• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.3 Interferensi dalam Sintaksis

4.1.3.1 Interferensi Partikel do

Pemarkah kalimat do mengandung makna ekslusif yang menegaskan bahwa topiklah yang terjadi dan tidak perlu yang lain. Selain itu, pemarkah tersebut posisinya tetap sesudah topik meskipun fungsi-fungsi sintaksis dalam kalimat itu dipertukarkan (lihat Sibarani, 1997:215).

Interferensi partikel do dalam BAM sebagai pemarkah topik yang memiliki arti yang sama dengan morfem -nya dalam tuturan BI. Chaer (2006:208) mengatakan salah satu fungsi morfem –nya dalam BI memiliki fungsi yaitu „memberikan penekanan pada bagian kalimat, untuk fungsi ini morfem -nya harus diimbuhkan pada nomina‟, misalnya: Saya ingin mandi, airnya tidak ada. Hal ini

memiliki fungsi yang mirip dengan partikel do dalam BAM sehingga penggunaan –nya (BI) mengalami interferensi partikel do yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kategori pada tuturanmengikuti sistem BAM.

Penggunaan –nya dalam BI hanya dapat melekat pada nomina dalam kalimat berita, sementara partikel do dapat melekat pada nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia dalam kalimat berita dan kalimat tanya . Berikut adalah pemaparan interferensi partikel do pada kalimat berita.

A. Interferensi partikel do pada kalimat berita.

Pada kalimat berita, partikel do(nya) berfungsi sebagai pemarkah unsur nomina, verba, adjektiva, adverba dan numeralia yang ingin diberi penegasan unsur yang menjadi topik kalimat. Topik kalimat dengan pemarkah nya ini posisinya tetap sesudah topik meskipun fungsi-fungsi sintaksis dalam kalimat itu dipertukarkan. Berikut adalah penyimpangan yang terjadi dalam sistem BI akibat interferensi partikel do(nya) pada kalimat berita.

(38) Mau belanja uangnya tidak ada. (BI) N part

(39) Kuncinya bawa bukan gembok. (Interferensi BAM) N part

(40) Semalam masaknya kami. (Interferensi BAM) V part

(41) Luasnya kebun orang itu. (Interferensi BAM) Adj part

(42) Semalamnya aku mandappol. (Interferensi BAM) Adv part

(43) Seratusnya ku beli baju ini. (Interferensi BAM) Num part

Dari data di atas terlihat bahwa morfem –nya dalam BI hanya dapat melekat pada kategori sintaksis nomina, tetapi pada tuturan BI di Kota Padangsidimpuan partikel nya dapat melekat pada kategori nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia. Hal ini disebabkan oleh adanya interferensi

partikel do BAM. Partikel do dalam BAM dapat melekat pada ketegori nomina, verba, adjektiva, adverbial, dan numeralia.

Interferensi partikel do(nya) kategori nomina pada data (39) Kuncinya

bawa bukan gembok, partikel do(nya) berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk makna penegasan bahwa nomina tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat tersebut. Hal ini tidak jauh berbeda dengan fungsi –nya dalam bahasa BI pada data (38) Mau belanja uangnya tidak ada, fungsi -nya pada kalimat ini memberikan penekanan pada nomina „uang‟ yang dianggap bagian penting dalam kalimat. Pada BI morfem -nya hanya dapat melekat pada nomina saja, sedangkan penggunaan partikel nya pada kategori verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia adalah merupakan hasil dari interferensi BAM.

Interferensi partikel do(nya) kategori nomina pada data (40) Semalam masaknya kami, diletakkan setelah verba dan berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk makna penegasan bahwa verba tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Hal ini merupakan interferensi BAM yaitu „Natuari mangaloppa do hami‟. Kalimat dalam BAM tersebut diterjemahkan ke dalam BI sehingga bentuk morfem nya mengalami perubahan fungsi dan kategori sesuai dengan fungsi dan kategori partikel do dalam BAM. Seharusnya kalimat BI yang digunakan adalah „Kami memasak semalam‟.

