BAB IV ANALISA DATA PENELITIAN
A. Responden I (P.S)
4. Interpretasi Intra Subjek
Tabel 5.
Kepuasan Perkawinan P.S
Aspek Kesimpulan Konfirmasi Teoritis
Sebelum Perkawinan
Alasan menikah untuk mendukung pekerjaan.
Awal Perkawinan P.S naik jabatan dan langsung
memiliki anak. Awal perkawinan pasangan memiliki kesibukan masing-masing
Hubungan komunikasi bersifat intens setiap harinya.
Permasalahan-permasalahan kecil terkadang timbul, namun tidak mengakibatkan
permasalahan besar.
P.S terbuka terhadap pasangan. Namun pasangan sering tidak menceritakan mengenai
permasalahan keluarga besarnya. Masa Bekerja
Kepuasan perkawinan Komunikasi
P.S memilih untuk tidak menceritakan dari pada harus
Komunikasi cukup baik meski pasangan tidak terlalu terbuka dalam hal anak dan masalah keluarga pasangan. Namun rasa percaya, empati dan saling mendengarkan serta mendukung menyebabkan adanya kepuasan
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
berbohong kepada pasangan. Pasangan sering tidak mengatakan yang sebenarnya mengenai
perkembangan anak-anak. Selain mengenai anak-anak dan keluarga besar, P.S mempercayai pasangan.
P.S mengetahui ketika pasangan sedang bermasalah dan berusaha membantu.
Pasangan dan P.S saling
mendengarkan setiap komunikasi
1999)
Aktivitas waktu luang
Sebagian aktivitas dilakukan personal dan kebanyakan waktu luang atas keputusan bersama.
Menurut Skolnick (dalam Lefrancois, 1984) salah satu hal yang mempengaruhi kepuasan perkawinan ialah saling menikmati waktu bersama
Orientasi Agama
Pasangan peduli terhadap hal-hal keagamaan dan pendidikan agama kepada anak-anak.
Menurut Skolnick (dalam Lefrancois, 1984)
umumnya setelah menikah Orangtua akan
mengajarkan dasar-dasar dan nilai-nilai agama yang dianut kepada anaknya dan membiasakan diri
beribadah dan melaksanakan ajaran
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
agama. Resolusi terhadap
Konflik
Pasangan tidak terbuka terhadap beberapa konflik sehingga sulit mencari solusi terbaik.
Kurang puas terhadap perkawinan saat menghadapi konflik. Menurut Skolnick (dalam Lefrancois, 1984) diperlukan adanya keterbukaan pasangan untuk memecahkan masalah untuk mendapatkan solusi terbaik. Pengaturan Keuangan
Pemasukan sesuai dengan pengeluaran keluarga. Pasangan mampu mengelola keuangan dengan baik.
Olson & Fowers (dalam Fournier, 1983) kepuasan perkawinan dipengaruhi bagaimana menilai sikap dan cara pasangan mengatur keuangan. Orientasi
Seksual
Hubungan seksual bersifat intens dan menyenangkan.
Menurut Olson & Fowers (dalam Fournier, 1983), pasangan mencapai kepuasan perkawinan ketika pasangan dapat mencapai kepuasan seksual.
Keluarga dan Teman
Intensitas bertemu dengan keluarga besar sangat sedikit karena kesibukan P.S. permasalahan keluarga besar pasangan terkadang berakibat pada
Perkawinan akan
cenderung lebih sulit jika salah satu pasangan mudah dipengaruhi oleh
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
hubungan P.S dengan pasangan. P.S menghabiskan waktu bersama teman dengan berolah raga dan pada acara-acara tertentu seperti undangan pernikahan
keluarganya (Hurlock, 1999)
Kepribadian P.S ialah orang yang keras dan
disiplin sedangkan pasangan orang yang lambat dan suka telat sehingga sering membuat pertengkaran.
Pada dasarnya sebuah perkawinan terdiri dari dua orang yang mempunyai kepribadian, sifat dan karakter yang berbeda (Rini, 2001).
Peran Selain mencari nafkah untuk
keluarga, P.S juga mendidik dan membesarkan anak-anak. Pasangan juga bekerja sama dengan P.S dalam mendidik anak-anak serta mengurus kebutuhan rumah tangga.
Menurut Sadli (Anggraini, 1995) perkawinan
merupakan perpaduan dan interaksi antara dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai peranan sendiri-sendiri sebagai suami istri.
Anak Kurang puas hubungan dengan anak
disebabkan intensitas pertemuan yang jarang (satu kali dalam seminggu). P.S lebih memberikan aturan-aturan disiplin kepada anak sedangkan pasangan lebih memberikan kebebasan terhadap anak yang terkadang menyebabkan perselisihan
Menurut Hoyer (1999) perbedaan pengasuhan dalam membesarkan anak berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan.
Tipe Perkawinan semasa bekerja
Pasangan jarang bertengkar, perkawinan berlangsung aman dan
Passive-Congenials
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
tertib, berbagi minat bersama dan mengasuh anak bersama.
(dalam Lafrancois, 1984)
Beban pekerjaan yang tidak ada lagi, membuat P.S lebih tenang dan lepas dalam berkomunikasi dengan pasangan.
