• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

C. Jumlah Peduduk Menurut Jenis Pekerjaan Tabel 4.4

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

0,0059 0,11 - -18,64

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) = n – 1 = 346 – 1 = 345 dan taraf kesalahan  = 10% untuk uji satu pihak (one tail test), karena harga t hitung lebih kecil dari pada harga t tabel atau Ha (-18,64 < 0,098) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Berikut adalah gambar kurva daerah penerimaannya.

-18,64 0 0,098 67,09 % 67,2 %

Gambar 4.26

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, hal yang paling penting dan diutamakan adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti diawal penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, kita dapat melihatnya dari hasil penghitungan dengan menggunakan seperti dalam perhitungan t-test satu sampel, berdasarkan penghitungan pada pengujian hipotesis t-test satu variabel didapatkan bahwa ternyata t-hitung lebih kecil Daerah

Penerimaan Ho Daerah

dari pada t-tabel, dan hal itu dapat diartikan bahwa Ha ditolak. Karena hanya mencapai 67,09% dari angka minimal 67,2%.

Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen adalah 4x 24 x 346 = 33.216 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, 24 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 23.216. dengan demikian nilai Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 adalah 23.216 : 33.216 = 0,698 atau 69,8 persen.

Kemudian mengenai jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian yaitu Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 adalah sebesar 69,8 persen. Kemudian analisis berikutnya dilihat dari unsur partisipasi masyarakat untuk yang pertama yaitu keterlibatan dalam pembuatan keputusan adalah 4 x 346 x 6 = 8.304. ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 6 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 5.878. Dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan 5.878 : 8.304 = 0,7078 atau 70,7 persen.

Kemudian untuk unsur partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan yakni partisipasi dalam proses pelaksanaan adalah 4 x 8 x 346 = 11.072 ( 4

= nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 8 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 7.620 dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan adalah sebesar 7.620 : 11.072 = 0,688 atau 68,8 persen.

Kemudian untuk unsur partisipasi masyarakat dalam menikmati hasil 4 x 4 x 346 = 5.536 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 4 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 3.948 . dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam menikmati hasil 3.948 : 5.536 = 0.713 atau 71,3 persen.

Sedangkan untuk unsur partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi 4 x 6 x 346 = 8.304 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 6 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 5.770 . dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi 5.770 : 8.304 = 0.694 atau 69,4 persen.

Jadi secara umum dan menurut skala hipotesis bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 memang sudah baik dan merupakan tolak keberhasilan dalam menentukan arah pembangunan melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan keterlibatan

masyarakat walapun nilai penelitian kurang sedikit untuk mencapai nilai hipotesis yang ditetapkan peneliti sebelumnya.

4.6 Pembahasan

Dari pembahasan yang memaparkan tentang pengujian hipotesis menjelaskan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Dari data tersebut dijelaskan bahwa ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 belum mencapai angka 70 %, artinya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan secara umum sedang.

Dari hasil penelitian tentang tingkat partisipasi masyarakat tersebut dikaji dengan teori Josef Rawu Kaho yaitu dengan 4 indikator. Dari hasil kuesioner yang telah diolah terdapat beberapa hal yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat yang kemudian disebut sebagai faktor pendorong, yang antara lain adalah nilai-nilai dominan yang menggerakkan masyarakat seperti tercantum pada tabel berikut:

Tabel 4.34

Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pendidikan No

Turunan Indikator

Nilai – Nilai Positif yang Dominan

Potensi Pengaruh Rendah Tinggi 4.34.1 Kehadiran dalam proses

pembuatan keputusan dalam proses musyawarah.

(Tingkat kehadiran masyarakat dalam forum musyawarah mengenai pendidikan sangat besar hal ini terkait adanya kebijakan

No Turunan Indikator

Nilai – Nilai Positif yang Dominan

Potensi Pengaruh Rendah Tinggi jadwal yang terjadwal mengenai

pelaksanaan forum mengenai pendidikan).

4.34.2 Kesediaan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam proses pelaksanaan.

(Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan, masyarakat berperan aktif cukup baik ini membuktikan bahwa kehadiran dalam musyawarah dengan partisipasi dalam pelaksanaan sangat berkaitan sehingga rencana dan pelaksanaan harus tetap di pertahankan).

