• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interpretasi Hasil Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

C. Interpretasi Hasil Penelitian

1. Interpretasi Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistika yang telah dilakukan di SDN Ciputat 01 maka terdapat beberapa interpretasi penelitian. Yang pertama uji validitas dan reabilitas, uji validitas dan reliabilitas dilakukan melalui uji panelis

(judgement expert) yang terdiri dari 5 orang ahli. Rekomendasi

74

relevansi butir dengan sasaran ukur. uji validitas yang

digunakan yaitu uji aiken sedangkan reabilitas yang digunakan yaitu anova hoyt.

Uji validitas yang digunakan adalah uji pakar bidang studi berupa pengisian angket yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan sebagai alat untuk melakukan penelitian. Setelah instrumen sudah diujikan dan sudah disetujui oleh 5 ahli/ pakar, maka instrumentersebut sudah dinyatakan valid untuk dijadikan bahan penelitian oleh peneliti. Dari 20 soal pertanyaan instrumen tes yang di berikan kepada pakar atau ahli, terdapat 5 pertanyaan yang tidak valid dan 15 pertanyaan valid. Maka dapat disimpulkan bahwa soal-soal yang valid akan digunakan untuk penelitian. Kemudian untuk uji reabilitas yang digunakan pada penelitian ini, peneliti menggunakan anova hoyt. Dimana nilai variabel yang diperoleh sebesar 0,93, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tes yang digunakan dalam pengumpulan data cukup reliabel atau dapat dipercaya.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis data peneliti

mengambil data untuk di analisis dari nilai peserta didik, kelas IV C kelas eksperimen dan kelas IV D kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil perhitungan pada saat pretest kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 96,6; nilai

minimum 30; rentang 66,6; rata-rata 60,13; standar deviasi 14,24; varians 202,94; dan responden 29. Sedangkan pada saat posttest kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 100; nilai minimum 40; rentang 60; rata-rata 78,21; standar deviasi 16,93; varians 286,95; dan responden 29. Berbeda dengan kelas kontrol, pada saat pretest kelas kontrol

memperoleh nilai maksimum 95; nilai minimum 26,6; rentang 68,4; rata-rata 58,58; standar deviasi 18,06; varians 326,20; dan responden 31. Sedangkan pada saat posttest kelas kontrol

75

memperoleh nilai maksimum 100; nilai minimum 35; rentang 65; rata-rata 69,09; standar deviasi 19,08; varians 364,09; dan responden 31.

Berdasarkan histogram pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata skor untuk kelas eksperimen adalah 60,13 pada saat pretest dan 78,21 pada saat posttest. Sedangkan rata-rata skor untuk kelas kontrol yaitu 58,58 pada saat pretest dan 69,09 pada saat posttest. Dalam hal ini, kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan metode card sort dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Dari perbandingan rata-rata skorsesudah mendapat perlakuan, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen memiliki skor lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji

kolmogrov-smirnov, diperoleh nilai signifikansi terhadap hasil

belajar IPA pada siswa kelas eksperimen sebesar 0,376 dan kelas kontrol sebesar 0,325 dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, nilai signifikansi baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol memperoleh nilai signifikansi lebih dari 0,05, sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Berdasarkan uji homogenitas menggunakan Levene-test, diperoleh nilai signifikansi terhadap hasil belajar IPA pada siswa sebesar 0,834 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05.

Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, nilai signifikansi lebih besar dari α (0,05), sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dideskripsikan sebelumnya, untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti

menggunakan uji t independen (polled varian) dan uji t paired

76

taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji t menggunakan uji

t-independent (polled varian) diperoleh nilai thitung sebesar 1,185 dan ttabel 2,001. Dengan demikian berdasarkan krieteria

pengujian thitung≤ ttabel yaitu (1,185≤ 2,001), maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang positif antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode card sort dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan

pembelajaran biasa. Artinya metode card sort dalam

pembelajaran ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di SDN Ciputat 01.Sedangkan untuk uji t-related sampel, diperoleh hasil output seperti pada tabel di bawah ini.

Kelas thitung ttabel

Eksperimen 4,08 2,04

Kontrol 3,18 2,04

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data thitung lebih besar dari ttabel baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabel yaitu (4,08> 2,04) dan (3,18> 2,04) yang artinya baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara hasil belajar IPA pada siswa saat sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran, dalam hal ini kelas ekseprimen mendapatkan perlakuan berupa metode card sort dan kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan apapun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih baik setelah melakukan proses pembelajaran. Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang

77

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan terhadap hasil belajar IPA setelah melakukan proses pembelajaran di kelas. 2. Interpretasi Hasil Lapangan

Ilmu pengetahuan alam atau yang sering disebut dengan

sainsberupaya untuk membangkitkan minat manusia agar mau

meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam. Pendidikan IPA disekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya. Pembelajaran IPA menekankan pada

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu. Hal ini, akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam.

Dalam hal ini, guru berperan sebagai stimulator bagi

siswanya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA. metode card sortmerupakan kegiatan kolaboratif yang digunakan pendidik untuk mengajak peserta didik menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang akan dibahas dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif tipe card

sortmenggunakan fasilitas kartu, dengan menggunakan media

kartu dalam praktek pembelajaran akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka

78

dalam pelajaran. Sebab dalam penerapan metode card sort, guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa nya dalam pembelajaran. Sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru, sehingga

pembelajaran yang diberikan oleh guru akan senantiasa

diterima oleh siswa dengan kesadarannya sendiri tanpa merasa terbebani.