P.S menjadi lebih terbuka terhadap pasangan dan pasangan juga menjadi lebih terbuka mengenai permasalahan keluarga.
P.S menjadi lebih jujur dalam berkomunikasi dan sama halnya dengan pasangan.
P.S menjadi lebih mempercayai pasangan karena pasangan lebih terbuka dan jujur mengenai permasalahannya.
Meskipun P.S mengetahui pasangan sedang mengalami masalah, namun apabila pasangan tidak ingin
menceritakan, P.S percaya pasangan dapat memecahkan permasalahannya sendiri.
Komunikasi yang baik, membuat P.S dan pasangan menjadi saling
mendengarkan. Setelah Pensiun
Kepuasan Perkawinan Komunikasi
Komunikasi yang baik dilihat dari saling terbuka pasangan, rasa percaya, empati dan saling mendengarkan serta mendukung menyebabkan adanya kepuasan perkawinan. (Laswell, 1999) Aktivitas waktu luang
Aktivitas mengurus ladang menjadi sangat menyenangkan bagi P.S dan
Menurut Skolnick (dalam Lefrancois, 1984) salah
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
merawat tanaman di taman rumah. P.S masih bermain tenis dan voli bersama teman-teman
satu hal yang mempengaruhi kepuasan perkawinan ialah Individu dan pasangan saling menikmati waktu bersama Orientasi
Agama
P.S semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang menjadi lebih baik. Aktivitas agama bersama anak-anak
Menurut (Hoyer, 1999) setelah pensiun individu menjadikan diri mereka lebih baik.
Resolusi terhadap Konflik
Menghadapi permasalahan keluarga, P.S menyerahkan kepada pasangan dan pasangan mengatur pembagian keuangan keluarga.
Menurut Skolnick (dalam Lefrancois, 1984)
Bagaimana
mempercayakan pasangan dalam mengatasi
permasalahan dan Olson & Fowers (dalam Fournier, 1983) kepuasan
perkawinan dipengaruhi bagaimana menilai sikap dan cara pasangan mengatur keuangan. Pengaturan
Keuangan
Pemasukan bulanan dari tunjangan pensiunan perusahaan dan
keuntungan dari ladang.
Pengaturan keuangan diatur oleh pasangan.
Menurut Geishaw (2000) sebagian dari pensiunan masih dapat bekerja dengan baik.
Orientasi Seksual
Intensitas berkurang karena P.S sering berada di ladang dan pasangan di Medan namun hubungan masih
Menurut Skolnick (dalam
Lefrancois, 1984) Kepuasan seksual dapat
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
menyenangkan. terus meningkat seiring
berjalannya waktu. sehingga dapat tercipta kepuasaan bagi pasangan suami istri.
Keluarga dan Teman
Intensitas dengan keluarga besar masih dengan waktu yang terbatas karena P.S sering berada di ladang dan hubungan dengan teman-teman masih dibina dengan bermain tenis bersama ataupun pengajian.
Menurut Olson & Fowers (dalam Fournier, 1983) hubungan yang baik dengan keluarga besar dapat mempengaruhi kepuasan perkawinan.
Kepribadian Pasangan sudah mulai dapat
menyeimbangi disiplin P.S dan P.S sudah mulai dapat memaklumi pasangan yang sering terlambat.
Menurut Skolnick (dalam
Lefrancois, 1984) Pernikahan kedua pasangan akan semakin
meningkat seiring dengan berjalannya waktu
Peran P.S saat ini bertanggung jawab
menafkahi pasangan namun anak-anak sudah dapat mandiri secara financial
Menurut (Hoyer dkk, 1999). Pada saatnya anak tumbuh besar dan menjadi mandiri secara keuangan dari orang tua
Anak Hubungan dengan anak-anak
semakin tenang dan santai dalam komunikasi meskipun terpisah jarak dimana anak-anak sudah bekerja di Jakarta dan anak sulung sudah menikah.
Berdasarkan Duvall (dalam Clyton, 1975) pasangan berada pada Tahap 7 dalam siklus kehidupan yaitu Keluarga dimana semua anak sudah meninggalkan
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
Setelah pensiun, P.S berharap agar putri bungsunya yang sudah cukup umur agar segera menikah.
rumah sampai masa pensiun
Tipe Perkawinan setelah pensiun
Pasangan jarang bertengkar, perkawinan berlangsung aman dan tertib, berbagi minat bersama dan mengasuh anak bersama.
Passive-Congenials
menurut, Cuber dan Harrof (dalam Lafrancois, 1984)
Fase kehidupan pensiun
Individu mulai mengembangkan
suatu asset criteria pemilihan aktivitas, dimana merasa dapat hidup tentram dengan pilihannya.
Stability Phase
berdasarkan Achley (1983)
Masa penyesuaian terhadap pensiun
Pensiun tidak membawa dampa personal penting, individu mampu
kembali untuk bekerja dan
mencurahkan lebih banyak waktu dan ketrampilan, hobi dan minat khusus.
Contimation berdasarkan
Hoyer (1999)
Gaya hidup setelah pensiun
Individu mengalokasikan waktunya secara seimbang antara keluarga, pekerjaan dan hiburan.
Balanced Investment
berdasarkan Kelly (dalam Papalia, 1998)
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
B. Responden II. (E.D)