• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.3 Interferensi dalam Sintaksis

4.1.3.2 Interferensi partikel ma

Pemarkah ma mengandung makna permisif yang menegaskan bahwa topiklah yang terjadi dan jangan yang lain. Partikel ma diterjemahkan dengan lah dalam BI. Akan tetapi penggunaanya dalam tuturan mengikuti sistem BAM, sehingga kata lah telah berganti fungsinya menjadi pemarkah sama seperti partikel ma. Hal ini mirip dengan pemarkah do pada pembahasan sebelumnya yaitu pemarkah topik do(nya) mengandung makna ekslusif yang menegaskan bahwa topiklah yang terjadi dan tidak perlu yang lain. Perbandingan pemarkah do dan pemarkah ma dapat terlihat dari contoh berikut: (Sibarani 2007:217)

1. Mangaloppa do au di si. (bukan mengerjakan yang lain) memasak T aku di situ

Mangaloppa ma au di si. (jangan mengerjakan yang lain) memasak T aku di situ.

2. Tiop do anggimi! (desakan) pegang T adikmu

Tiop ma anggimi! (permintaan) pegang T adikmu

Partikel ma dalam BAM memiliki padanan dengan partikel penegas lah dalam BI. Partikel lah dalam BI digunakan sebagai:

1. Penghalus kalimat, partikel ini digunakan dibelakang kata kerja dalam kalimat perintah. Contoh: Keluarkanlah buku tulismu!

2. Penegas kalimat, partikel ini digunakan pada kata atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan di dalam kalimat berita.

Partikel ma dalam kalimat perintah dan kalimat berita BAM, memiliki fungsi, bentuk dan makna yang sama dengan partikel lah dalam BI. Contoh pada kalimat perintah:

a. Basu ma abit i! (BAM) b. Cucilah baju itu! (BI)

Kedua kalimat di atas memiliki fungsi, bentuk dan makna yang sama. Partikel lah (BI) dan ma (BAM) berada dibelakang verba yang fungsinya membentuk kalimat perintah. Sehingga tuturan yang ada di Kota Padangsdimpuan pada kalimat perintah sesuai dengan gramatikal BI. Demikian juga halnya pada kalimat berita memiliki bentuk, fungsi, dan makna yang sama. Berikut contoh pada kalimat berita:

a. Umak ma na mambaen panganon i. b. Ibulah yang membuat makanan itu.

Penggunaan partikel lah (BI) dan ma (BAM) pada kalimat berita di atas memiliki fungsi dan makna yang sama yaitu digunakan pada kata atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan di dalam kalimat berita. Sehingga penggunaan partikel lah dalam kalimat berita yang ada di Kota Padangsdimpuan sesuai dengan gramatikal BI.

Perbedaan kedua partikel ini terdapat dalam kalimat tanya, dalam BAM partikel ma dapat digunakan pada kalimat tanya, sementara dalam BI partikel lah tidak dapat digunakan. Dari data yang ditemukan partikel ma dapat melekat pada verba, adjektiva, dan adverbia yang membentuk kalimat tanya. Partikel ma(lah) berfungsi sebagai penegas dan sebagai “penghias” kata agar terdengar lebih lembut dan sopan. Penuturan kalimat ini disertai dengan intonasi tanya (lagu

tanya), dengan adanya intonasi ini pendengar dapat mengerti bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Berikut adalah interferensi partikel ma yang peneliti temukan pada data:

(56) Pulanglah kau ini? V part

„Apakah kau pulang sekarang?‟ (57) Tualah pacarnya itu?

Adj part

„Apakah pacarnya tua?‟ (58) Sekaranglah kita pergi?

