BAB VII
ASPEK PER SEKTOR
7,1 Pengembangan Permukiman
7.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Kondisi permukiman dan perumahan yang ada di Kabupaten Muna saat ini masih memerlukan penataan dan pengaturan yang lebih baik. Berikut ini tabel gambaran isu-isu mengenai perumahan dan permukiman penduduk yang ada di Kabupaten Muna.
Tabel 7.1.
Matriks Isu Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) Kabupaten Muna
Aspek Yang Diamati
Isu Pembangunan Dari Kondisi Eksisting
Isu Pembangunan
Dari Arah
Kebijakan
Isu Strategis
Kawasan Permukiman
Perkotaan Kabupaten Muna merupakan magnet pertumbuhan kawasan
Pembangunan dan pengembangan permukiman layak huni
Peningkatan kualitas permukiman perkotaan
Kabupaten Muna menjadi
Permukiman yang layak huni
Air Bersih Kabupaten Muna mempunyai banyak sumber mata air tetapi belum terdistribusi dengan baik
Pembangunan dan peningkatan
distribusi air bersih
Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase. Masih banyak terdapat saluran drainase yang berfungsi ganda sebagai saluran air limbah dan lebih parah lagi sebagai tempat
Air Limbah Perkotaan Kabupaten Muna belum mempunyai instalasi pembuangan air limbah
Pembangunan IPAL komunal pada kawasan
permukiman
perkotaan dan pemberdayaan komunitas dalam peningkatan kualitas lingkungan
Pembangunan dan peningkatan sistem
pengelolaan air limbah untuk menciptakan kualitas
lingkungan yang baik
Drainase Sering terjadi genangan pada kawasan perkotaan Kabupaten Muna
Perlindungan
kawasan perkotaan melalui Peningkatan fungsi drainase
Pembangunan dan peningkatan sistem drainase perkotaan
Kabupaten Muna untuk menuju masyarakat Muna yang sehat
Persampahan Perkotaan Kabupaten Muna belum seluruhnya terlayani sistem pengelolaan
persampahan
Peningkatan kinerja pengolahan
persampahan
Pengembangan sistem pengolahan persampahan lingkungan perkotaan buruk
Peningkatan dan pengembangan kualitas jalan lingkungan pada kawasan perkotaan Kabupaten Muna
Pembangunan jalan lingkungan perkotaan
Kabupaten Muna sebagai
penghubung antar kawasan
permukiman
Sumber : Survey Primer dan kajian Pembangunan Kabupaten Muna Tahun 2012 ( Dokumen SPPIP Kab. Muna 2012)
b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Tabel 7.2.
Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman
No.
Perda/Peraturan Gubernur/Perwali/Peraturan lainnya
Ket
No. Peraturan Perihal Tahun
1 09 Peraturan Daerah Kabupaten Muna tentangPeraturan Bangunan Gedung 2012
2 09
Peraturan Daerah Kab. Muna tentang Retribusi Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan.
2004
Sumber : Bagian Hukum Setda Kab. Muna, Tahun 2015
Kondisi eksisting permukiman perkotaan Kabupaten Muna memiliki 4 jenis kawasan permukiman yaitu, permukiman pantai/pesisir, permukiman kampung kota, permukiman kumuh dan permukiman pinggir kota. Untuk lebih lengkapnya dapat dlihat pada uraian berikut :
Kawasan Permukiman pantai kota/pesisir pantai
Permukiman pantai kota/pesisir pantai berada di sebelah barat Perkotaan Raha, berada di sebagian Kecamatan Katobu dan sebagian kecamatan Duruka. Kawasan pantai kota merupakan kawasan yang didiami oleh mayoritas suku bajo, bangsa pelaut. Rumah- rumah yang didirikannya pun sebagian besar berada di kawasan pesisir pantai dan ada beberapa yang berada diatas laut.
Selain penyediaan jaringan infrastruktur yang kurang memadai, kawasan ini juga rawan terjadinya banjir ROB dari laut, serta banjir akibat meluapnya aliran saluran drainase yang tersumbat atau mengalami sedimentasi.
Kawasan Permukiman kampung kota
Kawasan Permukiman kampung kota merupakan permukiman yang terletak di bagian timur perkotaan Raha. Secara umum Permukiman kampung kota ini tidak memiliki permasalahan yang secara urgensitas perlu ditangani, karena telah memiliki memiliki infrastruktur permukiman yang memadai. Selain itu, karena lahan yang tidak terbangun masih luas sehingga permasalahan-permasalahan permukiman menjadi tereduksi dan kurang memberikan efek yang dominan pada Kawasan Permukiman Kampung Kota. Akan tetapi permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah infrastruktur jaringan drainase dan infrastruktur jaringan persampahan yang belum tersistem dengan baik. Persampahan di Kawasan Permukiman Kampung Kota masih belum terangkut armada persampahan milik Pemerintah Kabupaten, sehingga yang dilakukan oleh masyarakat Permukiman Kampung Kota adalah membakar dan menimbun sampah tersebut, meskipun begitu masih banyak sampah yang berserakan di tempat-tempat pembuangan sampah milik warga. Sedangkan untuk saluran drainase, banyak yang belum terkoneksi atau mengalami sedimentasi, sehingga air hujan tidak bisa mengalir atau mengalami luberan dari saluran drainase yang dangkal sehingga menyebabkan genangan pada kawasan ini, yang menyebabkan rusaknya infrastruktur jaringan jalan dan tergenangnya beberapa rumah warga.
Kawasan Permukiman Kumuh
1. Cepatnya pertumbuhan kawasan permukiman tanpa di sertai dengan penyediaan infrastruktur permukiman yang memadai;
2. Kawasan ini merupakan kawasan reklamasi pantai untuk kawasan permukiman, sehingga sering terjadi banjir akibat naiknya muka air laut (pasang) dan karena sistem drainase yang mengalami sedimentasi sangat parah.
3. Kepadatan bangunan perumahan di kawasan ini menyebabkan kesulitan dalam pembangunan infrastruktur permukiman.
Kawasan Permukiman Pinggir Kota
Permukiman Pinggir Kota berada di bagian selatan Perkotaan Raha. Kawasan Permukiman pinggir kota ini sebagian besar berada di kecamatan Duruka, salah satu kecamatan yang masuk dalam Perkotaan Raha. Karakteristik Kawasan Permukiman Pinggir Kota berupa kawasan permukiman pedesaan, Infrastruktur permukiman pada Kawasan Permukiman Pinggir Kota ini masih kurang, hal ini disebabkan kurangnya pendanaan pemerintah daerah Kabupaten Muna untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur permukiman pada kawasan ini. Infrastruktur jaringan jalan pada kawasan ini banyak yang sudah mengalami kerusakan, jaringan drainase hanya terfokus pada wilayah permukiman tanpa terkoneksi dengan jaringan drainase utama, sehingga menyebabkan aliran air hujan (run-off) tergenang di beberapa tempat dan merusak jaringan jalan. Untuk infrastruktur jaringan jalan, Kawasan Permukiman Pinggir Kota sudah cukup baik, dilewati oleh jalan poros antar Kabupaten, meskipun pada jalan-jalan lingkungan masih berupa makadam dan jalan tanah. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih sebagian masyarakat memanfaatkan sumber air Jompi dan Laende melalui sistem jaringan perpipaan, dan sebagian lagi mamanfaatkan sumur gali atau sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya karena kurangnya area cakupan pelayanan jaringan air perpipaan.
Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh demikian juga di wilayah Kabupaten Muna Dari data yang ada, kawasan kumuh di Kabupaten Muna yang telah dituangkan dalam SK Bupati Muna No. 171 Tahun 2014 yaitu menyebar pada 12 (sembilan) desa/kelurahan pada 3 (tiga) kecamatan.
Untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan di perdesaan, Pemerintah Kabupaten Muna telah melakukan pengembangan permukiman perdesaan melalui program yang danannya bersumber dari dana APBN ataupun kegiatan yang dananya bersumber dari dana APBD seperti yang tersaji pada tabel berikut.
Tabel 7.3.
Data Program Perdesaan di Kabupaten Muna Tahun 2011 - 2012
No Program/Kegiatan Lokasi Satuan Status
1 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2011
Desa Katobu, Desa Lailangga, Desa Lalemba, Desa Latugho, Desa
Wakobaluagung, Desa Wansugi
100% selesai
2 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2012
Desa Ondoke, Desa Wuna, Desa Umba, Desa Lahaji, Desa Liabalano, Desa Wawesa, Desa Labone, Desa
Penyediaan infrastruktur permukiman perdesaan di Kabupaten Muna telah dilakukan melalui pembangunan, peningkatan maupun pemeliharaan. Selain itu bantuan stimulan sebagai pendorong dalam perbaikan infrastruktur permukiman perdesaan juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muna, yang diberikan kepada warga/ masyarakat yang benar-benar membutuhkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.
Untuk perumahan Selama ini penyediaan perumahan di Kota Raha tidak hanya dilakukan oleh masyarakat sendiri, tetapi juga partisipasi para pengembang swasta. Sedikitnya terdapat sekitar 3 lokasi kawasan RSH di Kota Raha yang perumahannya dibangun oleh para pengembang swasta. Lokasi perumahan tersebut tersebar di beberapa lokasi baik di kawasan yang diperuntukan bagi pengembang permukiman hingga sekitar kawasan pingiran kota. Selengkapnya kondisi RSH di Kota Raha tersaji pada Tabel berikut.
Tabel 7.4.
Data Kondisi RSH di Kab. Muna Tahun 2014 No. Lokasi RSH Tahun
Pembangunan Pengelola
Jumlah
Penghuni Kondisi
Prasarana CK yang ada
1 Perum Inova 2012 Developer 95 Baik
Air Bersih Drainase TPS
2 PerumLaende 2002 Developer 100 Baik
Air Bersih Drainase TPS 3 Perum Wira
Buana 1997 Developer 11 Baik
c. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Muna dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkugan permukiman. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Muna selengkapnya tersaji pada Tabel berikut
Tabel 7.5.
Matrik SWOT Perkotaan Kabupaten Muna
Aspek Yang Diamati Permukiman - Perkotaan
merupakan kawasan yang mempunyai daya tarik tinggi untuk masyarakat sehingga akan menyebabkan tumbuhnya kawasan permukiman yang rawan kumuh dan di perkotaan Kabupaten Muna, sehingga secara umum wilayah
Kabupaten Muna dapat berkembang secara merata
- Rawan muncul permukiman kumuh akibat sulitnya
mendapatkan lahan
diperkotaan yang berkorelasi dengan tingginya harga tanah.
- Kawasan perkotaan merupakan daya tarik utama dalam pengembangan yang tidak memperdulikan lingkungan hidup
- Pengembanagn Permukiman rawan pada daerah-daerah yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Muna
Air Bersih - Topografi
distribusi air yang
terkoneksi dengan baik
- Pengembangan sistem
penyediaan Air Minum melalui kelembagaan masyarakat
(local wishdom)
- Persediaan air tanah akan terus berkurang seiring dengan semakin
cepatnya pembangunan. Hal ini akan menimbulkan krisis jika tidak segera sumber mata air yang dapat digunakan untuk men-supply
kebutuhan air perkotaan Kabupaten Muna
- Debit air yang
ada masih
sangat kurang untuk melayani kawasan
permukiman perkotaan Kabupaten Muna
Air Limbah Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
penggunaan septic tank dan penggunaan jamban pribadi
- Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan yang belum
mempunyai jamban pribadi
- Sebagian besar masyarakat perkotaan telah memiliki MCK pribadi
- Membangun saluran induk pembuang air limbah di Kabupaten Muna belum
mempunyai sistem IPAL
- Pembangunan sistem
pengolahan air limbah pada kawasan perkotaan telah
- Keterbatasan ekonomi masyarakat sehingga tidak mampu
menyediakan sanitasi sendiri
Drainase - Masyarakat masih terbiasa membuang sampah ke saluran
drainase
- Peningkatan kualitas dan pembangunan jaringan drainase
- Debit air yang tidak sesuai dengan daya tampung
drainase yang ada berupa sungai yang dapat dimanfaatkan untuk pijakan pembuatan sistem
drainase yang terkoneksi diatas saluran drainase
- Pemanfaatan sungai sebagai saluran sistem drainase yang terkoneksi dengan baik.
Persampahan - Masih rendahnya sarana dan prasarana persampahan sangat terbuka di kawasan perkotaan Kabupaten Muna
- Belum tersedianya sarana dan prasarana
signifikan di wilayah
- Pengolahan sampah yang baik selain dapat akan semakin banyak. Hal ini sampah secara terpadu bukan hanya dengan 3R tetapi juga menganggap bahwa sampah adalah salah satu komoditas ekonomi. Jalan
Lingkungan
- Harga yang tinggi pada saat Muna untuk pengembangan jaringan jalan kawasan permukiman sangat luas
- Jenis perkerasan
jalan dan model jalan pada kawasan
pertama dalam pengembangan permukiman perkotaan Kabupaten Muna Kelembagaan - Peningkatan
kualitas aparatur
- Dengan adanya Otonomi Daerah maka peran daerah akan semakin besar dalam penentuan kebijakan pembangunan
- Formulasi kelembagaan tergantung pada
local wishdom, sehingga akan sulit dalam menyamaratakan fungsi
kelembagaan
Pendanaan - Promosi Provinsi Dan Pemerintah Pusat
- Pemerintah Kabupaten Muna mempunyai keterbatasan anggaran dalam melakukan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
- Keinginan yang sangat kuat dari SPPIP Kab. Muna Tahun 2012)
Pembangunan Perkotaan sering mengalami keterlambatan yang tidak terduga sebelumnya. Keterlambatan tersebut lebih sering disebabkan oleh belum dikenalinya karakteristik perkotaan. Karakteristik perkotaan memegang peranan penting dalam akselerasi pembangunan perkotaan diseluruh wilayah, oleh sebab itu dalam rangka semakin memperlancar dan mempercepat proses pembangunan perkotaan di kawasan perkotaan Kabupaten Muna maka berikut ini akan dijabarkan potensi, permasalahan, tantangan dan hambatan perkotaan Kabupaten Muna.