Lebih lanjut, siswa pada usia kelas IV SD belum mampu apabila harus belajar secara mandiri untuk memecahkan permasalahan yang dihadirkan dalam sebuah soal. Karena metode card sort ini berhubungan erat dengan melatih

kemandirian belajar pada siswa. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya metode card sort yang diberikan ini belum mampu untuk membangkitkan kesadaran diri siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya motivasi siswa dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Membahas mengenai motivasi, terdapat dua jenis motivasi dalam belajar yaitu internal dan eksternal. Dalam penelitian ini peneliti memiliki asumsi bahwa siswa yang

diberikan metode card sort ini kurang memberikan motivasi dirinya ketika belajar sehingga mengakibatkan hasil belajar IPA nya tidak meningkat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat McCelland dalam Surya (2013: 57) yang menyatakan bahwa

79

pada dasarnya dalam diri setiap orang terdapat kebutuhan untuk melakukan perbuatan dalam memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. Kebutuhan ini disebut sebagai kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) dan mendorong individu untuk melakukan perbuatan sebaik mungkin sehingga

mengahasilkan satu prestasi tertentu. Dengan demikian, setiap manusia mempunyai kualitas tingkatan motivasi berprestasi yang berbeda satu dengan lainnya.

Setiap individu yang melaksanakan proses pembelajaran, harus memiliki motivasi untuk dirinya sendiri, baik motivasi yang berasal dari diri individu tersebut (internal) maupun motivasi yang berasal dari luar individu (ekstrenal). Akan tetapi, pada umumnya siswa usia SD masih membutuhkan bantuan atau dorongan dari luar untuk mengerjakan segala sesuatunya. Dorongan atau motivasi dari luar tersebut salah satunya dapat diberikan oleh guru. Sehingga dalam hal ini guru berperan penting sebagai pengelola kelas, termasuk dalam memberikan motivasi penuh pada siswa khususnya untuk siswa usia SD.

Setelah penelitian selesai dan mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa metode card sortini tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa, maka peneliti kemudian mempelajari mengapa hal tersebut bisa terjadi. Peneliti

80

lakukan sehingga menyebabkan hasil belajar IPA pada siswa tidak meningkat, yaitu dengan tidak merancang pembelajaran dengan semaksimal mungkin.

Kondisi lapangan dan kesalahan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya merupakan beberapa penyebab tidak terdapatnya perbedaan hasil belajar IPA pada siswa di kelas eksperimen dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas kontrol. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode card sort dengan hasil belajar IPA pada siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode card sort yang dilakukan guru dalam pembelajaran tidak berpengaruh terhadap

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bebrapa hal yaitu:

1.

Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA pada siswa yang diberikan metode cars sort dengan hasil belajar IPA pada siswa yang tidak diberikan metode card sort. Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan uji t-independen diperoleh thitung sebesar 1,185 dan ttabel 2,001 sehingga thitung ≤ ttabel (1,185 ≤ 2,001). Ini berarti bahwa metode card sort tidak berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN Ciputat 01.

2.

Berdasarkan analisis pengolahan data dan pembahasan, diperoleh hasil penelitian bahwa pada kelas eksperimen yang diberikan metode card sort diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 60,13 dan nilai rata-rata posttest 78,21 dengan rata-rata skor gain sebesar 0,362. Sedangkan untuk kelas kontrol yang tidak diberikan metode card sort diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 58,58 dan nilai rata-rata posttest 69,09 dengan rata-rata skor gain sebesar 0,147. Sehingga selisih gain dari kedua kelompok adalah 0,215. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

82

perbedaan hasil belajar IPA di kelas eksperimen dengan hasil belajar IPA di kelas kontrol berdasarkan perolehan skor gain hanya sebesar 0,215. Menurut Sundaya (2014: 151) berdasarkan kategori gain ternormalisasi dapat disimpulkan bahwa terdapat sedikit perbedaan antara hasil belajar IPA pada siswa di kelas eksperimen dan kontrol, dengan kategori 0,00 < g < 0,30 (rendah). Pada kelas eksperimen hasil belajar IPA pada siswa nya lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar IPA pada siswa di kelas kontrol namun tidak signifikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang disajikan, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang mungkin

bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah

Bagi kepala sekolah sebaiknya dapat memberikan motivasi kepada para guru untuk lebih berani menggunakan metode-metode pembelajaran seperti metode-metode card sort untuk dapat mengembangkan kemampuan analisis yang dimiliki oleh siswa. 2. Bagi guru

Guru diharapkan dapat membantu mengembangkan atau meningkatkan kemampuan analisis peserta didik agar tercipta peserta didik yang cerdas, dan terampil dalam mengatasi segala kesulitan dari segala mata pelajaran.

3. Bagi peserta didik

Bagi peserta didik hendaknya lebih aktif dalam proses belajar mengajar, tidak hanya pada mata pelajaran IPA saja tetapi juga

83

pada mata pelajaran yang lain. Selain itu siswa juga diharapkan dapat lebih mengembangkan kemampuan analisis.

4. Bagi peneliti lain

a. Hendaknya metode belajar yang ingin digunakan dalam penelitian digunakan terlebih dahulu agar kita mengetahui kelemahan dan mengetahui kesiapan dalam menyampaikan materi.

b. Setidaknya tulisan ini dapat dijadikan landasan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya, namun diharapkan calon peneliti terlebih dahulu harus memahami metode dan teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitiannya. Sehingga ketika melaksanakan penelitian dan menyusun laporannya, peneliti tidak kebingungan mencaritahu kebenaran mengenai teori-teori yang berkaitan dengan variabel dan metode penelitian.

c. Calon peneliti diharapkan tidak serta merta mengikuti bahasa dan kalimat yang kurang sistematis atau sulit dimengerti. Sehingga calon peneliti dapat membuat bahasa yang lebih baik dari tulisan yang saya buat ini.

84

Dokumen terkait