• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISMUNANDAR AZIS Direktur Kredit

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2015 (Halaman 94-104)

Tinjauan Bisnis Business Highlights

ISMUNANDAR AZIS Direktur Kredit

83 84 86 90 91 92 99 101 109 117 Kredit Credit

Kredit Korporasi & Sindikasi

Corporate & Syndicated Credit

Kredit UMKM & Konsumer

MSME Credit & Consumer

Pengendalian dan Penyelamatan Kredit

Credit Control and Rescue

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)

Treasury & Internasional

Treasury & International

Pengelolaan Batas-batas (GWM, PDN dan lain-lain) Management Boundaries (GWM, PDN, and etc) Funding Funding Perusahaan Company Pengembangan Bisnis Business Development

Tinjauan Bisnis

Business Highlights

Perjalanan tahun 2015 yang belum memberi angin segar bagi perekonomian global dan nasional sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Hal ini dilihat dari kinerja intermediasi perbankan regional yang mengalami kontraksi dalam penyaluran kredit sebesar (1.86%) (yoy) di akhir 2015, menurun tajam dibanding triwulan III yang tumbuh positif 5.07% (yoy). Kondisi ekonomi global yang masih belum menunjukkan pertumbuhan positif memengaruhi banyak pengusaha untuk bergerak aman dan enggan melakukan ekspansi usaha. Demikian juga dengan perbankan yang sangat berhati-hati dalam melakukan penyaluran kredit atau dibebani oleh debitur yang kurang sehat.

Sektor pertambangan, khususnya non migas, menjadi pemicu utama perlambatan ekonomi di Kalimantan Timur.Hal ini terimbas dari harga komoditas dan permintaan yang masih rendah di pasar internasional. Di sisi lain, fenomena El Nino juga menjadi salah satu faktor utama kontraksi ekonomi Kalimantan Timur. Kekeringan panjang sebagai dampak El Nino yang dirasakan sejak pertengahan 2015 dan masih berdampak hingga akhir 2015 menyebabkan banyak komoditas sektor pertanian dan perkebunan khususnya produktivitas hasil perkebunan kelapa sawit dan tabama (tanaman bahan makanan) banyak menderita gagal panen karena kekeringan.Penurunan pada sektor-sektor utama ini kemudian memberikan dampak pada sektor pendukung lainnya yang terakumulasi pada perlambatan ekonomi daerah.

Kredit

Credit

The journey of the year 2015 had not been given the fresh wind for the global and national economy which greatly affects the economic growth in East Kalimantan and North Kalimantan. This matter is seen from the performance of regional banking intermediation which had the contraction in lending by (1.86%) (yoy) at the end of 2015, declined sharply compared to the third quarter that had grown positively 5:07% (yoy).

Global economic conditions are still not showing positive growth influence for many entrepreneurs to move safely and reluctant to expand the business. As well with banks extremely cautious in distributing credit or burdened by debtors who are less healthy.

The mining sector, especially non-oil sector,

became the main trigger of economic slowdown in East Kalimantan. It affected the commodities’ prices and demand which is still low in international market. On the other hand, the phenomenon of El Nino also became one of the main factors of economic contraction in East Kalimantan. Long drought as the impact of El Nino felt since mid-2015 and still affected up at the end of 2015 caused many agriculture commodity sectors and farming particularly in the productivity results of palm oil plantations and tabama (tanaman bahama makanan or plant foodstuffs) many suffered crop failures because of drought. Degradation on this main sectors then have an impact on other supporting sectors that accumulates on the economic slowdown in the region.

Kontraksi ekonomi di Kalimantan Timur memberikan efek langsung bagi kinerja penyaluran kredit BPD Kaltim. Direktorat Kredit BPD Kaltim bergerak pada sektor-sektor produktif maupun konsumtif melalui tiga unit kerja yang saling berintegrasi, yaitu Divisi Kredit Korporasi & Sindikasi, Divisi Kredit UMKM & Konsumer dan Divisi Pengendalian & Penyelamatan Kredit telah secara optimal melakukan usaha peningkatan fungsi intermediasi BPD Kaltim. Meskipun demikian, kondisi ekonomi yang tidak mendukung tidak dapat dielakkan memberikan catatan yang kurang baik pada penyaluran kredit BPD Kaltim di tahun 2015.

