• Tidak ada hasil yang ditemukan

87 1. Mesos dan Potamos

PERADABAN AWAL AFRIKA PERADABAN MESIR KUNO

2. Jawab soal tanpa melihat kembali materi dalam kegitan belajar’

3. Lihat kunci jawaban dan ukur tingkat

penguasaan kompetensi Anda

89

purbakala bernama J.F. Champollion berhasil menerjemahkan tulisan Hyerogliph pada batu Rosseta, dengan membandingkannya dengan tulisan hieratis dan demotis, yaitu huruf campuran antara hieroglyph dan huruf Yunani Kuno. Sejak saat itulah misteri sejarah Mesir Kuno terungkap.

Letak Geografis. Mesir terletak di bagian utara Benua Afrika. Daerah Mesir dilalui oleh aliran Sungai Nil yang berhulu di Pegunungan Kilimanjaro di Afrika Timur dan bermuara didaerah utara Mesir. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia, panjangnya 6650 km, lebarnya 15 – 50 km Setiap tahun Sungai Nil meluap sampai ke bantaran dampaknya gurun-gurun disekitar Sungai Nil menjadi daerah yang subur. . Daerah yang dialiri Sungai Nil antara lain Ethiopia, Zaire, Kenya, Sudan, Uganda, dan Mesir. Tetapi Sungai Nil lebih identik dengan Mesir, karena dibandingkan dengan daerah lain yang sama-sama dialiri Sungai Nil daerah Mesir lebih subur. Sungai Nil merupakan faktor pendukung lahirnya peradaban di Mesir, sehingga Herodotus mengatakan Egypt is the gift of the Nile (Mesir adalah hadiah Sungai Nil)

Mata Pencaharian

Di muara Sungai Nil terdapat delta yang sangat luas yang berujung ke Laut Tengah. Delta ini menjadi daerah yang subur sebagai hasil sedimentasi sehingga mendorong Bangsa Mesir melakukan pertanian. Air dari delta Sungai Nil dialirkan mengisi irigasi dan waduk-waduk sehingga sepanjang tahun Bangsa Mesir Kuno tidak pernah kekeringan. Hasil pertaniannya adalah gandum, sekoi, jamawut, dan jelai. Bangsa Mesir Kuno juga bermatapencaharian sebagai pedagang, karena Delta Sungai Nil berada dekat Laut Tengah yang merupakan lalu lintas perdagangan antara Eropa, Afrika, dan Asia.Daerah pertanian di Delta Sungai Nil berkembang menjadi kota-kota besar seperti Iskandariah, Kairo, Rosetta, dan Abusir.

90

Kepercayaan. Bangsa Mesir menyembah banyak dewa (politheisme), dewa yang paling banyak disembah adalah Dewa Ra (Dewa Matahari), Dewa Amon (dewa bulan), kemudian menjadi Dewa Amon-Ra (Dewa

Bulan Matahari), Dewa Osiris (Dewa Tertinggi), Dewa Isis (istri Dewa Osiris) Dewa Seth (dewa penguasa gelap dan kejahatan), Dewa Toth (dewa pengetahuan), Dewa Anubis (dewa kematian), Dewa Apis berwujud sapi. Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa manusia setelah meninggal rohnya akan tetap hidup selama jasadnya tidak hancur. Itulah sebabnya orang yang meninggal mayatnya diawetkan dengan cara diberi ramuan dan kemudian dibalsem, disebut mummi. Mummi orang kaya disimpan dalam kubur di batu-batu karang yang dihiasi dengan lukisan-lukisan pahat, sedangkan mummi para raja disimpan dalam bangunan

kubur pengawet yang sangat megah (piramida). Bangsa Mesir Kuno juga percaya kepada binatang tertentu yang mempunyai kekuatan (totemisme) itulah sebabnya beberapa binatang dianggap suci dan dipuja-puja seperti singa, anjing, dan sapi.

