• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara umum daerah yang pasti menjadi kawasan rawan bencana secara periodik tidak disarankan sebagai lokasi pemukiman, dan diprioritas sebagai kawasan konservasi. Pengelolaan wilayah rawan tanah longsor mencakup pengendalian, penangulangan

diatas lereng dan pemotongan kaki lereng serta mengendalikan aliran permukaan pada lereng sehingga tidak terjadi erosi yang menimbulkan alur semakin dalam. Penanggulangan darurat/ sementara meliputi menutupi retakan, membuat pasangan Bronjong kaki longsoran, pemotongan lereng dibagian mahkota longsoran. Penanggulangan permanen yang dapat dilakukan antara lain mengurangi gaya-gaya yang menimbulkan gerakan dengan mengubah geometri lereng dan menambah gaya-gaya penahan gerakan dengan panambatan dan timbunan kaki lereng.

Strategi mitigasi yang perlu dilakukan adalah merekayasa bangunan untuk menahan kekuatan getaran, mentaati persyaratan dalam undang undang bangunan dan dorongan akan standar kualitas bangunan yang lebih tinggi, memperkuat struktur bangunan yang sudah ada yang diketahui rentan terhadap gerakan tanah, perencanaan lokasi untuk mengurangi kepadatan penduduk di perkotaan pada daerah rawan longsor/ kerentanan tanah terutama pada wilayah dengan kemiringan 40 % yang diketahui dapat mengakibatkan bahaya longsor dan stabilitasi lereng dengan reboisasi dengan tanaman keras.

Kabupaten Lombok Barat merupakan daerah yang berpotensi terhadap bahaya Tanah longsor atau gerakan tanah. Hal ini disebabkan karena di Kabupaten Lombok Barat banyak terdapat wilayah yang memiliki kemiringan lereng (slope) lebih dari 40% yaitu seluas 37.777 Ha, atau menempati 22,72% dari total wilayah kabupaten Lombok Barat. Hal ini juga ditunjang oleh sejumlah lahan kritis yang ada yang berjumlah 40.776,02 Ha atau menempati 24,53% dari total wilayah yang ada.

Potensi gerakan tanah di kabupaten Lombok Barat adalah : a. Kecamatan Sekotong

Di kecamatan Sekotong terdapat 10 (sepuluh) lokasi yang diwaspadai terhadap bahaya tanah longsor, yaitu di dusun Pengawisan, Gili Genting dan Gawah Pudak (desa Sekotong Barat), dusun Kelep, Serero dan Empol (desa Sekotong Tengah), dusun Ketapang (desa Batu Putih), dusun Selindungan, Tibu Samut (desa Pelangan), dusun Blongas (desa Buwun Mas).

Kondisi topografi di daerah yang berpotensi terjadinya tanah longsor umumnya berada di perbukitan atau lereng bukit dengan kemiringan lereng yang lebih dari 450.

Atau di daerah datar karena kondisi tertentu akibat perbuatan alam atau perbuatan manusia.

Batuan penyusun berupa batuan-batuan yang umumnya tua, terdiri dari formasi Penggulung, Formasi Ekas, Formasi Kawangan dan batuan intrusi batuan beku. Kondisi fisik telah mengalami pelapukan lipatan serta pengkekaran cukup intensif. b. Kecamatan Lembar

Di kecamatan Lembar terdapat 3 (tiga) lokasi yang diwaspadai terhadap bahaya tanah longsor, yaitu : dusun Batu Mas (desa Mareje), dusun puyahan dan Padak (desa Lembar).

Kondisi topografi di daerah yang berpotensi terjadinya tanah longsor umumnya berada di perbukitan atau lereng bukit dan tebing sungai dengan kemiringn lereng yang lebih dari 700.

Batuan penyusun berupa Formasi Kawangan, Formasi Pengulung, Aluvium dan batuan terobosan yang telah mengalami pelapukan perlipatan dan pengekaran yang cukup intensif.

c. Kecamatan Gerung

Secara umum wilayah kecamatan Gerung relatif aman terhadap gerakan tanah/ tanah longsor karena sebagian besar wilayah tersebut berupa dataran dan stabil.

Batuan penyusun berupa Formasi Lokopiko, Formasi Babak dan Aluvium, perlipatan dan pengkekaran terjadi pada Formasi Lokopiko dengan pelapukan yang sangat intensif.