68,8 %

4.34.3 Kesediaan masyarakat dalam menikmati hasil.

(Masyarakat sadar bahwa pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sehingga mulai dari perencanaan sampai dengan menikmati pendidikan harus tetap dipegang oleh masyarakat dengan berkoordinasi dengan pelaksana pendidikan dan pemerintah).

71,3 %

4.34.4 Peran aktif masyarakat dalam proses evaluasi.

(keberhasilan suatu proese pembangunan tidak terlepas dari proses tahapan evaluasi, evaluasi sangat penting untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu pembangunan terutama pembangunan kualitas pendidikan di Kecamatan Jombang ini, maka perlunya masyarakat berperan aktif dalam evaluasi untuk menilai dan menentukan rencana ke depannya lagi).

69,4 %

Dari data penelitian mengenai partisipasi masyarakat di Kecamatan Jombang mengenai partisipasi pasca perencanaan pembangunan pendidikan adalah dalam berita acara musyawarah Sekolah tingkat Kecamatan Jombang menerangkan bahwa penyelenggaraan musyawarah komite dan sosialisasi yang dihadiri oleh orang tua murid dan tokoh masyarakat serta unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan yang disesuaikan dengan rencana strategis pendidikan Kota Cilegon yang secara otomatis di Kecamatan Jombang juga menegaskan bahwa pendidikan diarahkan untuk pendidikan yang berkualitas, berdaya saing dengan menjungjung akhlakhul karimah demi menyongsong daya saing global karena Cilegon merupakan gerbang investasi penting di Pulau Jawa.

Secara keseluruhan prinsip partisipasi dalam Peningkatan Kualitas pendidikan di Kecamatan Jombang sudah termasuk dalam kategori baik menurut skala hipotesis yaitu mencapai 69,8 % (jika dibulatkan) dari angka minimal 70% sebagaimana dari hasil penelitian bahwa dimensi kehadiran dalam proses pembuatan keputusan dalam proses musyawarah mencapai 70,7 %. Dan dimensi Kesediaan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam proses pelaksanaan mencapai 68,8 %, dan kesediaan masyarakat dalam menikmati hasil mencapai 71,3 %. Dan dimensi peran aktif masyarakat dalam proses evaluasi mencapai 69,4 %.

Tingginya tingkat partisipasi Masyarakat Kecamatan Jombang mencapai 69,2 persen sebagaimana masyarakat merupakan sumber informasi

yang terpercaya. Kondisi, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat dapat diketahui dengan pasti, termasuk nilai yang hidup di tengah-tengahnya. Keefektifan dan efisiensi dari program pembangunan akan mudah dicapai. Dengan partisipasi masyarakat, pemerintah dalam membangun pendidikan akan lebih teliti dibidang. dalam meningkatkan suasana pembangunan pendidikan sebagaimana salah satu program unggulan Kota Cilegon tahun 2015. Pembangunan diawali dari pembangunan potensi manusia dengan pendidikan, pemantapan moral dan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. partisipasi dari masyarakat yang cukup besar karena dituntut untuk mengimbangi persaingan dengan daerah lainnya. Pengembangan dan menciptakan insan mandiri harus melalui pembangunan melalui pendidikan. Dalam pembangunan hendaknya mengusung konsep pembangunan berbasis masyarakat yang berpartisipatif hendaknya pembangunan pendidikan memiliki rasa kebersamaan berbagai unsur mulai dari masyarakat, tokoh masyarakat lembaga pendidikan dan pemerintah.

Menyikapi hasil penelitian yang menunjukan angka 69,2 persen ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi dari 4 unsur yang dijadikan indikator memiliki pengaruh dan dampak dari kondisi dan karakteistika kota Cilegon itu sendiri, kita lihat Kecamatan Jombang merupakan salah satu kecamatan yang strategis di Kota Cilegon yang memiliki wilayah yang dijadikan sebagian pusat pemerintah Kota Cilegon maka tidak heran partisipasi masyarakat disini begitu besar, disamping sebagai pusat pemerintah Kota Cilegon juga sebagai basis perdagangan dan jasa, hal ini memiliki kontribusi

yang besar terhadap tingkat pendapatan warga, jika melihat data BPS tahun 2010 maka Tingkat pendapatan Kecamatan Jombang lebih besar dari pendapatan rata-rata warga kecamatan lain. Dengan sebaran sekolah yang banyak di Kecamatan Jombang warga memiliki akses yang lebih mudah daripada wilayah lainnya.

