• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TANGGUNG JAWAB HUKUM PT. ISS INDONESIA

B. Perlindungan Pekerja/ Buruh Outsourcing PT. ISS Indonesia yang

2. Jaminan Sosial

Jaminan Sosial, merupakan perlindungan perburuhan yang bertujuan agar buruh dapat menikmati penghasilannya secara layak dalam memenuhi kebutuhan hidup baik bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.101

Berikut bentuk jaminan sosial ataupun perlindungan ekonomis yang diberikan oleh PT. ISS Indonesia terhadap pekerja outsourcing yaitu:

a. Upah

Upah yang diterima oleh pekerja/buruh outsourcing sebesar upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah102

100

Wawancara dengan Fachrizal Hidayat, Loc. Cit.

, walaupun pada kenyataannya PT. Mahkota Group sebagai perusahaan pemberi pekerjaan membayar biaya jasa penyediaan pekerja/buruh lebih besar daripada upah minimum yang

101

Agusmidah, Loc. Cit.

102

ditetapkan pemerintah103. Besarnya resiko usaha akibat bentuk pertanggungjawaban yang cukup besar ditambah ketatnya persaingan diantara sesama perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang berlomba memberikan penawaran yang kompetitif serta tidak adanya kepastian perpanjangan perjanjian kerjasama untuk jangka panjang menjadi penyebab banyak perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh menempatkan upah pekerja/buruh yang sebatas upah minimum pemerintah menjadi salah satu alternatif dalam menekan besarnya biaya jasa penyedia pekerja/buruh. Sistem pengupahan pekerja/buruh outsourcing berdasarkan sistem no work no pay artinya pekerja outsourcing yang tidak masuk kerja dengan alasan apapun tidak mendapatkan upah hal ini ditempuh PT. ISS Indonesia karena sesuai dengan pasal 5 ayat (2) Perjanjian kerjasama penyediaan jasa cleaning sercive antara PT. ISS Indonesia dengan PT. Mahkota Group No. 073/MRS/2010/IV/M328 dimana jika pekerja/buruh yang masuk bekerja di PT. Mahkota Group tidak sesuai dengan jumlah yang terdapat pada perjanjian kerjasama penyediaan jasa pekerja/buruh maka pihak PT. ISS Indonesia wajib menyediakan pekerja/buruh pengganti untuk memenuhi jumlah pekerja/buruh tersebut, sehingga upah yang harusnya diberikan kepada pekerja outsourcing yang tidak masuk bekerja pada PT. Mahkota Group dialihkan kepada pekerja/buruh outsourcing pengganti.104

103

Wawancara dengan Julia, Loc. Cit.

Pelaksanaan sistem pengupahan jika ditinjau dari

104

aspek ekonomi cukup beralasan dan adil namun tidak sesuai dengan perlindungan upah yang diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan dimana dalam pekerja yang tidak masuk kerja karena sakit ataupun karena pekerja/buruh menikah, menikahkan, mengkhitankan, membabtiskan anaknya, isteri pekerja/ buruh melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah pekerja/buruh meninggal dunia, upah buruh tetap harus dibayar oleh pengusaha.

b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

Setiap pekerja/buruh diwajibkan untuk mendapatkan fasilitas jaminan sosial tenaga kerja yang telah ditetapkan pemerintah termasuk dalam hal ini Pekerja/buruh outsourcing yang bekerja di PT. Mahkota Group, untuk memastikan adanya perlindungan kesejahteraan dalam hal jaminan sosial tenaga kerja ini dicantumkan pada Pasal 7 perjanjian kerjasama penyediaan jasa cleaning service antara PT. Mahkota Group dengan PT. ISS Indonesia No. 073/MRS/2010/IV/M328. Jaminan sosial yang diberikan PT. ISS Indonesia kepada pekerja/buruh outsourcing meliputi:

1) Jaminan Kematian yang besar iurannya adalah 0,3% (nol koma tiga persen) dari upah sebulan pekerja dan ini dibayarkan langsung oleh pengusaha kepada badan penyelenggara, jaminan yang diterima berdasarkan program ini adalah sebagai berikut pertama biaya pemakaman ditetapkan sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) untuk

kasus meninggal dunia biasa dan kasus kematian karena kecelakaan kerja. Kedua santuan berupa uang ditetapkan sebesar Rp.14.200.000,- (empat belas juta dua ratus ribu rupiah). Pihak yang berhak menerima santuan kematian dan biaya pemakaman adalah para ahli waris (atau keluarga) pekerja/buruh. Ketiga santunan berkala sebesar Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) perbulan selama 24 (dua puluh empat bulan).105