Kondisi topgrafi di daerah yang telah terjadi bencana alam tanah longsor berada di daerah dataran yang kurang stabil dan di daerah bantaran sungai dodokan.

d. Kecamatan Kuripan

Kondisi wilayah kecamatan Kuripan termasuk wilayah yang stabil, hanya di beberapa tempat seperti sepanjang tepi sungai Babak yang kondisinya kurang stabil. Hal ini disebabkan dibeberapa tempat seperti desa Jagaraga I nduk banyak terdapat

penambangan pasir bangunan yang mengambil lokasi di areal persawahan dimana penambangan dilakukan tidak mengikuti cara penambangan yang baik dan benar. Batuan penyusun berupa Formasi Kali Babak dan sedikit Formasi Kalipalung yang telah mengalami perlipatan, pelapukan yang sangat intensif.

e. Kecamatan Kediri

Kondisi wilayah kecamatan Kediri termasuk wilayah yang stabil, hanya di beberapa tempat seperti sepanjang tepi sungai Babak di beberapa tempat seperti desa Gelogor, Banyumulk dan Rumak yang kondisinya kurang stabil . Hal ini disebabkan disepanjang tepi sungai Babak banyak dilakukan penambangan pasir bangunan yang cara penambangannya tidak dilakukan dengan cara yang baik dan benar.

Batuan penyusun berupa Formasi Kali Babak dan sedikit Formasi Kalipalung yang telah mengalami perlipatan pelapukan yang sangat intensif.

f. Kecamatan Labuapi

Di kecamatan Labuapi terdapat 4 (empat) lokasi yang diwaspadai terhadap bahaya tanah longsor, yaitu : berada di dusun Kebon Kongok desa Suka Makmur, dusun Bongor dan dusun Peseng desa Kebon Ayu serta dusun Mesanggok desa Gapuk. Kondisi topografi di 4 (empat) lokasi yang berpotensi terjadinya tanah longsor umumnya berada di perbukitan atau lereng bukit dengan kemiringan lereng yang lebih dari 450. Batuan penyusun berupa Formasi Kawangan Kali Babak dan Aluvium. g. Kecamatan Narmada

Di kecamatan Narmada terdapat 4 (empat) lokasi yang telah terjadi tanah longsor,yaitu yang berada di dusun Darmasaba Dasan, Gondang Desa Keru, dusun Selen Aik dan Gunung Jae desa Sedau, sedangkan yang perlu diwaspadai terhadap bahaya akan tanah longsor adalah di dusun Majeti Tengak desa Kramajaya.

Kondisi topografi di daerah yang berpotensi terjadinya tanah longsor umumnya berada di perbukitan atau lereng bukit dengan kemiringan lereng yang lebih dari 450. Atau di daerah datar berupa tebing sungai yang kondisi batuannya berupa pasir lepas.

Batuan penyusunnya sebagian besar termasuk Formasi Lokopiko dan Unconsolidated Volcanic Rock hasil dari endapan gunung Rinjani.

h. Kecamatan Lingsar

Di kecamatan Lingsar terdapat 2 (dua) lokasi yang telah terjadi tanah longsor, yaitu di dusun Karang Bayan Barat dan Karang Bayan Timur, sedangkan yang perlu diwaspadai berada di dusun Longseran Barat dan Longseran Timur desa Langko. Kondisi topografi di daerah yang berpotensi terjadinya tanah longsor umumnya berada di perbukitan atau lereng bukit dengan kemiringan lereng yang lebih dari 450 atau di daerah datar berupa tebing sungai yang kondisi batuannya berupa pasir lepas. Batuan penyusunnya sebagian besar termasuk Formasi Babak, Formasi Lokopiko dan Unconsolidated Volcanic Rock hasil endapan gunung Rinjani.

i. Kecamatan Gunungsari

Di kecamatan Gunungsari terdapat 6 (enam) lokasi yang telah terjadi tanah longsor, yaitu di dusun Eratmate dan Gelangsar desa Mekarsari, dusun Midang dan Dasan Medang desa Midang sepanjang bantaran sungai Midang. Dusun Kapek Bawak desa Gunungsarisepanjang bantaran sungai Meninting, sedangkan satu perlu diwaspadai berada di dusun Loan, desa Guntur Macan.

Kondisi topografi di daerah yang berpotensi terjadinya tanah longsor umumnya berada di bantaran sungai atau perbukitan atau lereng bukit dengan kemiringan lereng yang lebih dari 450. Batuan penyusunnya sebagian besar termasuk Formasi Lokopiko dan Formasi Babak.

j. Kecamatan Batulayar

Di kecamatan Batulayar terdapat 2 (dua) lokasi yang telah terjadi tanah longsor, yaitu di dusun Sandik Bawak desa Sandik,sedangkan yang perlu diwaspadai berada di dusun Senggigi desa Senggigi.

Kondisi topografi di daerah yang berpotensi terjadinya tanah longsor umumnya berada di perbukitan atau lereng bukit dengan kemiringan lereng yang lebih dari 600. Sedangkan yang berpotensi terjadinya tanah longsor adalah daerah tepi pantai.

GAMBAR

Dokumen terkait