Kredit Korporasi & Sindikasi

Kredit Korporasi & Sindikasi yang dikelola oleh Divisi Kredit Korporasi & Sindikasi memiliki tugas dalam mendukung Direksi menetapkan kebijakan-kebijakan perkreditan terutama di sektor korporasi dan sindikasi. Unit kerja ini merupakan pengembangan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 061/ SK/BPD-PST/III/2014 tanggal 21 Maret 2014 tentang Struktur Organisasi Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur. Berdasarkan kondisi di akhir tahun 2015, terjadi penurunan pada beberapa sektor ekonomi seperti pertanian, perburuan dan kehutanan, lalu transportasi, pergudangan dan komunikasi serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum. Meskipun demikian, terjadi pula kenaikan khususnya di sektor bukan lapangan usaha lainnya dan sektor konsumtif/rumah tangga masing- masing sebesar 49.75% dan 10.84%.

Tabel 12 Perkembangan Kredit Korporasi Per Sektor Ekonomi (yoy)

Table 12 Development of Corporate Loans Per Sectors of Economy ( yoy )

The economic contraction in East Kalimantan gave direct effect for the performance of lending BPD Kaltim. Credit Directorate BPD Kaltim move on sectors of the productive and consumptive through three units that integrate with each other, namely Corporate & Syndicated Credit Division, MSME Credit & Consumer Division and Credit Control & Rescue Division has been optimally conducted business in increasing intermediation function of BPD Kaltim. Nonetheless, economic conditions which cannot support is unavoidable to give poor record on lending BPD Kaltim in 2015.

Corporate & Syndicated Credit

Corporate & Syndicated Credit managed by the Division of Corporate & Syndication Credit has a duty to support the Board of Directors establishes policies, especially in the corporate and syndicated sector. This unit is a development based on the Directors’ Decree No. 061 / SK / BPD - PST / III / 2014 dated March 21, 2014 on the Organizational Structure of Bank Pembangunan Daerah East Kalimantan.

Based on conditions at the end of 2015, a decline in some economic sectors such as agriculture, hunting and forestry, then transportation, warehousing and communications sector as well as the provision of accommodation and eating and drinking. Nevertheless, there is also an increase, especially in the sector of other non business field and sectors of consumer / household, respectively amounted to 49.75% and 10.84%.

No Sektor Ekonomi Kenaikan/Penurunan (% yoy) Increase / Decrease ( % yoy ) Economic sector

1 Pertanian, Perburuan dan kehutanan -46.36 Agriculture, hunting and forestry

2 Perikanan -33.69 Fishery

3 Pertambangan dan Penggalian -2.63 Mining and excavation

4 Industri Pengolahan -27.72 Processing industry

5 Listrik, Gas dan Air -7.53 Electricity, Gas and Water

6 Konstruksi -0.02 Construction

7 Perdagangan Besar dan Eceran -11.9 Wholesale and Retail

8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -34.48 Provision of accommodation and Eat Drink

9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi -26.64 Transport, Storage and Communication

10 Perantara Keuangan 566.74 Financial intermediaries

11 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

-24.73 Real Estate, Leasing and Business Services Administration, Defense and Social Security

12 Wajib - Compulsory

13 Jasa Pendidikan 291.26 Educational services

14 Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan

-8.23 Health services and social activities, services Community, Social Culture, Entertainment

15 Perorangan Lainnya -41.1 Other individuals

16 Jasa Peroangan yang Melayani Rumah Tangga 717.17 Individual Services Serving Households

17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya - International Agency and the Agency for Other International Extra

18 Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya - Unclear Limit activities

19 Konsumtif/Rumah Tangga 10.84 Consumer / Household

Dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi sangat dirasakan khususnya pada perekonomian daerah Kalimantan timur dan Kalimantan Utara untuk sektor-sektor yang paling berkontribusi diantaranya sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (seperti kelapa sawit) serta sektor pertambangan (produksi dan permintaan batubara dan migas).

