• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas BPD Kaltim Overview of BPD

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2015 (Halaman 43-47)

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur disingkat BPD Kaltim dengan sebutan Bankaltim merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Kalimantan Utara dengan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah.

BPD Kaltim mulai resmi beroperasi pada tanggal 14 Oktober 1965, diresmikan oleh Gubernur KDH Tk. I Kalimantan Timur A. Moeis Hasan, dengan payung hukum berupa peraturan Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 3/PD.64 tanggal 19 September 1964 yang mendapat pengesahan Menteri Dalam Negeri melalui Surat keputusan No. 9/10/8-45 tanggal 01 April 1965 dan Ijin Usaha dari Menteri Urusan Bank Sentral/Bank Indonesia No. Kep. 95/ PBS/65 tanggal 21 September 1965.

Peraturan Daerah No. 03/PD/64 sebagai anggaran dasar Bank mengalami beberapa kali perubahan hingga terakhir diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, sebagaimana terakhir diubah dengan peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2010.

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim) is one of the Regional Owned Enterprises (BUMD) owned by the Government of East Kalimantan, District/ City Government in East Kalimantan and Regency/City Government of North Kalimantan as a form of legal entity of regional company.

BPD Kaltim officially began its operations on October 14, 1965, inaugurated by the Governor KDH Tk. I East Kalimantan, A. Moeis Hasan, with the legal of the regional regulations of East Kalimantan No. 3/PD.64 on September 19, 1964 approved by the Minister of Home Affairs through decree No. 9/10 / 8-45 on April 1, 1965 and a business license from the Minister for the Central Bank/Bank Indonesia No. Kep. 95 / PBS / 65 on September 21, 1965.

Regional regulation No. 03/PD/64 as the authorized capital of the bank has been amended several times, until the last was set in East Kalimantan Provincial Regulation No. 02 in 2002 on the Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, as amended by the East Kalimantan provincial regulations No. 02 of 2010.

Misi awal pendiriannya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah adalah sebagai Agen pembangunan Daerah, dengan maksud untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan daerah dalam rangka Pembangunan Nasional Semesta Berencana.

Sesuai anggaran dasar, Bank didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian & pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Dimana sebagai alat kelengkapan otonomi daerah, BPD Kaltim memiliki tugas sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan daerah; pemegang dan/atau penyimpanan uang daerah; serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.

Modal dasar Bank menurut Peraturan Daerah No. 3/ PD/64 tercantum sebesar Rp 100.000.000,- dimana untuk mendapatkan modal tersebut Bank menjual saham-saham kepada Pemerintah maupun Pihak Swasta. Tindakan kebijaksanaan Pemerintah di bidang moneter pada tahun 1966 yang mengubah nilai uang dari Rp 100,- menjadi Rp 1,- (redenominasi) menyebabkan Modal Disetor posisi 31 Desember 1966 berjumlah sebesar Rp 94.392,50 dengan komposisi:

Its initial mission as regulated in Law No. 13 in 1962 on Basic Provisions of Regional Development Bank is as a regional development agency, which intends to provide financing for the implementation of local development’s businesses in order to the National Development Planning.

Based on the statutes, the Bank was established with the intent and purpose to assist and encourage economic growth and regional development in all fields as well as source of local revenues in order to improve people’s living standard.

Where as a fittings of regional autonomy, BPD Kaltim has a duty as a mover and the driver of the pace of regional development; holders and/or cash of regional deposit; as well as one source of local revenue.

The authorized capital of the Bank based on the Regional Regulation No. 3 / PD / 64 listed on IDR 100.000.000, - where to get the capital Bank have to sell its shares to the Government and the Private Sector. The act of government policies in the monetary field in 1966 that changed the value for money from IDR 100, to IDR 1, - (redenomination) have caused the amount of Paid-in Capital on December 31, 1966 amounted to IDR 94.392.50 with the composition of:

Pada akhir tahun 1970-an seluruh modal milik swasta/ perorangan telah dibeli kembali oleh Pemerintah Daerah, sehingga sampai dengan akhir Desember 2015 seluruh Modal Saham seratus persen adalah milik Pemerintah Daerah dengan total sebesar Rp 3.052.700.000.000,-. Pada awal beroperasi di tahun 1965, BPD Kaltim dipimpin oleh 1 orang Direksi dan dibantu oleh 3 orang staf, dimana kondisi tersebut berlangsung hingga tahun 1970.

In the late 1970s, the entire capital belongs to private/ individual have been bought back by the regional government, so that by the end of December 2015 the entire Capital Stock could be owned 100% by regional government with a total of IDR 3.052.700.000.000, -. At the beginning of operations in 1965, BPD Kaltim led by one Board of Director and assisted by three staff members, where these conditions lasted until 1970.

