Dalam kehidupan modern seperti saat ini, kita tidak akan lepas dari masalah stress.
Seringkali kita mendengar kata “stres”
dalam ungkapan sehari-hari. Dalam ilmu kedokteran dan dunia keilmuan, stres sa-
ngat sulit dideinisikan secara pasti. Hal ini
disebabkan oleh peristiwa yang dialami oleh penderita stres sangat beragam dan ber- beda satu sama lain. Secara umum stres merupakan bentuk reaksi tubuh terhadap situasi yang terlihat berbahaya atau sulit. Keadaan ini akan membuat tubuh mem- produksi hormon
adrenalin yang ber- fungsi untuk mem- pertahankan diri. Bila berlebihan, hormon tersebut akan me- nyebabkan penderit- anya rawan terhadap
penyakit isik.
Dalam kamus be- sar Bahasa Indone- sia (Balai Pustaka, 2007) yang dimaksud dengan stres adalah gangguan atau keka- cauan mental dan emosional yang dise- babkan oleh faktor luar atau ketegangan. Stres adalah suatu kondisi atau keadaan
tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan
karena penyakit isik, tetapi lebih karena
masalah kejiwaan seseorang. Stres yang tidak segera ditangani akan berdampak buruk bagi kita, terutama pada kesehatan.
Banyak hal yang dapat menyebabkan stres pada seseorang seperti:
Kecemasan, kemarahan, kesedihan, terlalu lelah, terlalu fokus pada satu hal, merasa bingung/marah, kesedihan, ketakutan, sti-
mulasi sensorik yang berlebihan seperti cahaya terang, kebisingan dll. Stres pada masing-masing individu memiliki tingkatan yang berbeda, oleh karenanya penangan- an stress pun berbeda satu sama lain. Seseorang yang mengalami tekanan terus menerus dan tidak bisa mengelola stres dapat menderita masalah emosional dan
isik. Ketika terjadi dalam jangka panjang,
dapat berkembang menjadi depresi dan perlu ke dokter untuk mengatasinya.
Stres akan selalu menghampiri se- tiap sisi kehidupan manusia, tetapi stres sebenarnya tidak selalu buruk dan merupakan bagian normal dari kehidupan sehari-
hari. Oleh karena
itu stress tidak dapat dihilangkan karena ia bagian dari kehidupan kita. Banyak pe- nyakit yang timbul karena stress yang berkepanjangan. Penderita berusa- ha menyembuhkan penyakitnya, na- mun kesembuhan tidak kunjung datang. Jelas penyakit terse- but tidak akan sembuh karena sebena-
rnya ia tidak menderita sakit isik. Untuk
menghindari hal ini, sangat penting memiliki kemampuan untuk mengelola stress, se- hingga dapat meminimalkan dampaknya
terhadap emosional dan isik atau bahkan
mampu mengubah stres menjadi energi positif.
Pada dasarnya, stres adalah salah satu sistem pertahanan, yaitu untuk memper-
tahankan diri dari sesuatu yang menggang- gu atau bahkan berbahaya dalam pikiran kita. Stres dalam kadar ringan dapat mem-
buat seseorang berikir keras dan berusaha
menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stres juga dapat menjadi motivasi bagi se- seorang untuk menjadi sosok yang lebih baik dan dapat membuat hidup seseorang
menjadi lebih “berwarna”.
Selama ini kita mungkin hanya tahu dam- pak negatif dari stres, padahal stres dapat juga menimbulkan dampak positif. Tentu kemampuan alami setiap orang untuk me-
ngendalikan stres berbeda. Namun ke- mampuan ini dapat ditingkatkan dengan latihan, ada beberapa cara untuk men- gubah distres (stres negatif) menjadi eu- stres (stres positif). Stres yang positif den- gan takaran yang umumnya tidak terlalu berat, dapat diubah menjadi energi positif
(eustress) yang akan membuat seseorang menjadi lebih bersemangat, fokus dan ter- motivasi untuk mencapai tujuan. Stres yang bisa bikin orang jadi kreatif adalah stres yang well organized. Dalam bahasa yang lebih mudah, kita menyebutnya sebagai tantangan. Eustress bisa berubah menjadi distress jika tidak well organized atau tidak terkelola dengan baik.