Kondisi eksternal yaitu pengaruh El Nino turut menjadi faktor penyebab menurunya kinerja pada sektor-sektor tersebut. Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur tahun 2015, secara regional sektor pertanian, perburuan dan kehutanan memang mengalami perlambatan dari semula 6.8% di tahun 2014 menjadi 5,1% pada tahun 2015. Hal ini berpengaruh cukup besar pada kondisi penyaluran kredit BPD Kaltim pada sektor ini yang menurun tajam sebesar -46.3% (yoy).

Lebih lanjut, penurunan produksi batu bara dan minyak dunia yang terus memburuk berimplikasi pada sektor derivatif lainnya antara lain pengangkutan, transportasi, perhotelan dan sebagainya yang secara langsung membebani kualitas debitur yang berkonsentrasi pada sektor tersebut. Hal ini memberikan efek lanjutan berupa perilisan kebijakan internal untuk tidak memberikan fasilitas baru maupun tambahan fasilitas kepada sektor pertambangan dan/atau perkebunan sawit beserta derivatifnya, serta melakukan pembatasan total ekspansi kredit baru maupun tambahan baik yang bersifat langsung dan/atau tidak langsung. Hal tersebut memberikan dampak menurunnya penyaluran kredit secara konsolidasi pada akhir tahun 2015.

Sementara itu, selama tahun 2014 dan 2015, belum dilakukan penyaluran kredit sindikasi baru. Kredit sindikasi diberikan kepada 18 debitur dengan jumlah nominatifoutstanding kredit sindikasi yang berjalan pada akhir 2015 mencapai Rp 1,418,195 juta dengan tujuh belas debitur berkualitas lancar dan satu debitur dalam perhatian khusus.

Lebih lanjut, dalam rangka menjalankan peran sebagai agen pembangunan, BPD Kaltim terlibat secara langsung dalam upaya pembangunan di Kabupaten/Kota di seluruh Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara serta bertindak sebagai penyedia permodalan bagi pelaksana pekerjaan yang bersumber dari APBD dan APBN. Pemberian fasilitas kredit tersebut tentunya bertujuan sebagai upaya percepatan pembangunan maupun penyediaan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan masyarakat.

The impact of the economic growth was felt particularly in the economic region of East Kalimantan and North Kalimantan to the sectors that contribute most of them, which are agriculture, hunting and forestry (such as palm oil) and mining (production and demand of coal, oil and gas).

External condition which is the influence of El Nino contributed to the causes of the decline in performance in these sectors. Based on data from Bank Indonesia Representative of East Kalimantan in 2015, regional agriculture, hunting and forestry is experiencing a slowdown from the previous 6.8% in 2014 to 5.1% in 2015. This considerable influence on BPD Kaltim lending conditions in this sector which fell sharply by -46.3% (yoy).

Furthermore, the decline in coal production and world oil continued to deteriorate implications on other derivative sectors include freight, transportation, hospitality and so on that directly burden the debtor quality concentrate on the sector. It provided advanced effects, such as the release of internal policy not to provide new facilities and additional amenities to the mining and / or oil palm plantations and its derivatives, as well as restricting new and additional total credit expansion both directly and / or indirectly. It gave the impact of the downturn in the consolidated loan portfolio at the end of 2015.

Meanwhile, during 2014 and 2015, the new syndicated credit distribution had not been done yet. Syndicated credit granted to 18 debtors with the amount of the syndicated credit outstanding nominative running at the end of 2015 reached Rp 1,418,195 with seventeen debtor with expeditious quality and one debtor with special attention.

Furthermore, in order to carry out the role as agents of development, BPD Kaltim directly involved in development efforts in regencies/ cities in the entire East Kalimantan and North Kalimantan as well as acting as a provider of capital for executing the work which is sourced from APBD and APBN (the budget and the state budget). Provision of credit facilities are of course intended as an effort to accelerate the development and provision of facilities and infrastructure which has become the needs of society.