Pemilik Modal Modal Disetor

Paid-up capital

Persentase

Percentage Capital owners

Pemerintah Provinsi Rp 83.104,50 83,10% Provincial government

Pemerintah Daerah Tingkat II Rp 4.000,00 4,00% Local Government Level II

Swasta / Perorangan Rp 7.288,00 7,29% Private / Individual

Saham dalam Portepel (Belum Disetor) Rp 5.607,50 5,61% Shares in the Portfolio ( Not Paid )

Semenjak tahun 1971, kepegawaian mulai berkembang hingga mencapai 42 orang di tahun 1977, kemudian meningkat menjadi 192 orang di tahun 1987 dan sebanyak 373 di tahun 1997. Sepuluh tahun kemudian tumbuh menjadi 744 orang di tahun 2007 dan pada 2015 total pegawai BPD Kaltim telah mencapai 1.908 orang.

Berawal dari kantor operasional yang menempati ruangan kerja bekas Kantor Gubernur Kepala Daerah di Jl. Jend. Sudirman Samarinda (saat ini lokasi Lamin Etam), kemudian BPD Kaltim membuka Kantor Cabang pertama di luar Ibukota Provinsi yaitu Cabang Tanah Grogot pada tahun 1975 (setelah 10 tahun Bank ini berdiri). Kini, setelah 50 tahun berdiri, BPD Kaltim telah memiliki jaringan kantor dan layanan sebanyak 230 unit yang dilengkapi dengan 296 mesin ATM dan 468 unit EDC. Setelah krisis keuangan melanda Asia tahun 1998 yang juga berimbas menjadi krisis perbankan di Indonesia, BPD Kaltim mencatat sejarah dengan menjadi satu di antara sekian Bank yang berhasil lolos dari Program Rekapitulasi oleh Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia, sehingga bentuk badan hukum masih bertahan sebagai Perusahaan Daerah hingga sekarang.

Ketentuan Otonomi Daerah di Indonesia yang ditetapkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, menjadi tonggak tumbuh dan besarnya BPD Kaltim dari hanya ber-asset sebesar Rp 867,34 milyar di akhir tahun 2000, setahun kemudian menjadi sebesar Rp 3,50 trilyun di akhir tahun 2001, kembali meningkat setelah adanya dana perimbangan menjadi sebesar Rp 8,21 trilyun di akhir tahun 2005 dan sebesar Rp 22,9 trilyun pada akhir 2015.

Di sisi lain, RUPS Tahun 1991 merupakan momentum BPD Kaltim memasuki era modernisasi, dimana dalam RUPS tersebut memutuskan agar BPD Kaltim mempersiapkan pembangunan gedung Kantor Pusat yang representatif terletak di Jl. Jend. Sudirman No. 33 Samarinda, yang pembangunannya dimulai pada tanggal 23 Februari 1995 hingga selesai pada bulan September 1997 dan akhirnya diresmikan pada 30 Oktober 1997. Fasad atau sisi luar gedung Kantor Pusat inilah yang dijadikan sebagai prototype

pembangunan gedung kantor dan layanan lainnya sehingga menjadi ciri khas atau identitas tampilan

Since 1971, employment began to grow until it reaches 42 in 1977, then increased to 192 employees in 1987 and 373 in 1997. Ten years later, the employment grew to 744 people in 2007 and in 2015 total BPD Kaltim employees has reached 1,908 people.

Starting from an operational office that occupied the former Governor’s Office on Jl. Jend. Sudirman Samarinda (current location in Lamin Etam), BPD Kaltim then opened the first branch office outside the Capital, which is in Grogot in 1975 (after 10 years of the Bank’s start-up). Now, after 50 years of existence, BPD Kaltim already has network of 230 offices and service units equipped with 296 ATMs and 468 units of EDC. After the Asian financial crisis in 1998 which also affected banking crisis in Indonesia, BPD Kaltim made history by becoming one among the Banks who escaped from the Recapitulation Program of the Government, Bank Indonesia, so its legal is still survives as a regional company until now.

Provisions of Regional Autonomy in Indonesia regulated in the Acts No. 22 Year 1999 on Regional Government and Acts No. 33 of 2004 on Financial Balance between Central and Regional Government, became a milestone in the growth and magnitude of BPD Kaltim from having assets of only IDR 867.34 billion at the end of 2000 then a year later became IDR 3.50 trillion at the end of 2001, increased again after the equalization fund to IDR 8.21 trillion in late 2005 and IDR 22.9 trillion at the end of 2015.

