BAB V Rencana Kegiatan
5.1 Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala
Pemantapan kawasan hutan secara yuridis dan de facto sangat diperlukan dalam pengelolaan kawasan hutan. Sebagian kawasan hutan di KPHP Model Unit VII-Hulu telah dilakukan tata batas, namun perlu rekonstruksi maupun pemeliharaan batas kawasan.
Kegiatan inventarisasi secara berkala diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Inventarisasi potensi kayu
b. Inventarisasi potensi hasil hutan non kayu c. Inventarisasi satwa
d. Inventarisasi potensi jasa lingkungan
e. Inventarisasi kondisi sosial ekonomi masyarakat
Dalam periode lima tahunan dan atau kurun waktu tertentu sesuai kebutuhan dilakukan inventarisasi hutan di wilayah yang belum dibebani ijin. Untuk wilayah yang telah dibebani ijin, pengelola akan mencari data sekunder dari inventarisasi hutan yang dilakukan oleh pemegang ijin. Inventarisasi terdiri dari aspek biogeofisik dan sosekbud. Inventarisasi dilakukan pada tahun ke 4 dan tahun ke delapan. Data dari hasil inventarisasi tersebut menjadi dasar bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka panjang periode berikutnya.
Inventarisasi biogeofisik meliputi:
1. Inventarisasi tumbuhan dengan tujuan: a) menaksir potensi hasil hutan kayu (jenis, diameter dan jumlah pohon), menaksir potensi hasil hutan non kayu (rotan, bambu, getah, dsb), mencatat keberadaan dan kelimpahan jenis tumbuhan dilindungi,
2. Inventarisasi satwa dengan tujuan: menaksir populasi satwa, khususnya satwa yang dilindungi
Berdasarkan inventarisasi tumbuhan dan satwa, selanjutnya KPH akan memetakan wilayah-wilayah yang memiliki nilai konservasi yang tinggi karena kaya akan keragaman hayati dan menjadi habitat bagi jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
Selain melakukan inventarisasi pada kawasan, KPHP Unit VII-Hulu juga mengkompilasi data tanah (erosi), hidrologi (debit air, kualitas air) dan iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban udara relative) yang dipantau secara rutin.
Inventarisasi sosekbud bertujuan untuk mencari data tentang: kependudukan, pendidikan, kesehatan, perekonomian, penggunaan lahan, pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat, adat istiadat, sarana kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi.
Metoda inventarisasi dan pengolahan data hasil inventarisasi mengikuti Petunjuk Teknis Inventarisasi Hutan pada wilayah KPHL dan KPHP (2010) dan Petunjuk Teknis Sosial Budaya di Dalam/Sekitar Hutan/Kesaatuan Pengelolaan Hutan (2011) yang diterbitkan oleh Direktorat Inventarisasi Pemantauan Sumberdaya Hutan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan.
Tabel 5.1. Tata waktu rencana kegiatan inventarisasi berkala dan penataan hutan
Tahun ke
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Inventarisasi potensi kayu 2. Inventarisasi Potensi Hasil Hutan Non Kayu
3. Inventarisasi satwa 4. Inventarisasi potensi jasa lingkungan
5. Inventarisasi kondisi sosekbud.
6. Pemancangan batas luar 7. Pemancangan batas blok 8. Patroli batas kawasan
Kegiatan penataan hutan secara berkala difokuskan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Penataan blok
b. Penataan petak
Dari kelompok Hutan Produksi dan Hutan Lindung, perlu dilakukan tata batas yaitu HP Batang Asai, HP Sungai Kutur dan Hutan Lindung Hulu Landai Bukit Pale. Kegiatan tersebut yaitu :
1. Penataan batas kawasan hutan
2. Rekonstruksi dan pemeliharaan batas kawasan hutan
3. Pembuatan blok dan petak
4. Pemeliharaan blok dan petak
5. Inventarisasi Hutan
Kegiatan penataan hutan secara berkala difokuskan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Penataan blok berkala b. Penataan petak berkala
Pada Kawasan KPHP Model Unit VII – Hulu Kabupaten Sarolangun dalam tata hutan terdapat 2 blok yaitu :
1. Blok Fungsi Lindung seluas 54.793 ha, terdiri dari : a. Blok Inti.
b. Blok Pemanfaatan terbatas.