Penyaluran kredit proyek yang bersumber dari APBN dan APBD adalah sebesar Rp 1,932,080 juta dengan outstanding sebesar Rp 668,328 juta. Besarnya tingkat outstanding antara lain disebabkan adanya pembiayaan-pembiayaan yang diberikan pada proyek yang bersifat multiyears (lebih dari satu tahun anggaran). Meskipun nilai tersebut secara umum menurun sebesar -7.30% (yoy) dari tahun 2014 yang mencapai Rp 2.084.280 juta. Secara umum penyaluran kredit yang bersumber dari APBN dan APBD telah menyeluruh di berbagai daerah dengan persentase terbesar pada Kantor Cabang Tenggarong sebesar 38.70% di akhir tahun 2015.

Kredit UMKM & Konsumer

Kinerja penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) secara umum menunjukkan pertumbuhan selama masa perlambatan ekonomi global dan nasional. Berdasarkan Kajian Ekonomi Regional yang dirilis Bank Indonesia, penyaluran kredit UMKM Kalimantan Timur pada triwulan IV Tahun 2015 tumbuh sebesar 5.62% (yoy) menjadi sebesar Rp22,89 triliun, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2.73% (yoy) dengan nominal Rp21,78 triliun. Meskipun demikian, sektor yang mengalami perlambatan secara umum tetap memberikan dampak bagi penyaluran kredit perbankan di sector UMKM selama tahun 2015.

Sektor-sektor usaha yang mengalami perlambatan menjadi faktor penyebab performa penyaluran

Credit distribution projects funded from APBN and APBD (state and local budgets) amounted to Rp 1,932,080 with outstanding amounted to Rp 668.328 million. The level of outstanding partly due to financing given to projects that are multi-year (more than one fiscal year). Although these values are generally decreased by -7.30% (yoy) from 2014 which reached Rp 2.084.280. In general, credit distribution from APBN and APBD has been thorough in various regions with the largest percentage of the Branch Office Tenggarong of 38.70% at the end of 2015.

MSMEs Credit & Consumer

The performance of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) distribution in general showed growth during the slowdown of global and national economy. Based on Regional Economic Analysis released by Bank Indonesia, East Kalimantan MSME credit distribution in the fourth quarter of 2015 grew by 5.62% (yoy) to Rp Rp22,89 trillion, an increase compared to the previous quarter, which grew by 2.73% (yoy) with nominal Rp21,78 trillion. Nonetheless, the sector experienced a slowdown in general still have an impact on bank lending in the MSME sector over 2015.

Business sectors are experiencing a slowdown which caused the performance of MSME credit disttibution

Cabang Tenggarong | Branch Tenggarong Kantor Pusat | Headquarters

Cabang Samarinda | Branch Samarinda Cabang Tanjung Redeb | Branch Tanjung Redeb Cabang Tanjung Selor | Branch Tanjung Selor Cabang Jakarta | Branch Jakarta

Cabang Bontang | Branch Bontang Cabang Tarakan | Branch Tarakan Cabang Balikpapan | Branch Balikpapan Cabang Malinau | Branch Malinau Cabang Tana Paser | Branch Tana Paser Cabang Sendawar | Branch Sendawar Cabang Penajam | Branch Penajam

Cabang Syariah Samarinda | Sharia Branch Samarinda Cabang Nunukan | Branch Nunukan

Cabang Tideng Pale | Branch Tideng Pale Cabang Sangatta | Branch Sangatta

Cabang Syariah Balikpapan | Sharia Branch Balikpapan 23.49% 12.26% 2.59% 1.95% 1.88% 1.77% 1.45% 0.93% 0.85% 0.51% 0.36% 0.66% 0.57% 1.86% 3.26% 3.61% 3.29% 38.70%

