• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman

TOTAL PEGAWAI PDAM KAB MUNA 54 ORANG Sumber : PDAM Kabupaten Muna, Tahun

A. Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman

Berikut ini adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan Air Limbah Permukiman di Kabupaten Muna antara lain :

Tabel 7.47.

Isu Strategis Pengelolaan Air Limbah Permukiman di Kabupaten Muna Permasalahan Mendesak Isu Strategis

Aspek Teknis

53% masyarakat Kabupaten Muna belum memiliki septick tank yang aman

Pemicuan STMB dan Bimbingan Teknis

100% masyarakat Kabupate Muna belum pernah melakukan pengurasan sptick tank

Meningkatkan kualitas pelayanan (maslah biaya, SDM, prasarana dan sarana serta peran masyarakat Belum ada IPLT

Meningkatkan kualitas pelayanan ( masalah biaya, SDM, prasarana dan sarana serta peran masyarakat) Aspek Non Teknis

Belum ada Perda yang mengatur tentang pengelolaan air limbah di Kabupaten Muna

Pengembangan perangkat Peraturan Daerah

Belum ada pengelolaan air limbah baik

swasta maupun pemerintah Penguatan kelembagaan Sosialisasi tentang PHBS jarang dilakukan

Meningkatkan kualitas pelayanan (masalah biaya, SDM, prasarana dan sarana serta peran seeta masyarakat)

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan jamban masih rendah

Pemberdayaan masyarakat dalam pengeloaan sanitasi)

Biaya pembangunan MCK yang standard aman cukup mahal bagi masyarakat

Peningkatan alternative sumber pembiayaan prassarana dan sarana air limbah

Sumber : Analilisa Pokja Sanitasi Kota Kabupaten Muna; Tahun 2012 B. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman

Kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini di Kabupaten Muna masing – masing baik secara teknis maupun pada aspek non teknis.

a. Aspek Teknis

Pelayanan air limbah di Kabupaten Muna belum di kelola dengan sistem yang sesuai dengan Baku Mutu Air Limbah. Untuk mengetahui kondisi pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Muna, digunakan metode dengan menggunakan alat bantu Diagram Sistem Sanitasi (DSS). Kondisi geografis yang berada pada wilayah pesisir sangat mempengarusi system cakupan pelayanan air limbah domestik di Kabupaten Muna. Masyarakat yang berada pada wilayah pesisir banyak yang membuang air limbah dilaut, sedangkan yang berada pada wilayah daratan banyak membuang limbahnya dikebun, ini disebabkan karena masih banyak lahan kosong yang memungkinkan menjadi tempat pembuangan air limbah.

Sumber : Study EHRA (2013) Buku Putih Sanitasi Kab. Muna Tahun 2013

Gambar 7.29.

Berdasarkan Grafik Hasil Studi EHRA diatas, terlihat bahwa tempat penyaluran akhir pembuangan tinja rumah tangga masyarakat Kabupaten Muna yang menjadi sampel penelitian baik klaster 0, 1, 2, 3 maupun 4 ternyata yang menggunakan Tangki Septik (48,9%), kemudian diikuti oleh Cubluk (22,7%), ke kebun/tanah lapang (0,8%), ke pipa sewer (0,6%), dan langsung ke badan air (0,3%) serta lainnya (26,5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Kabupaten Muna tentang pentingnya pembuangan akhir isi tinja belum cukup baik.

Dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Muna belum ada payung hukum yang dibuat pemerintah tentang tata laksana pengelolaan air limbah. Demikian pula dengan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan air limbah belum ada termasuk mobil tinja dan pengurasan jamban belum ada baik yang dikelolah pemerintah maupun swasta. Namun kedepan pemerintah Kabupaten Muna akan memperhatikan tentang pemngelolaan air limbah domestik.

Sumber : Study EHRA (2013) Buku Putih Sanitasi Kab. Muna Tahun 2013 Gambar 7.30.