Tabel 7.6.
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Muna
No
Pengembangan Alternatif Solusi
1. Aspek Teknis Permasalahan
Lokasi Permukiman yang tidak sesuai RTRW;
Adanya Perda
Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Muna
Diarahkan untuk
Pembangunan dengan kepadatan rendah disertai upaya untuk mempertahankan fungsi resapan air, di tetapkan di kawasan bagian selatan Kota Kendari.
Sarana dan
prasarana lingkungan
permukiman yang menurun
2. Aspek
Kelembagaan
Belum adanya Dinas / Badan/ Lembaga Teknis pada SOPD yang secara khusus menangani
pembangunan dan Pengembangan perumahan dan Permukiman;
Terbatasnya
lahan murah untuk
pembangunan perumahan dan permukiman karena harga lahan yang tidak terkontrol
Pembentukan
Dinas yang
menangani
perumahan dan permukiman Peningkatan
Kapasitas SDM dan Pelaku
Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Lemahnya
pelaksanaan
koordinasi antar instansi terkait;
Peningkatan
Kerjasama dengan pihak lain yang terkait
Belum
terbangunnya sistem informasi manajemen
perumahan
permukiman yang terpadu dan terintegrasi; Pengembangan
kualitas SDM yang masih terbatas terutama di bidang Perumahan dan Permukiman;
3. Aspek
Pembiayaan
Dana alokasi untuk sektor perumahan yang masih sedikit.
Kecilnya minat investor
menanamkan modal di kota Kendari karena terbatasnya wilayah administrasi.
Mencari sumber-sumber
pembiayaan
perumahan dari dunia
usaha/swasta.
4. Aspek Peran
Serta Masyarakat
Kurangnya
Pemahaman Rumah
Sehat Di
Masyarakat
Peningkatan jumlah penduduk baik secara alamiah maupun karena urbanisasi akan semakin menuntut
perluasan
Mendorong peran KSM (Kelompok Swadaya
Masarakat) dalam hal penyediaan perumahan dan permukiman
swadaya
5. Aspek
Lingkungan Permukiman
1. Permasalahan permukiman yg tinggal di bantaran sungai/kali;
Pertumbuhan penduduk di wilayah kawasan hutan lindung
yang akan
mendesak
kawasan hutan lindung.
1. Kawasan
Permukiman yang sudah terlanjur terbangun di sepanjang
sungai/kali harus melaksankan perbaikan
lingkungan dgn menjaga permukiman yg tinggal di kawasan lindung(Desa Kombungo);
2. Dilakukan dengan konsep land konsolidation dan urban renewal pada permukiman padat dan kumuh; 4. Permasalahan
permukiman yang berada di lahan
yang mudah
longsor dan curam.
3. Program
Relokasi pada kawasan
permukiman yang terdapat pada kawasan lindung agar dikembalikan fungsinya sebagai kawasan yang dapat mengatur siklus air.
Sumber : Hasil Analisa dan Pengamatan, Tahun 2015
7.1.2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
mengacu pada target pengembangan permukiman yang termuat dalam RPIJM, RTRW maupun Renstra SKPD. Kebutuhan program pengembangan permukiman di perkotaan di Kabupaten Muna selengkapnya tersaji pada Tabel berikut.
Tabel 7.7.
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan ( Kec. Katobu, Kec. Bata Laiworu dan kec. Duruka ) untuk 5 Tahun
No Uraian Unit
Tahun
Penduduk Jiwa 58.543 59.614 60.705 61.816 298.169 Kepadatan
Penduduk Jiwa/km2 1.243 1.265 1.289 1.312 6.329
Proyeksi Persebaran Penduduk
Jiwa/km2 1.243 1.265 1.289 1.312 6.329 Proyeksi
Ha 104,4235 83,5388 15,4235 41,7694 20,8847
3. Kebutuhan RSH Unit 100 200 300 400 500
4. Kebutuhan Pengembangan Permukiman Baru
Kawasan 2 4 5 6 7
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2016
7.1.3 Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kriteria Kesiapan Daerah
Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Muna, kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Dokemen Masterplan Drainase di Kota Raha dilaksanakan pada tahun 2009;
2. Dokumen RTRW Tahun 2011-2031;
3. Dokumen SPPIP Kabupaten Muna Tahun 2012; 4. Dokumen RPKPP Kabupaten Muna Tahun 2013; 5. Dokumen RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2010;
6. Dokumen RTBL Kawasan Pantai Kota Raha Tahun 2011; 7. Surat Minat Sektor Pengembangan Pemukiman Tahun 2015;
8. Kesiapan lahan seluas 30 ha di Laino Pantai untuk pembangunan infrastruktur;
9. Ketersediaan DDUB minimal 10% untuk setiap Program yang dilaksanakan di Kabupaten Muna.
7.1.4 Usulan Program dan Kegiatan
a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Tabel 7.8.
Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Muna untuk 5 Tahun
No KEGIATAN DETAIL LOKASI VOL SAT BIAYA X
1000)
1
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Kabangka I (Ds. Lupia, Lakandito, Wataliku) Kec. Kabangka Kab. Muna
Kab. Muna 1 paket 5.060.000
2
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kabangka Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Kabangka Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws. 5.060.000
3
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Minapolitan Desa Komba Komba Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Komba Komba Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws.
5.500.000
4
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Oensuli Kec. Sarimulyo Kab. Muna
Desa Oensuli Kec. Sarimulyo Kab. Muna
1 Kws. 5.500.000
5
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Sarimulyo Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Sarimulyo Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws.