Persentase Penyaluran Fasilitas Kredit Proyek (Sumber Dana APBN & APBD)

kredit UMKM BPD Kaltim tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM Kalimantan Timur. Secara umum, penyaluran kredit UMKM BPD Kaltim mengalami penurunan pada Desember 2015 sebesar (Rp 540,229,-) atau sebesar -19.4% (yoy). Penurunan tajam terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar -48.87%, sektor real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan sebesar -46.08% dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar -43.36%. Tekanan global dalam hal permintaan dan harga komoditas yang jatuh berimbas pada produktivitas sektor-sektor derivatif tersebut. Turunnya kinerja pertanian, perburuan dan kehutanan juga menunjukkan pengaruh besar musim kemarau di semester kedua 2015.

Tabel 13 Penyaluran Kredit UMKM Konsolidasi Per Sektor Usaha

Table 13 Consolidated Per MSME Lending Sector

BPD Kaltim not directly proportional to the growth of MSME credit distribution of East Kalimantan. In general, MSMEs BPD Kaltim lending decreased in December 2015 amounted to (Rp 540.229,-) or by -19.4% (yoy). The sharp decline occurred in the manufacturing sector amounted to -48.87 %, the sector of real estate, leasing and corporate services amounted to -46.08% and agriculture, hunting and forestry amounted to -43.36%. Global pressure in terms of demand and falling commodity prices impact on productivity sectors such derivative. The fall in the performance of agriculture, hunting and forestry also shows the great influence on the dry season in the second half of 2015.

No Sektor Ekonomi

Total UMKM

total MSMEs Kenaikan/Penurunan

Increase / Decrease

(% yoy)

(% Yoy) Economic sector

Des 2014 Des 2015

1 Pertanian, Perburuan dan kehutanan 344,206 194,954 (149,252) -43.36% Agriculture, hunting and forestry

2 Perikanan 12,702 8,223 (4,479) -35.26% Fishery

3 Pertambangan dan Penggalian 7,468 7,313 (155) -2.08% Mining and excavation

4 Industri Pengolahan 21,944 11,220 (10,724) -48.87% Processing industry

5 Listrik, Gas dan Air 1,450 8,292 6,842 471.86% Electricity, Gas and Water

6 Konstruksi 1,402,893 1,199,068 (203,825) -14.53% Construction

7 Perdagangan Besar dan Eceran 324,663 290,659 (34,004) -10.47% Wholesale and Retail

8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 47,905 34,991 (12,914) -26.96% Provision of accommodation and Eat Drink

9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 44,554 36,671 (7,883) -17.69% Transport, Storage and Communication

10 Perantara Keuangan 3,686 3,049 (637) -17.28% Financial intermediaries

11 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 195,966 105,662 (90,304) -46.08% Real Estate, Leasing and Business Services

12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

- - - - Administration, Defense and Compulsory

Social Security

13 Jasa Pendidikan 486 4,267 3,781 777.98% Educational services

14 Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial 4,590 3,963 (627) -13.66% Health services and social activities

15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya

369,549 333,419 (36,130) -9.78% Services Community, Social Culture, Entertainment and Other Individuals

16 Jasa Peroangan yang Melayani Rumah Tangga 23 143 120 521.74% Individual Services Serving Households

17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya

- - - - International Agency and the Agency for

Other International Extra

18 Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 37 - - - Unclear Limit activities

TOTAL 2,782,122 2,241,894 (540,191) TOTAL

Berdasarkan sektor penyalurannya, kredit UMKM BPD Kaltim konvensional didominasi oleh 5 sektor usaha yaitu konstruksi, perdagangan besar & eceran, pertanian dalam arti luas, jasa perorangan yang melayani rumah tangga dan real estate. Penyaluran kredit UMKM BPD Kaltim konvensional secara umum menurun dan peningkatan terjadi hanya di tiga sektor yaitu listrik, gas dan air, jasa pendidikan serta jasa perorangan yang melayani rumah tangga.

