• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Nicko Tamara Lousma (Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran Bandung, 2011)

4.3 Pembahasaan Penelitian

4.3.3 Panggung Belakang ( Back Stage)

Pada panggung belakang pekerja seks komersial ini individu akan tampil “seutuhnya” dalam arti identitas aslinya. Di area panggung inilah seorang pekerja seks komersial cenderung menunjukan sifat keasliannya, kontras dari sifat ketika ia berada di panggung depan. Aktor atau pekerja seks komersial disini adalah individu yang tak berbeda dengan individu lain sebagai warga di lingkungan temapat tinggalnya. Di panggung belakang inilah seorang aktor bersikap lebih apa adanya dan menghilangkan kesan sama seperti ketika ia berada di panggung depan.

Rumah adalah tempat dimana aku merasa bisa pulang (quote by Leila S). Dimana kita tinggal atau biasa di sebut tempat tinggal. Dewi berdomisili atau bertempat tinggal di daerah Bandung, Dewi tinggal bersama ibu, adik serta ayah tirinya dikarenakan ayah kandungnya sudah meninggal sejak Dewi berusia 13 tahun.

Di sini bisa terlihat perbandingan antara penampilan “palsu” dengan keseluruhan kenyataan diri seorang aktor. Ketika berada di dalam rumah,Dewi berperilaku selayaknya wanita biasa dan berperilaku baik kepada tetangga disekitarnya.

“kalo dirumah ya aku kayak orang biasa aja, selayaknya orang biasa aku pake baju biasa gak pernah pake baju seksi, dan gak pernah make up, ngobrol sama tetangga aku dan temen-temen disekitar kampung. Aku juga

biasa bantu-bantu ibu nyuci dan kegiatan rumah tangga lainnya. ”(Dewi,

Dilihat dari hasil pengamatan ketika informan berada di lingkungan rumah, dia mempunyai pribadi yang baik, ramah dan santun. Dewi tidak sungkan-sungkan menegur/menyapa tetangganya yang sedang duduk ngobrol, Dewi juga suka mengikuti kegiatan remaja desa. Menurutnya dengan mengikuti kergiatan remaja desa, dia bisa lebih mendekatkan diri kepada tetangga-tetanga. Penulis mendapati bahwa tidak ada yang di manipulasi Dewi, tidak memakai make-up, dengan kerudung, dan memakai kaos sesekali dasteran. Terkadang Dewi juga bersenda gurau diruang televisi dengan ibu dan adiknya serta tertawa bebas. Dewi sangat hobi memasak, setiap kali ada waktu luang dia selalu menyempatkan memasak untuk ibu ayah serta adiknya.

Saat Dewi kuliah pun Dewi berpenampilan biasa saja, walaupun masih menggunakan pakaian yang cukup modis tetapi dia jarang menggunakan riasan wajah dan Dewi tetap menggunakan kerudung. Dewi bermain bersama teman-teman kampus selayaknya mahasiwa biasa Dewi pernah ikut dalam organisasi kampus walaupun sekarang tidak dilanjutinya karena pekerjaannya yang tidak memungkinkan mempunyai keggiatan yang banyak diluar pekerjaannya.

Semenjak Dewi menjalani hidupnya menjadi pekerja seks komersial,Dewi hanya pulang sesekali kerumahnya. Sedangkan di Jakarta Dewi tinggal di mess yang sudah disiapkan. Saat Dewi berada di belakang panggung, dia terkesan apa adanya tanpa ada yang di tutup-tutupi, menurutnya ketika dia berada didalam rumah tidak ada lagi tuntutan pekerjaan yang mengharuskan dia banyak bicara, Dewi bisa leluasa dalam bertindak dan berpenampilan. Tidak ada dari penampilan

dan sikapnya yang dimanipulasi (back stage). Karena menurutnya laingkungan yang paling menerima dia dengan keadaan apapun adalah keluarganya.