Hasil Budaya. Abjad merupakan sumbangan Bangsa Mesir yang tak ternilai bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Bangsa Mesir Kuno memahat tulisan pada dinding-dinding batu yang terdiri dari jenis hieroglyph yang berbentuk gambar. Bentuk gambar ini adalah tulisan yang paling tua, tulisan ini berkembang menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu tulisan hieratis dan demotis. Bentuk hieratis digunakan oleh pendeta, sedangkan demotis digunakan rakyat.

Masyarakat Mesir kuno sudah dapat mempelajari dan mengenal tata alam lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat Mesir kuno yang hidup dari pertanian mempunyai banyak waktu untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan, baik yang bersifat material maupun spiritual. Ilmu Astronomi, berhitung sistem penanggalan, ilmu ukur, arsitektur, ilmu pertanian, peternakan, dan pelayaran telah dimiliki Bangsa Mesir kuno sejak abad ke-3 SM. Mereka juga telah mengenal penanggalan berdasarkan sistem peredaran matahari, dimana satu tahun dibagi menjadi 12 bulan dan tiap bulan terdiri dari 30 hari.

91

Seni bangun di Mesir kuno erat kaitannya dengan kepercayaan atau agama yang dianutnya. Bangunan peninggalan Mesir kuno diantaranya :

Mastaba

Merupakan bangunan yang terbuat dari tanah liat, beratap datar, berbentuk balok dengan sisi-sisi yang miring. Bangunan ini adalah cikal bakal pembuatan piramida. Fungsinya untuk menyimpan jenasah

Piramida

Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan jenasah raja-raja. Piramida yang paling besar adalah piramida Raja Chufu (Cheops) yang tingginya mencapai 137 meter. Menengenai teknik pembuatannya tidak dapat diketahui, tetapi ada kemukninan pembuatannya dilaksanakan dengan kerja paksa.

Sphinx

Adalah patung seekor singa yang berkepala manusia yang didirikan didepan bangunan piramida. Sphinx merupakan lambang kekuasaan dan pemerintahan seorang raja Mesir yang dimakamkan pada piramida itu. Kepala sphinx lambang kebijaksanaan dan badan sphinx merupakan lambang kekuatan dari raja yang memerintah

Obelisk

Adalah tugu batu yang didirikan untuk memuja Dewa Amon-Ra Kuil

Di kota Abusimbel, Memphis, Thebe, dan Deir El Bahri dibangun kuil-kuai untuk memmuja dewa-dewa bangsa Mesir kuno

92

Pemerintahan

Mesir Kuno diperintah oleh seorang raja yang bergelar Pharao atau Firaun. Dalam memegang pemerintahan Firaun mempunyai kekuasaan yang mutlak. Sejarah kerajaan Mesir kuno dimulai sekitar tahun 3500 SM yang terbagi dalam tiga periode :

Kerajaan Mesir Tua (3400 – 2160 SM)

Pada awalnya kerajaan Mesir tua terdiri dari dua kerajaan yaitu Kerajaan Mesir Hulu dan Kerajaan Mesir Hilir. Kedua kerajaan ini dipersatukan oleh Firaun Menes. Oleh karena itu raja Mesir juga disebut Nesutbiti artinya raja Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Raja raja zaman Mesir tua bertahta di Thinis.

Berdasarkan bukti-bukti peninggalan berupa makam-makam piramida ada beberapa raja yang mempunyai kekuasaan yang besar dalam pemerintahannya. Raja-raja itu adalah Raja Chufu (Cheops), Chefren, dan Menkaure, mereka memerintah antara tahun 2800 – 2700 SM

Pada masa pemerintahan Firaun Pepi I (2500 SM) kerajaan Mesir memperluas wilayahnya sampai ke Nubia Selatan dan Abessynia. Tetapi setelah pemerintahan Raja Pepi II, kerajaan Mesir dengan pusatnya Memphis semakin lemah dan musuh-musuh dari luar mendapat kesempatan untuk memecahbelah kerajaan Mesir menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Kerajaan Mesir Pertengahan (2160 – 1788 SM)

Pada masa pemerintahan Sesotris III dari Thebe, Mesir berhasil dipersatukan kembali. Ia berhasil membangun kembali kerajaan Mesir pada tahun 1880 SM dan meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Sudan dan Palestina. Firaun Sesotris II berhasil memerintah dengan baik. Perdagangan Mesir dengan daerah-daerah di sekitar Laut Merah berkembang dan bertambah ramai, sehingga kesejahteraan rakyat meningkat.