Based on the distribution sector, MSME loans BPD Kaltim conventional dominated by five sectors namely construction, big & retail trade, agriculture in the broad sense, personal services which serve households and real estate. SME credit distribution BPD Kaltim conventionally in general decline and the increase occurred only in three sectors, namely electricity, gas and water, education services and personal services serving households.

Share penyaluran kredit UMKM terbesar BPD Kaltim adalah pada Kantor Cabang Tenggarong yaitu sebesar 27.06% dan Kantor Cabang Utama Samarinda sebesar 23.51% dari total kredit UMKM selama tahun 2015.

Sebagai salah satu upaya mendorong intermediasi melalui pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BPD Kaltim juga menjalankan

linkage program. Selama tahun 2015, penyaluran

linkage program BPD Kaltim mencapai Rp 128,844,- juta dan terkonsentrasi pada tiga wilayah cabang yaitu Tenggarong (Kutai Kartanegara), Tanjung Redeb (Berau) dan Syariah Samarinda. Adapun linkage program yang diberikan oleh BPD Kaltim antara lain: a. Kredit Ternak Sejahtera

b. Kredit Perikanan Sejahtera c. Kredit Sawit Sejahtera d. Kredit Pangan Sejahtera e. Kredit SUP-005

f. DAKAB

g. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) h. BAPERTARUM

i. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Selain menyalurkan kredit dan melaksanakan linkage program, BPD Kaltim juga memberikan perhatian besar pada pemberdayaan UMKM salah satunya melalui pengembangan community engagement.

Program ini merupakan telah eksis bagi komunitas Wisata Belanja Kaltim yang terdiri dari para pedagang

MSME credit distribution share BPD Kaltim is at a Branch Office Tenggarong in the amount of 27.06 % and Branch Office Samarinda by 23:51 % of total SME loans during 2015.

As an effort to encourage intermediation through the empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), BPD Kaltim also running the linkage program. During 2015, the distribution of BPD Kaltim linkage program reaches Rp 128.844,- and are concentrated in three regions, namely branches of Tenggarong (Kutai Kartanegara), Tanjung Redeb (Berau) and Syariah Samarinda. The linkage programs provided by BPD Kaltim among below:

a. Kredit Ternak Sejahtera b. Kredit Perikanan Sejahtera c. Kredit Sawit Sejahtera d. Kredit Pangan Sejahtera e. Kredit SUP-005

f. DAKAB

g. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan or Housing Finance Liquidity Facility (FLPP) h. BAPERTARUM

i. Kredit Usaha Rakyat or People’s Business Credit (KUR) In addition to lending and implement linkage program, BPD Kaltim also pays great attention to the empowerment of MSMEs, one of them through the development of community engagement. The program is a community has existed for Shopping Tourism Kaltim

Cabang Utama Samarinda | Cabang Utama Samarinda Cabang Tana Paser | Cabang Tana Paser

Cabang Balikpapan | Branch Balikpapan Cabang Tenggarong | Branch Tenggarong Cabang Tarakan | Branch Tarakan

Cabang Tanjung Redeb | Branch Tanjung Redeb Cabang Tanjung Selor | Branch Tanjung Selor Cabang Bontang | Branch Bontang Cabang Nunukan | Branch Nunukan Cabang Sangatta | Branch Sangatta Cabang Sendawar | Branch Sendawar Cabang Malinau | Branch Malinau Cabang Penajam | Branch Penajam Cabang Tana Tidung | Branch Tana Tidung Cabang Jakarta | Branch Jakarta

Cabang Syariah Samarinda | Sharia Branch Samarinda Cabang Syariah Balikpapan | Sharia Branch Balikpapan 27.06% 2.48% 1.83% 4.00% 1.47% 3.53% 0.96% 0.02% 3.16% 23.51% 0.32% 3.09% 2.10% 3.81% 1.50% 5.09% 16.08%

Share Penyaluran Kredit UMKM BPD Kaltim Per Kantor Cabang

kawasan Wisata Belanja Kaltim di area Stadion Madya Sempaja Samarinda.Pada tahun 2015, community engagement ini telah berkembang dengan pendirian

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2015 (Halaman 94-104)