• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji prasyarat analisis a. Uji normalitas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

A. Deskripsi Data

2. Uji prasyarat analisis a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini

menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan α = 0,05 baik untuk kelas eksperimen yang berjumlah 29 responden maupun untuk kelas kontrol yang berjumlah 31 responden. Hipotesis dalam uji normalitas data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

0

H : Data berdistribusi normal.

1

65

Adapun kriteria pengambilan keputusannya yaitu sebagai berikut:

1) Jika Sig < α maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal; α = 0,05

2) Jika Sig ≥ α maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya data berasal dari populasi yang berdistribusi normal; α = 0,05

Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan bantuan Windows SPSS 19, tampilan output data dapat dilihat pada tabel 4.9 (data lebih lengkap dapat dilihat di lampiran 3halaman 105)

Tabel 4.9

Tabel RingkasanUji Normalitas Kolmogrov-Smirnov

Kelas Kolmogrov-Smirnov A Hipotesis Keputusa n Res p K-S Sig Eksperime n 29 0,912 0,376 0,05 H0 diterima Normal Kontrol 31 0,952 0,325 H0 diterima Normal Berdasarkan hasil output diatas, uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogrov-smirnov. Diperoleh nilai signifikansi hasil belajar IPA pada kelas IV C kelas eksperimen sebesar 0,376 dan pada kelas IV D kelas kontrol 0,325 dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan. Nilai signifikansi baik di kelas IV C eksperimen maupun IV D kelas kontrol memperoleh nilai signifikansi lebih

66

dari 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Setelah mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan bantuan Windows SPSS 19. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari varians yang sama atau tidak. Hipotesis dalam uji homogenitas data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 = Kedua kelas mempunyai varians yang sama. H1 = Kedua kelas mempunyai varians yang tidak sama. Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika Sig < α maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya data berasal dari populasi yang tidak homogen; α = 0,05

2) Jika Sig ≥ α maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya data berasal dari populasi yang homogen; α = 0,05 Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan bantuan windows SPSS 19, maka diperoleh tampilan output sebagai berikut (data selengkapnya dapat dilihat di lampiran 4 halaman 106):

67

Tabel 50

Uji Homogenitas Menggunakan Levene-Test

Levene statistic df1 df2 Sig. Hipotesis Keputusan 0,045 1 58 0,834 H0

diterima

Homogen

Berdasarkan hasil output di atas, uji homogenitas menggunakan levene-test, diperoleh nilai signifikansi hasil belajar IPA pada siswa sebesar 0,834 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, nilai signifikansi lebih besar dari α (0,05), sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Oleh karena itu, untuk melanjutkan analisis data ke tahap selanjutnya berupa uji hipotesis maka peneliti menggunakan uji t-independen (polled varian) dan t-paired

(related varian). 3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan uji t independent (polled varian) dan uji t paired (related sampel) dengan bantuan program Ms.Excel 2007 dengan taraf

signifikansi 0,05. Setelah pengolahan data maka diperoleh tampilan output sebagai berikut:

a. Uji t-independent (polled varian)

Uji independen ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA pada siswa di kelas IV C kelas eksperimen dan IV D kelas kontrol. Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan software Ms. Excel 2007 sehingga diperoleh perhitungan seperti di bawah ini, dengan hipotesis pengujian sebagai berikut (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 107):

68

0

H : Tidak terdapat perbedaan positif antara hasil belajar IPA pada siswa kelas IV C kelas eksperimen yang diberikan metode card sort dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV D kelas kontrol yang tidak diberikan metode card sort.

1

H : Tidak terdapat perbedaan positif antara hasil belajar IPA pada siswa kelas IV C kelas eksperimen yang diberikan metode card sort dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV D kelas kontrol yang tidak diberikan metode card sort.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang positif antara hasil belajar IPA pada siswa kelas IV C kelas eksperimen yang di berikan metode card sort dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV D kelas kontrol yang tidak di berikan metode

card sort.

2) Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat perbedan yang positif antara hasil belajar IPA pada siswa kelas IV C kelas eksperimen yang di berikan metode card sort dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV D kelas kontrol yang tidak di berikan metode

69

Tabel 5.1

Perhitungan Polled Varian

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Eksperimen Kontrol Mean 0,362931207 0,147358 Variance 0,265477501 0,709697725 Observations 29 31 Pooled Variance 0,495246583 Hypothesized Mean Difference 0 df 58 t Stat 1,185736693 P(T<=t) one-tail 0,120280704 t Critical one-tail 1,671552763 P(T<=t) two-tail 0,240561408 t Critical two-tail 2,001717468

Berdasarkan hasil uji t yang menggunakan uji t-independent (polled varian) diperoleh nilai thitung sebesar 1,185 dan ttabel 2,001. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian thitung ≤ ttabel yaitu (1,185≤ 2,001), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan positif antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode card sort dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa. Artinya metode card sort dalam pembelajaran ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV C dan IV D di SDN Ciputat 01.

b. Uji t-paired (Sampel Related)

Uji hipotesis selanjutnya adalah uji t-paired yang

digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA pada siswa saat sebelum dan sesudah dilakukannya treatment. Dalam perhitungannya, peneliti

70

menggunakan Ms.Excel 2007 sehingga diperoleh tampilan

outputseperti dibawah ini dengan hipotesis pengujian

sebagai berikut (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 108):

0

H : Tidak terdapat perbedaan yang positif terhadap hasil belajar IPA pada siswa saat sebelum dan sesudah dilakukannya treatment.

1

H : Terdapat perbedaan yang positif terhadap hasil belajar IPA pada siswa saat sebelum dan sesudah dilakukan treatment.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang positif antara hasil belajar IPA pada siswa kelas IV C kelas eksperimen yang di berikan metode card sort dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV D kelas kontrol yang tidak di berikan metode card sort. 2) Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang

artinya tidak terdapat perbedan yang positif antara hasil belajar IPA pada siswa kelas IV C kelas eksperimen yang di berikan metode card sort dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV D kelas kontrol yang tidak di berikan metode

71

Tabel 5.2

Perhitungan t-Paired Pada Kelas Eksperimen

t-Test: Paired Two Sample for Means

Pretest Posttest Mean 64,85517 79,05517 Variance 162,8026 250,2911 Observations 29 29 Pearson Correlation 0,156145 Hypothesized Mean Difference 0 Df 28 t Stat -4,08714 P(T<=t) one-tail 0,000166 t Critical one-tail 1,701131 P(T<=t) two-tail 0,000333 t Critical two-tail 2,048407

Berdasarkan hasil ouput di atas diperoleh data thitung

sebesar 4,08 dan ttabel sebesar 2,04. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabel yaitu (4,08 > 2,04) yang artinya pada kelas IV C kelas eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA pada siswa saat sebelum dan sesudah dilakukan treatment, dalam hal ini treatment yang dimaksudadalah berupa metode card sort. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa IV C kelas eksperimen lebih baik setelah dilakukan treatment berupa metode card sort dalam pembelajaran.

72

Tabel 5.3

Perhitungan t-Paired Pada Kelas Kontrol

t-Test: Paired Two Sample for Means

Pretest Posttest Mean 60,82581 71,74194 Variance 230,216 245,6925 Observations 31 31 Pearson Correlation 0,234335 Hypothesized Mean Difference 0 df 30 t Stat -3,18371 P(T<=t) one-tail 0,001689 t Critical one-tail 1,697261 P(T<=t) two-tail 0,003377 t Critical two-tail 2,042272

Berdasarkanhasil output diatas diperoleh data thitung

sebesar 3,18 dan ttabel 2,04. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabel yaitu (3,18> 2,04) yang artinya pada kelas IV D kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA pada siswa saat sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran, dalam hal ini kelas IV D kelas kontrol tidak mendapat perlakuan apapun hanya menggunakan pembelajaran biasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa IV D kelas kontrol lebih baik setelah melakukan proses pembelajaran.

Selanjutnya untuk mengukur seberapa besar perbedaan hasil belajar IPA pada siswa antara kelas IV C kelas eksperimen dan IV D kelas kontrol yang diberikan metode card

73

sortdengan kelas yang tidak diberikan metode card sort, peneliti

menggunakan rumus Gain Ternormalisasi. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa setelah diberikan treatment berupa metode card sort, hasil belajar IPA pada kelas IV C kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 0,362. Sedangkan untuk kelas kontrol yang tidak diberikan treatment berupa metode card sort, hasil belajar IPA pada siswa mengalami peningkatan sebesar 0,147. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan hasil belajar IPA pada siswa yang diberikan treatment berupa metode card sort dengan hasil belajar IPA yang tidak diberikan

treatment berupa metode card sort hanya sebesar 0,215.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode card sort pada kelas IV C kelas eksperimen dengan hasil belajar IPA pada siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan metode card sort pada kelas IV D kelas kontrol.

Dokumen terkait