Tingkat partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusianya sebagaimana jumlah penduduk pada usia produktif cukup besar sebagaimana usia penduduk kecamatan Jombang mencapai 48,2% ini akan menentukan keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan memiliki peluang yang cukup besar karena usia produktif merupakan usia yang memadai untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran yang baik, selain itu dari faktor sumberdaya manusianya yaitu dari segi pendidikan mayoritas penduduk berpendidikan SLTP dan SLTA mencapai 43,3%.

Kemudian yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam memberikan konstribusi tergerak adalah tingkat kesejahteraan masyarakat seperi menyumbangkan uang, bahan-bahan material untuk pembangunan sebagaimana yang dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Jombang paling tinggi berjumlah 10.345 kepala keluarga dengan jumlah semua kepala keluarga 34.324 atau dapat dikatakan mencapai 30,2% kepala keluarga yang sudah sejahtera. Membangun gerakan kesadaran individu untuk berpartisipasi dalam pembangunan patut didorong agar menjadi "gerakan kesadaran kolektif" dari berbagai elemen masyarakat. Gerakan yang

nantinya mampu mendorong terjadinya proses partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan terkait sumber daya publik.

Gerakan ini yang diharapkan akan menjadi noise (suara) untuk mendorong terciptanya good governance. Upaya mensejahterakan masyarakat perlu kiranya mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri, yang akhirnya dibicarakan pula seberapa besar ruang untuk masyarakat terlibat dalam forum musyawarah pendidikan dalam hal perencanaan dalam kegiatan memberikan usulan terhadap kebutuhan akan pendidikan mereka. Jika melihat mekanisme yang dibangun oleh UU 25 Tahun 2004 sudah semestinya menjadi keharusan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran. Mekanisme perencanaan yang bersifat bottom-up ini merupakan upaya menangkap kebutuhan masyarakat. Pertama, masyarakat yang tahu akan kebutuhannya, maka masyarakat mempunyai hak untuk menentukan kebutuhan pembangunan diwilayahnya. Kedua, partisipasi akan menjamin suara-suara yang selama ini termarjinalkan dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya dll. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan terhadap proses pembangunan dapat menjamin tidak terjadinya berbagai penyimpangan, penurunan kualitas dan kuantitas pembangunan. Dalam tahap pelaksanaan program pembangunan, masyarakat bisa dilibatkan sebagai pemantau pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang didanai oleh APBD.

Kegiatan ini bisa dilakukan jika ada informasi yang sampai pada masyarakat tentang proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan di wilayah mereka. Ketersediaan informasi ini menjadi prasyarat utama terjadinya pengawasan pelaksanaan pembangunan oleh masyarakat. Pengawasan oleh masyarakat diharapkan bisa mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan proyek yang dananya berasal dari rakyat. Dengan demikian, dana yang ada diharapkan dapat digunakan untuk upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Pendidikan sebagai dasar pembangunan perlu keterlibatan bersama dalam pembangunanya hal ini sesui dengan pernyataan Walikota Cilegon Tb Imam Ariyadi pada acara peringatan hari jadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Langon dan peresmian ruang kelas baru (RKB), Senin (20/6/2011): 50

" Dengan pendidikan berkualitas yang dimiliki generasi kita, maka mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan kompetitif. Oleh karena itu, peran pendidikan semakin dituntut keberadaannya sebagai pemberi arah juga sebagai benteng yang kokoh dalam menangkal dan menaggulangi dampak negativ dari kemajuan zaman yang begitu pesat. Namun penyelenggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab dewan guru dan pemerintah semata, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama,"

Oleh karena itu, peran pendidikan semakin dituntut keberadaanya sebagai pemberi arah juga sebagai benteng yang kokoh dalam menangkal dan menaggulangi dampak negatif dari kemajuan zaman yang begitu pesat. Namun penyelenggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab

50

dewan guru dan pemerintah semata, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional diantaranya dengan pengembangan kurikulum, peningkatan mutu guru, perbaikan sarana pendidikan, pengadaan buku dan alat peraga serta peningkatan mutu manajemen pendidikan sekolah.