Pada dasarnya semua hal yang kita alami adalah netral, pikiran kita yang membuat- nya menjadi positif atau negatif, tantangan
atau ancaman. Contohnya ketika ada tan- tangan, namun lingkungan memberikan lebih banyak ancaman dan individu yang bersangkutan tidak bisa menemukan jalan
keluar. “akibatnya orang itu akan stuck, ti- dak menemukan jalan keluar untuk menga- tasi ancaman tersebut.”
Tentu kemampuan alami setiap orang un- tuk mengendalikan stres berbeda satu sama lain, namun kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan latihan. Ada beberapa
cara untuk mengubah distres (stres nega- tif) menjadi eustres (stres positif. Beberapa tip yang bisa kita lakukan untuk mengatasi atau mengurangi tingkat stres yang timbul pada diri kita, yaitu antara lain :
1. Banyak melakukan olah raga isik mi-
salnya jalan santai/jogging, berlari kecil, senam/aerobic dan renang;
2. Membaca juga dapat mengurangi stress, carilah bahan bacaan yang kita sukai. Jadikan kunjungan ke per- pustakaan dan toko buku sebagai hi- buran;
3. Menikmati acara komedi di televisi, ja- ngan terus menerus menyaksikan berita
yang berat dan melelahkan ikiran;
4. Berlibur juga merupakan alternatif un- tuk menangani stress dan masih ba- nyak lagi kegiatan-kegiatan positif yang membantu mengurangi tekanan stress pada diri kita;
5. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, masing-masing agama mengajarkan keselarasan dan kehar- monisan. Keengganan orang-orang yang jauh dari agama untuk taat kepada
TuhanNYA, menyebabkan mereka terus
menerus menderita perasaan tidak nya- man, khawatir dan stress.
Pada akhirnya keseimbangan adalah kunci
utama untuk mengatasi stres. Oleh karena
itu sebaiknya setiap orang melakukan har- monisasi dalam hidupnya. Keseimbangan antara lahir dan bathin, juga dunia dan akhi- rat. Apabila konsep harmonisasi ini telah di- pegang dan dijalankan secara benar, pasti stres yang berkepanjangan tidak akan me- nyerang kita. Kalaupun ada, stres itu adalah stress positif yang dapat dimanfaatkan un- tuk kemajuan, karena selalu mendorong pelakunya untuk berkembang dan berger- ak maju.
Penulis :
ANEKDOT
Di stasiun Gambir, seorang kondektur tengah memeriksa tiket para penumpang disebuah gerbong kereta, Sehingga ter- jadi percakapan sebeagai berikut : Kondektur : Bapak turun dimana ? Penumpang : Surabaya
Kondektur : Maaf, Bapak salah juru- san..silahkan naik kereta yang lain..!
Penumpang : ???
Kemudian sang kondektur berjalan ke barisan tempat duduk yang di tengah Kondektur : Ibu turun dimana ? Penumpang : Surabaya pak…
KOndektur : Maaf, Ibu salah
jurusan silahkan naek kereta yang lain..!
Sang kondektur melanjutkan pemeriksaan tiketnya di barisan tempat duduk yang paling be- lakang
Kondektur : Mas turun dimana ?
Penumpang : Surabaya pak, kenapa ?? Kondektur : Maaf mas, salah
jurusan. Naik ke-
reta yang lain….! Seluruh penumpang pun kesal, karena merasa telah naik kereta yang benar. Akhirnya mereka melapor ke Kepala Stasiun.
Setelah Ka Stasiun datang langsung menanyakan kepada sang Kondektur. Ka Stasiun : Kenapa semua penum-
pang kamu suruh turun ? Kondektur : Mereka salah jurusan
pak…
Ka Stasiun : Coba saya liat tiketnya…
Kondektur : Ini pak..
Ka Stasiun : Dasar koplaakk… Ini kere- ta jurusan Surabaya, Elu Kondektur jurusan Sema-
rang… Naek kereta yang
laen .!!