• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Dasar Teori

2.2.2. IT Balanced Scorecard

IT Balanced Scorecard muncul pada tahun 1997 dari hasil pemikiran Van Grembergen dan Van Bruggen yang mengembangkan Balanced Scorecard untuk diterapkan ke dalam fungsi teknologi informasi. IT Balanced Scorecard merupakan sebuah alat atau metode untuk mengukur dan mengelola kinerja TI serta menyelaraskan rencana dan aktivitas teknologi informasi dengan tujuan bisnis perusahaan. Menyadari bahwa TI adalah penyedia layanan internal, maka perspektif yang diusulkan dalam Balanced Scorecard harus disesuaikan, sehingga menghasilkan perspektif berikut: distribusi perusahaan, orientasi, keunggulan operasional, dan orientasi masa depan [20]. Perspektif Customer Orientation menggambarkan evaluasi pengguna TI, perspektif Operational Excellence menggambarkan proses TI yang digunakan untuk mengembangkan dan memberikan aplikasi, perspektif Future Orientation mewakili manusia dan sumber daya teknologi yang dibutuhkan oleh IT untuk memberikan layanan, serta perspektif Business Contribution yang menggambarkan nilai bisnis dari investasi TI. Masing-masing perspektif ini harus diterjemahkan ke dalam yang sesuai metrik dan langkah-langkah yang menilai situasi saat ini [21].

Berikut adalah penjelasan dari empat perspektif yang ada dalam IT Balanced Scorecard [10] :

Gambar 2.2 Perbandingan perspektif BSC Tradisional dan IT BSC [11]

1. Perspektif Kontribusi Perusahaan (Business Contribution)

Perspektif ini berfokus pada evaluasi kinerja fungsi teknologi informasi dari pandangan manajemen eksekutif, dewan direksi, dan pemegang saham. Perspektif ini membahas beberapa hal yaitu kontribusi strategis, nilai bisnis dari fungsi teknologi informasi dan manajemen dari investasi teknologi informasi. Perspektif ini bertujuan untuk mengontrol pengeluaran dari fungsi teknologi informasi dan pemberian nilai bisnis oleh fungsi teknologi informasi.

2. Perspektif Orientasi Pengguna (Customer Orientation) Perspektif ini berfokus pada evaluasi kinerja teknologi informasi dari pandangan pelaku bisnis serta pelanggan. Dalam perspektif ini, perusahaan mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Perspektif ini membahas beberapa hal yaitu kepuasan pelanggan, penggabungan TI atau bisnis, keberhasilan pengembangan aplikasi dan tingkat keberhasilan pelayanan. Perspektif orientasi pengguna menitikberatkan pada pemahaman bahwa fungsi teknologi informasi pada suatu organisasi harus menjamin kepuasan pengguna internal. Perspektif ini berfokus pada tiga aspek yaitu menjadi penyedia aplikasi pilihan, bekerja sama dengan pengguna, dan menjamin kepuasan pengguna. Tujuan dari perspektif orientasi pelanggan adalah untuk memfokuskan pada pengembangan hubungan bisnis dan pengelolaan teknologi informasi untuk mendukung bisnis.

3. Perspektif Keunggulan Operasional (Operational Excellence)

Perspektif keunggulan operasional berfokus pada evaluasi keberhasilan teknologi informasi dari pandangan manajemen teknologi informasi dan badan audit serta prosedur yang diterapkan. Perspektif ini membahas beberapa hal yaitu keunggulan proses teknologi informasi

yaitu proses yang cepat tanggap, pengelolaan aset teknologi informasi, dan keamanan informasi. Perspektif ini dianggap penting karena keunggulan operasional karena berkaitan erat pada dua hal, yaitu kualitas pelayanan dan penekanan biaya teknologi informasi yang akan memberikan kontribusi yang signifikan kepada organisasi.

4. Perspektif Orientasi Masa Depan (Future Orientation) Perspektif orientasi masa depan berfokus pada evaluasi keberhasilan teknologi informasi dari pandangan perusahaan khususnya fungsi teknologi informasi itu sendiri. Perspektif ini membahas beberapa hal yaitu peningkatan kemampuan perusahaan, keefektifan kinerja karyawan, perkembangan arsitektur teknologi informasi perusahaan, dan penelitian terhadap teknologi-teknologi baru yang muncul. Perspektif ini bertanggung jawab untuk menyiapkan sumber daya teknologi informasi organisasi agar dapat menghadapi tantangan masa depan.

2.2.2.1.Tahap Implementasi IT Balanced Scorecard

Van Grembergen dan Saull mengidentifikasi 5 tahapan untuk membangun dan mengimplementasikan IT Balanced Scorecard, yaitu [22]:

1. Mempresentasikan konsep dari teknik Balanced Scorecard kepada manajemen senior dan manajemen TI 2. Membuat sebuah tim proyek

3. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menghasilkan strategi teknologi informasi, penyelarasan bisnis dan teknologi informasi, proses tata kelola teknologi informasi, dan matriks teknologi informasi untuk pengukuran kinerja

4. Membangun Business Balanced Scorecard untuk perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Kaplan dan Norton

5. Mengimplementasikan mekanisme penyusunan IT Balanced Scorecard dan terus menerus meningkatkannya hingga mencapai tingkat kematangan fungsi TI yang disepakati perusahaan

2.2.2.2.Pentingnya IT Balanced Scorecard

Empat perspektif yang telah dijabarkan di atas merepresentasikan tujuan dalam menggunakan IT Balanced Scorecard, yaitu [23]:

1. Menyelaraskan rencana dan aktivitas TI yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan organisasi.

2. Menyelaraskan upaya karyawan untuk mencapai tujuan fungsi TI

3. Menetapkan langkah-langkah untuk mengevaluasi efektivitas dari organisasi TI

4. Merangsang dan mempertahankan peningkatan kinerja TI

5. Mencapai hasil yang seimbang dan sesuai dengan harapan seluruh stakeholders.

Ketika perusahaan memutuskan untuk menerapkan TI sebagai bagian dalam menjalankan bisnis, maka perusahaan harus dapat melakukan pengukuran apakah teknologi informasi yang digunakan mampu meningkatkan kinerja perusahaan [24]. Penerapan IT Balanced Scorecard memungkinkan organisasi menerjemahkan visi, misi dan strategi bisnis organisasi menjadi indikator kinerja TI yang jelas dan dapat dimengerti oleh semua pihak karena IT Balanced Scorecard menyediakan metrik atau indikator pengukuran kinerja TI yang meliputi empat perspektif finansial dan non-finansial. Dari hasil pengukuran melalui IT Balanced Scorecard, organisasi dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai divisi TI untuk mewujudkan tujuan organisasi, apa saja yang perlu ditingkatkan, dan bagaimana cara meningkatkannya sehingga pencapaian tujuan perusahaan lebih dapat dipastikan dan pencapaiannya terukur [9]. Selain itu, IT Balanced Scorecard dapat memberikan

umpan balik bagi perusahaan dalam mengembangkan dan menyempurnakan kinerja operasional divisi TI [25].

Dengan IT Balanced Scorecard, tujuan divisi TI tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial saja, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran bagaimana divisi TI dapat memberikan manfaat terhadap pelanggan yang ada di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan dari penerapan IT

Dokumen terkait