Pembangunan pendidikan yang baik menurut Muhlisi, MM.Pd (Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon), dari hasil wawancara peneliti dengan beliau, beliau menegaskan bahwa: 51

“ Dalam mencapai pendidikan yang sesuai dengan visi pendidikan kota

Cilegon, Yaitu Terwujudnya Insan Cerdas, Mandiri, Agamis, Melalui Tata Kelola Organisasi Lembaga Pendidikan Yang Berkualitas, Merata Dan Berdaya Saing, perlu Mengumpulkan data nilai luhur dari seluruh anggota organisasi untuk diprioritaskan menjadi nilai luhur organisasi. Dari nilai luhur organisasi menjadi dasar untuk menentukan visi pribadi dan visi bidang yang akhirnya menjadi visi organisasi yang merupakan gambaran tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh Dinas Pendidikan Kota Cilegon. Dalam kesempAtan ke depan kita harus bersinergi antara masyarakat, pengelola pendidikan dan pemerintah dalam mengkoordinasikan kebijkan terkait pembangunan pendidikan yang berlandaskan atas kepentingan dan kebutuhan masyarakat disejalankan dengan visi dan misi pendidikan Kota Cilegon sehingga tercapainya kondisi pembangunan pendidikan yang ideal dan merata serta berkualitas Sedangkan untuk prestasi pendidikan untuk Kecamatan Jombang alhamdulilah pada lomba Guru Teladan Tingkat Provinsi Banten tahun 2010 mendapat Juara 2, sedangkan untuk siswa Kecamatan Jombang mendapatkan juara 1 Karya Seni Daur Ulang

Sampah .”

51

Kemudian faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah kelembagaan organisasi pendidikan masyarakat sebagaimana jumlah institusi dan bangunan pendidikan di kecamatan Jombang kondisi dan keadaan bangunan fisik sekolah pada tahun 2010 tercatat jumlah TK/RA 128 sekolah, SMK 14 sekolah, SD/MI 184 sekolah, SMP/MTs 73 sekolah, SMA/MA 39 sekolah, PT berjumlah 10 unit, dan lembaga pendidikan lainnya berjumlah 4 unit total sekolah 452 unit. Sedangkan jumlah Sekolah di Kecamatan Jombang pada tahun 2010 tercatat TK/RA 16 sekolah dengan jumlah 917 siswa, SD/MI 30 sekolah dengan jumlah 8656 siswa, SMP/MTs 6 sekolah dengan jumlah 1842 siswa, SMA/MA 4 sekolah dengan 1167 siswa, SMK 4 sekolah dengan jumlah 1975 siswa, PT berjumlah 2 unit dengan jumlah 91 mahasiswa.52 Dari hal ini dapat diartikan bahwa organisasi dan lembaga pendidikan sudah terlembaga dan dalam kategori baik untuk ukuran sebuah kecmatan yang berada di kawasan perkotaan industri di Kota Cilegon, dan diharapkan organisasi ini akan mewadahi aspirasi dan kebutuhan pendidikan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Artinya membuka akses partisipasi ternyata tidak serta merta meningkatkan kuantitas dan kualitas partisipasi itu sendiri. Dalam memberikan penekanan tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan agar ada informasi/masukan dan kontrol kepada eksekutif dan legislatif mengenai pembangunan yang sedang pemerintah daerah laksanakan. Membangun gerakan kesadaran individu untuk

52

Dinas Pendidikan Kota Cilegon. 2010. Data Pokok Pendidikan Kota Cilegon 2010. Cilegon: Tidak dipublikasikan.

berpartisipasi dalam pembangunan patut didorong agar menjadi "gerakan kesadaran kolektif dan sadar pendidikan" dari berbagai elemen masyarakat. Gerakan yang nantinya mampu mendorong terjadinya proses partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan terkait sumber daya publik. Gerakan ini yang diharapkan akan menjadi noise (suara) untuk mendorong terciptanya

good governance. Upaya mensejahterakan masyarakat perlu kiranya mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri, yang akhirnya dibicarakan pula seberapa besar ruang untuk masyarakat terlibat dalam forum perencanaan memberikan usulan terhadap kebutuhan mereka kepada pemerintah. Mekanisme yang dibangun oleh UU 25 Tahun 2004 sudah semestinya menjadi keharusan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan.

