• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII STRATEGI PENGELOLAAN PENCEMARAN TAD 266 8.1 Pengurangan Beban Pencemaran

3) Masalah Kelembagaan

2.2 Pencemaran Perairan Pesisir

2.2.2 Jenis dan Sumber Pencemaran

Dilihat dari lokasi sumber, pencemaran pesisir dan laut itu bersumber dari daratan (land based pollution sources), lautan (marine based pollution sources) dan udara (atmospheric deposition). Pencemaran yang bersumber dari daratan, misalnya limbah cair dan sampah dari sungai-sungai, limbah air pendingin PLN (limbah panas), limbah rumah tangga, limbah organik dan non organik dan saluran pembuangan pabrik. Pencemaran yang bersumber dari laut, misalnya pembuangan limbah cair dari aktivitas transportasi laut (air ballast kapal), limbah produksi minyak, limbah pelabuhan, limbah kapal tanker, kapal penumpang, dan kecelakaan tumpahan minyak dan kebocoran pipa (Mukhtasor 2007).

Berdasarkan sebaran sumber masuknya limbah maka pencemaran dibagi menjadi point sources yaitu bila perairan tercemar oleh suatu sumber tertentu (suatu sumber yang jelas), misalnya dari saluran pembuangan pabrik. Secara umum pencemaran air kebanyakan berhubungan dengan bahan buangan yang berasal dari suatu tempat tertentu, misalnya dari pertanian maupun dari saluran limbah industri. Jenis buangan seperti ini yang dikenal sebagai point source discharges. Kebanyakan kasus kecelakaan, buangan yang tidak terkendali atau ilegal ternyata juga dari point sources. Konsentrasi bahan pencemaran yang masuk ke perairan cenderung tinggi, dan akan berkurang dengan bertambahnya

jarak dari sumber buangan. Pengaruh bahan pencemaran dari difusi sumber bisa juga menjadi masalah serius tetapi sering kurang cepat pengaruhnya dibandingkan yang dari point sources, seperti lokasi yang tidak berdekatan dengan daerah yang tidak tercemar (Abel 1989). Sebaliknya, bila sumber pencemarannya tidak berasal dari suatu tempat atau tidak terlokalisir secara jelas dikenal dengan non-point source. Bahan masukan pada waktu musim hujan merupakan contoh yang baik dari non-point source, oleh karena bahan-bahan beracun (toxic) maupun fertilisasi nutrient (pemupukan) mungkin akan terangkut hingga mencapai daerah pesisir. Sumber yang seperti ini jauh lebih sukar untuk dikelola, karena sumber tersebut sulit untuk dideterminasi secara geografis (Levinton 1995). Menurut Cronin (1975) dan Williams (1979) diacu dalam Supriharyono (2007), bahwa paling tidak ada 14 bahan atau sumber pencemar yang sering menyebabkan terjadinya pencemaran di lingkungan laut (Tabel 1).

Tabel 1 Bahan-bahan pencemar di lingkungan laut

Bahan Pencemar Sumber-sumber Pencemaran

Pathogen * Sampah dan limbah manusia (tinja)

Sedimen * Usaha pertanian

Sampah padat * Sampah domestik olahan dan bahan-bahan sisa industri

Panas * Pembangkit Tenaga Listrik

Air tawar * Sistem drainase yang kurang baik

Air asin * Limbah industri desalinisasi

Racun anorganik * Industri

Racun organik * Pestisida, seperti fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida, &

juga penambahan bahan-bahan organik termasuk hydrokarbon berhalogen, petroleum, & industri kimia

Petroleum * Kecelakaan laut, seperti kerusakan tanker atau kehilangan selama

transfer, kebocoran alam, kehilangan pada produksi lepas pantai,

kehilangan selama proses pemurnian (refining), dari run-off

ceceran oli bekas untuk automobile, & hidrokarbon yang tidak

terbakar selama pembakaran & lepas ke atmosfer melalui saluran

pipa pembuangan udara (combustion exhaust)

Unsur hara (pupuk) * Limbah domestik, pertanian, daerah urban

Unsur radioaktif * Pembangkit Tenaga Nuklir (PTN), industri penghasil &

pemrosesan kembali bahan bakar untuk PTN, seluruh aktivitas yang menggunakan uranium, aktivitas lainnya,seperti pembakaran batu bara, peristiwa alam, uji coba nuklir, draisnase dari pertambangan, kecelakaan