5.500.000
6
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Wakobulu Agung Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Wakobulu Agung Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws. 5.500.000
7
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Minapolitan Desa Wansugi Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Wansugi Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws. 5.500.000
8
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Bahutara Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
Desa Bahutara Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
1 Kws.
5.500.000
9
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kontu Kowuna Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
Desa Kontu Kowuna Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
10
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kafoofoo Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
Desa Kafoofoo Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
1 Kws.
5.500.000
11 Perbaikan (struktur Paving/Rabat Beton)Jalan Lingkungan Kel. Laiworu 225,31 m 336.068
12 Peningkatan Jalan Lingkungan L=4m (pengasapalan) Kel. Laiworu 5.371,65 m 8.012.352
13 Perbaikan (struktur Paving/Rabat Beton)Jalan Lingkungan Kel. Raha 1 2150 m 3.206.940
14 Peningkatan Jalan Lingkungan Kel. Raha 1 1.665 m 2.483.514
15 Perbaikan Jalan Lingkungan
(struktur Paving/Rabat Beton) Kel. Wamponiki 3.250,00 m 4.847.700 16 Peningkatan Jalan Lingkungan L=4m (pengasapalan) Kel. Wamponiki 976,00 m 1.455.802
17 Perbaikan (struktur Paving/Rabat Beton)Jalan Lingkungan Kel. Kuning Mangga 361,50 m 539.213
18 Peningkatan Lingkungan/Perkerasan jalan Jalan Kel. Kuning Mangga 1.500 m 1.033.999
19 Pengaspalan jalan Kel. Mangga
Kuning 2.000 m 2.983.200
20 Pembangunan Jalan Setapak Lebar 2 Meter
Kel. Mangga
Kuning 1.000 m 741.400
21 Deuker Kel. Kuning Mangga 3 unit 236.500
22 Pengaspalan Jalan Kel. Raha 2 2.500,00 m 3.729.000
23 Peningkatan Jalan Lingkungan Kel. Raha 2 800 m 1.193.280
24 Perbaikan (struktur Paving/Rabat Beton)Jalan Lingkungan Kel. Raha 3 1.475 m 2.200.110
25 Peningkatan Jalan Lingkungan Kel. Raha 3 320 m
477.312 26 Perbaikan Jalan Lingkungan
28 Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel.
Butung-Butung 736 m 1.097.818
29 Peningkatan Jalan Lingkungan Kel.
Butung-Butung 319 m 475.820
30 Perbaikan (struktur Paving/Rabat Beton)Jalan Lingkungan Kel. Laende 520 m 775.632
31 Peningkatan Jalan Lingkungan Kel. Laende 2.340 m 3.490.344 Sumber : Satgas RPIJM Kab. Muna, Tahun 2016
b. Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman
Pembiayaan usulan program terdiri-dari pembiayaan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, Swadaya masyarakat, dan pihak swasta. Dana dari Pemerintah Kota merupakan dana pendamping atau dana sharing yang diwajibkan oleh Pemerintah Pusat.
Tabel 7.9.
Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Muna
NO
. NAMA KEGIATAN
DETAIL
LOKASI VOL SAT
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN
APBN
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Kabangka I (Ds. Lupia, Lakandito, Wataliku) Kec. Kabangka Kab. Muna
Kab. Muna 1 paket 4.600.000 - - - 460.000 - - - √
-2
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kabangka Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Kabangka Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws. 4.600.000 - - - 460.000 - - - √
-3
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Minapolitan Desa Komba Komba Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Komba Komba Kec. Kabangka Kab. Muna
-4
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Oensuli Kec. Sarimulyo Kab. Muna
Desa Oensuli Kec. Sarimulyo Kab. Muna
1 Kws. 5.000.000 - - - 500.000 - - - √
-5
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Sarimulyo Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Sarimulyo Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws. 5.000.000 - - - 500.000 - - - √
-6
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Wakobulu Agung Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Wakobulu Agung Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws. 5.000.000 - - - 500.000 - - - √
-7
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Minapolitan Desa Wansugi Kec. Kabangka Kab. Muna
Desa Wansugi Kec. Kabangka Kab. Muna
1 Kws. 5.000.000 - - - 500.000 - - - √
-8
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Bahutara Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
Desa Bahutara Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
-9
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kontu Kowuna Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
Desa Kontu Kowuna Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
1 Kws. 5.000.000 - - - 500.000 - - - √
10
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kafoofoo Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
Desa Kafofoo Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
1 Kws. 5.000.000 - - - 500.000 - - - √
11
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel. Laiworu
225,31 m 305.516 - - - 30.552 - - - √
-12
Peningkatan Jalan Lingkungan L=4 m (pengasapalan)
Kel. Laiworu 5.371, 65
m 7.283.956 - - - 728.396 - - - √
-13
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel. Raha 1 2150 m 2.915.400 - - - 291.540 - - - √
-14 Peningkatan Lingkungan Jalan Kel. Raha 1 1.665 m 2.257.740 - - - 225.774 - - - √
-15
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel. Wamponiki 3.250, 00
m 4.407.000 - - - 440.700 - - - √
-16
Peningkatan Jalan Lingkungan L=4 m (pengasapalan)
Kel. Wamponiki
976,00 m 1.323.456 - - - 132.346 - - - √
-17
Perbaikan Jalan Lingkungan
-18 Peningkatan Lingkungan/Perkerasan jalanJalan Kel. Kuning Mangga 1.500 m 939.999 - - - 94.000 - - - √
-19 Pengaspalan jalan Kel. Mangga
Kuning 2.000 m 2.712.000 - - - 271.200 - - - √
-20 Pembangunan Jalan Setapak Lebar 2 Meter
Kel. Mangga
Kuning 1.000 m 674.000 - - - 67.400 - - - √
-21 Deuker Kel. Kuning Mangga 3 unit 215.000 - - - 21.500 - - - √
-22 Pengaspalan Jalan Kel. Raha 2 2.500,00 m 3.390.000 - - - 339.000 - - - √
-23 Peningkatan Lingkungan Jalan Kel. Raha 2 800 m 1.084.800 - - - 108.480 - - - √
-24
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel. Raha 3 1.475 m 2.000.100 - - - 200.010 - - - √
-25 Peningkatan Lingkungan Jalan Kel. Raha 3 320 m 433.920 - - - 43.392 - - - √
-26
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel. Watonea 3.250, 00
m 4.407.000 - - - 440.700 - - - √
-27 Peningkatan Jalan
-28
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel.
Butung-Butung 736 m 998.016 - - - 99.802 - - - √
-29 Peningkatan Jalan Lingkungan
Kel.
Butung-Butung 319 m 432.564 - - - 43.256 - - - √
-30
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
Kel. Laende 520 m 705.120 - - - 70.512 - - - √
-31 Peningkatan Lingkungan Jalan Kel. Laende 2.340 m 3.173.040 - - - 317.304 - - - √
-Sumber : Satgas RPIJM Kab. Muna, Tahun 2016
Tabel 7.10.
Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman
No. Kegiatan APBN APBD PROV. APBD KAB Masyarakat Swasta Total
(Rp X Juta) (Rp X Juta) (Rp X Juta) (Rp X Juta) (Rp X Juta) (Rp X Juta)
1
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Kabangka I (Ds. Lupia, Lakandito, Wataliku) Kec. Kabangka Kab. Muna
2
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kabangka Kec. Kabangka Kab. Muna
4.600.000 460.000 5.060.000
3
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Minapolitan Desa Komba Komba Kec. Kabangka Kab. Muna
5.000.000 500.000 5.500.000
4
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Oensuli Kec. Sarimulyo Kab. Muna
5.000.000 500.000 5.500.000
5
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Sarimulyo Kec. Kabangka Kab. Muna
5.000.000 500.000 5.500.000
6
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Wakobulu Agung Kec. Kabangka Kab. Muna
5.000.000 500.000 5.500.000
7
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws.