Kemudian peneliti juga menanyakan kepada sahabat dekat dikampus Dewi yakni Fitri sebagai informan pendukung mengenai perilaku Dewi ketika berada di luar profesi. Dan pernyataan nya adalah sebagai berikut:

“Dewi orangnya emang sedkiti pendiam jarang ngomong klo gak kenal -kenal banget, semua yang dilakuin Dewi, selalu curhat sama aku. Mau sedih senang ataupun susah, ya curhatnya pasti ke aku” (Fitri, 26 Juli 2016)

Dari hasil wawancara dengan Sahabat, komunikasi dan interaksi Dewi dan sahabatnya Fitri terbilang harmonis dia juga terbuka kepada Fitri. Tidak ada hal yang ditutupi apapun dari dirinya. Dengan Fitrilah Dewi bisa mengeluarkan isi hati yang tidak bisa dia ceritakan kepada orang lain.

Kemudian peneliti beralih kepada informan kedua yakni Lisa, saat ditemui di luar profesinya, Lisa sedikit tomboy dengan menggunakan pakaian yang tiak biasanya saat bekerja dan juga tanpa riaan make up. Lisa juga sangat humori dan berbicara ceplas-ceplos sbeberapa kali erring melontarkan candaan.

Hampir sama seperti yang dijelaskan oleh Dewi, Lisa juga dalam menjalani kehidupan di luar panggung cendrung menunjukan karakter aslinya. Dan pernyataan nya adalah sebagai berikut:

“aku tuh sebenernya tomboy banget haha biasa pake kaos doang gak make up, baru kenal make up ya gara-gara kerja begini aja. Aku juga rada ceplas ceplos sih aslinya, ya karena kerja gini aja jadi ngomong

dijaga, karna disuruh bos ku ngomong dijaga ya harus dijaga biar gak disamain sama yang dipinggir jalan hehe. Trus kalo aku pulang kerumah ya biasa suka jadi pembantu dirumah sendiri haha bantuin ibu beres-beres

rumah yaa kegiatan biasa dirumah deh” (Lisa, 4 Agustus 2016)

Menurut pengamatan penulis dapat dijelaskan bahwa Lisa adalah seorang yang sangat humoris dan ceplas-ceplos dalam berbicara. Gayanya yang tomboy sangat berbeda dari kebiasaan saat bekerja dan Lisa merasa nyaman dengan kepribadian yang seperti itu. Kegiatan diluar profesinya, Lisa masih sering bertemu dengan temen-teman dekatnya saat dia mempunyai waktu luang, dengan meluangkan aktu dengan teman-teman diluar profesinya, dia merasa bisa menjadi diri sendiri.

Saat Lisa pulang kerumah dan bertemu keluarganya, Lisa pun masih sering bergaul dengan tetangga-tetangganya dan membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Walaupun ibunya jarang mengotrol Lisa dan menanyakan kabar saat Lisa di Jakarta, tetapi Lisa tetap anak yang berbakti kepada orang tuanya saat Lisa mengunjungi keluarga di rumah..

Peneliti juga menayakan pertanyaan yang sama kepada teman dekat Lisayang sering dijumpainya saat di Jakarata yakni Tamy, karena Tamy teman sekaliggus tetangganya sewaktu di Bandung dan ikut merantau dengan Lisa. Dan peryataanya adalaah sebagai berikut:

“ Dia klo dirumah mah baik banget suka jadi pelawak bikin orang ketawa, beda banget si emang sama hidupnya di Jakarta klo balik kerumah yaa

kembali seperti Lisa yang sederhana. Diantara teman-teman lain dia sering jadi orang yang dengerin kita curhat soalnya dia paling dewasa bukan umurnya ya haha klo umur emang udh tua hehehe”(Tamy, 4 Agustus 2016)

