• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaminan Pelaksanaan

Dalam dokumen PTK 007 Revisi Tahun 2015 (Halaman 117-122)

BAB VI : Pelaku Pengadaan Barang/Jasa 51 1 Pejabat Berwenang

DOKUMEN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

3. Jaminan Pelaksanaan

3.1. Sebelum penandatanganan Kontrak yang bernilai lebih besar dari Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) atau lebih besar dari US$100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat) Pelaksana Kontrak wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan.

3.2. Ketentuan tentang kewajiban menyerahkan jaminan pelaksanaan dapat tidak diterapkan pada Kontrak penyewaan perumahan, perkantoran atau pergudangan. 3.3. Pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh KKKS, jaminan penawaran dari

Pelaksana Kontrak dikembalikan. 3.4. Ketentuan jaminan pelaksanaan

3.4.1. Jaminan pelaksanaan harus diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat/BPR) yang berstatus BUMN/D atau diterbitkan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesian Eximbank yang beroperasi di wilayah negara Republik Indonesia dan tidak masuk dalam kategori bank yang bermasalah dalam pencairan jaminan di KKKS.

3.4.2. Masa berlaku jaminan pelaksanaan harus mencakup jangka waktu pelaksanaan Kontrak, termasuk namun tidak terbatas pada masa pembuktian pencapaian TKDN atas komitmen penggunaan barang/jasa Produksi Dalam

Negeri yang tercantum dalam Kontrak pada pekerjaan jasa, ditambah sekurang-kurangnya satu bulan.

3.4.3. Nilai jaminan pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari nilai Kontrak.

3.4.4. Nilai jaminan pelaksanaan untuk Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi berlaku sebagai berikut:

3.4.4.1. Bagi Pelaksana Kontrak dengan status Perusahaan Dalam Negeri nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai Kontrak;

3.4.4.2. Bagi Pelaksana Kontrak dengan status Perusahaan Nasional nilai jaminan pelaksanaan 10% (sepuluh persen) dari nilai Kontrak;

3.4.4.3. Bagi Pelaksana Kontrak berbentuk Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri dengan Perusahaan Nasional dan/atau dengan Perusahaan Asing, nilai jaminan pelaksanaan diperhitungkan sebagai berikut:

Dengan pengertian:

Y= persentase porsi pengerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dalam pelaksanaan Kontrak.

Z= persentase porsi pengerjaan oleh Perusahaan Nasional dan/atau Perusahaan Asing.

3.4.5. Nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih kecil dari 80% (delapan puluh persen) terhadap HPS/OE, adalah sebesar 5% (lima persen) terhadap HPS/OE.

Dalam hal Pekerjaan Konstruksi yang terintegrasi (EPC/EPCI/FPCI), nilai jaminan pelaksanaan ditentukan sebagai berikut:

3.4.5.1. Bagi Pelaksana Kontrak dengan status Perusahaan Dalam Negeri nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari HPS/OE; 3.4.5.2. Bagi Pelaksana Kontrak dengan status Perusahaan Nasional nilai

jaminan pelaksanaan 10% (sepuluh persen) dari HPS/OE;

3.4.5.3. Bagi Pelaksana Kontrak berbentuk Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri dengan Perusahaan Nasional dan/atau dengan Perusahaan Asing, nilai jaminan pelaksanaan diperhitungkan sebagai berikut:

Dengan pengertian:

Y= persentase porsi pengerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dalam pelaksanaan Kontrak.

Z= persentase porsi pengerjaan oleh Perusahaan Nasional dan/atau Perusahaan Asing.

3.4.6. Untuk Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dengan Kontrak tahun jamak jaminan pelaksanaan dapat ditetapkan sebagai berikut:

3.4.6.1. Pada tahun kesatu

3.4.6.1.1. Nilai jaminan pelaksanaan sebagaimana diatur dalam butir 3.4.3. diperhitungkan terhadap nilai Kontrak, sedangkan yang diatur pada angka 3.4.5. diperhitungkan terhadap nilai HPS/OE.

3.4.6.1.2. Masa berlaku jaminan pelaksanaan adalah selama jangka waktu Kontrak atau untuk jangka waktu satu tahun.

3.4.6.2. Pada tahun kedua dan/atau tahun berikutnya

3.4.6.2.1. Nilai jaminan pelaksanaan sebagaimana diatur dalam butir 3.4.3. diperhitungkan terhadap prorata per tahun nilai Kontrak dikalikan terhadap sisa periode Kontrak, sedangkan yang diatur pada angka 3.4.5. diperhitungkan terhadap prorata per tahun nilai HPS/OE dikalikan terhadap sisa periode Kontrak.

3.4.6.2.2. Masa berlaku jaminan pelaksanaan adalah selama sisa jangka waktu Kontrak atau untuk jangka waktu satu tahun. 3.4.6.3. Ketentuan pada angka 3.4.6.1. dan 3.4.6.2. di atas tidak berlaku

untuk Pekerjaan Konstruksi yang terintegrasi (EPC/EPCI/FPCI). 3.4.6.4. Ketentuan jaminan pelaksanaan untuk Kontrak tahun jamak yang

dimaksud pada angka 3.4.6.1. sampai dengan 3.4.6.3. tidak berlaku untuk Kontrak lumpsum dan Kontrak turnkey.