B e r d a s a r k a n Grafik Hasil Studi EHRA di atas, terlihat bahwa kualitas tangki septik rumah tangga masyarakat Kabupaten Muna yang menjadi sampel penelitian untuk klaster 0,1, 2 dan 4 kualitasnya termasuk Suspek Aman (> 50%). Sedangkan klaster 3 kualitasnya termasuk tidak aman.Hal tersebut mengindikasikan bahwa tangki septik yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Muna tingkat rata-rata keamanannya sudah cukup baik sehingga kemungkinan pencemaran lingkungan juga cukup rendah. Berdasarkan grafik tersebut diatas juga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa secara umum tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Muna dalam hal penanganan tangki septik sudah cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari program dan kegiatan yang dilakansanakan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Hal lain yang juga mempengaruhi penanganan tanki septik di Kabupaten Muna adalah mayoritas masyarakat Kabupaten Muna masih memanfaatkan sumber air yang berasal dari sumur gali (SGL). Sehingga sangat diupayakan agar sumur gali masyarakat tersebut tidak tercemari oleh limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah yang bersumber dari kamar mandi/wc, serta perembesan tinja ke sumur gali. Untuk itu selama ini Pemerintah Daerah Kabupaten Muna mensosialisasikan bahwa jarak aman antara sumur gali dan tanki septik adalah minimal 7 meter. Sosialisasi tersebut melibatkan semua pemangku kepentingan dari unsur dinas teknis maupun aparat pemerintah desa/kelurahan.

Tabel 7.48.

Kapasitas Pelayanan Eksisting Air Limbah

Prasarana dan Sarana

Jumlah Kapasitas Sistem Pengolahan

Lembaga Pengelola

Keterangan Kondisi Truk Tinja Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada IPLT Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada IPAL Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Sumber : BLHKP Kab.Muna; Tahun 2016

b. Aspek Non Teknis 1. Pendanaan

Tabel 7.49.

Ringkasan Pendapatan dan Belanja Dari Subsektor Pengelolaan Air Limbah Domestik

No Komponen Belanja Rata-Rata Pertumbuhan

(%)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Air Limbah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

1.a Pendanaan Investasi Air

Limbah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

1.b Pendanaan dialokasikan dalam APBDOM yang Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

1.c

Perkiraan Biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Keterangan : Tabel tidak terisi karena belum ada data tentang pendanaan dan APBD untuk Sub sektor air limbah di Kabupaten Muna

Dari tabel di atas tergambar ringkasan pendapatan dan Belanja Sub sektor Pengelolaan Air limbah, terlihat bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tidak terdapat pendanaan pada sektor air limbah yang berasal dari dana APBD. Ini dikarenakan fasilitas infrastruktur air limbah memang belum ada yang terbangun

2. Kelembagaan

Di dalam struktur Pemerintahan Kabupaten Muna, urusan kewenangan pengelolaan air limbah berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Lingkungan Hidup. Sesuai Keputusan Bupati Muna Nomor 31 tahun 2012 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kinerja Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Muna, mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup dan mempunyai fungsi dalam perumusan kebijakan teknis dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai pelayanan penunjang pemerintahan Kabupaten Muna.

Bidang yang terkait dengan pengelolaan air limbah domestik yakni Bidang Pengelolaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan.

Bidang Pengelolaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan, merupakan unsur Staf dan pelaksana dibidang Pengelolaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan. Pengelolaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan dipimpin seorang Kepala Bidang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BLH, Kebersihan dan Pertamanan yang mempunyai tugas pokok Membantu Kepala BLH, Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan bidang Pengelolaan kualitas air, pengelolaan limbah domestic dan pengendalian pencemaran air, udara, limbah B3, tanah, pemulihan kerusakan lingkungan, pemeliharaan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dan mempunyai fungsi dalam;

- Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengelolaan kualitas air

- Pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan dan

pengelolaan limbah dengan instansi terkait.

- Pelaksanaan inventarisasi permasalahan pengendalian pencemaran

lingkungan, pemulihan lingkungan dan pengelolaan limbah serta menetapkan langkah-langkah dan kebijaksanaan pemecahan

- Mengkoordinasikan dan atau melaksanakan program dan kegiatan

pemberdayaan yang berbasis masyarakat

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

Bidang Pengelolaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan terdiri dari Sub. Bidang Pengeloaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Pengolahan Limbah Domestik dan B3 dan Sub. Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan. Sub – sub Bidang tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Sub. Bidang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan yang masing-masing mempunyai tugas;

i. Sub. Bidang Pengeloaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Pengolahan Limbah Domestik dan B3 mempunyai tugas :

Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan kualitas air, pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran udara, pengendalian limbah B3, pengelolaan limbah domestic dan pengendalian pencemaran tanah serta melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

ii. Sub. Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan mempunyai tugas :

Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengendalian kerusakan tanah dan pemulihan kualitas lingkungan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

SDM yang ada di bidang Pengelolaan Sampah, Pengendalian Pencemaran, Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan berjumlah 7 orang PNS yang terdiri – dari Gol I sebanyak 1 orang, Gol. II sebanyak 2 orang, Gol. III sebanyak 4 orang dan Gol. IV sebanyak 1 orang, dari jumlah tersebut 4 orang pria dan 3 orang wanita.

Gambar 7.31.

Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Muna KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG AMDAL DAN TATA LINGKUNGAN BIDANG PENGOLAHAN SAMPAH, PENGENDALIAN PENCEMARAN, KERUSAKAN & PEMELIHARAAN LINGKUNGAN SUB. BIDANG KONSERVASI & TATA SUB BIDANG AMDAL SUBBID. PENGOLAHAN SAMPAH, PENGENDALIAN PENCEMARAN, PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DAN B3 SUBBID. PENGENDALIAN KERUSAKAN & PEMULIHAN LINGKUNGAN SUBBID. PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN BIDANG HUKUMDAN KOMUNIKASI LINGKUNGAN

BIDANG KEBERSIHAN & PERTAMANAN SUBBID. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KOMUNIKASI LINGKUNGAN SUBBID. PERTAMANAN, PEMAKAMAN DAN LAMPU JALAN SUBBID. OPERASIONAL PERSAMPAHAN & KEBERSIHAN UPTD SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PERENCANAA N

Dinas lainnya yang juga menangani pengelolaan air limbah di Kabupaten Muna adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muna, khususnya Bidang Cipta Karya Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman.

Seksi penyehatan lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala bidang cipta karya, melakukan kegiatan pengelolaan pembangunan, pengelolaan tehnis penyehatan lingkungan meliputi drainase, urusan air bersih, air buangan dan pengawasan pelaksanaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan.

Seksi penyehatan lingkungan mempunyai fungsi:

 Penyusunan rencana kegiatan operasional pembinaan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan criteria serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Pelaksanaan koordinasi tehnis penjabaran rencana kerja operasional pembinaan dibidang social terhadap Satuan kerja yang terkait;

 Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk tehnis penyelenggaraan kegiatan operasional sesuai norma, standar prosedur dan criteria serta peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

 Penyusunan konsep rencana kegiatan pengelolaan pembangunan terhadap

penyehatan lingkungan;

 Pelaksanaan peningkatan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lainnya yang bergerak dibidang penyehatan lingkungan;

 Pelaksanaan evaluasi dan laporan pelaksanaan program kegiatan dibidang penyehatan lingkungan;

 Penyiapan bahan penyelesaian masalah penyelenggaraan urusan Seksi Penyehatan Lingkungan;

SDM yang ada di bidang Cipta Karya berjumlah 18 orang PNS yang terdiri – dari Gol. III sebanyak 7 orang, Gol. II sebanyak 11 orang, dari jumlah tersebut 12 adalah pria dan selebihnya 6 orang wanita.

Gambar 7.32.

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muna

SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG TATA RUANG BIDANG PENGAIRAN

BIDANG CIPTA KARYA BIDANG BINA MARGA

SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PERENCANAA N KASI PENATAAN BANGUNA N KASI PENATAA N RUANG KASI OPERASIONA L & PEMELIHARA AN KASI IRIGASI & SUNGAI KASI PERUMAHAN & BANG. GEDUNG KASI PENYEHATA N LINGKUNGA N KASI PEMELIHARA AN JALAN & JEMBATAN KASI PEMBANGUN AN PENINGK. JALAN & JEMBATAN UPTD KECAMATA N UPTD PEMADAM KEBAKARAN UPTD PERALATAN KEPALA TATA USAHA KEPALA TATA USAHA KEPALA TATA USAHA

Peraturan Perundangan

Peta peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Muna memberikan gambaran mengenai Peraturan/sanksi daerah terkait pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Muna dan sejauh mana implementasi peraturan tersebut di masyarakat. Peraturan daerah terkait air limbah domestik mengacu pada peraturan yang ada di atasnya antara lain:

Undang-Undang

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang

Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang

Pengendalian Pencemaran Air

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.

Keputusan Presiden Republik Indonesia

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air

Keputusan Menteri

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.

2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL

3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112

Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Pedoman Persyaratan Kualitas Air Minum

Perda Kabupaten Muna

1. Di Kabupaten Muna belum ada Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan limbah.

2. Keputusan Bupati Muna Nomor 31 tahun 2012 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kinerja Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Muna.

Partisipasi Dunia Usaha/Peran Serta Swasta

Berdasarkan kajian dalam study Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment) sampai saat ini, Kabupaten Muna belum mempunyai penyedia layanan air limbah domestic seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah Terpusat (IPLT) truk tinja dan pendukung lainnya baik oleh pemerintah maupun dunia usaha atau swasta. Selama ini masyarakat tidak pernah melakukan pengurasan limbah pada septic tanknya. Bila keadaan ini terus menerus dibiarkan besar kemungkinan limbah dari tangki septic dapat mencemari sumber air seperti sumur yang ada di sekitar tangki septic.

Dokumen terkait