• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zaman digunakannya alat-alat yang terbuat dari logam secara dominan dalam kehidupan masyarakat pra aksara setelah selama ribuan tahun menggunakan batu disebut zaman logam (Nana Supriatna , 2006:68). Alat-alat yang dibuatnya terdiri atas bermacam-macamukuran, jenis dan kehalusannya. Perlu ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Kepandaian mengolah logam ini diperoleh setelah mereka menerima pengaruh dari kebudayaan Dongson (Vietnam). Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue.

Cara Teknik Bivalve

Teknik Bivalve atau disebut teknik setangkup. Yaitu teknik pembuatan perunggu dengan cara menangkupkan 2 bagian batu kemudian diisi cairan logam.Inilah Kronologisnya : yaitu cetakan terdiri dari dua bagian dan biasanya terbuat dari batu, kemudian diikat dan ke dalam rongga cetakan itu dituangkan perunggu cair.

Setelah menunggu beberapa saat cetakan dingin dan membeku maka cetakan tersebut kemudian dilepas dan jadilah barang yang dicetak Teknik ini bisa dipakai berkali-kali. Dan teknik ini adalah teknik pembuatan perunggu yang paling mudah.

29 Perhatikan gambar berikut :

Teknik A Cire Perdue

Teknik A Cire Perdue disebut juga teknik cetak lilin. Teknik ini menggunakan lilin sebagai bahannya, sedangkan bahan dasarnya adalah tanah liat.

Benda yg dicetak terbuat dari lilin atau sejenisnya, kemudian dibungkus dengan tanah liat yang diberi lubang. Setelah itu dibakar maka lilin akan meleleh. Rongga bekas lilin tersebut diisi dengan cairan perunggu, sesudah dingin perunggu membeku dan tanah liat dibuang maka jadilah barang yang dicetak.

Peralatan dan teknologi

Zaman Logam dapat dibagi menjadi 3 jaman sebagai berikut : 1. Zaman Tembaga

Zaman Tembaga merupakan zaman paling awal dimana manusia sudah mengenal logam terutama yang terbuat dari tembaga. Di Indonesia sendiri tidak terpengaruh oleh jaman tembaga. Hal ini dikarenakan ketika nenek moyang datang ke Indonesia mereka sudah meninggalkan budaya tembaga. Selain itu juga di Indonesia tidak diketemukan hasil-hasil budaya yang berasal dari tembaga. Sehingga para Ahli berkesimpulan kalau negara Indonesia tidak terpengaruh atau tidak mengalami zaman tembaga dan yang terpengaruh zaman tembaga hanya negara di luar Indonesia, seperti Semenanjung Malaka (Malaysia), Muang Thai (Thailand), Vietnam serta Kamboja.

30 2. Zaman Perunggu

Disebut zaman perunggu karena pada zaman ini dihasilkan perlatan kehidupan yang dibuat dari perunggu. Peralatan kehidupan yang dibuat dari bahan perunggu ini meliputi:

Nekara

Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat upacara untuk mengundang hujan. Nekara terbesar ditemukan di Bali. Sekarang nekara tersebut disimpan di Pura Besakih. Nekara ini disebut “The Moon of Pejeng”.

Nekara Moko

Moko merupakan genderang kecil terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat upacara keagamaan atau sebagai mas kawin.

Kapak corong

Kapak corong disebut juga kapak sepatu. Kapak itu terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang bertangkai panjang, ada yang melengkung ke dalam, dan ada yang cekung di pangkalnya.

31 Candrasa

Kapak jenis ini ditemukan di Bandung,Jabar. Kapak ini menyerupai senjata namun tidak begitu kokoh dan kuat utk digunakan sbg alat perang/pertanian. Para ahli sejarah meyakini kapak perunggu ini digunakan utk keperluan upacara ritual.

Arca perunggu

Arca perunggu adalah arca yang terbuat dari perunggu. Bentuknya beraneka ragam seperti bentuk orang atau binatang.

Bejana perunggu

Bejana perunggu mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai. Pola hiasannya menggunakan hiasan anyaman dan huruf J. Di Indonesia bejana perunggu ditemukan oleh para ahli di daerah Madura dan Sumatra.