Interferensi partikel do(nya) kategori adjektiva pada data (41) Luasnya

kebun orang itu, diletakkan setelah adjektiva dan berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk makna penegasan bahwa adjektiva tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Hal ini merupakan interferensi

BAM yaitu „Bolak do hauma halak i‟. Kalimat dalam BAM tersebut diterjemahkan ke dalam BI sehingga bentuk morfem nya mengalami perubahan fungsi dan kategori sesuai dengan fungsi dan kategori partikel do dalam BAM. Seharusnya kalimat BI yang digunakan adalah „Kebun mereka luas‟.

Interferensi partikel do(nya) kategori adverbia pada data (42) Semalamnya aku mandappol, diletakkan setelah adverbia dan berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk makna penegasan bahwa adverbia tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Hal ini merupakan interferensi BAM yaitu „Natuari do au mandappol‟. Kalimat dalam BAM tersebut diterjemahkan ke dalam BI sehingga bentuk morfem nya mengalami perubahan fungsi dan kategori sesuai dengan fungsi dan kategori partikel do dalam BAM. Seharusnya kalimat BI yang digunakan adalah „Kemarin aku berkusuk‟.

Interferensi partikel do(nya) kategori numeralia pada data (43) Seratusnya

ku beli baju ini, diletakkan setelah numeralian dan berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk makna penegasan bahwa numeralia tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Hal ini merupakan interferensi BAM yaitu „Saratus do hu tabusi abit on‟. Kalimat dalam BAM tersebut diterjemahkan ke dalam BI sehingga bentuk morfem nya mengalami perubahan fungsi dan kategori sesuai dengan fungsi dan kategori partikel do dalam BAM. Seharusnya kalimat BI yang digunakan adalah „Baju ini ku beli dengan harga seratus‟.

Selain pada kalimat berita, interferensi partikel do (nya) juga terjadi pada kalimat tanya. Pada BI morfem nya tidak dapat digunakan dalam kalimat tanya,

tuturan ini merupakan interferensi BAM yang diterjemahkan ke dalam BI. Berikut adalah pemaparannya.

B. Interferensi Partikel do pada Kalimat Tanya

Penggunaan intonasi dalam tuturan kalimat tanya memegang peranan penting, baik kalimat tanya yang menggunakan kata tanya maupun tidak. Karena tidak semua penutur dalam bertanya menggunakan kata tanya, maka kalimat tersebut disertai dengan intonasi tanya (lagu tanya) agar lawan bicara mengerti bahwa pembicara sedang bertanya. Interferensi partikel do (yang diterjemahkan dengan -nya) berpadanan dengan partikel –kah karena memiliki kemiripan fungsi dan makna dengan partikel penegas -kah dalam BI.

Alwi (2003:307) mengatakan bahwa partikel –kah berbentuk klitika dan bersifat manasuka dapat menegaskan kalimat interogatif. Berikut ini kaidah pemakaiannya:

1. Jika dipakai dalam kalimat deklaratif, -kah menguba makna kalimat tersebut menjadi kalimat interogatif. Misalnya: Diakah yang akan datang? (Bandingkan: Dia yang akan datang)

2. Jika dalam kalimat interogatif sudah ada kata tanya seperti apa, dimana, dan bagaimana, maka -kah bersifat manasuka. Pemakaian –kah menjadikan kalimat lebih formal dan sedikit lebih halus.

Misalnya: Apa ayahmu sudah datang? Apakah ayahmu sudah datang?

3. Jika dalam kalimat tidak ada kata tanya tetapi intonasinya adalah intonasi interogatif, maka –kah akan memperjelas kalimat itu sebagai kalimat

interogatif. Kadang-kadang urutan katanya dibalik. Misalnya: Harus aku yang yang mulai dahulu? (Haruskah aku yang mulai dahulu?)

Partikel –kah yang membentuk kalimat tanya bersifat mana suka dan dapat melekat pada pada kelas kata nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, dan numeralia. Misalnya : a. Rumahkah yang terbakar?

b. Mampukah kita melawan korupsi? c. Bernyanyikah anak itu?

d. Bolehkah orang tua ikut? e. Diakah yang mencuri?