Kerajaan Mesir pertengahan semasa pemerintahan Firaun Amenemhet III mengalami kemajuan dalam bidang pertanian. Namun setelah Firaun Amenemhet III meninggal, Mesir mengalami kemunduran. Tahun 1750 SM Kerajaan Mesir pertengahan mengalami kehancuran karena serangan Bangsa Hyksos yang berhasil menduduki daerah timur Sungai Nil dan membangun pusat pemerintahan

93

di Awaris. Selain itu Bangsa Hyksos berhasil merebut daerah Mesir dan Palestina. Bangsa Hyksos peradabannya masih rendah dibandingkan dengan Bangsa Mesir, tetapi mereka mempunyai keahlian dalam berperang.

Kerajaan Mesir Baru (1500 - 1100 SM)

Dibawah pimpinan Firaun Ahmosis I dari kerajaan Thebe, Bangsa Hyksos berhasil diusir dan ibukota Awaris direbut kembali. Berdirilah Kerajaan Mesir Baru dengan Firaun Ahmosis I sebagai penguasa Mesir. Setelah meninggal ia digantikan Thutmosis I yang berhasil meluaskan wilayah kekuasaannya ke Asia Barat. Politik ekspansi ini diteruskan oleh penggantinya yang bernama Firaun Tuthmosis III (1500 – 1477 SM). Dibawah pemerintahannya Babylonia, Assyria, Cicilia, dan Cyprus tunduk dibawah kekuasaan Mesir. Setelah Tuthmosis III meninggal, maka Kerajaan Mesir Baru diperintah oleh :

1) Amenhotep II (1447 – 1420 SM) menggantikan Thutmosis III

2) Firaun Thutmosis IV, ia menjalin persahabatan dengan Firaun Mitanni dan Babylonia untuk mempertahankan wilayah Mesir yang luas.

3) Amenhotep IV, ia membawa kepercayaan yang bersifat monotheis sehingga ditentang oleh para pendeta agama Amon yang bersifat polytheis. Untuk menghindari pertentangan dia memindahkan ibukota dari Thebe ke Al Amarna. 4) Firaun Tuth-Ankh-Amon, pada masa pemerintahannya Mesir mengalami

kemunduran dan terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil

5) Firaun Haremheb, ia berhasil mempersatukan kembali kerajaan-kerajaan Mesir yang telah terpecah belah

6) Firaun Ramses II, ia memperluas Kerajaan Mesir hingga ke wilayah Palestina. Ia juga mengalahkan Bangsa Hittit yang mengacau di Asia Barat

7) Firaun Ramses III. Raja terakhir dari Kerajaan Mesir.

Setelah Firaun Ramses III wafat, kerajaan Mesir menjadi rebutan bangsa-bangsa lain. Secara bergantian Bangsa Lybia, Abbesynia, Assyria dan Persia berkuasa di Mesir. Mesir menjadi terkenal ketika Ptolomeus memerintah (332 – 300 SM) dengan seorang ratu bernama Cleopatra. Terakhir Mesir kemudian jatuh ke tangan kekuasaan Romawi.

Pengaruh Peradaban Mesir Kuno bagi Bangsa Indonesia.

Beberapa pengaruh peradaban Mesir terhadap kebudayaan dan kehidupan Bangsa Indonesia antara lain :

1) Tulisan Mesir Kuno berkembang keluar dan disederhanakan oleh Bangsa Funisia. Tulisan ini kemudian diajarkan kepada orang Yunani dan menyebar

94

ke Romawi. Setelah itu berkembang menjadi tulisan latin yang digunakan oleh Bangsa Indonesia

2) Upacara menghadirkan roh (misalnya jelangkung di Indonesia) dan hipnotis, pada mulanya berkembang di Mesir

3) Menurut teori difusi kebudayaan, teknologi bangunan-bangunan besar seperti

Dokumen terkait