah penting untuk membuat tamu atau pelanggan nyaman. Karena jelas sudah bahwa komunikan dalam hal ini tamu atau pelanggan sangat menyukai seorang PSK yang mampu dan berhasil mendekatkan dirinya dengan mereka sehingga hubungan yang terjalin diantara keduanya tidak canggung.

Kemudian hasil pengamatan juga hampir sama kepada informan kedua yaitu Lisa. Lisa berusaha bersikap baik dan dekat dengan tamu/pelanggan

ya harus baik lah dan harus dideketin, apalagi klo yang baru sekali

dating ketempat kita, huuh harus bener-bener penjilatannya haha biar list pelanggan aku tambah banyak”(Lisa,4 Agustus 2016)

Dari pernyataan Lisa diatas, dia berusaha mendekatkan diri kepada siapapun tamu/pelanggan yang datang apalagi dengan orang yang baru kali itu datang ketempat terebut . Menurut hasil pengamatan, daya tarik seorang seorang PSK memang menjadi magnet bagi tamu yang datang, tidak dapat dipungkiri seorang PSK harus cantik, komunikatif, pintar merayu serta berpenampilan

menarik dengan cara cara berbusana yang tetap memperhatikan situasi dan kondisi serta etika yang berlaku di tempat hiburan tersebut berlangsung. Karena daya tarik fisik tersebut merupakan faktor utama yang pertama dilihat dari seorang PSK oleh pelanggannya, sehingga apabila memenuhi kriteria tersebut tamu/pelanggan akan menggunakan jasa mereka.

Menurut Mulyana, pendekatan dramaturgi Erving Goffman berintikan pandangan bahwa ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola kesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya, sehingga setiap orang melakukan pertunjukan bagi orang lain. Kajian dramaturgi menganggap kehidupan diibaratkan sebagai pertunjukan drama, dimana individu merupakan aktor dalam kehidupan. Kajian dramaturgi berintikan bahwa setiap aktor berperilaku bergantung pada peran sosialnya dalam situasi tertentu.69

4.3.2 Panggung Tengah (Middle Stage)

Panggung tengah adalah sebuah panggung lain di luar panggung resmi saat sang aktor mengkomunikasikan pesan-pesannya, yakni panggung depan (front stage) saat mereka beraksi di depan khalayak tetapi juga di luar panggung belakang (back stage) saat mereka mempersiapkan pesan pesannya. Panggung tengah merupakan sebuah panggung diantara panggung depan (front stage) dan panggung belakang yang menjadi tempat persinggahan para pekerja seks komersial. Panggung tengah juga meliputi berbagai kegiatan dan aktifitas nya

69

Deddy Mulyana.Metedologi Penelitian kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT. Remaja Ros dakarya, Bandung, 2003 hal. 109

diluar pekerjaannya ketika waktu senggang seperti berkumpul dengan teman-teman.

Disinilah para Pekerja seks komersial menyiapkan semua perlengkapan dari mulai berganti pakaian, bersolek, penyimpanan barang bahkan bisa menjadi tempat curahan hati para PSK. Dari hasil pengamatan kesiapan Dewi sebelum bertemu dengan pelanggan adalah mengganti pakaian dan bersolek,.

persiapannya yang seperti biasa dandan, catok rambut, nyiapin baju dan

aksesoris buat dipake dan ganti baju, aku juga harus jaga kesehatan karna

kan aku kerja malam jadi harus bener-bener dijaga banget.” (Dewi, 26 Juli

2016)

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Dewi mempersiapkan segala hal sebelum ia bertemu dengan pelanggan, ia menyiapkan mulai dari baju yang akan ia pakai, berganti pakaian dan aksesoris apa saja yang akan ia pakai nanti agar terlihat cantik, anggun dan menarik.

Kesiapan yang dilakukan oleh Lisa pun hampir sama dengan Dewi.

“persiapan sebelum kerja ya harus make-up an, ganti baju, karena ga mungkin aku gak keliatan cantik. Nata rambut, siap-siap deh biar keliatan cantik depan tamu hehe” (Lisa, 4 Agustus 2016)

Hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa lisa mempersiapkan segala hal yang di perlukan pada saat ia tampil, mulai dari ujung rambut hingga kaki ia pikirkan. Ia ingin tampil sesempurna mungkin.

Dokumen terkait