2. Blok Fungsi Produksi seluas 66.309 ha, terdiri dari :
a. Blok Khusus untuk pemanfaatan pencadangan hutan adat seluas 1.368 ha yang terdiri dari :
- Hutan adat Lubuk Bedorong seluas 441 ha. - Hutan adat desa Meribung seluas 461 ha. - Hutan desa Napal Melintang seluas 201 ha. - Hutan adat desa Mersip seluas 158 ha. - Hutan adat desa Berkun seluas 98 ha. - Hutan Adat Temenggung
- Hutan Adat Muara Pemuat - Hutan Adat Raden Anom
Keberadaan hutan adat tersebut tersebar di kawasan hutan seluas 20 % dan di areal penggunaan lain (sekitar kawasan hutan) seluas 78 %.
Tabel 5.2. Hutan Adat yang ada di wilayah KPHP Unit VII - Hulu
No. Nama Hutan Adat Lokasi / Site Desa Luas (Ha)
1. HA - Rio Peniti Dsn. Lb. Bedorong Lubuk Bedorong
313
2. HA – Pengulu Lareh Dsn. Temalang Temalang 128
3. HA – Pengulu Batuah Dsn. Meribung Meribung 295
4. HA – Datuk Monti Dsn. Tinggi Meribung 48
5. HA – Pengulu Sati Dsn. Sei Beduri Meribung 100
7. HA – Imbo Pseko Dsn. Npl Melintang Napal Melintang
140
8. HA – Imbo Lembago Dsn. Npl Melintang Napal Melintang
70
9. HA – Datuk Rajo Intan Dsn. Mersip Ulu Mersip 80
10. HA – Datuk Menteri Sati Dsn Mersip Ulu Pangi
Mersip 78
11. HA – Bukit Rayo - Berkun 98
12. HA - Temenggung Dsn. Mengkadai Temenggung 131,75
13. HA – Muara Pemuat - Muara Pemuat 69,41
14. HA – Raden Anom - Muara Pemuat 59,75
15. HA – Panca Karya - Panca Karya
b. Blok pemanfaatan pencadangan hutan desa. c. Blok Pemanfaatan Hutan Tanaman.
d. Blok Perlindungan.
e. Blok wilayah tertentu /wilayah belumada ijin yang akan diproyeksikan sebagai wilayah kelola bisnis KPHP.
Berdasarkan pertimbangan berbagai kondisi yang ada maka tata hutan KPHP Model Unit VII - Hulu dilakukan dengan membagi kawasan dalam blok-blok seperti tersebut diatas. Sebaran luasan untuk masing-masing pemanfaatan kawasan hutan disajikan pada Tabel 6.3.
Tabel 5.3. Luas Tata Hutan berdasarkan Fungsi Pemanfaatan Kawasan
No. Blok Tata Hutan Luas (ha)
1. HL Bukit Tinjau Limun
Blok Perlindungan Inti 38.582
Blok Perlindungan Berbasis Masyarakat 7.474 2. HL Bukit Hulu Landai Bukit Pale
Blok Perlindungan 6.226
Blok Perlindungan Berbasis Masyarakat 2.524 2 Hutan Produksi Terbatas
HPT. Bukit Lubuk Pekak
Blok Perlindungan 8.595
Blok Pemanfaatan Terbatas 13.249
Blok Pemberdayaan Masyarakat 953
3 Hutan Produksi 1. HP Batang Asai
Blok Pemanfaatan 11.506
Blok Pemanfaatan Terbatas 9.755
Blok Pemberdayaan Masyarakat 4.721
2. HP Sungai Kutur
Blok Pemanfaatan 12.253
Blok Pemanfaatan Terbatas 1.502
Blok Pemberdayaan Masyarakat 3.763
Luas Total 121.102
Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala untuk mengetahui perkembangan potensi hutan yang berupa flora, fauna, sumber mata air, pertambangan, geothermal, inventarisasi potensi bencana, rawan kebakaran dan kondisi sosial di wilayah kelola KPHP Model Unit VII-Hulu. Selain itu hasil inventarisasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penataan hutan yang lebih baik dan lebih mantap. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pemegang ijin, pemanfaatan dan penggunaan hutan di wilayah kelola KPHP Unit VII – Hulu, lembaga-lembaga penelitian atau dengan pihak lain
yang memungkinkan. Kegiatan inventarisasi secara berkala dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali, sesuai permenhut P.6/Menhut-II/2010.