8
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Bahutara Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
5.000.000 500.000 5.500.000
9
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kontu Kowuna Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
5.000.000 500.000 5.500.000
10
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Desa Kafoofoo Kec. Kontu Kowuna Kab. Muna
5.000.000 500.000 5.500.000
11
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
305.516 30.552 336.068
12
Peningkatan Jalan Lingkungan L=4 m (pengasapalan)
7.283.956 728.396 8.012.352
13
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
2.915.400 291.540 3.206.940
14 Peningkatan Jalan
Lingkungan 2.257.740 225.774 2.483.514
15
Perbaikan Jalan Lingkungan
16
Peningkatan Jalan Lingkungan L=4 m (pengasapalan)
1.323.456 132.346 1.455.802
17
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
490.194 49.019 539.213
18 Peningkatan Jalan
Lingkungan/Perkerasan jalan 939.999 94.000 1.033.999
19 Pengaspalan jalan 2.712.000 271.200 2.983.200
20 Pembangunan Jalan Setapak
Lebar 2 Meter 674.000 67.400 741.400
21 Deuker 215.000 21.500 236.500
22 Pengaspalan Jalan 3.390.000 339.000 3.729.000
23 Peningkatan Lingkungan Jalan 1.084.800 108.480 1.193.280
24
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
2.000.100 200.010 2.200.110
26
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
4.407.000 440.700 4.847.700
27 Peningkatan Lingkungan Jalan 786.480 78.648 865.128
28
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
998.016 99.802 1.097.818
29 Peningkatan Lingkungan Jalan 432.564 43.256 475.820
30
Perbaikan Jalan Lingkungan (struktur Paving/Rabat Beton)
705.120 70.512 775.632
31 Peningkatan Jalan
Lingkungan 3.173.040 317.304 3.490.344
7.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
a. Isu Strategis
Untuk dapat merumuskan isu strategis bidang PBL, maka dapat melihat dari agenda Nasional dan Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk agenda Nasional, salah satunya adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan program – program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda Nasional lainnya adalah Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di Kab/Kota dan tersedianya pedoman harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di Kab/Kota.
Agenda Internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s 2015, khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target MDG’s yang terkait bidang cipta karya adalah target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.
Agenda Internasional lainnya adalah isu pemanasan global (Global Warming). Pemanasan Global yang disebabkan bertambahnya karbondioksida CO2 sebagai akibat konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan naiknya suhu permukaan bumi hingga 6,4 C antara tahun 1990 dan 2100, serta meningkatnya tinggi muka laut di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai, yaitu menculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta dampak sosial lainnya.
mengurusi permasalahan perumahan dan permukiman serta pembangunan perkotaan. Konferensi Habitat II yang dilaksanakan di Istanbul, Turki pada 3 – 14 Juni 1996 dengan dua tema pokok, yaitu “ Adequate Shelter for All” dan Sustainable Human Settlements Development in an Urbanizing World”, sebagai kerangka dalam penyediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi masyarakat.
Dari agenda – agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional bidang PBL dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal;
f. Pelibatan Pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan berkelanjutan;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96 % dari total penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in cash sesuai MOU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.
Isu Strategis ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasarkan skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d) Penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.
Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia tentunya isu – isu strategis sektor penataan bangunan dan lingkungan pasti ada, begitu pula di Kabupaten Muna. Adapun gambaran isu strategis sektor PBL dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 7.11.
Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Muna
No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL
1. Penataan Permukiman Lingkungan Fasilitasmasih kuranginfrastruktur dasar
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Masih belum ditunjang oleh fasilitas yang memadai
3. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
- Alokasi pendanaan penanggulangan kemiskinan yang belum menjangkau semua wilayah
Sumber : Hasil Pengamatan, Tahun 2016
b. Kondisi Eksisting
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan. Hasil dari proses perencanaan penataan bangunan dan lingkungan yaitu dokumen RTBL yang memuat panduan-panduan dalam penataan bangunan dan lingkungan.
Adapun Peraturan Daerah atau aturan-aturan yang terkait sektor penataan bangunan dan lingkungan dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 7.12.
Peraturan Daerah Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan No Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/SK Bupati Ket
No Tahun Tentang
1 9 2012 Bangunan Gedung Perda
2 513 2011 Penetapan Lokasi RTBL SK
3 514 2011 Rujukan RTBL SK
Sumber : Bagian Hukum Setda Kab. Muna, Tahun 2015
Tabel 7.13.
Penataan Lingkungan Permukiman
No. Kota/
RTH Pemenuhan SPM Penanganan
Kebakaran
A HUTAN KOTA
1
Hutan Kota Kws. Kantor Bupati
B TAMAN KOTA
1 Taman
Alun-- Ya ±75 Kel.Batalaiwo ru
1 TWA NapabalePantai - Ya Kec.Lohia
3 TWA Mata Air
4 TWA walengkabolaPantai - Ya
Kec.
D JALUR HIJAU
JALAN
1 Median DiponegoroJln. - Ya
Kel. Jalan Gatot Subroto
4 Watopute -Kontunga
E JALUR HIJAU
PANTAI
F JALUR HIJAU
SUNGAI
Pemakaman - Ya ±5.000 Kel. Wamponi
Data
-3
Ya ±10.000 Kel. Palangga
Ya ±10.000 Kel. Sidodadi
RTH Komplek Perkantoran Wite Labalue
-Ya ±5.0000 Kel. Sidodadi
Sumber: BLHKP Kab. Muna; Laporan Hasil Survey 2015 dan Hasil Analisis 2016
Untuk kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Kabupaten Muna dapat digambarkan kondisi eksistingnya seperti pada tabel berikut.
Tabel 7.14.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara No Kecamatan Jumlah bangunan Gedung
berdasarkan fungsi 1. Katobu Fungsi Hunian : 6257 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 31 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : 16 unit Swasta Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 61 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
2. Bata Laiworu Fungsi Hunian : 2887 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 18 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : 2 unit Swasta Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 30 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
3. Duruka Fungsi Hunian : 2633 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit Swasta Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 26 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
4. Lohia Fungsi Hunian : 3061 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 11 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 35 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
5. Lasalepa Fungsi Hunian : 2537 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 16 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 21 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
6. Napabalano Fungsi Hunian : 2512 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 22 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 30 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
7. Kontunaga Fungsi Hunian : 1865 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 8 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 17 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
8. Watopute Fungsi Hunian : 2849 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 11 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 33 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
9. Kontu Kowuna
Fungsi Hunian : 871 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : - unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 20 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
10. Kabangka Fungsi Hunian : 2312 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 18 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 38 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
11 Kabawo Fungsi Hunian : 2744 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 23 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 42 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
12 Parigi Fungsi Hunian : 2667 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 18 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 34 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
13 Bone Fungsi Hunian : 1251 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 15 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 17 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
15 Tongkuno Fungsi Hunian : 3503 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 23 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : 1 unit Swasta Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 54 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
16 Tongkuno Selatan
Fungsi Hunian : 1318 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 16 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
17 Towea Fungsi Hunian : 1106 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 13 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
18 Maligano Fungsi Hunian : 1172 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 20 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 19 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
19 Batu Kara Fungsi Hunian : 543 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 11 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
20 Wakorumba Selatan
Fungsi Hunian : 959 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 8 unit PemKab Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 14 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
21 Pasir Putih Fungsi Hunian : 927 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : 14 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 24 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
22 Pasi Kolaga Fungsi Hunian : 891 unit Hak Milik Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Agama : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Usaha (Hotel) : - unit - Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Fungsi Sosial : 14 unit Pemda Baik, Rusak, Sedang Tidak Ada
Sumber : Kabupaten Muna Dalam Angka, Tahun 2015
Tabel 7.15.
Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
No. Kecamatan Kegiatan PNPM Mandiri Kegiatan lainnya 1. Katobu Pelatihan Peningkatan Kapasitas
Masyarakat
1 Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) 2 Bata
Laiworu
- Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat
2 Program Pengembangan UKM - Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 3 Program Rehabilitasi Sosial
-Rumah Tidak Layak huni ( RS-RTHL)
- Perlengkapan Seragam sekolah Siswa 4 Bantuan Raskin untuk Bencana Alam
3 Duruka - Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat
5 Program Pelayanan Kesehtan Garatis melalui Jamkesmas
- Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 6 Pelatihan dan sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja
4 Lohia - Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 7 Pengurusan Akte Kelahiran Gratis 8 Pengurusan Kartu Keluarga (KK)
dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) gratis
5 Lasalepa - Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 9 Program Pengembangan Kecematan (PPK) Dinas Sosial dan Pemberdayaan
- Penyuluhan dan Pelatihan Pendidikan 10 Pengembangan Pertanian dan Holtikultura Dinas Pertanian
6 Napabalano - Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 11 Padat Karya Dinaskertrans
- Penyuluhan dan Pelatihan Pendidikan 12 Bantuan Langsung Tunai (BLT) BPS, Kantor Pos dan Depsoso 7 Kontunaga - Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 13 Program Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan (PPIP) DinasPU
- Pelatihan Pendidikan 14 Pengembangan Kawasan Produksi Daerah tertinggal (P2KP-DT) 8 Watopute - Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 15 Beasiswa dan Bantuan Biaya
Sekolah
- Bantuan Biaya Pendidikan 16 Intervensi Gizi dan Ketahanan Pangan
9 Kontu Kowuna
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 17 Program Peningkatan Pendapatan Petani kecil
10 Kabangka Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 18 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan (LUEP)
12 Parigi Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 20 Program Pelayanan dan rehabilitasi Sosial
13 Bone Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 14 Marobo Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 15 Tongkuno Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 16 Tongkuno
Selatan
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 17 Towea Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 18 Maligano Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 19 Batu Kara Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 20 Wakorumba
Selatan
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 21 Pasir Putih Simpan Pinjam Kelompok Perempuan 22 Pasi Kolaga Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
Sumber : PNPM-Mandiri, Olahan dari berbagai sumber; Tahun 2015
c. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Muna dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Muna selengkapnya tersaji pada Tabel berikut.
Tabel 7.16.
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Muna
No
Aspek Penataan Bangunan dan Lingkungan
Permasalahan yang Dihadapi
Tantangan
Pengembangan Alternatif Solusi
I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1 Aspek Teknis Tidak memiliki
rencana pengembangan
Kawasan permukiman sudah terbentuk sehingga menyulitkan dalam penanganan
Penyediaan dokumen perencanaan
2 Aspek Kelembagaan Pengelolaan belum maksimal
SKPD kekurangan personil
Peningkatan kapasitas SDM
3 Aspek Pembiayaan Pendanaan masih kurang
Sektor ini belum menjadi prioritas
Dukungan pendanaan 4 Aspek Peran Serta
Masyarakat/Swasta
Keterlibatan masyarakat kurang
Swadaya masih rendah
Mendorong keterlibatan masyarakat 5 Aspek Lingkungan
Permukiman
Ketersediaan infrastruktur kurang
Status lahan menjadi polemik
Adanya akta hibah
II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara 1 Aspek Teknis Bentuk Gedung yg
terbangun belum memiliki standar
Amanat Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.
Pembangunan harus sesuai dengan aturan yang ada
2 Aspek Kelembagaan SKPD belum optimal dalam merawat gedung terbangun
Amanat Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UUBG, bahwa semua
harus layak fungsi pada tahun 2010.
3 Aspek Pembiayaan Rendahnya pendapatan
masyarakat sehingga sulit untuk mengurus Perijinan bangunan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung
Pelayanan
Pengurusan IMB bagi masyarakat berpenghasilan
komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat
Amanat Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010
Pelatihan bagi masyarakat
tentang bagaimana sebaiknya
membangun bangunan Gedung yang memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan
5 Aspek Lingkungan Permukiman
Kurang
ditegakkannya aturan keselamatan,
keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung
Ada sekitar 4.883 jiwa penduduk miskin yang ada di Kab. Muna untuk 3 kecamatan yaitu Kec. Katobu, Kec. Bata Laiworu dan Kec. Duruka (Pemukiman Perkotaan)
setiap bangunan gedung yang didirikan tidak boleh melebihi ketentuan
maksimal
kepadatan dan ketinggian yang ditetapkan dalam RTRW
Kota/Kabupaten, RGTRKP dan RTBL
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 Aspek Teknis
2 Aspek Kelembagaan Tidak dilibatkannya komunitas dalam pengambilan
keputusan pada rapat-rapat.
Adanya Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang percepatan Penanggulangan Kemiskinan
- Pembentukan organisasi bagi masyarakat miskin sesuai jenis usahanya. - Dilibatkan
masyarakat pada pertemuan-pertemuan yang membahas persoalan orang miskin.
3 Aspek Pembiayaan Rendahnya pendapatan
masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
Adanya hak atas perlindungan dan pemenuhan
kesempatan berusaha dan bekerja, dan SDA.
- Memberikan bantuan modal usaha atau pembiayaan dalam skala mikro.
- Menigkatkan keterampilan dan manajemen usaha.
4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta
Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan diwilayahnya.
Adanya hak bagi setiap warga negara untuk berkumpul, mengeluarkan
pendapat yang membahas persoalan orang miskin.
Dilibatkan komunitas
masyarakat pada pertemuan-pertemuan yang membahas
persoalan orang miskin.
5 Aspek Lingkungan Permukiman
Kurangnya partisipasi masyarakat untuk turut serta bekerja membersihkan dan menjaga lingkungan permukimannya
Adanya kawasan – kawasan kumuh belum tertangani
Pengalokasian program fisik berbasis pada komunitas
masyarakat
7.2.2 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.2.1 Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL Kabupaten Muna mengacu pada lingkup tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, antara lain yaitu :
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisonal dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Pemenuhan ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
RTBL ( Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan )
RTBL berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi :
Program bangunan dan lingkungan; Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
Rencana Investasi;
Ketentuan pengendalian Rencana;
Pedoman pengendalian pelaksanaan.
RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.
Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya.
Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/bersejarah
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional adalah :
1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;
2. Pendekatan tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat; 3. Azas “ berkelanjutan” sebagai salah satu pertimbangan penting
untuk menjamin kelangsungan kegiatan;
4. Rembug warga dalam upaya mengali sebanyak mungkin aspirasi masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Tabel 7.17.
SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
1. Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di Kab/Kota.
100% Dinas yang membidangi Perijinan (IMB) Harga Standar
Bangunan Gedung Negara (HSBGN)
2. Tersedianya pedoman Harga Standar
Bangunan
Gedung Negara di Kabupaten/Kota.
100% Dinas Yang membidangi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
1. Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/Kawasan
7.2.2.2 Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi : 1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi
persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, kenyamanan dan kemudahan);
2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.
7.2.2.3 Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
program pemerintah yang secara subtansi berupaya menanggulagi kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat.
Adapun kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Muna untuk jangka waktu 5 tahun ke depan dengan mengacu pada program dan capaian Renstra Nasional dan RPJMD Kabupaten Muna serta Renstra SKPD sebagaimana tergambarkan pada tabel berikut.
Tabel 7.18 .
Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No. Uraian Satuan
Kebutuhan (Tahun)
I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1. Ruang Terbuka
Hijau (RTH)
M2 1097 1125 1180 1210 1250
2. Ruang Terbuka M2 940,8 965 980 1050 1065
3. PSD Unit 479 500 550 605 650
4. PS Lingkungan Unit 215 241 310 350 390 5. HSBGN Laporan 100% 100% 100% 100% 100% 6. Pelatihan Teknis
Tenaga Pendata HSBGN
Laporan Ya Ya Ya Ya Ya
II. Kegiatan Penyelenggaraan bangunan Gedung dan Rumah Negara 1. Bangunan fungsi
hunian
Unit 2000 2000 2000 2000 2000
2. Bangunan fungsi Keagamaan
Unit 35 70 105 140 175
3. Bangunan fungsi Usaha
Unit 22 44 66 88 100
4. Bangunan fungsi sosbud
Unit 28 56 84 112 140
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 PNPM-Mandiri Ya Ya Ya Ya Ya
2 Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)
Ya Ya Ya Ya Ya
4 Program Rehabilitasi Sosial - Rumah Tidak Layak huni ( RS-RTHL)
Ya Ya Ya Ya Ya
5 Bantuan Raskin untuk Bencana Alam Ya Ya Ya Ya Ya 6 Program Pelayanan Kesehtan Garatis
melalui Jamkesmas
Ya Ya Ya Ya Ya
7 Pelatihan dan sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja
Ya Ya Ya Ya Ya
8 Pengurusan Akte Kelahiran Gratis Ya Ya Ya Ya Ya 9 Pengurusan Kartu Keluarga (KK) dan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) Gratis
Ya Ya Ya Ya Ya
10 Program Pembudidayaan Keluarga Miskin Melalui KOBE
Ya Ya Ya Ya Ya
11 Penyediaan dan Pemantauan Penyaluran Beras Raskin
Ya Ya Ya Ya Ya
12 Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi
Ya Ya Ya Ya Ya
13 Pemberdayaan kominitas Adat terpencil
Ya Ya Ya Ya Ya
14 Pemberdayaan tenaga Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Pendamping Masyarakat
Ya Ya Ya Ya Ya
15 Pemetaan Kemisikinan Ya Ya Ya Ya Ya
16 Program Pengembangan Kecematan (PPK) Dinas Sosial dan Pemberdayaan
Ya Ya Ya Ya Ya
17 Pengembangan Pertanian dan Holtikultura Dinas Pertanian
Ya Ya Ya Ya Ya
18 Padat Karya Dinaskertrans Ya Ya Ya Ya Ya 19 Bantuan Langsung Tunai (BLT) BPS,
Kantor Pos dan Depsos
Ya Ya Ya Ya Ya
20 Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) DinasPU
Ya Ya Ya Ya Ya
21 Pengembangan Kawasan Produksi Daerah tertinggal (P2KP-DT)
Ya Ya Ya Ya Ya
22 Beasiswa dan Bantuan Biaya Sekolah Ya Ya Ya Ya Ya 23 Intervensi Gizi dan Ketahanan
Pangan
Ya Ya Ya Ya Ya
24 Program Peningkatan Pendapatan Petani kecil
Ya Ya Ya Ya Ya
25 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan (LUEP)
26 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)
Ya Ya Ya Ya Ya
27 Program Pelayanan dan rehabilitasi Sosial
Ya Ya Ya Ya Ya
Sumber : Hasil Analisa, Olahan berbagai sumber; Tahun 2015
7.2.3 Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Untuk mendukung program dan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Muna, kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi :
1. Dokumen RTRW Kabupaten Muna 2011 – 2031; 2. Perda Bangunan Gedung Tahun 2012;
3. Dokumen Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Kabupaten Muna (Kota Raha) Tahun 2011;
4. Dokumen Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Sejarah Liangkobori Kab. Muna Tahun 2014;
5. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Pulau Towea, Kecamatan Towea, Kabupaten Muna, Tahun 2013;
6. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di Kawasan Wisata Napabale Kabupaten Muna, Tahun 2007;
7. Surat Minat Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Tahun 2015;
7.2.4 Usulan Program dan Kegiatan PBL
Tabel 7.19.
Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Muna
NO. NAMA KEGIATAN DETAIL
LOKASI VOL SAT
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN
APBN
PENATAAN KWS. HIJAU KWS. MESJID AL MUNAWARAH KEL. BUTUNG-BUTUNG KEC. KATOBU
Kws. Mesjid Munawarah Kel. Butung-Butung Kec. Katobu
1 M2
6.000.000 - - - 600.000 - - - - √ - -
-2
PENATAAN BANGUNAN KWS. HIJAU (RTH) KOTA RAHA
Kota Raha 1 M2
5.000.000 - - - 500.000 - - - - √ - -
-3
PENATAAN KWS. DESTINASI KWS. TOWEA DS. WANGKOLABU KEC. TOWEA
PENATAAN KWS. DEST. WISATA KWS. LIANGKOBORI DS. LIANGKOBORI KEC. LOHIA ( TAMBAHAN USULAN)
Kws.
Liangkobori Ds. Liongkobori Kec. Lohia
1 M2
-5 PENATAAN KAW.
