BAB IV PERANCANGAN
4.1. Perancangan Studi Kasus
4. BAB IV
PERANCANGAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses perancangan bagaimana penggalian data akan dilakukan, perancangan analisis, dan perancangan solusi. Perancangan ini dibuat sebagai panduan lebih rinci terkait metodologi pengerjaan tugas akhir ini.
4.1. Perancangan Studi Kasus
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai perancangan studi kasus. Perancangan studi kasus ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan subjek dan objek yang diteliti. Perancangan studi kasus dapat menjabarkan luaran yang dihasilkan dalam penelitian serta menjelaskan data pendukung yang diperlukan dalam penelitian. Berikut penjabaran dari perancangan studi kasus:
4.1.1. Tujuan Studi Kasus
Studi kasus dalam penelitian merupakan sebuah aktivitas pengamatan yang berfokus untuk mendeskripsikan, memahami, memprediksi ataupun mengontrol sebuah individu, dimana individu dapat diartikan sebagai sebuah proses, mahluk hidup, organisasi, grup, industri, negara, dan lain sebagainya [38]. Menurut Yin [39], studi kasus penelitian adalah sebuah metode yang unik untuk mengamati sebuah topik empiris yang dilakukan berdasarkan satu set prosedur yang telah dibuat sebelumnya. Yin mendefinisikan studi kasus sebagai penyelidikan empiris yang menyelidiki fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam pengumpulan data, seperti observasi dan wawancara [39].
Menurut Yin, terdapat tiga kategori studi kasus, antara lain [39]:
• Eksplorasi (menggali): bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena apapun dalam subjek penelitian yang mengarah pada tujuan peneliti.
• Deskriptif: bertujuan untuk menggambarkan fenomena ilmiah yang terjadi di dalam data dalam bentuk narasi.
• Explanatory (memperjelas): bertujuan untuk menjelaskan fenomena dalam data secara jelas dan detail.
Dalam sebuah penelitian, studi kasus merupakan hal yang menguntungkan karena peneliti mempunyai kesempatan untuk mengamati suatu proses secara menyeluruh, mempelajari berbagai aspek, menguji hubungan satu sama lain [40]. Selain itu keuntungan lain adalah studi kasus memungkinkan peneliti untuk dapat mengamati sebuah fenomena dalam sebuah objek secara menyeluruh dalam sebuah situasi atau lingkungan dimana fenomena tersebut berlangsung [39].
Dalam penelitian tugas akhir ini, kategori studi kasus penelitian yang digunakan adalah eksplorasi (exploratory) karena penelitian ini akan mengeksplorasi secara mendalam sebuah objek kecil khususnya suatu organisasi sesuai dengan tujuan penelitian. Studi kasus pada penelitian ini adalah suatu perguruan tinggi negeri. Eksplorasi yang dilakukan pada organisasi ini akan terkait pada fungsi teknologi informasi yang ada dan untuk mendapatkan fenomena yang terjadi atau kondisi eksisting organisasi dan fungsi teknologi informasi yang dimiliki.
Tujuan studi kasus pada penelitian untuk mengetahui kondisi eksisting DPTSI terkait strateginya dalam mencapai tujuan organisasi serta kondisi pengukuran kinerja DPTSI untuk menilai kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi dengan membuat perangkat pengukuran kinerja berupa IT Balanced Scorecard, sehingga dapat dipastikan perangkat pengukuran tersebut sesuai dengan strategi yang dimiliki ITS dan dapat digunakan oleh DPTSI.
Tujuan studi kasus yang dipaparkan oleh peneliti pada tugas akhir ini mendukung tujuan tugas akhir berikut :
1. Mengidentifikasi strategi ITS dalam mengembangkan layanan teknologi informasi di ITS.
2. Menghasilkan peta strategi dalam IT Balanced Scorecard untuk DPTSI sebagai divisi TI yang menjalankan fungsi TI di ITS
3. Menghasilkan IT Balanced Scorecard yang sesuai dengan strategi bisnis ITS sebagai perangkat pengukuran kinerja DPTSI pada ITS
4.1.2. Unit of Analysis
Setelah melakukan pemilihan studi kasus dalam penelitian, Yin [39] mengemukakan bahwa hal selanjutnya yang diperlukan adalah suatu perancangan sebagai acuan berdasarkan kebutuhan studi kasus. Dalam merancang penelitian, peneliti harus memahami apa tujuan dari meneliti suatu studi kasus, data-data apa yang relevan, data-data apa saja yang diperlukan dan bagaimana metode untuk menganalisis hasil penelitian. Perancangan studi kasus dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu single-case design dan multicase design. Perancangan single-case design menggunakan satu studi kasus untuk diuji dan diamati, dan dilakukan pada penelitian dengan kasus yang kritis, unik dalam suatu eksplorasi untuk menguji suatu teori. Sedangkan multicase design menggunakan lebih dari satu studi kasus dan dilakukan untuk membandingkan beberapa studi kasus yang ada dan melakukan replikasi fenomena di semua kasus yang digunakan sebagai obyek penelitian [39].