Hal ini memiliki kesamaan kategori dengan partikel do dalam kalimat tanya yang tidak menggunakan kata tanya.

Berikut adalah interferensi partikel do pada tuturan BI yang menggunakan kata tanya.

(44) Kemananya dia pergi? k.t part

Kemanakah dia pergi? k.t part

(45) Berapanya harga bajumu itu? k.t part

Berapakah harga bajumu itu? k.t part

(46) Siapanya yang di rumah kalian itu? k.t part

Siapakah yang berada di rumah kalian itu? k.t part

(47) Kenapanya marah dia? k.t part

Mengapakah dia marah? k.t part

(48) Dimananya kau beli bajumu itu? k.t part

Dimanakah kau membeli baju itu? k.t part

(49) Kapannya kau pulang ke Medan? k.t part

Kapankah kau pulang ke Medan?

Pada tuturan BI di Kota Padangsidimpuan semua kata tanya mengalami interferensi pemarkah topik do(nya.). Perilaku sintaksis partikel do dan partikel kah memiliki kesamaan yaitu posisinya berada dibelakang kata tanya. Berikut adalah gambarannya.

Interferensi BAM Bahasa Indonesia

tudia  kemana kemana

didia dimana dimana

asi kenapa mengapa

ise siapa + do(nya) siapa + kah

sadia berapa berapa

andigan kapan kapan

Perilaku sintaksis partikel do (nya) pada kalimat interogatif yang mengikuti kata tanya dapat dilihat posisinya selalu mengikuti kata tanya untuk memberi penegasan. Hal ini memiliki perilaku sintaksis yang sama pada partikel - kah dalam BI. Partikel –kah posisinya selalu berada mengikuti kata tanya. Fungsi kedua partikel ini memiliki perbedaan, yaitu interferensi partikel do(nya) berfungsi sebagai penegasan bahwa kata tanya tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Partikel do(nya) memberikan nilai rasa pada kalimat dengan makna „memastikan sesuatu dengan cara bertanya‟. Sementara partikel –kah dalam BI berfungsi membentuk kalimat tanya yang lebih formal dan sedikit lebih halus.

Pada BAM selain menggunakan kata tanya, penggunaan nomina, verba, adjektiva, adverbial, promonina dan numeralia pun dapat membentuk sebuah kalimat tanya dengan menggunakan pemarkah do(nya) yang disesuai dengan kata

yang menjadi unsur utama pada kalimat yang akan ditanyakan. Hal ini memiliki kesamaan pada partikel –kah dalam BI, partikel –kah juga dapat melekat pada nomina, verba, adjektiva, adverbial, promonina dan numeralia. Sebagai partikel penegas dalam tuturan partikel do diterjemahkan dengan nya dalam BI tetapi memiliki fungsi yang sama dengan partikel –kah pada kalimat tanya. Berikut adalah data interferensi yang peneliti temukan.

(50) Buku matematikanya kau pinjam? (Interferensi BAM) N part

(50a) Buku matematikakah kau pinjam? (BI) N part

(51) Perginya kalian tadi ke pasar? (Interferensi BAM) V part

(51a) Pergikah kalian ke pasar tadi? (BI) V part

(52) Jauhnya darumah si Ros? (Interferensi BAM) Adj part

(52a) Jauhkah rumah Ros? (BI) Adj part

(53) Pernahnya kau kerumahnya? (Interferensi BAM) Adv part

(53a) Pernahkah kau kerumahnya? (BI) Adv part

(54) Dianya yang sakit itu? (Interferensi BAM) pro part

(54a) Diakah yang sakit itu? (BI) pro part

(55) Tujuh puluhnya baju itu? (Interferensi BAM) Num part

(55a) Tujuh puluhkah baju itu? (BI) Num part

Interferensi partikel do(nya) yang melekat pada kategori nomina pada data (50) „Buku matematikanya kau pinjam?‟ di atas terlihat perilaku sintaksis pada kalimat interogatif posisinya berada setelah nomina. Partikel ini berfungsi sebagai pemarkah unsur topik, yang membentuk makna penegasan bahwa „buku matematika‟ merupakan topik yang utama dalam kalimat tanya tersebut.