BOD * Semua yang memanfaatkan oksigen

Asam dan Basa * Industri

Bahan-bahan yang secara estetika tidak atau kurang nyaman

Williams (1979) diacu dalam Supriharyono (2007), mengelompokkan bahan pencemar menjadi tiga tipe, yaitu patogenik, estetika dan ekomorpik. Bahan pencemar yang bersifat patogen (pathogenic pollutants) adalah bahan pencemar yang menyebabkan penyakit pada manusia. Bahan pencemar yang berkaitan dengan nilai estetika (aesthetic pollutans), yaitu bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan yang tidak nyaman untuk indera mata, telinga atau hidung. Sedangkan bahan pencemar ekomorpik (ecomorphic pollutants) yaitu bahan pencemar yang menghasilkan perubahan sifat-sifat fisika- kimia lingkungan. Berdasarkan defenisinya maka pencemaran disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu yang berasal dari kegiatan pertanian, industri dan pertambangan, pemukiman dan transportasi. Akan tetapi kalau pencemaran dihubungkan dengan perubahan atau penurunan kualitas air maka pencemaran juga dapat terjadi karena proses alam seperti blooming, up welling, erosi dan sedimentasi.

Selain itu Mukhtasor (2007), menjelaskan bahwa dilihat dari substansi limbah sebagai suatu kesatuan sumber-sumber limbah yang mencemari pesisir dan laut dapat digolongkan seperti pada Tabel 2. Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran dapat dibagi atas bahan beracun (toxic substances) dan tidak beracun. Bahan beracun sendiri terbagi atas bahan organik, logam berat dan gas terlarut. Sedangkan bahan tidak beracun terdiri atas padatan tersuspensi dan sampah padat atau bahan organik. Bahan organik juga dapat dibagi atas yang mudah terurai dan tidak mudah terurai atau yang sering dikategorikan sebagai bahan organik beracun. Bahan organik yang mudah terurai biasanya merupakan limbah organik pemukiman. Bahan organik jenis ini terdiri dari bahan-bahan yang mengandung protein, karbohidrat, selulosa dan lemak. Masalah yang ditimbukan karena kehadiran bahan pencemaran seperti ini di perairan adalah penurunan kandungan oksigen, timbul gas-gas beracun serta bakteri patogen. Sedangkan bahan organik yang tidak mudah terurai terdiri atas organochlorine, organometallic, polycyclic aromathic HC , organophosphate, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada bahan organik yang sifatnya mudah terurai (degradable matter) serta yang tidak mudah terurai (non degradable matter) disini adalah komponen minyak (Abel 1989).

Tabel 2 Sumber-sumber pencemaran di lingkungan pesisir dan laut

Sumber-sumber Keterangan

a.Limbah rumah tangga Masuk ke perairan laut secara langsung dari outfall dipinggir pantai,

dari sungai yg bermuara di laut & aliran air hujan. Penanganan limbah ini lebih sulit utk dikendalikan krn sumbernya yg menyebar.

b.Limbah lumpur Tersusun oleh padatan yg terpisah dari limbah rumah tangga, sehingga

menimbulkan akibat yg hampir sama dgn limbah rumah tangga,namun seringkali mengandung logam berat dgn konsentrasi lbh tinggi.

c.Limbah industri Berasal dari bermacam-macam pabrik, termasuk industri makanan &

minuman, penyulingan minyak, perhiasan logam, baja/logam, kertas, organik dan anorganik

d.Limbah padat Limbah padat yg dibuang ke laut berupa sampah sisa makanan,

kertas,plastik,botol,kaleng,bhn rumah tangga yg sdh tdk digunakan

e.Limbah kapal Jumlah limbah dari kapal sebenarnya mempunyai porsi yg relatif

sedikit, namun mempunyai porsi yg jelas terhadap pencemaran di laut. Hal ini krn kegiatan operasional kapal menghslkan limbah yg langsung di buang ke laut, seperti pembuangan kotoran yg ada disaluran got

kapal,pembuangan air ballast, termasuk sampah dan limbah minyak

dari mesin kapal.