2) Jaminan Hari Tua dengan besar iuran 5,7% (lima koma tujuh persen) dari upah pekerja/buruh dengan perincian 3,7% (tiga koma tujuh persen) ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2% (dua persen) ditanggung oleh pekerja/buruh. Jaminan hari tua akan dibayarkan kepada pekerja/buruh dalam hal pertama pekerja/buruh telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, pekerja/buruh mengalami cacat tetap total menurut keterangan dokter yang ditunjuk oleh badan penyelenggara, pekerja/buruh yang bersangkutan meninggal dunia baik karena kecelakaan kerja maupun karena kematian dini, kedua pekerja/buruh mengalami pemutusan hubungan kerja setelah menjadi perserta sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dengan masa tunggu 1

105

“Program Jaminan Kematian”, http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=18, diakses terkahir kali pada tanggal 01 Maret 2012.

(satu) bulan, ketiga pekerja/buruh pergi keluar negeri dan tidak kembali lagi, atau menjadi pegawai negeri sipil, POLRI atau ABRI.106 3) Jaminan Kecelakaan Kerja dibayarkan oleh pengusaha dengan besar

iuran 0,24% (nol koma dua puluh empat persen) dari upah pekerja/buruh, manfaat yang diperoleh dari program ini bagi pekerja/buruh yang mengalami kecelakaan kerja adalah pertama ongkos pengangkutan pekerja/buruh dari tempat kejadian kecelakaan kerja kerumah sakit bilamana menggunakan jasa angkutan darat/sungai/danau sesuai dengan kwitansi yang sah maksimum sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), bilamana menggunakan jasa angkutan laut maksimum sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), bilamana menggunakan jasa angkutan udara maksimum sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah). kedua pengobatan dan perawatan seluruh biaya yang dikeluarkan maksimum Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dan pergantian gigi tiruan maksimum Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah), ketiga berupa santuan cacat yang besarannya diatur dalam peraturan mengenai jaminan sosial tenaga kerja, kempat biaya rehabilitasi harga berupa penggantian harga pembelian alat bantu atau alat ganti yang ditetapkan oleh pusat rehabilitasi rumah sakit umum pemerintah

106

“ Program Jaminan Hari Tua”, http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=18, diakses terkahir kali pada tanggal 01 Maret 2012.

ditambah 40% (empat puluh persen) dari harga tersebut serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah).107

c. Tunjangan Hari Raya;

Tunjangan hari raya ini diberikan kepada pekerja/buruh outsourcing sesuai dengan agama dan kepercayaan masing – masing dan diberikan paling lambat 1 (satu) minggu sebelum waktu hari raya keagamaan108

Jaminan sosial yang terbatas dimana kesejahteraan pekerja/buruh outsourcing hanya pada tahap minimal dan untuk peningkatan kesejahteraannya pekerja/buruh outsourcing hanya bergantung kepada kenaikan upah minimum yang diberikan oleh pemerintah, sehingga tidak jarang menjadikan pekerjaannya sebagai sarana mencari pengalaman kerja untuk kemudian mencari pekerjaan lain yang lebih memberikan kesejahteraan kepada mereka.

. Besar tunjangan hari raya sebesar 1 (satu) bulan upah yang diberikan kepada pekerja/buruh yang telah bekerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut.

Ditengah persaingan mencari pekerjaan yang cukup ketat dan pada umumnya pekerja/buruh outsourcing dipekerjakan untuk pekerjaan penunjang bukan pekerjaan pokok yang membutuhkan keahlian khusus akibatnya banyak pekerja/buruh outsourcing tidak memiliki pilihan selain melanjutkan pekerjaan sebagi pekerja/buruh outsourcing. Hal ini bisa berdampak buruk bagi perusahaan karena semangat kerja

107

“ Program Jaminan Kecelakaan Kerja”, http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3 &id=18 , diakses terkahir kali pada tanggal 01 Maret 2012.

108

dan loyalitas yang rendah yang mengakibatkan kinerja pekerja/buruh outsourcing tidak maksimal.