• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Investasi dalam Pembangunan Daerah

Investasi merupakan istilah yang berkaitan dengan keuangan dan ekonomi. Investasi diartikan sebagai akumulasi bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan manfaat di masa depan. Dengan demikian, maka secara ekonomi investasi berarti pembelian kapital atau modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi untuk keperluan yang akan datang.

Investasi dalam perekonomian mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam menggerakan perekonomian. Investasi akan menimbulkan

multiplier effect bagi perekonomian. Peningkatan investasi tidak hanya akan meningkatkan permintaan agregat tetapi juga akan meningkatkan penawaran agregat melalui meningkatnya stok kapital dan kapasitas produksi. Adanya peningkatan dari sisi stok kapital dan kapasitas produksi dapat mendorong kegiatan produksi dan pada gilirannya akan menyerap tenaga kerja.

Menurut Boediono (1992) investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. Sedangkan Todaro dan Smith (2006) mengatakan bahwa investasi merupakan bagian dari pendapatan nasional atau pengeluaran nasional yang dimaksudkan untuk produksi atau barang pada periode waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa investasi merupakan faktor yang penting dalam perekonomian suatu daerah. Artinya pemerintah daerah perlu berusaha untuk menarik investasi baik dari luar daerah maupun luar negeri. Namun menurut Hasan dan Purwanto ( 2005) Indonesia termasuk negara di Asia yang iklim investasinya tidak sehat dan tidak kompetitif. Penyebabnya adalah

kualitas sumberdaya manusianya yang rendah, daya saing perekonomiannya rendah, dan tingkat pengangguran yang tinggi.

Secara konsep dampak yang ditimbulkan dalam peningkatan investasi adalah meningkatnya pemanfaatan sumberdaya secara optimal dalam kegiatan produksi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kegiatan perdagangan antar daerah, dan terciptanya nilai tambah yang lebih besar. Selain itu, investasi juga mendorong percepatan perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Percepatan ini akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi mobilitas sumberdaya, bahan mentah, barang modal dan tenaga kerja secara lebih murah dan lebih mudah. Percepatan ini juga bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah.

Bagi tenaga kerja, dorongan investasi dapat mengurangi pengangguran dan memperbaiki upah yang mereka terima, kenaikan upah diharapkan tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tetapi juga meningkatkan kemampuan menabung dan atau berinvestasi. Bagi pemerintah investasi akan meningkatkan aktivitas perdagangan,industri, upah, dan daya beli masyarakat.

Upaya peningkatan investasi memerlukan berbagai dukungan berupa pencipataan iklim usaha yang kondusif, kapasitas infrastruktur yang memadai, intemediasi lembaga keuangan, tata pemerintahan yang baik serta keamanan dan ketertiban. Selain itu daya tarik invetasi juga ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh daerah. Hal ini sejalan dengan pendapat Gottheil (1996), Sodik dan Nuryadin (2008) mengatakan bahwa investasi swasta sangat dipengaruhai oleh PDRB, kondisi infrastruktur, keterbukaan ekonomi, tingkat perkembangan teknologi, tingkat suku bunga, ekspektasi pertumbuhan ekonomi di

masa yang akan datang, dan tingkat kapasitas produksi. Sebagai contoh adalah faktor teknologi. Perkembangan teknologi akan meningkatkan efisiensi produksi. Hal ini akan mempengaruhai investor untuk melakukan usaha di daerah tersebut. Demikian juga pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada suatu daerah akan menarik investor untuk berusaha di daerah tersebut. Tingkat suku bunga dengan investasi berkorelasi negatif artinya semakin tinggi interest rate akan semakin rendah investasi. Sedangkan kapasitas produksi akan menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya jika kapasitas produksi yang ada tidak memenuhi permintaan pasar sementara permintaan cenderung terus meningkat.

Pada era otonomi daerah peran peningkatan investasi sebagian besar dimiliki oleh pemerintah daerah sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Pada Undang-Undang No. 32 tersebut diamanatkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Provinsi juga meliputi pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota. Pemerintah daerah perlu menindaklanjuti hal ini secara proporsional mengingat fungsi dan peran investasi sangat penting.

Fungsi investasi yang lain dalam pembangunan daerah adalah dalam mendanai kebutuhan infrastruktur. Alasannya adalah bahwa pembangunan infrastruktur merupakan syarat pembangunan daerah. Dengan infrastruktur tersebut aktivitas masyarakat dalam perekonomian akan lebih dinamis. Pada giliarannya hal ini akan meningkatkan produktivitas ekonomi daerah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan syarat utama untuk menggerakan perekonomian suatu wilayah. Namun untuk

pembangunan infrastruktur diperlukan investasi yang besar sehingga pemerintah sering terlambat dalam penyediaan infrastruktur. Kondisi seperti ini pernah terjadi juga di Amerika. Untuk mengatasi hal ini Gramblich (1994) menyarankan pemerintah federa menyusun kebijakan yang intinya mengikutsertakan pemerintah negara bagian dan lokal untuk menggunakan sumberdaya dan kewenangannya guna penyediaan infrastruktur yang memadai.

Sejalan dengan hal ini, maka alokasi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk pembangunan infrastruktur seharusnya menduduki posisi paling besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Secara ekonomi makro, ketersediaan pelayanan infrastruktur mempengaruhi marginal productivity of private capital, sedangkan dalam konteks ekonomi mikro, ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi. Pembangunan infrstruktur yang dapat dilakukan di daerah diantaranya adalah infrastruktur perhubungan, telekomunikasi, pendidikan, dan kesehatan (Purwanto, 2009).

Selain itu, infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makroekonomi, yaitu keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit dan berpengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja. Namun hasil penelitian Costa-i-Font dan Rodriguez-Oreggia (2005) di Meksiko menunjukkan bahwa investasi sosial memberikan dampak lebih besar terhadap pengurangan ketimpangan pendapatan antar kawasan

daripada investasi infrastruktur. Artinya investasi sosial memberikan dampak yang lebih berkualitas daripada investasi infrastruktur.

Dengan argumen bahwa pembangunan infrastruktur di dalam perekonomian sangat penting maka para penyusun kebijakan pembangunan selalu memikirkan efisiensi dan optimalisasi alokasi anggaran untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur ini. Akan tetapi permasalahan mendasar dalam pembangunan infrastruktur adalah keterbatasan pemerintah dalam penyediaan dana pembangunan (Purwanto, 2009). Untuk itulah diperlukan strategi dalam menentukan alokasi belanja yang terbatas dalam pembangunan infrasturktur.

2.5. Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah

Dokumen terkait