f.Limbah pertanian Dapat menimbulkan eutrofikasi krn akumulasi bhn organik spt sisa

tumbuhan yg membusuk. Akibat tdk langsung dari kegiatan peladangan berpindah dan penebangan hutan secara serampangan menimbulkan pencemaran berupa sedimentasi dan pendangkalan sungai krn terjadinya erosi. Kekeruhan karena sedimentasi dapat menyebabkan terganggunya penetrasi cahaya matahari, sehingga kegiatan fotosintesa plankton & orgnisme lain terhenti.

g.Pestisida Jenis-jenis bhn kimia yg digunakan utk memberantas hama. Pestisida yg

mengendap di permukaan tanah akan terbawa aliran air dan masuk ke sistem perairan. Pestisida dlm keadaan terlarut akan diambil organisma air & mengalami tranformasi kimiawi, biokonsentrasi serta ekskresi dan selanjutnya melalui rantai makanan.

h.Buangan dari pengerukan Pengerukan terutama utk kegiatan navigasi dan pelabuhan, merupakan

aktivitas manusia yg tersebar dlm melimpahkan bhn buangan kedlm laut. Kebanyakan bhn kerukan diambil dari daerah pelabuhan yg biasanya sudah tercemar oleh sampah-sampah pemukiman,bahan organik,sisa buangan industri termasuk logam dan minyak.

i.Limbah eksplorasi dan produksi minyak

Kegiatan operasi industri minyak lepas pantai mengakibatkan beban pencemaran yg serius pd lokasi tertentu,mulai dari pencemaran panas,kekeruhan akibat padatan terlarut, sampai dengan pencemaran bahan organik dan logam-logam berbahaya.

j.Tumpahan minyak Tumpahan minyak,sengaja maupun tidak sengaja, merupakan sumber

pencemaran yang sangat membahayakan. Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari kapal tanker yg mengalami tabrakan atau kandas, proses pencucian tanki ballast,transfer minyak antar kapal maupun kelalaian awak kapal.

k.Limbah radioaktif Sejak thn 1970, tidak ada lagi pembuangan limbah radioaktif ke laut.

Namun limbah yang sudah terbuang tersebut masih mengancam lingkungan.

l.Limbah panas Suhu tinggi di laut dapat menyebabkan peneluran dini,migrasi ikan

yang tidak alami,penurunan oksigen terlarut atau kematian binatang di laut. Air pendingin dan air buangan dari beberapa industri yang dibuang ke lingk.laut pada suhu yg tinggi daripada lingkungan laut sendiri. m.Sediman dari daratan

melalui aliran air hujan

Sedimen membawa bahan dari daratan yg hanyut oleh air sungai, dan sebagian besar mengendap dikawasan pesisir dan pantai. Limbah jenis ini berbahaya bagi kehidupan laut, karena kekeruhan yang ditimbulkan dpt menutupi insang atau elemen penyaring pada binatang yg makan dengan cara menyaring air (spt.kerang-kerangan).

n. Cat antifouling (pencegah

binatang penempel) dari kapal

Penggunaan cat anti organisme penempel ternyata telah menimbulkan pencemaran logam berat yg serius di laut. Cat ini dirancang utk terus menerus mengeluarkan racun utk membutuh organisme penempel didasar kapal. Termasuk tembaga (Cu), timbal (Pb), timah (Sn), zink(Zn) atau air raksa (Hg)

o.Tailing Merupakan limbah berbentuk lumpur hsl penggerusan/penghancuran

batuan tambang utk memisahkan emas atau logam berharga lainnya dari batuan. Pada tailing masih terdapat jenis logam berbahaya spt merkuri,arsenik,mangan yang secara alami terkandung pada batuannya.

p.Limbah perikanan Industri pengolahan hasil perikanan menghasilkan limbah baik padat

maupun cair, yg berpotensi merusak keseimbangan ekologi,terutama ekologi air sungai maupun laut.

Selain itu bahan pencemaran tidak beracun seperti padatan tersuspensi bersumber dari erosi dan pengerukan. Bahan jenis ini akan menimbulkan masalah seperti menghambat penetrasi matahari, adsorbsi elemen dan bahan organik, mengurangi gas oksigen terlarut serta dapat menyebabkan pendangkalan. Disamping itu, bahan pencemaran yang termasuk kelompok ini yang sangat mempengaruhi nilai keindahan lingkungan adalah sampah organik seperti kertas, plastik, daun dan kayu.