On the other hand, the Annual Grand Meeting in 1991 was the momentum of BPD Kaltim to enter the era of modernization, which in the Annual Grand Meeting decided that BPD Kaltim had to perepare for the construction of representative Headquarters located at Jl. Jend. Sudirman No. 33 Samarinda, whose its construction began on February 23, 1995 until completion in September 1997 and was inaugurated on October 30, 1997. The facade or exterior side of the head office was used as a prototype construction of other office buildings and services that became character or the identity on views of physical building.

isik gedung.

Secara keorganisasian dan manajemen SDM, era modernisasinya diawali dengan melakukan Penataan Ulang Organisasi dan Penyempurnaan Sistem Prosedur Sumber Daya Manusia BPD Kaltim bekerjasama dengan Konsultan pada tahun 1999 dan diimplementasikan di awal milennium baru tahun 2000.

Lebih lanjut dari sisi teknologi, untuk mengakomodir kebutuhan nasabah dan menghadapi persaingan dunia perbankan yang lebih kompetitif, didukung dengan kuatnya permodalan dan aset, dilakukan pengembangan corebanking menuju berbasis online system. Sebelum tahun 1996, Bank mengoperasionalkan Integrated Banking System (IBS) yang merupakan bantuan teknis dari Bank Indonesia, yang kemudian digantikan oleh sistem Teradata pada tahun 2000. Pada tahun 2002, Bank benar- benar live secara online dengan menggunakan sistem Alphabits hingga sekarang.

Sesuai dengan surat ijin bank Indonesia No. 5/48/ KEP.DGS/2003 tanggal 13 Nopember 2003, BPD Kaltim berhasil meningkatkan status operasionalnya menjadi Bank Umum Devisa yang mana saat itu BPD Kaltim merupakan BPD pertama di luar Jawa dengan status Bank Umum Devisa. Selanjutnya pada 27 Desember 2006, BPD Kaltim dapat melaksanakan kegiatan Usaha Syariah, berdasarkan Ijin Prinsip dan Ijin operasional dari Bank Indonesia yang tertuang dalam surat Bank Indonesia Nomor: 8/5/ DS/Smr tanggal 27 Nopember 2006 serta surat Bank Indonesia Nomor: 8/7/DS/Smr tanggal 22 Desember 2008.

Dengan tugas dan komitmen yang tinggi dari BPD Kaltim sebagai Agen Pembangunan di daerah, Pemegang Saham Mayoritas (Gubernur Provinsi Kaltim) menekankan agar BPD Kaltim sudah harus hadir di seluruh Kecamatan yang ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara pada tahun 2018 mendatang. Dimana dengan jumlah sebanyak 153 Kecamatan pada 2 Provinsi tersebut, BPD Kaltim di usia ke-50 di tahun 2015 telah berhasil hadir lebih dari 75%-nya termasuk wilayah pedalaman dan perbatasan Negara.

Organizationally and by the view of Human Resource Management, the era of modernization initiated by the restructuring of organization and improvement of procedural systems of Human Resource Management at BPD Kaltim in cooperation with consultants in 1999 and was implemented at the beginning of the new millennium in 2000.

Further from the view of technology, to accommodate the needs of customers and to face more competitive banking industry, supported by strong capitalization and assets, the development core-banking was done towards online-based system. Before 1996, the Bank operationalized Integrated Banking System (IBS), which is a technical assistance from Bank Indonesia,

and was later replaced by a Teradata system in 2000. In 2002, the Bank actually going live-online using Alphabits system until recently.

In accordance with the license of Bank of Indonesia No. 5/48 / KEP.DGS / 2003 on13, November 2003, BPD Kaltim managed to increase its operational status to commercial foreign exchange bank which in the era, BPD Kaltim was the first outside Java Island with Foreign Exchange status. Furthermore, on December 27, 2006, BPD Kaltim conducted the Sharia, based on the Principles and Operational licenses from Bank of Indonesia as regulated in the letter of Bank Indonesia Number: 8/5 / DS / SMR on November 27, 2006 and the letter of Bank of Indonesia Number 8 / 7 / DS / SMR on December 22, 2008.

Within duties and high commitments from BPD Kaltim as Development Agents in the area, the majority shareholder (the Governor of East Kalimantan) emphasizes that BPD Kaltim is already be present throughout the Districts in East and North Kalimantan in 2018. With a total of 153 Districts in the both provinces, BPD Kaltim at the age of 50 in 2015 have managed to present more than 75% of which including rural and national border areas.

Informasi Perusahaan

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2015 (Halaman 43-47)