PUJASERA KAB.MUNA Kel. Laende 1 M2 5.000.000 - - - 500.000 - - - - √ - -
-6 PenataanPerkantoran Wite LabalueKws. Kel.Batalaiworu 0,6 Ha 3.000 - - - √ - -
-7 Penataan Bangunan dan
Lingkungan Kel. Laiworu 162 unit 5.670 - - - √ - -
-8
Pengadaan Lahan Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Kel. Laiworu 741,
841 M2 - - - 163.205 - - - √ - -
-9
Penyiapan dan Pematangan Lahan Untuk Kepentingan
Pembangunan RTH Publik
Kel. Laiworu 741,841 M2 - - - 206.973 - - - √ - -
-10
Pembangunan
Penerangan Jalan Umum (PJU)
Kel. Laiworu 25 unit - -
-533.656 - - - √ - -
-11 Penataan Ruang terbukaHijau Kel. Raha 1 694,69 m2 1.934.711 - - - √ -
-12
Pembangunan
Penerangan Jalan Umum (PJU)
Kel. Raha 1 50 Unit - - - 1.067.313 - - - - √ -
-13 Penataan Bangunan dan
-14 Penataan Bangunan danLingkungan Kel. Wamponiki 87 unit 3.045.000 - - - √ -
-15 Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kel. Mangga
Kuning 187 unit 6.545.000 - - - √
16 Penataan Ruang terbuka Hijau
Kel. Mangga
Kuning 1250 m2 3.481.250 - - - √
17
Pengadaan Lahan Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Kel. Mangga
Kuning 1250 M2 - - - 275.000 - - - √
18
Penyiapan dan Pematangan Lahan Untuk Kepentingan
Pembangunan RTH Publik
Kel. Mangga
Kuning 1250 M2 - - - 348.750 - - - √
19 Penataan Bangunan danLingkungan Kel. Bonea 236 unit 8.260.000 - - - √
20 Penataan Ruang terbuka
Hijau Kel. Bonea 1250 m2 3.481.250 - - - √
21
Pengadaan Lahan Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Kel. Bonea 1250 M2 - - - 250.000 - - - √
22
Penyiapan dan Pematangan Lahan Untuk Kepentingan
Pembangunan RTH Publik
Kel. Bonea 1250 M2 - -
23 Penataan Bangunan danLingkungan Kel. Raha 2 189 Unit 6.615.000 - - - √ - -
-24 Penataan Ruang terbukaHijau Bantaran Sungai Kel. Raha 2 1.250 m² 3.481.250 - - - √ - -
-25
Pengadaan Lahan Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Kel. Raha 2 1.250 m² - - - 275.000 - - - √ - -
-26
Penyiapan dan Pematangan Lahan Untuk Kepentingan
Pembangunan RTH Publik
Kel. Raha 2 1.250 m² - - - 348.750 - - - √ - -
-27 Penataan Bangunan dan
Lingkungan Kel. Raha 3 190 Unit 6.650.000 - - - √
28 Penataan Ruang TerbukaHijau Kel. Raha 3 1250 m² 3.481.250 - - - √
29
Pengadaan Lahan Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Kel. Raha 3 1250 m² - - - 275.000 - - - √
30
Penyiapan dan Pematangan Lahan Untuk Kepentingan
Pembangunan RTH Publik
Kel. Raha 3 1250 m² - - - 348.750 - - - √
-32 Penataan Ruang TerbukaHijau Kel. Watonea 1000 m² 2.785.000 - - - √ -
-33
Pengadaan Lahan Untuk Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Kel. Watonea 1000 m² - - - 220.000 - - - - √ -
-34
Penyiapan dan Pematangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kel. Watonea 1000 m² - - - 279.000 - - - - √ -
-35 Penataan Bangunan danLingkungan Kel. ButungButung- 230 Unit 8.050.000 - - - √ - -
-36 Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kel.
Butung-Butung 1000 m² 2.785.000 - - - √ - -
-37
Penyiapan dan Pematangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kel.
Butung-Butung 1000 m² - - - 558.000 - - - - √ - -
-38 Penataan Bangunan danLingkungan Kel. Laende 66 Unit 2.310.000 - - - √
-39 Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kel. Laende 500 m² 1.392.500 - - - √
-40
Penyediaan dan pematangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kel. Laende 500 m² - - - 279.000 - - - √
-41
Pengadaan Hidrant Kebakaran Pipanisasi Galfanis (GI) Sebagai Outlet dan Inlet Selang kebakaran
-42 Pengadaan Mesin PompaPortabel Kebakaran Kel. Laiworu 1 unit 172.968 - - - √ - -
-43
Pembangunan Tandon Air Kebakaran Plus Pos Kebakaran Skala Kawasan
Kel. Laiworu 1 unit 345.000 - - - √ - -
-44
Pengadaan Hidrant Kebakaran Pipanisasi Galfanis (GI) Sebagai Outlet dan Inlet Selang kebakaran
Kel. Raha 1 648,124 m 303.322 - - - √ -
-45
Pembangunan Tandon Air Kebakaran Plus Pos Kebakaran Skala Kawasan
Kel. Raha 1 1 unit 345.000 - - - √ -
-46
Pembentukan Satuan Relawan Kebakaran Tingkat Lingkungan
Kel. Raha 1 1 Ls - -
-5.000 - - - √ -
-47 Pengadaan Mesin Pompa
Portabel Kebakaran Kel. Raha 1 1 unit - - - 172.968 - - - √ -
-48
Pengadaan Hidrant Kebakaran Pipanisasi Galfanis (GI) Sebagai Outlet dan Inlet Selang kebakaran
Kel. Wamponiki 343 m 160.524 - - - √ -
-49 Pengadaan Mesin PompaPortabel Kebakaran Kel. Wamponiki 1 unit 172.968 - - - √ -
-50
Pembangunan Tandon Air Kebakaran Plus Pos Kebakaran Skala Kawasan
Kel. Wamponiki 1 unit
-51
Pembentukan Satuan Relawan Kebakaran Tingkat Lingkungan
Kel. Wamponiki 1 Ls - - - 5.000 - - - √ -
-52
Pembangunan Tandon Air Kebakaran Plus Pos Kebakaran Skala Kawasan
Kel. Mangga
Kuning 1 unit 345.000 - - - √
-53 Pengadaan Mesin Pompa Portabel Kebakaran
Kel. Mangga
Kuning 1 unit 172.968 - - - √
-54
Pembentukan Satuan Relawan Kebakaran Tingkat Lingkungan
Kel. Mangga
Kuning 1 Ls - - - - 5.000 - - - √
-55
Pengadaan Hidrant Kebakaran Pipanisasi Galfanis (GI) Sebagai Outlet dan Inlet Selang kebakaran
Kel. Mangga
Kuning 200 m - - - - 93.600 - - - √
-56 Pengadaan Mesin PompaPortabel Kebakaran Kel. Bonea 1 unit 172.968 - - - √
57
Pembangunan Tandon Air Kebakaran Plus Pos Kebakaran Skala Kawasan
Kel. Bonea 1 unit
345.000 - - - √
58
Pembentukan Satuan Relawan Kebakaran Tingkat Lingkungan
Kel. Bonea 1 Ls - - - 5.000 - - - √
59
Pengadaan Hidrant Kebakaran Pipanisasi Galfanis (GI) Sebagai Outlet dan Inlet Selang kebakaran