Penggunaan partikel ini memiliki padanan dalam BI yaitu partikel -kah. Partikel ini memiliki perilaku sintaksis yang sama pada partikel –do(nya) dalam BAM. Seperti yang terihat pada data (50a) Buku matematikakah kau pinjam?, partikel – kah pada kalimat posisinya mengikuti „buku matematika‟ sama dengan partikel do(nya) tetapi, dari segi fungsinya kedua partikel ini memiliki perbedaan. Perbedaan kedua fungsi ini yaitu, partikel –kah hanya berfungsi membentuk kalimat tanya, sementara interferensi partikel do(nya) berfungsi sebagai penegasan bahwa nomina tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Partikel do(nya) memberikan nilai rasa pada kalimat dengan makna „memastikan sesuatu dengan cara bertanya‟.

Interferensi partikel do(nya) yang melekat pada kategori verba pada data (51) „Perginya kalian tadi ke pasar?, terlihat perilaku sintaksis pada kalimat interogatif posisinya berada setelah nomina. Partikel ini berfungsi sebagai pemarkah unsur topik, yang membentuk makna penegasan bahwa kata „pergi‟ merupakan topik yang utama dalam kalimat tanya tersebut. Penggunaan partikel ini memiliki padanan dalam BI yaitu partikel -kah. Partikel ini memiliki perilaku sintaksis yang sama pada partikel –do(nya) dalam BAM. Seperti yang terihat pada data (51a) „Pergikah kalian tadi ke pasar?‟, partikel –kah pada kalimat posisinya mengikuti kata „pergi‟ sama dengan partikel do(nya) tetapi, dari segi fungsinya kedua partikel ini memiliki perbedaan. Perbedaan kedua fungsi ini yaitu, partikel –kah hanya berfungsi membentuk kalimat tanya, sementara interferensi partikel do(nya) berfungsi sebagai penegasan bahwa verba tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Partikel do(nya) memberikan nilai rasa pada kalimat dengan makna „memastikan sesuatu dengan cara bertanya‟.

Interferensi partikel do(nya) yang melekat pada kategori adjektiva pada data (52) „Jauhnya rumah si Ros?,kalimat ini merupakan terjemahan dari BAM „dao do bagas ni si Ros?‟. Interferensi perilaku sintaksis partikel do(nya) pada kalimat interogatif posisinya berada setelah nomina. Partikel ini berfungsi sebagai pemarkah unsur topik, yang membentuk makna penegasan bahwa kata „jauh‟ merupakan topik yang utama dalam kalimat tanya tersebut. Penggunaan partikel ini memiliki padanan dalam BI yaitu partikel -kah. Partikel ini memiliki perilaku sintaksis yang sama pada partikel –do(nya) dalam BAM. Seperti yang terihat pada data (52a) Jauhkah rumah si Ros?, partikel –kah pada kalimat posisinya mengikuti kata „jauh‟ sama dengan partikel do(nya) tetapi, dari segi fungsinya kedua partikel ini memiliki perbedaan. Perbedaan kedua fungsi ini yaitu, partikel –kah hanya berfungsi membentuk kalimat tanya, sementara interferensi partikel do(nya) berfungsi sebagai penegasan bahwa adjektiva tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Partikel do(nya) memberikan nilai rasa pada kalimat dengan makna „memastikan sesuatu dengan cara bertanya‟. Interferensi partikel do(nya) yang melekat pada kategori adverbia pada data (53) „Pernahnya kau kerumahnya?‟,kalimat ini merupakan terjemahan dari BAM „unjung do ho tu bagas nia?‟. Interferensi perilaku sintaksis partikel do(nya) pada kalimat interogatif posisinya berada setelah nomina. Partikel ini berfungsi sebagai pemarkah unsur topik, yang membentuk makna penegasan bahwa kata „pernah‟ merupakan topik yang utama dalam kalimat tanya tersebut. Penggunaan partikel ini memiliki padanan dalam BI yaitu partikel -kah. Partikel ini memiliki perilaku sintaksis yang sama pada partikel –do(nya) dalam BAM. Seperti yang terihat pada data (53a) Pernahkah kau kerumahnya?, partikel –kah