3.4.7. Dalam hal diperlukan perpanjangan jaminan pelaksanaan, untuk kepentingan Kontrak tahun jamak sebagaimana dimaksud pada angka 3.4.6. dan/atau dalam kondisi di mana jaminan pelaksanaan akan habis masa berlakunya sedangkan pekerjaan belum selesai:

3.4.7.1. Masa berlaku jaminan pelaksanaan perpanjangan tidak terputus dari jaminan pelaksanaan sebelumnya;

3.4.7.2. Permintaan perpanjangan jaminan pelaksanaan sudah disampaikan oleh pihak KKKS dan/atau Pelaksana Kontrak paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sebelum berakhirnya jaminan pelaksanaan;

3.4.7.3. Batas waktu penyerahan jaminan pelaksanaan perpanjangan tidak lebih dari 15 (lima belas) hari kerja sejak permintaan perpanjangan; 3.4.7.4. Jika Pelaksana Kontrak tidak dapat menyerahkan perpanjangan

jaminan pelaksanaan pada waktu yang ditetapkan sebagaimana pada angka 3 di atas, maka Pelaksana Kontrak dikenakan denda untuk setiap hari keterlambatan dimulai dari batas waktu penyerahan jaminan pelaksanaan perpanjangan. Ketentuan pengenaan denda sebagaimana diatur pada Bab XII angka 2 pada pedoman ini.

Apabila denda telah mencapai maksimal sementara jaminan pelaksanaan perpanjangan belum diserahkan, dan KKKS tidak menghentikan pekerjaannya, maka kepada Pelaksana Kontrak tersebut dikenakan sanksi merah;

3.4.7.5. Apabila jaminan pelaksanaan perpanjangan belum juga diterima sampai tanggal berakhir jaminan pelaksanaan sebelumnya:

3.4.7.5.1. KKKS juga menahan pembayaran kepada Pelaksana Kontrak sebesar nilai jaminan pelaksanaan, untuk difungsikan sebagai pengganti jaminan pelaksanaan perpanjangan; dan

3.4.7.5.2. Pembayaran sebagaimana dimaksud pada huruf a. di atas akan dibayarkan kepada Pelaksana Kontrak setelah jaminan pelaksanaan perpanjangan diterima KKKS.

3.4.8. Ketentuan tentang jaminan pelaksanaan harus dicantumkan pada Dokumen Tender dan tercantum dalam Kontrak.

3.4.9. Besaran persentase jaminan pelaksanaan tidak berubah selama masa pelaksanaan Kontrak.

3.4.10. Jenis mata uang (currency) jaminan pelaksanaan harus sama dengan jenis mata uang yang digunakan dalam Kontrak.

3.4.11. Standar minimum dari format, isi, dan klausul jaminan pelaksanaan yang diatur dalam Dokumen Tender terdiri dari:

3.4.11.1. Nama Pelaksana Kontrak. Dalam hal Konsorsium, nama Peserta Tender sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Tender;

3.4.11.2. Nama KKKS sebagai pihak yang menerima jaminan pelaksanaan; 3.4.11.3. Nama Bank penjamin;

3.4.11.4. Judul dan nomor Kontrak;

3.4.11.5. Nilai jaminan pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan huruf; 3.4.11.6. Persyaratan unconditional bond, sehingga dapat dicairkan tanpa

menunggu penyelesaian antara pihak penjamin dengan pihak Prinsipal/Penyedia Barang/Jasa sesuai pasal 1832 KUH Perdata dan menyimpang dari pasal 1831 KUH Perdata;

3.4.11.7. Tanggal penerbitan jaminan pelaksanaan; 3.4.11.8. Masa berlaku jaminan pelaksanaan;

3.4.11.9. Ketentuan tentang penyelesaian perselisihan; dan

3.4.11.10. Tanda tangan dari Pejabat Berwenang perusahaan penerbit jaminan pelaksanaan.

3.4.12. Dalam hal Pelaksana Kontrak mengundurkan diri atau oleh KKKS dinilai tidak dapat memenuhi ketentuan dan kewajiban dalam Kontrak, sehingga Kontrak harus diputus/dihentikan sebelum berakhirnya masa Kontrak, maka jaminan pelaksanaan dicairkan.

3.4.13. Jaminan pelaksanaan dapat diambil Pelaksana Kontrak

3.4.13.1. Setelah pelaksanaan pekerjaan/penyerahan barang seluruhnya selesai.

3.4.13.2. Setelah pembuktian pencapaian target TKDN jasa disepakati. 3.4.13.3. Seluruh penalti telah diselesaikan.

3.4.13.4. Setelah diterima jaminan pemeliharaan (apabila diperlukan).

3.4.13.5. Berdasarkan pemberitahuan dari KKKS. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal pemberitahuan jaminan pelaksanaan tersebut tidak diambil, maka KKKS tidak bertanggung jawab atas kehilangan, kerusakan dan/atau penyalahgunaan jaminan pelaksanaan tersebut.

Dalam dokumen PTK 007 Revisi Tahun 2015 (Halaman 117-122)