Jika kondisi ini tercipta maka proses dan pelaksanaan pembangunan pendidikan akan berjalan lancar dengan keterlibatan masyarakat Kecamatan Jombang pada khusus dan pada umumnya akan berdampak juga pada perkembangan pandidikan Kota Cilegon yang merupakan kota yang memiliki Visi terdepan dalam kualitas sumber daya manusia, perdagangan dan industri di Pulau Jawa.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yakni tentang tingkat partisipasi yang berjudul ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010. Maka peneliti manarik kesimpulan yaitu hipotesis Ha (-18,64 < 0,098) maka Ha ditolak dan Ho derima, maka Ha tidak diterima bila < 70% ini berarti bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang sudah berjalan baik walaupun hipotesis tidak mencapai mencapai 70% atau hasil penelitian mencapai 69,8 % dari angka minimal yakni 70%. Yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian bahwa Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan Pendidikan Kecamatan Jombang memiliki 4 unsur penting meliputi:

1. Keterlibatan pembuatan keputusan mencapai 70,7 persen, partisipasi masyarakat pada tahap ini sangat penting, terutama keputusan yang menyangkut nasib mereka secara keseluruhan. Pada tahap ini sangat ideal keikutsertaan masyarakat untuk ikut serta membuat keputusan yang menyangkut nasib mereka. Semakin besar kemampuan untuk menentukan nasib sendirii maka semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan mencapai 68,8 persen, dalam tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembuatan keputusan, partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, uang, barang material, ataupun informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan.

3. Partisipasi masyarakat dalam menikmati hasil mencapai 71,3 persen, pada tahap ini setiap anggiota masyarakat berhak untuk berpartisipasi dalam menikmati setiap usaha bersama yang ada secara adil.

4. Indikator keempat partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi mencapai 69,4 persen, pada tahap ini masyarakat dilibatkan secara aktif dalam menilai dan dijadikan sebagai hakim yang adil dan jujur dalam menilai hasil yang ada.

Keterangan data hasil penelitian menunjukan tingkat partisipasi masyarakat dari 4 aspek indikator menunjukan hasil yang baik walaupun tidak mencapai hipotesis yang ditentukan, trend yang postif menjadikan kondisi ini patut dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi untuk keberhasilan pembangunan pendidikan yang berkualitas di Kecamatan Jombang pada khususnya dan umumnya di Kota Cilegon.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon,” maka peneliti memberikan saran yaitu :

1. Disarankan perlu adanya kesadaran masyarakat untuk mengetahui jadwal pelaksanaan secara berkala pada setiap kegiatan musyawarah maupun dalam proses pelaksanaan pembnagunan pendidikan baik berupa sumbangan berupa tenaga, pikiran dan uang, untuk menjalankan arah pembangunan yang terorganisir sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti Komite Sekolah, Forum Peduli Pendidikan Masyarakat, Lembaga Swadaya Pemerhati Pendidikan yang di usulkan memiliki kontribusi yang penting dalam melaksanakan dan mengawasi jalannya pembangunan pendidikan yang telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2. Hendaknya diadakan sosialisasi mengenai pentingnya peningkatan pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia sebagai modal awal dalam menghadapi arus globalisais dan perdagangan bebas, dengan sosialisasi yang turun langsung ke masyarakat diharapakan dapat menambah kesadaran orang tua dan masyarakat untuk berperan aktif dalam menentukan arah kebijakan pendidikan dan mengawasi putra-putrinya dalam menempuh pendidikan agar lebih berkualitas dan merata.

3. Perlunya sinkronasi antara masyarakat dan pemerintah Kota Cilegon dan Kecamatan Jombang sehingga adanya kerjasama yang baik dalam

menentukan arah pembangunan yang benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat, baik dalam proses penentuan keputusan, perencanaannya sampai dengan proses evaluasinya benar-benar semua pihak dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik. Sehingga keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan benar-benar dapat melibatkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

4. Perlunya bersinergi antara masyarakat, pengelola pendidikan dan pemerintah dalam mengkoordinasikan kebijkan terkait pembangunan pendidikan yang berlandaskan atas kepentingan dan kebutuhan masyarakat disejalankan dengan visi dan misi pendidikan Kota Cilegon sehingga tercapainya kondisi pembangunan pendidikan yang ideal dan merata serta berkualitas.

Dokumen terkait