Bejana juga ditemukan di Pnom Penh (Kamboja), maka tidak dapat disanksikan lagi bahwa kebudayaan logam di Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan logam Asia yang berpusat di Dongson itu

Perhiasan

Bentuk perhiasan ini berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin dan kalung. Sebagian besar perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur.

c. Zaman Besi

Kebudayaan besi banyak menghasilkan benda berupa peralatan hidup dan senjata. Senjata-senjata yang dihasilkan pada zaman besi ini adalah tombak, mata panah, cangkul, sabit dan mata bajak. Benda peninggalan zaman besi ini diperkirakan cukup banyak, tetapi tidak banyak ditemukan, karena sifat benda ini

32

yang mudah berkarat. Banyaknya benda peninggalan sejarah di atas menunjukkan bahwa nenek moyang kita sebagai bangsa yang memiliki daya kreativitas tinggi.

Kehidupan Sosial Budaya

Pada zaman logam manusia di Indonesia hidup di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai. Mereka hidup dalam sistem kemasyarakatan yang telah teratur. Mereka tinggal di rumah panggung yang panjang dengan beberapa keluarga di dalamnya.

Hal ini dapat diketahui dari ragam hias pada nekara perunggu yang berhasil ditemukan. Bukti-bukti sisa tempat kediaman mereka di temukan di Sumatra, Jawa Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba, dan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

Tata susunan masyarakat pada zaman logam semakin kompleks, sejalan dengan kemajuan yang dicapai manusia pada saat itu pembuatan alat-alat dari logam mendorong adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian. Hal ini dikarenakan pembuatan alat-alat dari logam hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian khusus.

Perkembangan perkampungan dan pertanian meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepemilikan tanah. Perburuan masih dilakukan secara perorangan atau secara beramai-ramai dengan menggunakan tombak, panah, dan jerat.

Manusia Pendukung

Manusia pendukung kebudayaan perunggu di Indonesia adalah pendatang baru dari Asia Tanggara Daratan. Mereka merupakan penduduk Deutro Melayu (Melayu Muda) dengan membawa kebudayaan Dongson (Vietnam), yaitu kebudayaan perunggu Asia Tenggara. Deutro Melayu merupakan nenek moyang suku bangsa Jawa, Bali, Bugis, Madura, dan sebagainya.

C. Rangkuman

 Perkembangan hasil budaya masyarakat awal Indonesia dapat dikelompokkan dalam pembabakan zaman sebagai berikut: zaman paleolithikum, zaman mesolithikum, zaman megalithikum, dan zaman logam.

 Kebudayaan-kebudayaan yang mempengaruhi teknologi peralatan yang digunakan pada zaman paleolithikum adalah kebudayaan Pacitan dan kebudyaan Ngandong.  Manusia pendukung zaman batu tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan

makanan (hunting and food gathering) serta belum mengenal kepercayaan.

 Kebudayaan-kebudayaan yang mempengaruhi teknologi peralatan yang digunakan pada zaman Mesolithikum adalah Kebudayaan Tulang Sampung, Kebudayan Toala (Flake Culture) dan Kebudayaan Kapak Genggam Sumatra (Pebble Culture).

 Pada zaman batu muda terjadi perubahan besar dalam bidang sosial budaya yang disebut dengan Revolusi Neolitikum. Revolusi Neolitikum yaitu perubahan dari

33

mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing).

 Hasil-hasil kebudayaan jaman megalithikum adalah menhir, punden berundak, dolmen, kubur peti batu, sarkofagus, arca.

Terdapat dua teknik pengolahan logam, yaitu Cara Teknik Bivalve atau teknik dua setangkup dan Teknik A Cire Perdue atau teknik cetak tuang.

 Jaman Logam dapat dibagi menjadi 3 jaman, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, zaman besi

 Ketika mulai mengenal cara bercocok tanam dan mulai bertempat tingga secara menetap di suatu tempat, manusia juga mulai mengenal dan percaya terhadap adanya kekuataan gaib yang berada di luar kekuatan manusia, termasuk roh-roh nenek moyang. Oleh karena itu mereka membangun kepercayaan dan merasa perlu melakukan upacara-upacara untuk memohon keselamatan dan terhindar dari marabahaya. Sistem kepercayaan masyarakat yang berkembang pada masyarakat bercocok tanam dibedakan menjadi dua, yaitu animisme dan dinamisme.

D. Penguasaan kompetensi melalui tes pilihan jamak

Dokumen terkait