Adv part

„Apakah kita pergi sekarang‟

Interferensi partikel ma(lah) yang melekat pada kategori verba pada data (56) „Pulanglah kau ini?, kalimat ini merupakan terjemahan dari BAM „Mulak

ma ho on?‟. Interferensi ma(lah) disebabkan oleh terjemahan yang mengakibatkan partikel lah (BI) mengalami perubahan fungsi dan kategori sesuai dengan gramatikal BAM. Partikel lah dalam BI yang berfungsi sebagai penghalus dan penegas pada kalimat perintah dan kalimat berita telah berubah fungsinya menjadi partikel yang membentuk kalimat tanya. Pada BI partikel lah tidak gramatikal digunakan pada kalimat tanya, hal ini adalah merupakan interferensi BAM. Partikel ma(lah) pada kalimat interogatif posisinya berada setelah kata „pulang‟ dan berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk kalimat interogatif dengan makna penegasan bahwa kata „pulang‟ tersebut merupakan hal yang utama ditanyakan dalam kalimat tanya tersebut. Dari data di atas terlihat bahwa verba yang diberi penegasan berada di awal kalimat kemudian diikuti dengan partikel –lah yang memberi nilai rasa „lembut‟ pada kalimat tanya tersebut.

Kalimat tanya di atas merupakan refleksi dari percakapan sehari-hari yang digunakan secara singkat untuk menayakan keadaan saat itu.

Interferensi partikel ma(lah) yang melekat pada kategori adjektiva pada data (57) „Tualah pacarnya itu?, kalimat ini merupakan terjemahan dari BAM „Tobang ma gandak nai?‟. Interferensi ma(lah) disebabkan oleh terjemahan yang mengakibatkan partikel lah (BI) mengalami perubahan fungsi dan kategori sesuai dengan gramatikal BAM. Partikel lah dalam BI yang berfungsi sebagai penghalus dan penegas kalimat perintah dan kalimat berita telah berubah fungsinya menjadi partikel yang membentuk kalimat tanya. Pada BI partikel lah tidak gramatikal digunakan pada kalimat tanya, hal ini adalah merupakan interferensi BAM. Partikel ma(lah) pada kalimat interogatif posisinya berada setelah kata „tua‟ dan berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk kalimat interogatif dengan makna penegasan bahwa kata „tua‟ tersebut merupakan hal yang utama ditanyakan dalam kalimat tanya tersebut. Dari data di atas terlihat bahwa verba yang diberi penegasan berada di awal kalimat kemudian diikuti dengan partikel –lah yang memberi nilai rasa „lembut‟ pada kalimat tanya tersebut. Penutur sering menggunakan bentuk kalimat tanya ini karena dianggap lebih singkat dan digunakan untuk menanyakan suatu keadaan.

Interferensi partikel ma(lah) yang melekat pada kategori adverbia pada data (58) „Sekaranglah kita pergi?, kalimat ini merupakan terjemahan dari BAM „Sonnari ma hita kehe?‟. Interferensi ma(lah) disebabkan oleh terjemahan yang mengakibatkan partikel lah (BI) mengalami perubahan fungsi dan kategori sesuai dengan gramatikal BAM. Partikel ma(lah) pada kalimat interogatif posisinya berada setelah kata „sekarang‟ dan berfungsi sebagai pemarkah yang membentuk

kalimat interogatif dengan makna penegasan bahwa kata „sekarang‟ tersebut merupakan hal yang utama ditanyakan dalam kalimat tanya tersebut. Dari data di atas terlihat bahwa adverbia yang diberi penegasan berada di awal kalimat kemudian diikuti dengan partikel –lah yang memberi nilai rasa „lembut‟ pada kalimat tanya tersebut.

Interferensi partikel (ma)lah ini sangat berbeda fungsinya dengan partikel lah dalam BI. Partikel dalam BI berfungsi sebagai penghalus dan penegas pada kalimat perintah dan berita, interferensi ini mengubah fungsinya menjadi partikel yang membentuk kalimat tanya. Pada BI partikel lah tidak gramatikal digunakan pada kalimat tanya, hal ini adalah merupakan interferensi BAM. Penutur sering menggunakan bentuk kalimat tanya ini karena dianggap lebih singkat dan digunakan untuk menanyakan suatu keadaan.

Dokumen terkait