pada kalimat posisinya mengikuti kata „pernah‟ sama dengan partikel do(nya) tetapi, dari segi fungsinya kedua partikel ini memiliki perbedaan. Perbedaan kedua fungsi ini yaitu, partikel –kah hanya berfungsi membentuk kalimat tanya, sementara interferensi partikel do(nya) berfungsi sebagai penegasan bahwa adverbia tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Partikel do(nya) memberikan nilai rasa pada kalimat dengan makna „memastikan sesuatu dengan cara bertanya‟.

Interferensi partikel do(nya) yang melekat pada kategori pronomina pada data (54) „Dianya yang sakit itu?,kalimat ini merupakan terjemahan dari BAM „Ia do na marun i?‟. Interferensi perilaku sintaksis partikel do(nya) pada kalimat interogatif posisinya berada setelah pronomina. Partikel ini berfungsi sebagai pemarkah unsur topik, yang membentuk makna penegasan bahwa pronomina „dia‟ merupakan topik yang utama dalam kalimat tanya tersebut. Penggunaan partikel ini memiliki padanan dalam BI yaitu partikel -kah. Partikel ini memiliki perilaku sintaksis yang sama pada partikel –do(nya) dalam BAM. Seperti yang terihat pada data (54a) Diakah yang sakit itu?, partikel –kah pada kalimat posisinya mengikuti pronomina „dia‟ sama dengan partikel do(nya) tetapi, dari segi fungsinya kedua partikel ini memiliki perbedaan. Perbedaan kedua fungsi ini yaitu, partikel –kah hanya berfungsi membentuk kalimat tanya, sementara interferensi partikel do(nya) berfungsi sebagai penegasan bahwa pronomina tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Partikel do(nya) memberikan nilai rasa pada kalimat dengan makna „memastikan sesuatu dengan cara bertanya‟.

Interferensi partikel do(nya) yang melekat pada kategori numeralia pada data (55) Tujuh puluhnya baju itu?, kalimat ini merupakan terjemahan dari BAM „Pitu pulu do abit i?‟. Interferensi perilaku sintaksis partikel do(nya) pada kalimat interogatif posisinya berada setelah numeralia. Partikel ini berfungsi sebagai pemarkah unsur topik, yang membentuk makna penegasan bahwa kata „tujuh puluh‟ merupakan topik yang utama dalam kalimat tanya tersebut. Penggunaan partikel ini memiliki padanan dalam BI yaitu partikel -kah. Partikel ini memiliki perilaku sintaksis yang sama pada partikel –do(nya) dalam BAM. Seperti yang terihat pada data (55a) Tujuh puluhkah baju itu?, partikel –kah pada kalimat posisinya mengikuti kata „tujuh puluh‟ sama dengan partikel do(nya) tetapi, dari segi fungsinya kedua partikel ini memiliki perbedaan. Perbedaan kedua fungsi ini yaitu, partikel –kah hanya berfungsi membentuk kalimat tanya, sementara interferensi partikel do(nya) berfungsi sebagai penegasan bahwa numeralia tersebut merupakan topik yang utama dan hal yang penting dalam kalimat. Partikel do(nya) memberikan nilai rasa pada kalimat dengan makna „memastikan sesuatu dengan cara bertanya‟.

Bedasarkan data yang di atas dapat disimpulkan bahwa interferensi partikel do(nya) disebabkan antara lain (1) penutur BI di Kota Padangsidimpuan ingin mengungkapkan sesuatu tepat pada sasaran yang diharapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman lawan bicara dengan memberikan penegasan pada kata yang menjadi topik utama dari kalimat. (2) Penutur BI terpengaruh dan terbiasa dengan struktur BAM yang selalu menggunakan partikel do.

Dokumen terkait