Menurut penelitin peneliti Lisa sosok perempuan yang sangat dewasa dan humoris, terbukti saat temannya Tamy mengatakan bahwa Lisa orang yang sering dijadikan tempat curhat dan cerita saat teman-temannya senang mapun sedih. Lisa juga mempunyai kepribadian yang sangat berbeda ketika berada di tempat profesinya dan pada saat dirumah. Di panggung depan puspa layaknya seorang PSK, dengan hidupnya yang bebas dan berpakaian glamour berusaha membuat prang tertarik dengannya, sedangkan berada dirumah dia menjadi sosok yang sangat sederhana yang dicintai oleh orang-orag terdekatnya

Setiap manusia pada dasarnya ingin menunjukan karakter diri sesungguhnya di lingkungan pribadinya, tetapi yang di lihat kebanyakan manusia yang tidak mengetahui siapa dirinya sendiri, itulah kelemahannya. Mungkin ada beberapa persen sisi lain yang tentu tidak mungkin ditampilkan, sisi yang tidak bisa dijual, bahkan kadang-kadang ada PSK yang sangat menutupi karakternya.

Kemudian penulis juga meneliti bagaimana pakaian yang di kenakan ketika berada di luar profesi dan cara PSK berpakaian sama sekali tidak dipengaruhi oleh profesinya sebagai pekerja seks komersial.

Menurut hasil pengamatan, ketika berada dilingkungan rumah maupun dikampus Dewi cenderung memakai pakaian yang sopan agar dapat menyatu dengan lingkungannya. Pakaian yang longgar dan tertutup yang dikenakan Dewi

sehari-hari. Pada saat pekerja seks komersial berinteraksi dengan masyarakat luas tentunya apa yang di tampilkan adalah itu yang menjadi perhatian oleh masyarakat. Seperti pakaian yang di kenakan itu adalah salah satu cara untuk menunjukan siapa dan bagai mana, selain itu juga sikap dan perilaku PSK pada saat berkomunikasi yang senantiasa lebih memperlihatkan diri kita seperti apa. Selain itu juga cara bertutur dan gaya bahasa kita tersebut menunjukan apakah pekerja seks komersial dapat dinilai baik atau malah tidak baik.

Selanjutnya peneliti menanyakan hal yang sama kepada Lisa. Dan tanggapan nya adalah sebagai berikut.:

“ kan aku bilang aku orangnya tomboy ya dirumah gak mungkin lah pake baju sexy-sexy, gak enak juga lah mnamanya rumah aku dikampung masa

aku pake baju sexy yang ada jadi omongan”(Lisa, 4 Agustus 2016)

Dari hasi wawancara diatas, ketika berada di dalam lingkungan rumah Lisa sangat menjaga cara berpakaian nya. Lisa yang sedikit tomboy lebih sering , mengenakan kaos yang longgar. Lisa menyesuaikan penampilannya ketika berada di dalam rumah, dia tidak mau repot-repot memanipulasi penampilannya. Lisa juga tidak ingin adanya tanggapan buruk dari para tetangga apabila dia memakai pakaian yang kurang sopan. Pakaian PSK memang identik dengan penampilan seksi dan pakaian serba pendek, tetapi diluar profesinya Lisa merasa tidak nyaman saat menggunakan baju yang terbuka.

Dapat disimpulkan dari kedua informan diatas, bahwa mereka dapat menyesuaikan pakaian yang mereka kenakan. Pakaian memang bukan hanya sekedar berfungsi untuk menutupi dan melindungi tubuh. Tetapi pakaian akan

menjadi sebuah identitas bagi si pemakainya. Karena secara taksadar pakaian memang menonjolkan diri seseorang “inilah aku. Aku seperti ini”. Bahkan dari cara berpakaian itu bisa membuat dan meninggalkan kesan mendalam pada orang lain. Menurut kedua infroman diatas gunakan lah pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi, karena dengan pakaian itu orang lain telah membentuk image.

Dokumen terkait