Gambar 4.1 Tipe desain studi kasus [39]
Terdapat dua tipe single case design, yaitu single unit of analysis dan multiple units of analysis [41]. Single unit of analysis dapat digunakan pada penelitian dengan kasus yang unik, kritis atau penyimpangan kasus. Sementara, multiple units of analysis dapat digunakan untuk melakukan replikasi temuan di seluruh studi kasus dengan cara membandingkan sub-units [41].
Perancangan studi kasus pada penelitian tugas akhir ini menggunakan single-case design yang berarti penelitian ini menggunakan satu studi kasus dengan single unit of analysis. Penelitian tugas akhir ini menggunakan satu studi kasus karena bertujuan untuk melakukan eksplorasi kondisi tertentu khususnya pada fungsi teknologi informasi yang ada pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember yaitu DPTSI. Selain itu singlecase design dipilih karena pada penelitian tugas akhir ini akan mengimplementasikan teori dalam melakukan penurunan strategi bisnis organisasi ke dalam strategi teknologi informasi yang diusulkan oleh Luis dan Biromo [19] hanya memungkinkan untuk satu studi kasus. Unit of analysis pada
penelitian ini adalah layanan TSI di ITS yang dikelola oleh DPTSI.
4.1.3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek merupakan orang yang diminta untuk memberikan keterangan mengenai fakta atau pendapat dalam suatu aktivitas [42], sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian dapat berupa individu, benda atau tempat yang dapat dijadikan sumber informasi untuk penggalian data penelitian. Pada penelitian tugas akhir ini, subjek penelitian adalah pihak DPTSI sebagai divisi teknologi informasi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pengembangan teknologi informasi di ITS.
Setelah mengetahui subjek penelitian, terdapat pula objek penelitian. Objek penelitian dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang menjadi subdirektorat pada penelitian untuk dijadikan sasaran penelitian [43], sehingga dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sebuah himpunan elemen yang terdapat data dan informasi mengenai pokok persoalan untuk diteliti. Pada penelitian tugas akhir ini, objek penelitian adalah perangkat pengukuran kinerja DPTSI sebagai fungsi TI di ITS yang nantinya perangkat pengukuran kinerja tersebut akan disempurnakan dengan pembuatan IT Balanced Scorecard berdasarkan konsep cascading strategi organisasi ke strategi unit fungsional untuk memastikan kinerja DPTSI mendukung pencapaian visi dan misi yang dimiliki oleh ITS.
4.1.4. Data yang Diperlukan
Bagian ini menjelaskan mengenai data yang diperlukan dalam penelitian tugas akhir. Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan data-data yang dapat mendukung tahapan penggalian data dan informasi sesuai dengan studi kasus penelitian. Secara detail, data-data penting yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 4.1 Data yang diperlukan
No Data yang Diperlukan Referensi
1 Struktur organisasi ITS
yang berhubungan langsung dengan pihak DPTSI
Tahap analisa visi dan misi
dalam cascading Balanced
Scorecard
2 Visi dan misi ITS
3 Sasaran strategi ITS
Tahap relevansi divisi dalam cascading Balanced
Scorecard
4 Tujuan strategi ITS
5 Program kerja ITS
6 Program kerja Wakil
Rektor III
9 Struktur organisasi DPTSI Penjelasan objek penelitian
10 Strategi yang diacu oleh
DPTSI untuk menentukan tujuan atau strategi pengembangannya
Tahap relevansi divisi dalam cascading Balanced
Scorecard
11 Visi dan misi DPTSI Tahap analisa visi dan misi
dalam cascading Balanced
Scorecard
12 Tujuan DPTSI
13 Program kerja DPTSI Tahap identifikasi tugas
pokok divisi dalam cascading Balanced Scorecard
14 Stakeholder DPTSI Tahap identifikasi pelanggan divisi dalam cascading Balanced Scorecard
15 Tugas pokok atau proses
inti Tahap identifikasi tugas
pokok divisi dalam cascading Balanced Scorecard
16 Daftar pelanggan DPTSI Tahap identifikasi pelanggan
divisi dalam cascading Balanced Scorecard
17 Kondisi kekinian DPTSI
terkait aktivitas yang dilakukan
Pengukuran kinerja organisasi
No Data yang Diperlukan Referensi
18 Target capaian DPTSI
terkait program kerja yang dilakukan
Tahap penyusunan inisiatif strategi dan KPI dalam cascading Balanced Scorecard
19 Metode pengukuran
kinerja yang diterapkan DPTSI selama ini
Tahap penyusunan inisiatif startegi dan KPI dalam cascading Balanced Scorecard
20 Harapan DPTSI terkait
pengukuran kinerja kedepannya
Tahap penyusunan inisiatif startegi dan KPI dalam cascading Balanced Scorecard